Anda di halaman 1dari 31

Diagnosa Keperawatan

a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama


b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antar suplai
dan kebutuhan oksigen
c. Penurunan fungsi perifer yang berhubungan dengan menurunnya curah
jantung
d. Ansietas yang berhubungan dengan rasa takut akan kematian.
e. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurangnnya informasi.
Intervensi Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama
Tujuan :
Dalam waktu 2x 24 jam penurunan curah jantung dapat teratasi dan menunjukkan
TTV dalam batas yang dapat diterima dan bebas gejala gagal jantung
Kriteria Hasil :
 Klien akan melaporkan episide dispnea
 Tekanan darah dalam batas normal
 Nadi 80x/menit tidak terjadi disritmia
 Denyut jantung dan irama teratur
 CRT <3 detik
INTERVENSI RASIONAL
 Kaji dan laporkan tanda  Kejadian mortalitas dan
penurunan curah jantung morbiditas sehubungan dengan
infark miokardium yang lebih
dari 24 jam pertama.
 Periksa keadaan klien dengan  Biasanya terjadi takikardia
auskultasi nadi, aspek : kaji meskipun pada saat istirahat
frekuensi, irama jantung untuk mengkompensasi
penurunan kontraktilitas
ventrikel, kontraksi prematur
dari atrial, takikardia atrial
proksimal, kontraksi prematur
dari ventrikel, dan fibrilasi
atrial disritmial umum
berkenaan dengan gagal
jantung kongestif meskipun
yang lainnya
 Palpasi nadi perifer  Penurunan curah jantung dapat
menunjukkan menurunnya
nadi. Nadi mungkin cepat
hilang atau tidak teratur untuk
diatasi.
 Pantau output urine, catat  Ginjal berespon untuk
kepekatan atau konsentrasi menurunkan curah jantung
urine. dengan menahan cairan dan
natrium
 Kaji perubahan pada sensorik  Dapat menunjukkan tidak
(cemas) adekuatnya perfusi serebral
akibat dari penurunan curah
jantung.
 Berikan istirahat  Istirahat fisik harus
semirekumben pada tempat dipertahankan untuk
tidur. memperbaiki efisiensi
kontraksi jantung.
 Berikan istirahat sikologis  Stres emosi menghasilkan
dengan suara yang tenang fasokontriksi yang terkait
meningkatkan TD dan
frekuensi jantung.
 Kolaborasi  Menghambat perangsangan
Pemberian obat anti disritmia adrenerjik dari jantung,
menekan eksitabilitas dan
kontraktilitas dari miokardium.
 Berikann bretilium dan  Meningkatkan masa refrakter
amiodaron dan memperpanjang masa
kerjanya.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antar
suplai dan kebutuhan oksigen
Tujuan :
Aktivitas sehari-hari klien terpenuhi dan meningkatnya kemampuan beraktivitas
Kriteria Hasil :
Klien menunjukkan kemampuan beraktivitas tanpa gejala-gejala yang berat
terutama mobilisasi di tempat tidur.
INTERVENSI RASIONAL
 Catat frekuensi jantung, irama,  Respons klien terhadap aktivitas
serta perubahan tekanan darah dapat mengindikasikan penurunan
selama dan sesudah aktivitas oksigen miokard
 Tingkatkan istirahat, batasi  Menurunkan kerja miokard/
aktivitas dan berikan aktivitas konsumsi oksigen yang akan
senggang yang tidak berat berdampak pada peningkatan
suplai darah ke jaringan
 Anjurkan menghindari  Dengan mengejan dapat
peningkatan tekanan abdomen, mengakibatkan bradikardi ,
(mengejan saat defekasi) menurunkan curah jantung dan
takikardi serta peningkatan TD
 Pertahankan tirah baring  Untuk mengurangi beban kerja
sementara sakit akut jantung, menurunkan kebutuhan
miokard
 Pertahankan rentang gerak pasif  Meningkatkan kontraksi otot
selama sakit kritis sehingga membantu venous return
 Berikan waktu yang cukup untuk  Untuk mendapatkan cukup waktu
istirahat dan aktivitas resolusi bagi tubuh dan tidak
terlalu memaksa kerja jantung
 Pertahankan penambahan Oksigen  Untuk meningkatkan oksigenasi
sesuai kebutuhan jaringan
 Selama aktivitas kaji EKG,  Melihat dampak aktivitas terhadap
dispnea, sianosis, kerja, dan fungsi jantung
frekuensi napas serta keluhan
subjektif

