Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN CAD (CORONARY ARTERY DISEASI)

DI RUANGAN CICU RSHS HASAN SADIKIN BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi tugas Praktik Belajar Lapangan

Disusun oleh :
Indri Irmaniyanti
322072

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI

JAWA BARAT

BANDUNG

2023
1. Definisi
Coronary Artery Disease (CAD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh
adanya plak yang menumpuk di dalam arteri koroner sehingga terjadi penyempitan atau
sumbatan yang mensuplai oksigen ke otot jantung dan berimbas pada gangguan fungsi
jantung. CAD juga merupakan kondisi arteri koroner yang ditandai dengan penimbunan
abnormal lipid atau bahan lemak dan jaringan fibrosa di dinding pembuluh darah yang
mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi arteri dan penurunan aliran darah ke
jantung (Setyaji, dkk,2018).
Coronary Artery Disease (CAD) merupakan suatu gangguan fungsi jantung yang
disebabkan karena adanya penyempitan dan tersumbatnya pembuluh darah jantung.
Kondisi ini dapat mengakibatkan perubahan pada berbagai aspek, baik fisik, psikologis,
maupun sosial yang berakibat pada penurunan kapasitas fungsional jantung dan
kenyamanan (Mutarobin,2019).
2. Anatomi Penyakit
Lapisan jantung terdiri atas perikardiun (lapisan pembungkus jantung,
miokardium ( lapisan otot jantung) dan endokardium (permukaan dalam jantung). Di
dalam miokardium, lapisan otot jantung menerima darah dari arteri koronaria. Arteri
koroner kiri bercabang menjadi arteri desending anterior dan arteri sirkumfleks. Arteri
koroner kanan memberikan darah untuk sino atrial node, ventriker kanan, permukaan
diafragma ventrikel kanan. Vena koronaria mengembalikan darah kesinus kemudian
bersikulasi langsung kedalam paru (Syaifudin, 2020).
Peredaran darah jantung
1. Arteri koroner kanan
2. Arteri koroner kiri
3. Vena jantung
3. Etiologi
Menurut Lemone (2016) penyebab terjadinya penyakit jantung koroner pada
prinsipnya disebabkan oleh dua faktor utama yaitu:
1) Aterosklerosis
Aterosklerosis paling sering ditemukan sebagai sebab terjadinya penyakit arteri
koroneria. Salah satu yang diakibatkan Aterosklerosis adalah penimbunan jaringan
fibrosa dan lipid didalan arteri koronaria, sehingga mempersempit lumen pembuluh
darah secara progresif. Akan membahayakan alirah darah miokardium jika lumen
menyempeit karena restensi terhadap aliran darah meningkat.

2
2) Trombosis
Gumpalan darah pada mulanya berguna untuk pencegahan pendarahan berlanjut
pada saat terjadi luka karena merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh.
Lama kelamaan dinding pembuluh darah akan robek akibat dari pengerasan
pembuluh darah yang terganggu dan endapan lemak. Berkumpulnya gumpalan
darah dibagian robek tersebut yang bersatu dengan keping-kepingan darah menjadi
trombus. Trombosis dapat menyebabkan serangan jantung mendadak dan stroke.
4. Tanda dan gejala / Manifestasi Klinis
a. Nyeri dada
b. Sesak nafas
c. Pusing
d. Denyut jantung lebih cepat
e. Mual
f. Berdebar-debar
g. Kelemahan yang luar biasa
5. Patofisiologi
Menurut LeMone, Priscilla, dkk (2019) penyakit jantung koroner disebabkan
oleh faktor resiko yang tidak bisa dirubah (umur,jenis kelamin, dan riwayat keluarga)
dan faktor resiko yang bisa dirubah (hioertensu, hiperlipidemia,diabetes melitus,
merokok, obesitas, stress, dan kurang aktifitas fisik). Paling utama penyebab penyakit
jantung koroner adalah aterosklerosis. Aterosklerosis disebabkan oleh faktor pemicu
yang tidak diketahui yang dapat menyebabkan jaringan fibrosa dan lipoprotein
menumpuk di dinding arteri. Pada aliran darah lemak diangkut dengan menempel pada
protein yang disebut apoprotein. Keadaan hiperlipedemia dapat merusak endotelium
artero. Mekanisme potensial yang lain cedera pembuluh darah mencakup kelebihan
tekanan darah dalam sisterm arteri. Kerusalan endotel itu sendiri dapat meningkatkan
pelekatan dan agregasi trombosit serta menarik leukosit ke area tersebut. Hal ini
mengakibatkan Low Density Lipoprotein (LDL) atau biasanya disebut dengan lemak
jahat yang ada didalam darah. Semakin banyak LDL yang menumpuk maka akan
mengalami proses oksidasi.

