Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Tn. J DENGAN POST OP CRANIOTOMY E.C ICH


DI RUANG ICU RSUD BANTEN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Profesi Ners


Stase Keperawatan Gawat Darurat

Oleh:
Sonny Syafrida
NIM. 211030230186

Dosen Pembimbing :
Ns. Lukman Handoyo, M.Kep

PROGRAM PROFESI NERS KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA DHARMA HUSADA
TANGERANG SELATAN
2021
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA DHARMA HUSADA
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
DI ICU

Nama Mahasiswa : Sonny Syafrida


NIM : 211030230186
Hari/Tanggal : Selasa, 23 November 2021
Tempat Praktek : Ruang ICU – RSUD Banten

I. Identitas diri Klien


Nama : Tn. J
Tanggal masuk RS : 22 November 2021 Jam 01.16
Tempat/ tgl Lahir : 17 Mei 1950
Sumber Informasi : Keluarga Pasien
Umur : 71 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Keluarga terdekat yang
dapat segera dihubungi : Anak
Alamat : Kp. Mayabon, Kel. Banjarsari, kec. Cipocok Jaya, Kab.
Serang
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Suku : Jawa
Pekerjaan : Tidak Bekerja

II. Pengkajian Primer


A (Airway) :
Pasien dengan post op craniotomy terpasang ventilator sebagai penunjang alat
pernafasan serta juga terpasang ETT, OPA.

B (Breathing) :
Terpasang ventilator. Suara nafas ronchi. Frekuensi napas 26 x/menit. Pernafasan
pasien dengan post op craniotomy tidak teratur dan kedalamannya juga tidak
teratur.

C (Circulation) :
Nadi teraba. Frekuensi nadi 85 x/menit. Tekanan Darah 145/82 mmHg dengan
topangan N-Epineprine 0,1mcg/kgbb/menit. Suhu: 36.8C. Akral teraba hangat.
CRT < 2 detik. Turgor kulit elastis.

D (Disability) :
Kesadaran : Dalam Pengaruh Obat ( DPO)
GCS : Tidak dapat dikaji
Pupil : Isokor
Reflek cahaya: Refleks Fisioligis

E (Eksposure) :
Terdapat luka post op craniotomy, ukuran luka ( 10 cm ), warna luka kemerahan.
III. Status Kesehatan Saat ini
1. Keluhan Utama
Pasien post operasi craniotomy (POD I), terpasang ventilator dan di
berikan therapy sedasi (Midazolam 1mg/jam), saat ini kondisi pasien
tidak sadar.
2. Faktor pencetus
Pasien datang ke IGD dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 4 jam SMRS.
Pasien mendadak terjatuh saat se sedang di kamar mandi.
3. Lama keluhan : -
4. Timbulnya keluhan
 Mendadak
5. Faktor yang memberatkan
 Pasien mempunyai riwayat HT dan tidak rutin minum obat
 Pasien mempunyai riwayat DM dan tidak rutin minum obat
 Pasien semasa sebelum sakit masih sering merokok
6. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
 Sendiri : -
 Orang lain : semasa pasien sebelum sakit, keluarga sering
mengingatkan untuk tidak melakukan hal yang memperberat
penyakitnya, contohnya melarang merokok.
7. Diagnosa medik :
a. Penurunan Kesadaran ec SH tanggal 22 November 2021
b. Post Op Craniotomy ec ICH tanggal 23 November 2021

IV. Riwayat Kesehatan Yang Lalu


Pasien mempunyai Riwayat Hipertensi dan DM tetapi tidak rutin minum obat.

V. Riwayat Keluarga

Genogram
Keterangan :