3. Penurunan fungsi perifer yang berhubungan dengan menurunnya curah


jantung
Tujuan :
Perbaikan perfusi perifer
Kriteria Hasil :
 Kulit hangat dan kering
 Klien memperlihatkan perbaikan status mental
 Klien mengatakan nyeri dada hilang/ berkurang
 Mendemonstrasikan teknik relaksasi
 Klien terlihat rileks
INTERVENSI RASIONAL
 Kaji status mental klien secara  Mengetahui derajat hipoksia pada
teratur otak
 Kaji warna kulit, suhu,  Mengetahui derajat hipoksemia
sianosis,nadi perifer, dan dan peningkatan tekanan perifer
diaforesis secara teratur
 Kaji kualitas peristaltik, pasang  Mengetahui pengaruh hipoksia
sonde terhadap fungsi saluran cerna serta
dampak penurunan elektrolit
 Kaji adanya kongesti hepar pada  Sebagai dampak gagal jantung
kuadran kanan atas kanan, jika berat, akann
ditemukan adanya tanda kongesti
 Ukut tanda vital, periksa Lab, :  Untuk mengetahui keefektifan dan
Hb, Ht, BUN, Sc, BGA sesuai vaskularisasi secara keseluruhan.
kebutuhan Jika terjadi dekompensasi
ditambah komplikasi Hb rendah
dan Ht tinggi akan memperberat
gangguan perfusi. Gangguan
perfusi yang berat akan mengurai
aliran darah ke ginjal sehingga
ginjal dapat mengalami gangguan
fungsi.

4. Ansietas yang berhubungan dengan rasa takut akan kematian.


Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam ansietas berkurang
Kriteria Hasil :
 Gelisah hilang dan klien kooperatif
 Tindakan di programkan
 Mengenal perasaannya dengan petugas
INTERVENSI RASIONAL
 Kaji tanda tanda dan ekspresi  Level kecemasan berkembang ke
verbal dari kecemasan panik yang merangsang respons
simpatis dengan melepaskan
katekolamin. Hal ini
meningkatkan kebutuhan Oksigen
miokard
 Mulai melakukan tindakan untuk  Mengurangi rangsangan eksternal
mengurangi kecemasan. Beri yang tidak perlu
lingkungan tenang dan suasana
penuh istirahat
 Temani pasien selama periode  Pengertian dan empati merupakan
kecemasan tinggi, beri dorongan bagian dari pengobatan, serta
dan suara tenang dapat mungkin meningkatkan
kemampuan koping pasien
 Bantu Klien mengekspresikan  Cemas berkelanjutan berdampak
perasaan marah, takut serangan jantung selanjutnya
 Hindari konfrontasi  Konfrontasi dapat meningkatkan
rasa marah, menurunkan kerja
sama dan memperlambat
penyembuhan
 Orientasikan klien terhadap  Orientasi dapat menurunkan
prosedur rutin dan aktivitas yang kecemasan
diharapkan
 Lakukan pendekatan dan  Untuk membina rasa saling
komunikasi percaya

5. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurangnnya informasi.


Tujuan :
Pasien dapat memahami tentang kondisi dan cara pengobatan.
Kriteria hasil :
 Menyatakan pemahaman tentang kondisi, program pengobatan
 Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan efek samping
obat
INTERVENSI RASIONAL
 Kaji ulang fungsi jantung  Mengetahu derajat kondisi
normal/konduksi elektrikal jantung pasien

 Jelaskan/tekankan masalah aritmia  Untuk meningkatkan pemahaman


khusus dan tindakan terapeutik pentingnya komunikasi terapeutik
pada pasien/keluarga bagi kesembuhan pasien

 Anjurkan/catat pendidikan tentang  Meningkatkan pemahaman pasien


obat. Termasuk mengapa obat terhadap keteraturan minum obat.
diperlukan; bagaimana dan kapan
minum obat; apa yang dilakukan
bila dosis terlupakan

 Dorong pengembangan latihan  Meningkatkan pemahaman pasien


rutin, menghindari latihan tentang managemen waktu dengan
berlebihan baik. Kapan waktu untuk istirahat
dan waktu untuk aktivitas
 Memberikan informasi dalam  Memudahkan pasien untuk
bentuk tulisan bagi pasien untuk melakukan anjuran tenaga medis
dibawa pulang ketika sudah diperbolehkan
pulang.
BAB III
KASUS SEMU

