Anda di halaman 1dari 7

NASKAH ROLEPLAY

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PADA PASIEN RESIKO PERILAKU


KEKERASAN

Kelompok 4
1. Leader : Sindi Sintia Dewi 17.156.01.11.034
2. Co.Leader : Irma Yunita 17.156.01.11.104
3. Observer : Wina Sulistia F 17.156.01.11.041
4. Fasilitator : Dian Riska Ayu 17.156.01.11.100
5. Pasien 1 : Siska Almaindah 17.156.01.11.035
6. Pasien 2 : Thyas Agustina H 17.156.01.11.038
7. Pasien 3 : Anindita Nadya 17.156.01.11.027
8. Pasien 4 : Reni Lumora 17.156.01.11.046

Di sebuah Rumah Sakit Jiwa A, tepatnya di ruang Rafles tampak terlihat tim perawat di
nurse station sedang berdiskusi karena akan melaksanakan terapi aktivitas kelompok
kepada kelompok pasien dengan risiko perilaku kekerasan dengan berbagai macam sebab,
Perawat sudah memilah dan memilih pasien yang sesuai dengan indikasi dan membuat
kontrak dengan pasien.

Ns. Sindi : “Selamat pagi semuanya” 


Ns. Wina & Ns. Dian : “Pagi…” 
Ns. Sindi : “Pada hari ini kita akan melakukan terapi aktivitas kelompok
sesi-1 pada pasien dengan indikasi resiko perilaku kekerasan.
Untuk sesi ke-1 kita lakukan agar pasien dapat menceritakan dan
mengekspresikn penyebab dan tanda-gejala kemarahannya
tersebut. Untuk pembagiannya yang pertama leadernya adalah
saya sendiri, untuk co-leader ada ns. Irma, untuk observer ns.
wina, untuk fasilitator ada ns. Dian.
Ns. Irma : “untuk Alat dan bahan yang dibutuhkan apa saja sus?”
Ns. Sindi : “Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah musik, kita bisa
menggunakan hp saja lalu ada pulpen yang nanti di putar saat
bermain. Baik, apa ada yang ingin ditanyakan atau didiskusikan
sebelum kita kepasien?” 
Ns. Wina & Ns. Dian : “Tidak ada sus.” 
Ns. Sindi : “Baik, jika tidak ada yang ingin ditanyakan, mari kita langsung
ke pasien.” 

Lalu Leader, Co-Leader, Observer dan Fasilitator pergi menuju aula rarfles A, dimana
sudah ada pasien RPK yang berkumpul disana.

Ns. Sindi : “Assalamu’alaikum.wr.wb. Selamat pagi…” 


Semua pasien : “Wa’alaikumsalam.wr.wb. Pagi...” 
Ns. Sindi : “ibu-ibu sekalian, pada hari ini kita akan melakukan terapi
aktivitas kelompok, terapi tersebut untuk mengetahui tanda – tanda
yang muncul ketika emosi, apa saja hal yang menyebabkan ibu
semua emosi. Lama kegiatan TAK kira-kira kurang lebih 15-20
menit. Jika nanti ibu sekalian ada yang mau meninggalkan ruangan
diharapkan meminta ijin terlebih dahulu, serta ibu-ibu sekalian
diharapkan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir apakah ibu
semua bersedia?” 
Semua Pasien : “Bersedia sus…” 
Ns. Sindi : “Sebelum memulai, kami akan memperkenalkan diri kami
terlebih dahulu dimulai dari saya yang memimpin jalannya terapi
aktivitas kelompok pada hari ini, nama saya Sindi. Selanjutnya
dilannjutkan oleh suster Irma rekan saya”
Ns. Irma : “baik saya akan melanjutkan ya bu, nama saya Irma membantu
jalannya kegiatan terapi ini. Kemudian ada teman saya suster wina
sebagai observer yang akan mencatat hal-hal yang ibu semua
sampaikan.”
Ns. Wina : “hallo… selamat pagi ibu-ibu semua”
Semua pasien : “haii.. pagi sus…”
Ns. Irma : “kemudian ada suster dian, sebagai fasilitator. Nanti jiwa ibu-ibu
sekalian mengalami hal-hal apapun atau ingin izin ke toilet bisa ke
suster dian terlebih dahulu”
Semua pasien : “hai suster..”
Ns. Dian : “hallo.. ibu-ibu cantik semua”
Ns. Sindi : “baik ibu-ibu, sudah kenal dengan kami yang ada disini ya bu ?”
Semua pasien : “sudah sus..”
Ns. Sindi : “Baik…sebelum kita mulai saya jelaskan dulu ya bu.. untuk
terapinya kita menggunakan media yaitu bermain putar pulpen
menggunakan music jadi pulpen diputar dioper ke ibu-ibu dan jika
music berhenti maka ibu yang mendapat bola dapat menyebutkan
nama, hoby, lalu bercerita tentang penyebab kemarahannya, apa
saja yang dirasakan selama ibu-ibu semua kesal dan emosi. Dan
saat kegiatan berlangsung ibuibu semua tidak boleh keluar tanpa
izin dan harus mengikuti dari awal hingga akhir terapi.” “Sudah
jelas ibu- ibu semua?” 
Semua Pasien : “Sudah sus……” 
Ns. Sindi : “Baik, kita mulai ya terapinya. Silahkan musicnya dinyalakan
sus.” 