Plak dapat mengurangi ukuran lumen yang terdapat pada arteri yang terangsang
dan mengganggu aliran darah. Plak juga dapat meyebabkan ulkus penyebab
terbentuknya trombus, trombus akan terbentuk pada pemukaan plak, dan penimbunan
lipid terus menerus yang dapat menyumbat pembuluh darah
Lesi yang kaya lipid biasnya tidak stabil dan cenderung robek serta terbuka.
Apabila fibrosa pembungkus plak pecah (ruptur plak), maka akan menyebabkan debris

3
lipid terhanyut dalam aliran darah dan dapat menyumbat arteri serta kapiler di sebelah
distal plak yang pecah. Akibatnya otot jantung pada daerah tersebut mengalami
gangguan aliran darah dan bisa menimbulkan aliran oksigen ke otot jantung berkurang.
Peristiwa tersebut mengakibatkan sel miokardium menjadi iskemik sehingga hipoksia.
Mengakibatkan proses pada miokardium berpindah ke metabolisme anaerobik yang
menghasilkan asam laktat sehingga merangsang ujung saraf otot yang menyebabkan
nyeri. Jaringan ini menjadi iskemik dan akhirnya mati (infark) disebabkan karena suplai
darah ke area miokardium terganggu. Ketika sel miokardium mati, sel hancyr dan
melepaskan beberapa iso enzim jantung ke dalam sirkulasi. Kenikan kadar kreatinin
kinase (creatinine kinase), serum dan troponin spesifik jantung adalah indikatir infark
miokardium.

4
6. Pathways

7. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
b. Elektrokardiografi (EKG)
c. Foto Rontgen Dada
d. Echocardiography
e. Treadmill
f. Kateterisasi jantung
g. Angiography
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang perlu dilakukan meliputi :
1) Pengobatan Farmakologi
5
a. Nitrat
b. Aspirin
c. Penyekat beta ( beta bloker )
d. Anti kolestrol 2
2) Pengobatan Non Farmakologi
a. Memodifikasi pola hidup yang sehat dengan cara olahraga ringan
b. Mengontrol faktor resiko yang menyebabkab terjadinya PJK, seperti pola
makan
c. Mengelola stress dengan relaksasi nafas dalam
9. Komplikasi
a. Gagal jantung kongestif
b. Syok kardiogenik
c. Edema paru
d. Pericarditis Akut

6
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
CAD (CORONARY ARTERY DISEASI)
1. Pengkajian
1) Identitas
Usia kurang lebih 40 tahun beresiko terkena penyakit jantung koroner dan lebih
banual terjadi pada laki-laki dari pada perempuan
2) Keluhan utama
Keluhan yang paling sering dijadikan alasan pasien nyeri pada dada, jantung
berdebar-debar sampai sesak nafas
3) Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang dikaji mulai dari keluhan yang dirasakan pasien,
sebelum masuk rumah sakit, ketika mendapatkan perawatan di rumah sakit sampai
dilakukannya pengkajian. Pada pasien penyakit jantung koroner biasanya
didapatkan adanya keluhan seperti nyeri pada dada. Keluhan nyeri dikaji
menggunakan PQRST sebagai berikut:
a. P (Provocatif) : Nyri timbul pada saat beraktivitas
b. Q (Quality) Nyeri dirasakan seperti ditekan, rasa terbakar, di tindih benda
berat, seperti ditusuk-tusuk, rasa seperti diperas dan dipelintir
c. R (Region) Nyeri dirasakan didada dan bisa menyebar ke bahu
d. S (Serverety) Skala nyeri di ukur dengan rentang nyeri 1-10 atau bisa dilihat
dengan ekspresi wajah
e. T (Time) nyeri timbul hilang dengan durasi kurang lebih 30 menit
4) Riwayat Penyakit Dahulu
Dalam hal yang perlu dikaji atau ditanyakan pada klien tentang penyakit apa
saja yang pernah di deritas seperti nyeri dada, hipertensi, DM dan hiperlipidemia
dan sudah berapa lama menderita penyakit yang dideritanya, tanyakan apakah
pernah masuk rumah sakit sebelumnya.
5) Riwayat Penyakit Keluarga
Untuk mengetahui riwayat penyakit keluarga tanyakan pada pasien mengenai
riwayat penyakit yang dialami keluarganya. Seperti penyakit keturunan (diabetes
melitus, hipertensi, asma, jantung) dan penyakit menular (TBC, hepatitis).