: Sudah meninggal : Tinggal Serumah

: Pasien

: laki-laki normal

: perempuan normal

VI. Aspek Psikososial


1. Pola pikir dan persepsi
a. Alat bantu yang digunakan : ( ) kacamata
( ) alat bantu pendengaran
b. Kesulitan yang dialami : Tidak dapat di kaji
( ) sering pusing
( ) menurunnya sensitifitas terhadap sakit
( ) menurunnya sensitifitas terhadap panas/ dingin
( ) membaca/ menulis
2. Persepsi diri
Hal yang sangat dipikirkan saat ini : Tidak dapat di kaji
Harapan setelah menjalani perawatan : Tidak dapat di kaji
Perubahan yang dirasa setelah sakit : Tidak dapat di kaji
3. Hubungan/komunikasi
a. Bicara : Tidak dapat di kaji
( ) Jelas
( ) Relevan
( ) Mampu mengekspresikan
( ) mampu mengerti orang lain
b. Tempat tinggal
( ) sendiri
( √) bersama orang lain, yaitu Anak, menantu dan cucu.
4. Kebiasaan seksual
a. Gangguan hubungan seksual disebabkan kondisi
sebagai berikut : ( ) Fertilisasi ( ) menstruasi
( ) libido ( ) kehamilan
( ) ereksi ( ) alat kontrasepsi
b. Pemahaman terhadap fungsi seksual : Tidak dapat di kaji
5. Pertahanan koping
a. Pengambilan keputusan : Tidak dapat dikaji
( ) sendiri
( ) dibuat orang lain : sebutkan
b. Yang ingin dirubah dari kehidupan : Tidak dapat dikaji
c. Yang dilakukan jika stress : Tidak dapat dikaji
( ) makanan
( ) tidur
( ) makan obat
( ) cari pertolongan
( ) lain-lain (missal marah, diam, dll) sebutkan …………………………….
d. Apa yang dilakukan perawat agar anda aman dan nyaman : Tidak dapat dikaji
6. Sistem Nilai-kepercayaan
a. Siapa atau apa sumber kekuatan : Tidak dapat dikaji
b. Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk anda : Tidak dapat dikaji
c. Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam dan
frekuensi), sebutkan : Tidak dapat dikaji
d. Kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan di RS,
sebutkan: Tidak dapat dikaji
7. Tingkat perkembangan : Tidak dapat dikaji

VII. Pengkajian Fisik


1. Kepala dan leher :
a. Bentuk : Simetris, terdapat bekas operasi craniotomy
b. Kulit kepala : tedapat luka operasi craniomtomy tertutup verban, ukuran (5 cm)
c. Posisi trachea : dalam keadaan simetris
d. Thyroid : tidak ada benjolan
e. Denyut nadi karotis : teraba dan tidak menonjol
2. Mata :
a. Kelengkapan mata : Simetris kiri dan kanan
b. Palpebral : Normal dan simetris
c. Konjungtiva dan Sklera : Konjungtiva anemis, Sklera normal
3. Hidung :
a. Tulang hidung dan posisi septum nasal : Simetris
b. Lubang hidung : Simetris dan bersih
4. Mulut dan tenggorokan:
a. Keadaan bibir : Mukosa bibir lembab
b. Keadaan gusi dan gigi : Ada gigi berlubang pada gigi geraham, gigi terlihat
kurang bersih
5. Pernafasan:
Pasien terpasang ventilator dengan Mode : Volume SIMV
Pemeriksaan paru :
a. Inspeksi thoraks : tidak ada kelainan pada thoraks
b. Palpasi getaran suara : teraba getaran yang sama
c. Perkusi : resonan
d. Auskultasi : tidak ada suara nafas tambahan
e. RR : 26x/menit
f. SpO2 ; 100%
6. Sirkulasi:
TD : 145/82 mmHg dengan topangan N-Epineprine 0,1mcg/kgbb/menit.
Nadi : 85 x/menit
Suhu : 36.8oC
Akral : Teraba hangat
CRT : < 2 detik
Turgor kulit elastis
Pemeriksaan Kardiovaskuler :
a. Inspeksi: Pergerakan jantung normal
b. Palpasi : Tidak ada pembengkakkan
c. Perkusi : Suara jantung redup
d. Auskultasi : Bunyi jantung normal (Lup Dup)
7. Nutrisi:
a. Frekuensi makan/hari : 8x/hari
b. Nafsu makan : Tidak dapat dikaji
c. Alergi : Tidak dapat dikaji
d. Masalah makan dan minum : Makan dan minum pasien melalui selang NGT
8. Eliminasi
a. Urin:
- Pola BAK : tidak menentu. Terpasang kateter
- Karakter urine :berwarna kuning pekat
- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak dapat dikaji
- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih: klien tidak ditemukan adanya riwayat
penyakit ginjal atau kandung kemih
- Penggunaan diuretik : tidak ada
b. Fecal:
- Pola BAB : pasien BAB dalam sehari ada sekali
- Karakter feses :lunak danberwarnakuning
- Riwayat perdarahan : tidak ada riwayat perdarahan
- Diare : tidak ada mengalami diare
- Penggunaan laksatif : tidak ada menggunakan laksatif
9. Reproduksi: Tidak dapat dikaji
10. Neurologis (GCS) : Tidak dapat dikaji
Kesadaran : Dalam Pengaruh Obat (DPO)
11. Muskuloskeletal:
a. Ekstremitas Atas :Simetris kiri dan kanan, pasien tidak dapat menggerakan
tangannya
b. Ekstremitas Bawah : Ekstremitas bawah simetris, pasien tidak dapat menggerakan
kakinya
12. Data Laboratorium:
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukam
Hematologi
Hemoglobin 12.0 11.7-15.5
Leukosit 14.3 3.6-11.0
Hematokrit 36 35-47
Trombosit 246 150-440
Eritrosit 4.66 3.8-5.2
Fungsi Ginjal
Ureum 40 15-40
Kreatinin 1.1 0.45-0.75
Elektrolit
Natrium 132 135-147
Kalium 5.2 3.5-5.0
Chlorida 101 95-105
Analisa Gas Darah
Temprature 36.8
FIO2 99
Ph AGD 7.571 7.35-7.45
Pco2 AGD 24.3 35-45
Po2 AGD 98.5 83-108
SO% AGD 98.6 95-98
HCO3 AGD 22.5 21-26.9
BEb AGD 2.4 -3-3
TCO2 23 23-27
AaDO2 547.1 50-100
Karbohidrat
Glukossa Darah 278 <200
Rapid Test Antigen Sar CoV2
Sars-CoV2 Antigen Negatif Negatif

