MAKALAH
diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah :Keperawatan Medikal Bedah 1
Disusun Oleh :
BANDUNG
2019
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Hemoroid atau Embeien atau Wasir adalah pembengkakan dan
peradangan pembuluh vena pada anus (A. Yudahandaya, 2017).
Hemoroid adalah pembesaran vena (varises) dari pleksus venosis
hemoroidalis yang di ketemukan pada anal kanal (Diono, 2013).
Hemoroid atau ”wasir (ambeien)” merupakan vena varikosa pada
kanalis ani. Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan oleh
gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Hemoroid sering dijumpai
dan terjadi pada sekitar 35% penduduk berusia lebih dari 25 tahun.
Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, namun dapat menimbulkan
perasaan yang sangat tidak nyaman (Price dan Wilson, 2006).
C. Etiologi
Penyebab dari hemoroid dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Peningkatan tekanan intra-abdomen. Misalnya kegemukan, kehamilan
konstipasi.
2. Konstipasi yang menahun yang tanpa pengobatan
3. Terlalu banyak duduk
4. Pembesaran Prostat
5. Mengejan saat BAB
6. Hipertensi portal
7. Komplikasi dari penyakit cirhosis hepatis
D. Klasifikasi
1. Hemoroid internal
Adalah pelebaran plexus hemoroidalis superior. Diatas garis
mukokutan dan ditutupi oleh mukosa diatas sfingter ani. Hemoroid
internal dikelompokkan dalam 4 derajat :
a. Derajat I
Hemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa rasa nyeri
sewaktu defekasi. Tidak terdapat prolap dan pada pemeriksaan terlihat
menonjol dalam lumen.
b. Derajat II
Hemoroid menonjol melalui kanal analis pada saat mengejan ringan
tetapi dapat masuk kembali secara spontan.
c. Derajat III
Hemoroid akan menonjol saat mengejan dan harus didorong kembali
sesudah defekasi.
d. Derajat IV
Hemoroid menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat didorong
masuk kembali.
2. Hemoroid Eksternal
Adalah hemoroid yang menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat
didorong masuk. Ciri ciri hemoroid eksternal adalah nyeri sekali akibat
peradangan, edema akibat trombosis dan nyeri yang semakin
bertambah. Hemoroid eksternal dikelompokkan dalam 2 kategori
yaitu:
a. Akut
Bentuk hemoroid akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada
pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma. Walaupun disebut
sebagai hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini sering sangat
nyeri dan gatal karena ujung-ujung saraf pada kulit merupakan
reseptor nyeri.
b. Kronik
Bentuk hemoroid eksterna kronik adalah satu atau lebih lipatan kulit
anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh
darah.
E. Patofisiologi
Faktor penyebab hemoroid adalah mengedan saat defekasi,
konstipasi menahun, kehamilan dan obesitas. Keempat hal diatas
menyebabkan peningkatan tekanan intra abdominal lalu di transmisikan ke
daerah anorektal dan elevasi yang tekanannya berulang-ulang
mengakibatkan vena hemoroidalis mengalami prolaps. Hasil di atas
menimbulkan gejala gatal atau priritus anus akibat iritasi hemoroid dengan
feses, akibat tekanan yang terlalu kuat dan feses yang keras menimbulkan
perdarahan, dan ada udema dan peradangan akibat infeksi yang terjadi saat
ada luka akibat perdarahan.
F. Manifestasi Klinis
a. Perdarahan
Umumnya merupakan tanda pertama hemoroid interna trauma oleh
feces yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak
bercampur dengan feces. Walaupun berasal dari vena, darah yang
keluar berwarna merah segar karena kaya akan zat asam, jumlahnya
bervariasi.
b. Nyeri
Nyeri yang hebat jarang sekali ada hubungannya dengan hemoroid
interna dan hanya timbul pada hemoroid eksterna yang mengalami
trombosis dan radang.
c. Anemia dapat terjadi karena perdarahan hemoroid yang berulang.
d. Jika hemoroid bertambah besar dapat terjadi prolap awalnya dapat
tereduksi spontan. Pada tahap lanjut pasien harus memasukkan sendiri
setelah defekasi dan akhirnya sampai pada suatu keadaan dimana tidak
dapat dimasukkan.
e. Keluarnya mucus dan terdapatnya feces pada pakaian dalam merupakan
ciri hemoroid yang mengalami prolap menetap.
f. Rasa gatal karena iritasi perianal dikenal sehingga pruritis anus
rangsangan mucus.
G. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan hemoroid pada umumnya meliputi
1. modifikasi gaya hidup,
2. perbaikan pola makan dan minum dan perbaikan cara defekasi.
3. Diet seperti minum 30–40 ml/kgBB/hari dan makanan tinggi serat 20-
30 g/hari.
4. Perbaikan pola defekasi dapat dilakukan dengan berubah ke jongkok
pada saat defekasi.