6) Riwayat Psikososial
Pada pasien penyakit jantung koroner didapatkan perubahan ego yaitu pasrah
dengan keadaan, merasa tidak berdaya, takut akan perubahan gaya hidup dan fungsi
peran, ketakutan akan kematian, menjalani operasi, dan komplikasi yang timbul.

7
Kondisi ini ditandai dengan menghindari kontak mata, insomnia, sangat kelemahan,
perubahan tekanan darah dan pola nafas, cemas dan gelisah.
7) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
Pada pasien penyakit jantung korner mengalami nafsu makan menurun dan
porsi majan menjadi berkurang (Nurhidayat, 2011).
b. Istirahat
Pola tidur dapat terganggu, tergantung bagaimana persepsi klien terhadap nyeri
yang dirasakannya.
c. Elminasi
BAK : normal biasanya berkemih sehari 4-6 x dengan konsisitensi cair
BAB : normal seperti biasanya sehari 1-2 x dengan konsistensi padat
d. Hygiene
Upaya untuk menjaga kebersihan diri cenderung kurang
e. Aktivitas
Aktivitas yang dilakukan sehari-hari berkurang bahkan berhenti melakukan
aktivitas yang berat
8) Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Kesadaran klien juga diamati apakah kompos merintis (GCS : 14-15 = E4, V5,
M6), apatis (GCS : 12-13), delirium (GCS : 10-11), samnolen (GCS : 7-9),
sopor (GCS : 5-6), semi koma (GCS : 4) atau koma (GCS : 3 = E1, V1, M1).
b. Tanda-tanda vital
Pasien mengalami peningkatan pada tekanan darah, nadi, dan respirasinya.
Tekanan darah sekitar antara 124/91 mmHg, RR sekitar 16-20 x/menit, nadi
seperkisar 100-112 x/menit. Terjadi perubahan sesuai dengan aktivitas dan rasa
nyeri yang timbul (Nurhidayat, 2011)
c. Kepala dan muka
Inpeksi : bentuk kepala bulat/lonjong, wajah simetris/tidak, rambut bersih/tidak,
muka edema/tidak, lesi pada muka ada/tidak, ekspresi wajah
meringis/menangis/tersenyum.
Palpasi : rambut, rontok/tidak, benjolan pada kepala ada/tidak
d. Mata
Inpeksi : mata kanan dan kiri simetris/tidak, mata juling ada/tidak, konjungtiva
merah muda/anemia, sklera ikterik/putih, pupil kanan dan kiri isokor (normal),
reflek pupil terhadap cahaya miosis (mengecil)/ midriasis (melebar)

8
Palpasi : nyeri/tidak, peningkatan tekanan intraokuler pada kedua bola
mata/tidak
e. Telinga
Inpeksi : telinga kanan dan kiri simetris/tidak, menggunakan alat
pendengaran/tidak, warna telingan dengan daerah merata/tidak, lesi ada/tidak,
pendarahan ada/tidak, serumenada/tidak
f. Hidung
Inpeksi : keberadaan septum tepat di tengah/tidak, secret ada/tidak
Palpasi : fraktur ada/tidak dan nyeri ada/tidak
g. Mulut
Inpeksi : bibir aada kelainan kogenital (bibir sumbing)/tidak, warna bibir
hitam/merah muda, mukosa bibir lembab/kering, sianosis/tidak, oceme/tidak,
lesi/tidak, stomatitis ada/tidak, gigi berlubang/tidak, warna gigi putih/kuning,
lidah bersih/kotor
h. Leher
Inpeksi : luka/tidak
Palpasi : ada pembesaran vena jugularis/tidak, ada pembesaran kelenjar
tiroid/tidak
i. Payudara & ketiak
Inpeksi : payudara kanan kiri simetris/tidak, ketiak bersih/tidak, ada luka/tidak
Palpasi : ada nyeri saat ditekan pada ketiak/tidak
j. Thorak
a) Paru-paru
Inpeksi : dada simetris/tidak, bentuk/postur dada, gerakan nafas (frekuensi
naik/turun, irama normal/abnormal, kedalaman, dan upaya
pernafasan/penggunaan otot-otot bantu pernafasan/tidak), warna kulit
merata/tidak lesi/tidak, edema, pembengkakan/penjolan, RR mengalami
peningkatan.
Palpasi : getaran vocal fremitus kanan dan kiri sama/tidak, ada faktur pada
castae/tidak
Perkusi : normalnya berbunyi sonor
Auskultasi : normalnya terdengar vasikuler pada kedua paru dan ada suara
tambahan/tidak
b) Jantung
Inpeksi : ictus codis tampak atau tidak
Palpasi : teraba atau tidaknya ICS