13. Pengobatan:
Nama Obat Dosis
Cefadzoline IV 3x2 gr
Phenitoin IV 3x100 mg
As. Tranexamat IV 3x500 mg
Vit K IV 3x2 mg
Omephrazole IV 2x40 mg
Ondansentron IV 2x4 mg
Citicoline IV 2x500 mg
Ketorolac IV 3x30 mg
Paracetamol IV 3x1 gr
Mannitol IV 4x125 ml
Amlodipine P.O 1x10 mg
Captropil P.O 3x25 mg
IVFD Asering 1500 ml/ 24 jam
Midazolam IV 1 mg/jam
Norephineprine IV 0,1 mcg/kgbb/menit

14. Pemeriksaan CT Scan Brain


ANALISA DATA

No Tgl/jam Data Penunjang Masalah Etiologi


1 24 DS: - Resiko Perfusi Serebral Aneurisma Serebri
November Tidak Efektif
2021 DO:
- Pasien mengalami penurunan
kesadaran
- Terdapat luka post op
craniotomy di kepala, ukuran 10
cm
- Pasien mengalami penurunan
kesadaran
- TTV:
TD : 160/80 mmHg
Nadi : 85 x/menit
Suhu : 36.8
RR : 26 x/menit

2 24 DS: - Pola napas tidak efektif Depresi pusat


November pernapasan
2021 DO:
- Terpasang ventilator Mode
Volume SIMV
- TTV:
TD : 160/80 mmHg
Nadi : 85 x/menit
Suhu : 36.8
RR : 26 x/menit
3 24 DS : - Resiko Infeksi Efek prosedur invasif
November
2021 DO :
- Terdapat luka post op
craniotomy (POD I) ,
- Ukuran luka jahitan 10 cm
- Warna luka jahitan kemerahan
- TTV :
Suhu : 36.8
TD : 160/80 mmHg
Nadi : 85 x/menit
RR : 26 x/menit

Prioritas Masalah
1. Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif berhubungan dengan anuerisma serebri ditandai
dengan penurunan kesadaran
2. Pola napas tidak efektif berubungan dengan depresi pusat pernapasan ditandai dengan
penggunaan ventilasi mekanik
3. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasive ditandai dengan adanya luka post
op craniotomy
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


