HIPERTENSI
Diajukan untuk memenuhi salah stu tugas praktek klinik keperawatan keluarga
Disusun oleh :
DIAR RUSBIANTI
NIM. 15. 008
TK. III A
A. Konsep Teori
1. Definisi Penyakit
a. Menurut JNC VI
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik > 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik > 90 mmHg.
b. Menurut Patofisiologi Edisi 4
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik atau diastolik
yang tidak normal.
c. Menurut WHO (1978)
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik > 160 mmHg
dan tekanan diastolik > 95 mmHg.
2. Patofisiologi ( Pathway )
Penyebab hipertensi dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :
a. Hipertensi primer atau essensial merupakan bagian terbesar (90%)
dari penderita hipertensi yang ada di masyarakat, sampai saat ini
belum diketahui secara pasti penyebab dari hipertensi primer ini.
b. Hipertensi sekunder, jenis hipertensi ini dapat diketahui
penyebabnya, seperti :
1) Kelainan ginjal :
a) Glumerulonepritis akut (GNA)
b) Glumerullonepritis kronis (GNC)
c) Pyelonepritis kronis (PNC)
d) Penyempitan arteri renalis
2) Kelainan hormon :
a) Diabetes militus
b) Pil KB
c) Phecromacytoma (tumor adrenal)
3) Kelainan neurologis :
a) Polinyeritis
b) Polimyelitis
4) lain-lain :
a) Obat-obatan
b) Preeklamsi
c) Koartasio aorta
Pathway
Saraf Simpatis
Renin
Anglotensin I (paru)
ACE
(Anglotensin Converting
Enzyme)
Anglotensin II
AND Retensi NA
3. Etiologi
Mekanisme hipertensi dapat menimbulkan suatu interaksi
bermacam-macam faktor dan masing-masing faktor tersebut tidak
sama kuatnya untuk dapat menimbulkan hipertensi pada individu
tertentu faktor-faktor tersebut antara lain : keturunan, konsumsi garam,
obesitas, faktor rasia budaya, geografi dan lain sebagainya dan
implementasi untuk segi pencegahan.
Faktor-faktor etiologi tersebut yang diterapkan adalah obesitas dan
konsumsi garam ini dianjurkan pada individu hormotensi yang
mempunyai resiko besar bagi terjadinya hipertensi dan dianjurkan
untuk menjaga berat badan ideal dengan mengukur pemenuhan kalori
dan membiasakan diri untuk mengkonsumsi garam kurang dari 1 gr
(15 meg sodium) tiap hari (Freis, 1976, Smith, 1977)
Penekanan tekanan darah sistemik meningkatkan resisten terhadap
pemompaan darah dari ventrikel kiri mengakibatkan beban kerja
jantung bertambah mengakibatkan terjadinya hipertensi ventrikel dan
kontraksi meningkat sehingga kemampuan ventrikel untuk
mempertahankan curah jantung dengan hipertensi kompensasi
terlampau dan terjadi dilatasi dan payah jantung.
4. Manifestasi klinik
Kebanyakan pasien yang emnderita hipertensi tidak mempunyai
keluhan, tapi beberapa mengeluh sakit kepala, pusing, lemah, sesak
nafas, kelelahan, kesadaran menurun, gelisah, mual, muntah,
epistaksis, kelemahan otot atau perubahan mental.
5. Pemeriksaan diagnostik
a. EKG
Kemungkinan ada pembesaran ventrikel kiri, pembesaran atrium
kiri, adanya penyakit jantung koroner atau artmia
b. Labolatorium
Fungsi ginjal : urine lengkap (urinalisis) ureum, (reatinin, BUN
dan asam urat serta darah lengkap lainnya)
c. Foto rontgen
Kemungkinan ditemukan pembesaran jantung, vaskularisasi atau
aorta yang lebar
d. Ekokardiogram
Tampak penebalan dinding ventrikel kiri, mungkin juga sudah
terjadi dilatasi dan gangguan fungsi sistolik dan diastolik
6. Penatalaksanaan medis
Tujuan pengobatan hipertensi adalah menurunkan morbiditas dan
mortalitas dengan minimalnya atau tanpa efek samping. Bila mungkin
tekanan darah bisa dipertahankan sistol 150 mmHg dan diastol 90
mmHg.