9
Perkusi : normalnya terdengar pekak
Auskultasi : S3/S4 murmur
k. Abdomen
Inpeksi : luka/tidak, jaringan parut ada/tidak, umbilikus menonjol/masuk ke
dalam, amati warna kulit merata/tidak
Auskultasi : bising usus normal atau tidak (5-20x/menit)
Palpasi : nyeri tekan pada abdomen/tidak
Perkusi : suara timpani atau hipertimpani
l. Intrergumen
Inpeksi : warna kulit hitam/sawo matang, lembap/tidak, amati turgor kulit
baik/menurun
Palpasi : akral hangat/dingin, CRT (Capilary Feril Time) pada jari normalnya
<2 detik
m. Ekstermitas
Inpeksi : tonus otot kuat/tidak, jari-jari lengkap/tidak, fraktur/tidak
Palpasi : odema/tidak
n. Genetalia
2. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (iskemia akibat
ketidakseimbangan suplai darah dan oksigen ke miokardium) (D.0077).
2) Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
muokardium (D.0008)
3) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan sindrom hipoventilasi
(D.0022)
4) Ansietas berhubungan dengan rasa ketakutan akan ancaman atau kematian
(D.0080)
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi (SIKI)
Keperawatan (SDKI) Hasil (SLKI)
Nyeri akut Tujuan : Manajemen Nyeri
berhubungan dengan Setelah dilakukan (1082338)
agen pencedera asuhan keperawatan Observasi :
fisiologis (iskemia selama 1x24 jam nyeri 1. Identifikasi lokasi,
akibat berkurang atau hilang karakteristik, durasi,
ketidakseimbangan Kriteria Hasil : frekuensi, kualitas,
suplai darah dan Tingkat nyeri intensitas atau berat
oksigen ke (L.08066) nyeri, dan faktor
miokardium) (D.0077). 1. Keluhan nyeri pencetus
menurun 2-0 2. Identifikasi skala
2. Tidak terlihat nyeri
meringis 3. Identifikasi respons
3. Ekspresi tenang nyeri non verbal

10
4. Tidak gelisah 4. Identifikasi faktor
5. Tidak ada yang dapat
kesulitan tidur memperberat dan
6. Tidak mual dan memperingan nyeri
muntah 5. Monitor efek
7. Frekuensi nadi samping
membaik (60- penggunaan
100x/menit) analgetik
8. Pola nafas Edukasi :
membaik (12- 1. Ajarkan teknik
20x/menit) nonfarmakologi
9. Tekanan darah untuk
membaik mengurangi rasa
(sistole 80- nyeri
120mmHg, 2. Jelaskan strategi
diastole 60-80 meredakan nyeri
mmHg) 3. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik

Penurunan curah Tujuan : Perawatan Jantung


jantung berhubungan Kriteria Hasil : (1.02075)
dengan perubahan Curah jantung Observasi
kontraktilitas (L.02008) 1. Identitas tanda
miokardium (D.0008) 1. Takikardia gejala primer
menurun 60-100 penurunan jantung
x/menit (dispneu, kelelahan,
2. Gambar EKG edema)
normal 2. Identifikasi
3. Lemah menurun peningkatan gejala
4. Dipsneu sekunder penurunan
menurun RR 12- curah jantung
20x/menit (peningkatan
5. Takanan darah BB,distensi vena
membaik 80- jugularis)
120 mmHg 3. Monitor tekanan
darah
4. Monitor keluhan
nyeri
5. Monitor EKG
6. Monitor nilai
elektrolit

11
7. Monitor aritmia
8. Monitor nilai
elektrolit
9. Monitor tekanan
darah frekuensi nadi
sebelum dan setelah
aktivitas
Teraputik
1. Posisikan pasien
semi fowler
2. Berikan diet jantung
yang sesuai
Edukasi
1. Anjurkan klien dan
keluarga mengukur
intake ouput carian
harian
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
antiaritmia, jika
perlu

4.Implementasi Keperawatan
Diagnosa Implementasi
Nyeri akut berhubungan dengan 1. Mengkaji nyeri
agen pencedera fisiologis (iskemia) 2. Monitor TTV
3. Menentukan pengalaman nyeri
terhadap nafsu makan, tidur,
perasaan hubungan dan aktivitas
sehari hari
4. Mengajarkan manajemen nyeri
dengan relaksasi tarik nafas
dalam dan distraksi
5. Kolaborasi memberikan obat
analgetik
Penurunan curah jantung 1. Mengevaluasi adanya nyeri
berhubungan dengan perubahan dada
kontraktilitas 2. Mencatat adanya diasaritmia
3. Mencatat tanda dan gejala
penurunan cadiac
4. Memonitor balance cairan
5. Memonitor perubahan
tekanan darah

12

Anda mungkin juga menyukai