5. Penanganan lain seperti melakukan warm sits baths dengan merendam
area rektal pada air hangat selama 10- 15 menit 2-3 kali sehari.
Penatalaksanaan farmakologi untuk hemoroid adalah:
1. Obat-obatan yang dapat memperbaiki defekasi. Serat bersifat
laksatif memperbesar volume tinja dan meningkatkan peristaltik.
2. Obat simptomatik yang mengurangi keluhan rasa gatal dan nyeri.
Bentuk suppositoria untuk hemoroid interna dan ointment untuk
hemoroid eksterna.
3. Obat untuk menghentikan perdarahan campuran diosmin dan
hesperidin.
4. Obat analgesik dan pelembut tinja mungkin bermanfaat. Terapi
topikal dengan nifedipine dan krim lidokain lebih efektif untuk
menghilangkan rasa sakit daripada lidokain (Xylocaine).
5. Pada pasien hemoroideksternal berat, pengobatan dengan eksisi
atau insisi dan evakuasi dari trombus dalam waktu 72 jam dari
onset gejala lebih efektif daripada pengobatan konservatif.
Penatalaksanaan invasif dilakukan bila manajemen konservatif
mengalami kegagalan, antara lain:
1. Rubber band ligation merupakan prosedur dengan
menempatkan karet pengikat di sekitar jaringan hemoroid
interna sehingga mengurangi aliran darah ke jaringan tersebut
menyebabkan hemoroid nekrosis, degenerasi, dan ablasi.
2. Laser, inframerah, atau koagulasi bipolar menggunakan laser
atau sinar inframerah atau panas untuk menghancurkan
hemoroid interna.
3. Penatalaksanaan bedah dengan tindakan hemoroidektomi.
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Inspeksi
Kemungkinan tidak ditemukan apa – apa, mungkin terlihat benjolan
hemoroid internal atau eksternal yang prolaps.
2. Pemeriksaan Rektal secara Langsung
Mengetahui adalah bunyi pada sfingter internal dan biasanya pada laki
– laki muda terdapat bunyi yang cepat.
3. Colok Dubur
Tidak ditemukan benjolan kecuali sudah terjadi trombus, pemeriksaan
ini harus dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan atau penyakit
lain,
4. Anascopy
Pemeriksaan untuk mengetahui adakah terjadi pergeseran pada organ
dalam dibaian bawah yang menyebabkan hemoroid.
5. Sigmordscopy dan Barium enema
Pemeriksaan pada usus atau kolon sigmoid untuk mengetahui adakah
kanker atau inflamasi. Pemeriksaan ini penting terutama pada klien
umur lebih dari 40 tahun.
6. Prokpascopy
Pemeriksaan untuk melihat lokasi hemoroid internal yang ada pada
tiga tempat utama
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
I. Biodata
A. Identitas klien
1. Nama klien : Tn. T
2. Usia/tgl lahir : 53 tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Agama/keyakinan : islam
5. Suku/bangsa : Indonesia
6. Status pernikahan : Menikah
7. Pekerjaan : Wiraswasta
8. No RM : 12190207
9. Tanggal masuk RS : 04 Desember 2019
10. Tanggal pengkajian : 04 Desember 2019
11. Rencana therapy :
B. Penanggung jawab
1. Nama : Ny. K
2. Usia : 50 Tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Pekerjaan : IRT
5. Hubungan dengan klien : Istri
II. Riwayat kesehatan masa kini
1. Alasan kunjungan/keluhan utama: Klien mengatakan BAB
berdarah disertai adanya benjolan di anus.
2. Faktor pencetus
(√ ) bertahap
( ) mendadak
3. Lama nya keluhan : 1 Minggu
4. Timbul keluhan : Nyeri pada anus
5. Faktor yang memperberat : Ketika mengejan saat BAB
6. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Sendiri: Jika nyeri klien menyesuaikan posisi senyaman mungkin
dengan tidur miring tanpa menekan daerah yang nyeri.
Dibantu orang lain: -
7. Diagnosa medik
a. Hemoroid, tanggal 04 Desember 2019
b. Hemoroid internal, tanggal 06 Desember 2019
c. Hemoroid internal grade 3, tanggal 09 Desember 2019
III.
A. Riwayat kesehatan sekarang
P : Klien mengatakan Nyeri
Q : Nyeri di rasakan seperti di tusuk-tusuk
R : Nyeri dirasakan pada daerah sekitar anus
S : Nyeri yang di rasakan klien dengan skala
6-7
T : Nyeri bertambah jika klien ad keinginan
untuk BAB
: laki-laki : perkawinan
: perempuan : keturunan
: meninggal : pasien
D. Aktivitas sehari-hari
NO. Pola Aktivitas Dirumah Di rumah Sakit
1. Pola Nutrisi :
- Makan - 3* sehari, porsi - 3* sehari,
- Minum sedang habis hanya ½ porsi
- 7-8 gelas/hari
2. Eliminasi :
- BAB - 2* Sehari - Setelah ops
dengan klien belum
konsistensi pernah BAB
padat - Setelah ops
- BAK sampai saat
pengkajian
- 3* sehari warna Klien baru 1*
kuning jernih BAK dengan
warna kuning.