a. Pengobatan non farmakologi
1) Perubahan cara hidup
2) Mengurangi asupan garam dan lemak
3) Mengurangi asupan alkohol
4) Berhenti merokok
5) Mengurangi berat badan bagi penderita obesitas
6) Meningkatkan aktivitas fisik
7) Olah raga teratur
8) Menghindari ketegangan
9) Istirahat cukup
b. Pengobatan farmakologi
1) Diuretik
2) Beta Bloker
3) Kalsium Antagonis
4) ACE Inhibitor
5) Alpa-Adrenergic Bloking Agen
2. Diagnnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari
individu atau kelompok dimana perawat secara akontabilitas dapat
mengidentifikasikan dan memberikan intervensi secara pasti untuk
menjaga status kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah dan
merubahnya (Carpenito, 2000 Dikutip dari Nursalam, 2001 : 35).
a. Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload,
vasokontriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
b. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral dan iskemia
c. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, ketidakseimbangan supali dan
kebutuhan oksigen
3. Intervensi Keperawatan
No. DX. TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Penurunan curah Setelah dilakukan 1. Pantau tekanan darah. 1. Perbandingan dari tekanan
jantung b.d tindakan keperawatan memberikan gambaran yang lebih
peningkatan selama ..x24 jam lengkap tentang keterlibatan/bidang
afterload, diharapkan tidak ada masalah vaskuler.
vasokontriksi, penurunn curah 2. Denyutan karotis, jugularis, radialis,
hipertrofi/rigiditas jantung, dengan 2. Catat keberadaan, kualitas dan femoralis mungkin diamati atau
ventrikuler, iskemia kriteria : denyutan sentral dan perifer. tekanan palpasi. Denyutan pada
miokard. 1. Mempertahankan tungkai mungkin menurun: efek dari
tekanan darah vasokontraksi.
dalam rentang 3. Bunyi jantung IV umum terdengar
individu yang 3. Auskultasi tonus jantung dan pada hipertensi berat dan kerusakan
dapat diterima. bunyi nafas. fungsi adanya krakels mengi dapat
2. Memperlihatkan mengindikasi kongesti paru sekunder
irama dan terhadap atau gagal jantung kronik.
frekuensi jantung 4. Mungkin berkaitan dengan
stabil dalam vasokontraksi atau mencerminkan
rentang dan dekompensasi atau penurunan curah
pasien. 4. Amati warna kulit, jantung.
kelembaban suhu, dan masa
pengisian kapiler. 5. Mengindikasi gagal jantung,
kerusakan ginjal atau vaskuler.
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan 1. Kaji respon pasien terhadap 1. Menyebutkan parameter membantu
b.d kelemahan, tindakan keperawatan aktifitas frekuensi nadi, dalam mengkaji respon fisiologis
ketidakseimbangan selama ..x24 jam peningkatan tekanan darah stress terhadap aktifitas dan bila ada
supali dan kebutuhan diharapkan tidak ada yang nyata selama/sesudah merupakan indicator dari kelebihan
oksigen intoleransi aktivitas, aktifitas. kerja yang berkaitan dengan tingkat
dengan kriteria : aktifitas.
1. Berpartisipasi 2. Dapat mengurangi penggunaan
dalam aktifitas 2. Instruksikan tehnik energi dan membantu keseimbangan
yang penghematan energi antara suplai antara suplai dan
diinginkan/diperlu (menggunakan kursi saat kebutuhan O2.
kan. mandi, duduk, menyisir
2. Melaporkan rambut atau menyikat gigi,
peningkatan dalam lakukan aktifitas dengan
toleransi aktifitas perlahan). 3. Kemajuan aktifitas bertahap
yang dapat diukur. 3. Berikan dorongan untuk mencegah penurunan kerja jantung
melakukan tiba.
3. Menunjukkan aktifitas/perawatan diri
penurunan dalam bertahap jika dapat
tanda-tanda ditoleransi. Berikan bantuan
toleransi fisiologis. sesuai kebutuhan.
C. Daftar Pustaka
Nuratif. A.H dan Kusuma. (2015). APLIKASI Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC.
Jogjakarta : MediaAction.
Setono,Wiwing. (2013). LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN
KEPERAWATAN LENGKAP. Tersedia [Online] :
http://lpkeperawatan.blogspot.co.id/2013/11/laporan-pendahuluan-
hipertensi.html?m=1
Muhammad,Ridzwan. (2013). Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Hipertensi. Tersedia [Online] :
http://whanmeee.blogspot.co.id/2013/05/asuhan-keperawatan-pada-
pasien.html