(PES) (SLKI) (SIKI)
1 Risiko Perfusi Serebral Setelah dilakukan Manajemen
Tidak Efekif tindakan Peningkatan
(D.0017) keperawatan Tekanan
selama 3 x 24 Intrakranial
jam, diharapkan
perfusi serebral ( I.06194)
efektif dengan - Mengetahui penyebab peningkatan
Kriteria hasil : Observasi TIK
Perfusi Serebral 1. Identifikasi penyebab peningkatan
(L.02014) TIK (mis: lesi, gangguan - Mengetahui secara berkala tanda
a. Tingkat kesadaran meningkat metabolism, edema serebral) dan gejala peningkatan TIK
(5) 2. Monitor tanda/gejala peningkatan
TIK (mis: tekanan darah
b. Tekanan intra kranial
meningkat, tekanan nadi melebar,
menurun (5)
bradikardia, pola napas irregular,
c. Sakit kepala menurun (5) kesadaran menurun)
d. Gelisah menurun (5) 3. Monitor MAP
4. Monitor CVP, jika perlu
e. Kecemasan menurun (5) 5. Monitor PAWP, jika perlu
f. Demam menurun (5) 6. Monitor PAP, jika perlu
7. Monitor ICP, jika tersedia
g. Nilai rata-rata tekanan darah
membaik (5) 8. Monitor CPP
9. Monitor gelombang ICP
h. Kesadaran membaik (5) 10. Monitor status pernapasan
i. Reflex saraf membaik (5) 11. Monitor intake dan output cairan
12. Monitor cairan serebro-spinalis - Mengurangi stimulus
(mis: warna, konsistensi)
Terapeutik - Memberikan posisi nyaman
1. Minimalkan stimulus dengan
menyediakan lingkungan yang
tenang
2. Berikan posisi semi fowler - Agar aliran oksigen adekuat
3. Hindari maneuver valsava
4. Cegah terjadinya kejang - Agar tidak terjadi demam
5. Hindari penggunaan PEEP
6. Hindari pemberian cairan IV
Hipotonik
7. Atur ventilator agar PaCO2
optimal - Agar pasien tenang
8. Pertahankan suhu tubuh normal
Kolaborasi - Untuk mengurangi masalah
1. Kolaborasi pemberian sedasi dan eliminasi
anti konvulsan, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian deuretik
osmosis, jika perlu
3. Kolaborasi pemberian pelunak
tinda, jika perlu

2 Pola Napas Tidak Efektif Setelah dilakukan asuhan Manajemen Jalan


(D.0005) keperawatan selama 3x24 jam, Napas
diharapkan pola napas efektif, (I.01011)
dengan kriteria hasil:
Pola Napas membaik
(L.01004) Observasi - Untuk mengetahui frekuensi,
1. Ventilisasi semenit meningkat 1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman dan usaha napas
(5) kedalaman, usaha napas) - Untuk mengetahui adanya
2. Kapasitas vital meningkat (5) 2. Monitor bunyi napas (gurgling, perubahan bunyi napas
3. Tekanan ekspirasi meningkat mengi, wheezing, ronkhi kering) - Untuk mengetahui adanya produksi
(5) 3. Monitor sputum (jumlah warna sputum
4. Tekanan inspirasi meningkat
aroma
(5)
5. Dipsnea menurun (5) Terapeutik - Agar kepatenan jalan napas terjaga
6. Penggunaan otot bantu napas 1. Pertahankan kepatenan jalan napas - Agar meningkatkan efektifitas
menurun (5) 2. Posisikan semi fowler atau fowler
7. Pemanjangan fase ekspirasi 3. Berikan minum hangat
menurun (5) 4. Lakukan fisioterapi dada, jika
8. Frekuensi napas membaik (5) perlu - Untuk mengurangi penumpukan
9. Kedalaman napas membai (5) 5. Lakukan penghisapan lender sputum
kurang dari 15 detik - Agar tidak terjadinya hipoksia
6. Lakukan hiperoksigenasi sebelum - Untuk membantu pemenuhan
penghisapan endrotrakeal oksigen
7. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi - Membantu pengeluaran sputum
1. Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak kontra indikasi
2. Ajarkan teknik batur efektif
- Agar sputum lebih mudah
Kolaborasi
dikeluarkan
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekpektoran,
mukolitik, jika perlu