*music dinyalakan sambil pulpen dioper-oper kepasien terapi*


*lalu music berhenti dan pulpen ada ditangan Ny. Siska*

Ns. Sindi : “baik ibu. Silahkan ibu siapa namanya ? lalu hoby ibu
apa ? dan silahkan ibu ceritakan hal-hal yang biasa rasain
saat emosi atau kesal, lalu itu gara-gara apa ?”
Ny. Siska : “saya nih sus? *suara keras* saya siska sus. Hoby saya
biasanya nari. Saya suka emosi sus, suka kesel gara-gara
suami saya selingkuh. Jadi setiap saya liat laki-laki
bawaannya suka emosi.”
Ns. Irma : “kalau ibu kesal dan emosi seperti itu biasanya yang
dirasain apa bu ? terus yang dilakuin sama ibu apa ?”
Ny. Siska : “ya saya maki-maki orang yang dideket saya sus. Saya
marah-marahin. Terus tenggorokan saya jadi sakit sus, serak
juga. Terus dada saya berdebar kencang sus.
Ns. Sindi : “baik ibu siska, terimakasih bagus sudah bisa bercerita tentang
emosinya. Tepuk tangan yuk buat ibu siska.”

Semua perawat dan pasien : *tepuk tangan*

Ns. Sindi : “oke kita mulai lagi ya bu, music sus”

*music dinyalakan sambil pulpen dioper-oper kepasien terapi*


*lalu music berhenti dan pulpen ada ditangan Ny. Thyas*
Ns. Sindi : “iyaaa ibu, silahkan bu siapa namanya? Hoby ibu apa? Lalu
kenapa ibu bisa sampai marah dan emosi?”
Ny. Thyas : “nama saya Thyas sus. Hoby saya ya suka jalan-jalan aja. Saya
tidak pernah marah-marah sus. Cuma emosi. Saya suka emosi
gara-gara saya dipecat dari kerjaan saya ulah teman saya. Saya
suka emosi mengepalkan kedua tangan saya sus, menggeramkan
gigi dan mulut saya terus saya suka melotot gitu, jadi mata saya
perih sus”
Ns. Sindi : “ohh jadi seperti itu.. baik ibu Thyas sudah bagus bisa
mengungkapkan hal yg dirasakan saat emosi. Kita beri tepuk
tangan dulu untuk ibu Thyas”

Semua perawat dan pasien : *tepuk tangan*

Ns. Wina : “hebat ya ibu-ibu semua. Lanjut saja sus”


Ns. Irma : “baik lanjut ya ibu-ibu”
*music dinyalakan sambil pulpen dioper-oper kepasien terapi*
*lalu music berhenti dan pulpen ada ditangan Ny. Anin*

Ns. Sindi : “ibu silahkan, perkenalkan nama ibu dan lainnya seperti teman-
temannya tadi ya bu.”
Ny. Anin : “saya nih sus ? dia aja dulu *menunjuk Ny. Reni*
Ns. Dian : “ibu dulu ya, tadi kan pulpennya berhenti diibu”
Ny. Anin : “oh iya sus. Saya Anin hoby saya jualan. Saya kesel sus, jadi
sama marah-marah mulu. Dulu saingan jualan saya nuduh saya
jualan yang tidak-tidak, jadi sampe sekarang saya suka kesel sus.
Saya suka teriak-teriak sus, ngomong kasar terus muka saya merah
sus, badan saya jadi panas.”
Ns. Wina : “tangan ibu terluka dong bu memukul tembok?”
Ny. Anin : “ya iya sus, merah-merah.”
Ns. Sindi : “baik ibu, bagus ya bu sudah bisa menyebutkan dan bercerita
yang ibu rasakan. Beri tepuk tangan untuk ibu anin.”