3. Istirahat :
- Tidur Siang - 3-2 jam Sehari - 2-3 jam sehari
- 6-7 jam sehari
- Tidur - 7-8 jam sehari
Malam
4. Personal Hygiene :
- Mandi - 2* sehari - 1* sehari,
hanya di lap
Riwayat spiritual
1. Ketaatan klien beribadah: sebelum masuk RS klien rajin beribadah,
setelah masuk RS klien hanya beribadah dengan berdoa
2. Dukungan kelurga klien: keluarga ikut serta mendoakan kesembuhan
klien
3. Riwayat yang biasa dijalankan klien: melaksanakan sholat 5 waktu
Pemeriksaan fisik
A. Keadaan umum pasien
1. Tanda-tanda distress : merintih
2. Penampilan dihubungkan dengan usia : lemas/lemah
3. Ekspresi wajah : takut
Bicara : lancar
Mood : buruk (karena takut akan
penyakitnya)
B. Tanda – tanda vital
1. Suhu : 36,5 0 C
2. Nadi : 95 x / menit
3. Pernafasan: 24 x / menit
4. Tekanan darah: 140/90 mmHg
C. Sistem pernafasan
1. Hidung (simetris) : simetris
Pernafasan cupping hidung : tidak ada
Secret : produktif
Polip : tidak ada
Epitakis : tidak ada
2. Leher : simetris
Pembesaran kelenjar : tidak membengkak
Tumor : tidak ada
3. Dada
Bentuk dada : simetris
Perbandingan ukuran anterior poterior dengan tranversal
Gerakan dada kiri kanan apakah terdapat reaksi
Otot bantu pernafasan : tidak ada
Suara nafas : vesikuler
Vokal premitus : normal
Ronchi : tidak ada
Wheezing : tidak ada
Stridor rales clubing finger
D. Sitem kardiovaskuler
1. Konjungtiva (anemis/tidak) : anemis
Bibir (pucat/cyanosis) : cyanosis
Arteri (kuat/lemah) : kuat
Tekanan vena juga laris (meningkat/tidak) : tidak
2. Ukuran jantung (normal/membesar) : normal
Letak cordis/apeks :
3. Suara jantung : S1, S2
S1 : lub
S2 : dub
Bising aorta : tidak ada
Mur-mur : tidak ada
Gallok : tidak ada
E. Sistem pencernaan
1. Sklera (ikterus/tidak) : tidak ikterus
Bibir (lembah/kering/pecah-pecah) : kering
Labio skisis : tidak ada
2. Mulut stomatis : tidak ada
Plato skizis : tidak ada
Jumlah gigi :
3. Gaster kembung : tidak
Nyeri : nyeri tekan di kuadran bawah
Gerakan :
4. Abdomen :
Hati (terba/tidak) :
Ginjal :
Feses :
5. Anus (lecet/tidak) :
Haemorroid :
F. Sistem indra
1. Mata
Kelopak mata: normal bulu mata: lurus Alis: tebal
Visus (gunakan snellen chard) ........
Lapang pandang: normal
2. Hidung
Penciuman: normal perih dihidung: tidak ada trauma: tidak
ada mimisan: tidak ada
Secret yang menghalangi penciuman: tidak ada
3. Telinga
4. Keadaan daun telingan: simetris kanal uaditorius: bersih ..........
serumen ..........fungsi pangeran ..........membrane tympani ..........
G. Sistem syaraf
1. Fungsi cerebal
a. Status mental orientasi :
Daya ingat :
Perhatian dan perhitungan :
Bahasa :
b. Kesadaran
Eyes :
Motorik :
Verbal :
c. Bicara
Ekspresive :
Resipitive :
2. Fungsi cranial
a. Nervus I :
b. Nervus II : virus, .......... lapang pandang .........
c. Nervus III, IV, VI : gerak bola mata, ......... pupil
Isokhor/anisokhor ........
d. Nervus V : sensorik ......... motorik .........
e. Nervus VII : sensorik ......... otonom .........
f. Nervus VIII : pendengaran ......... keseimbangan
g. Nervus IX : .........
h. Nervus X : gerakan uvula ......... rangsangan .........
muntah/menelan .........
i. Nervus XI : sternocledomatoideus ......... trapexius .........
j. Nervus XII : gerakan lidah .........
3. Fungsi motorik :
Massa otot :
Tonus otot :
Kekuatan otot :
4. Fungsi sensorik :
Suhu :
Nyeri :
Getaran :
Posisi :
5. Fungsi cerebellum
Koordinasi :
Keseimbangan :
6. Reflek
Bisep :
Trisep :
Patella :
Babinski :
7. Tritasi meningen
Kaku kuduk :
Lasaque :
Sign :
Brudzinki sign :
DS :
DO :
2. Perumusan masalah :
5. Evaluasi