Manajemen Ventilasi
Mekanik
(I.01013)
- Untuk mengetahui apakah pasien
perlu menggunakan ventilasi
Observasi
mekanik
1. Periksa indikasi ventilator mekanik
( mis: kelelahan otot napas,
- Untuk mengetahui efek samping
disfungsi neurologis, asidosis
penggunaan ventilator
respiratorik)
- Untuk mengetahui kriteria perlunya
2. Monitor efek ventilator terhadap
penyapihan ventilator
status oksigenasi
3. Monitor kriteria perlunya
penyapihan ventilator (mis: deviasi
- Untuk mengetahui adanya gejala
trakea, barotrauma, volutrauma,
peningkatan pernapasan
penurunan curah jantung)
- Untuk mengetahui kondisi yang
4. Monitor gejala peningkatan
meningkatkan konsumsi oksigen
pernapasan
5. Monitor kondisi yang
meningkatkan konsumsi oksigen - Untuk mengetahui adanya gangguan
( mis: demem, mengigil, kejang, pasa mukosa oral, nasal laring dan
nyeri) trakea
6. Monitor gangguan mukosa oral, - Agar tidak terjadi asipirasi
nasal, trakea dan laring - Agar tidak terjadi dekuibitus
Terapeutik
1. Atur posisi kepala 45-60o untuk
mencegah aspirasi - Agar keadaan mulut selalu bersih
2. Reposisi pasien setiap 2 jam, jika
perlu
3. Lakukan perawatan mulut secara - Agar membantu proses
rutin, termasuk sikat gigi setiap 12 penyembuhan
jam - Agar mengurangi penumpukan
4. Lakukan fisioterapi dada, jika sputum di jalan napas
perlu - Agar tidak terjadi infeksi
5. Lakukan penghisapan lender, jika
perlu - Sebagai pengganti jika terjadi
6. Ganti sirkuit ventilator setiap 24 malfungsi pada ventilator
jam atau sesuai protocol
7. Siapkan bag-valve mask di
samping tempat tidur untuk - Sebagai catatan untuk evalusi
antisipasi malfungsi mesin berikan
media untuk berkomunikasi
8. Dokumentasikan respon terhadap - Untuk menyesuaikan kebutuhan
ventilator pasien
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemilihan mode - Untuk mnegurangi mobilisasi
ventilator (mis: control volume, pasien selama penggunaan
control tekanan, atau gabungan) ventilator
2. Kolaborasi pemberian agen
pelumpuh otot, sedative, analgesic,
sesuai kebutuhan
3. Kolaborasi penggunaan PS atau
PEEP untuk meminimalkan
hipoventilasi alveolus.
3 Risiko infeksi Setelah dilakukan asuhan Pencegahan Infeksi
(D.0142) keperawatan selama 3x24 jam, (I.14539)
diharapkan tidak ada infeksi,
dengan kriteria hasil: Observasi - Untuk mengetahui adanya infeksi
Tingkat Infeksi Menurun 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
(L.14137) local dan sistemik
1. Demam menurun (5) Terpeutik - Agar lingkungan pasien nyaman
2. Kemerahan menurun (5) 1. Batasi jumlah pengunjung - Untuk membantu proses
3. Nyeri menurun (5) 2. Berikan perawatan kulit pada penyembuhan
4. Bengkak menurun (5) edema - Untuk mengurangi resiko infeksi
5. Kadar sel darah putih 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah
membaik (5) kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien - Agar membantu proses
4. Pertahankan teknik aseptic pada penyembuhan
pasien beresiko tinggi
Edukasi
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi - Agar pasien mengetahui tanda dan
2. Ajarkan cara mencuci tangan gejala infeksi
dengan benar - Agar pasien mampu mencuci tangan
3. Ajarkan cara memeriksa kondisi yang benar
luka atau luka operasi - Agar pasien mampu memeriksa
4. Anjurkan meningkatkan asupan kondisi luka
nutrisi - Untuk membantu proses
Kolaborasi penyembuhan
1. Dengan pemberian imunisasi, jika - Untuk mengurangi resiko infeksi
perlu

Perawatan Luka
(I.14564)