Semua perawat dan pasien : *tepuk tangan*

Ns. Sindi : “ibu-ibu masih semangat ya. Kita lanjut ya”


Ns. Irma : “oke sus lanjut”

*music dinyalakan sambil pulpen dioper-oper kepasien terapi*


*lalu music berhenti dan pulpen ada ditangan Ny. Reni*

Ny. Sindi : “yuk ibu silahkan siapa ibu namanya, hobynya apa? Silahkan
ceritakan saat emosi dan kesel ibu bagaimana.”
Ny. Reni : “nama saya reni sus. Hoby saya jalan-jalan. Saya emosi sus sama
tetangga-tetangga saya karena keluarga saya dibilang keluarga
tidak benar. Gimana tidak emosi ya sis. Jadi saya suka marah-
marah suara saya tinggi dan keras sus. Saya maki-maki orang,
terus saya nunjuk-nunjuk orang sus. Jadinya saya suka capek,
suara saya abis gara-gara marah teriak-teriak.”
Ny. Sindi : “wah begitu ya bu. Bagus sekali ibu bisa mengungkapkannya.
Kita tepuk tangan untuk ibu reni.”

Semua perawat dan pasien : *tepuk tangan* yeee…

Ns. Sindi : “Nah, hal-hal yang ibu-ibu tadi sebutkan dan ceritakan
merupakan tanda-tanda dari emosi seperti dada berdebar-debar,
mata melotot dan merah, rahang terkatup rapat, dan tangan
mengepal. Lalu juga akibat yang ditimbulkan karena perasaan
marah/emosi yang tidak dapat terkendali, tadi ada yang hilang
suaranya, tenggorokannya sakit karena teriak-teriak, lalu ada yang
tanggannya luka karena pukul tembok dan lain-lain. Apakah ibu-
ibu semua sekalian tidak merasa rugi ?” 
Semua pasien : “rugi sus”
Ns. Sindi : “baik, ibu-ibu sekalian untuk mengatasi emosi dan kesalnya ibu-
ibu sekalian, bisa dengan cara menarik nafas ibu-ibu. Jadi supaya
amarah atau emosi ibu berkurang. Kita coba bareng-bareng
sekarang ya ibu. Silahkan suster irma”
Ns. Irma : “baik ibu-ibu kita coba ya. Tarik nafas dalam-dalam bu, tahan 1 2
3, hembuskan melalui mulut perlahan.”
Ns. Dian : “bagaimana bu ? bisa ya ?”
Ns. Irma : “oke sekali lagi bu. Tarik nafas dalam, tahan 1..2..3.. hembuskan
lewat mulut. Ya bagus sekali ibu-ibu.”
Ns. Sindi : “bagaimana perasaannya ibu-ibu semua? Tadi sudah
mengungkapkan hal-hal yang dirasakan saat emosi, lalu tadi juga
sudah dicoba cara menarik nafas dalam untuk mengurangi
emosinya?”
Semua pasien : “ lebih lega sus.”
Ns. Sindi : “baik kalua begitu, nanti bisa ibu-ibu terapkan saat emosi ya bu.
Bisa kita masukan jadwal harian ibu-ibu sekalian juga.”
Nah ibu sekalian, kegiatan terapi aktivitas kelompok untuk sesi 1
ini sudah selesai. Nanti untuk pertemuan selanjutnya kita akan
melakukan terapi aktivitas kelompok sesi 2 ya ibu minggu depan
hari senin, nanti tempat dan waktunya kita kasih tahu menyusul.
Semua pasien : “baik sus”
Ns. Wina : “untuk ibu-ibu semua ada yang ingin ditanya dulu sebelum kita
bubar ?”
Semua pasien : “tidak sus”
Ns. Sindi : “baik kalua begitu. Ibu-ibu boleh kembali ke kamar masing-
masing.”

Seluruh peserta terapi aktivitas kelompok kembali kekamar masing-masing. Tim perawat
juga kembali ke nurse station

Anda mungkin juga menyukai