Observasi - Untuk mengetahui karakteristik luka


1. Monitor karakteristik luka (mis:
drainase, warna, ukuran, bau) - Untuk mengetahui tanda-tanda
2. Monitor tanda-tanda infeksi infeksi
Terapeutik
1. Lepaskan balutan dan plester
secara perlahan - Agar mempermudah proses
2. Cukur rambut di sekitar daerah perawatan luka
luka, jika perlu
3. Bersihkan dengan cairan NaCl atau
pembersih nontoksis, sesuai
kebutuhan - Agar tunbbuh jaringan baru
4. Bersihkan jaringan nekrotik - Untuk membantu proses
5. Berikan salep yang sesuai ke penyembuhan
kulit/lesi, jika perlu
6. Pasang balutan sesuai jenis luka - Untuk pencegahan infeksi
7. Pertahankan teknik steril saat
melakukan perawatan luka
8. Ganti balutan sesuai jumlah
eksudat dan drainase
9. Jadwalkan perubahan posisi setiap
- Untuk membantu proses
2 jam atau sesuai kondisi pasien
penyembuhan luka
10. Berikan diet dengan kalori 30-35
kkal/kgBB/hari dan protein 1.25-
1.5 g/kgBB/hari
11. Berikan suplemen vitamin dan
mineral
12. Berikan terapi TENS (stimulasi
safar transuktenous) jika perlu
Edukasi - Agar pasien mampu memonitor

1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi secara mandiri

2. Anjurkan mengkonsumsi - Agar membantu proses

makanan tinggi kalori dan protein penyembuhan luka

Kolaborasi
1. Kolaborasi prosedur debridement - Untuk membantu penyembuhan luka

2. Kolaborasi pemberian antibiotic,


jika perlu
IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN

No. Tanda
Tgl/Jam Implementasi SOAP
DK Tangan
22/11/2021
15.00 Dx 2 - Melakukan S:- Sonny
pemeriksaan tanda- O:
tanda vital TD : 145/110 mmHg
N : 90 x/menit
RR : 28 x/menit
S : 36.6oC

15.15 Dx 2 - Memberikan terapi S:-


oksigen NRM 10 lpm O : Penggunaan otot bantu napas
menurun

15.30 Dx 3 -Menyediakan sarana, S: Pasien bersedia mengikuti


media dan pendidikan kesehatan
menjadwalkan O: -
pendidikan kesehatan

15.35 Dx 1 -Menginformasikan S : Pasien mengatakan mengerti apa


secara factual yang di sampaikan
mengenai diagnosis, O : Pasien mengajukan beberapa
pengobatan, dan pertanyaan terkait penyakitnya
prognosis

15. 50 Dx 3 - Melakukan S;-


identifikasi 6 benar O : Nama klien sesuai, obat, dosis,
sebelum memberikan rute, waktu, dan dokumentasi benar
obat ke klien

16.00 Dx 3 - Memberikan obat ke S;-


klien dan menjelaskan O : Inj Antibiotik Meropenem
jenis obat dan alasan 1gr/iv
pemberian
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi Dx 1,2,3
23/11/2021
15.00 Dx 2 -Melakukan pemeriksaan S:- Sonny
tanda-tanda vital O:
TD: 140/100 mmHg
N: 86x/menit
RR: 20x/menit
S: 36.4oC
-Melakukan pendidikan
15.10 Dx 1 kesehatan tentang S:-
Makanan yang dapat O : Pasien mampu menjawab
meningkatkan dan pertanyaan tentang Makanan yang
menurunkan Tekanan dapat meningkatkan Tekanan Darah
Darah

- Melakukan
identifikasi 6 benar
15.55 Dx 3 sebelum S:
O : Nama klien sesuai, obat, dosis,
- Memberikan obat ke rute, waktu, dan dokumentasi benar
klien
16.00 Dx 3 S:-
O : Inj. Antibiotik Meropenem 1
- Membantu pasien gr/iv
menciptakan
19.00 Dx 1 lingkungan yang S : Pasien mengatakan merasa
nyaman sedikit tenang
O : Perilaku gelisah menurun
- Membantu pasien
untuk mika/miki
21.00 Dx 1 S :-
O : Pasien miring ke kanan

A : Masalah belum teratasi


P : Lanjutkan Intevensi Dx 1,2,3
24/11/2021
15.50 Dx 3 - Melakukan S:- Sonny
identifikasi 6 benar O : Nama klien sesuai, obat, dosis,
sebelum memberikan rute, waktu, dan dokumentasi benar
obat ke klien
16.00 Dx 3 - Memberikan obat S:
O : Inj. Antibiotik Meropenem 1
gr/iv

18.00 Dx 2 -Melakukan pemeriksaan S:


tanda-tanda vital O:
TD: 140/100 mmHg
N: 82x/menit
Suhu: 36.7°C
RR: 22 x/menit

A : Masalah teratasi sebagian


P : Lanjutkan Intervensi

Anda mungkin juga menyukai