Tn. A seorang pegawai negeri berumur 58 tahun.Pada tanggal 10 Januari


2015, pukul 17.00 pasien pulang kerja, Saat itu pasien merasa badannya lemas
dan lelah sampai jatuh pingsan, sehingga dibawa kelurganya ke UGDPasien
mengeluh sangatlelah dan lemah hingga beliau jatuh pingsan. Saat dilakukan
pengkajian. Kesadaran somnolen dengan GCS : 3 6 4. Pasien badanya terasa
lemas. Nyeri pada dadanya. Pasien berkeringat dingin dan pucat. Turgor buruk,
waktu pengisian kapiler >3 detik.Pasien gemetar. TD : 90/80 mmHg. Suhu : 36,5
o
C. Nadi : 50x/ menit. RR : 24x/menit. Hasil EKG didapat :Irama irreguler
3.1 Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Klien
Nama Klien     : Tn. A
Jenis Kelamin  : L
Suku/bangsa   : jawa
Agama             : Islam
Pendidikan      : Sarjana
Pekerjaan         : PNS
Alamat              : Perak Jombang
Tgl MRS : 10 Januari 2015
Tgl Pengkajian : 11 Januari 2015
b. Riwayat Keperawatan Sekarang
a. Keluhan Utama
Lelah (lemas)
b. Riwayat MRS
Pada tanggal 10 Januari 2015, pukul 17.00 pasien pulang kerja, Saat itu
pasien merasa badannya lemas dan lelah sampai jatuh pingsan,
sehingga dibawa kelurganya ke UGD. Setelah itu pasien sadar dan
dipindahkan ke Pav. Kemuning. Saat dilakukan pengkajian.Kesadaran
Somnolen dengan GCS : 3 4 6 dan nyeri pada dadanya. Pasien
berkeringat dingin dan pucat. Turgor buruk, waktu pengisian kapiler
>3 detik. TD : 90/80 mmHg. Suhu : 35,5 oC. Nadi : 50x/ menit. RR :
24x/menit
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarganya mengatakan Pasien pernah sakit jantung dan masuk RSUD
Jombang. Pada 3 tahun yang lalu dan memiliki Riwayat penyakit IM akut
(Infarkd Miokard)

d. Riwayat Kesehatan Keluarga


Keluarga mengatakan bahwa ada salah satu saudara dari pasien, almarhum
ayahnyapernah menderita penyakit jantung.
e. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Lingkungan rumah bersih cukup terjaga.

N POLA Sebelum MRS Saat MRS


O
1. Persepsi  Penggunaan obat  Penggunaan obat
sesuai resep dokter sesuai resep dokter
 Pasien mandi dan  Paasien hanya di
gosok gigi 2x sehari seka dan tidak
gosok gigi
2. Nutrisi  Pasien makan 3x  Pasien makan 3x
sehari 1 porsi habis sehari 1 porsi habis
Menu: Menu : bubur
nasi,lauk,sayur
3 Eliminasi  BAB 1x sehari.  BAB 1x sehari
Konsistensi : Konsistensi :
lembek, bau khas, lembek, bau khas,
warna kuning warna kuning
kecoklatan kecoklatan
 BAK 3-4 x sehari  BAK 3-4 x sehari
4 Aktivitas  Sebagai kepala  Pasien hanya bisa
keluargabekerja berbaring di
sebagai pegawai tempat tidur dan
negeri. memerlukan
bantuan perawat
 Skala ADL 3
5 Istirahat tidur  Pasien tidur siang 1  Pasien tidur siang
jam / hari 3 jam / hari sering
 Pasien tidur malan bangun
7 jam / hari  Pasien tidur malam
6-7 jam/ hari sering
terbangun
6 Sensori dan Penglihatan Penglihatan
kogninif  Pasien  Pasien
menggunakan kaca menggunakan kaca
mata (+) rabun mata (+) rabun
dekat dekat ,

Pendengaran
Pendengaran Pasien dapat
Pasien dapat mendengar mendengar dengan
dengan baik (jarak 5-6 baik (jarak 5-6
meter) meter)
7 Persepsi dan Gambaran diri Gambaran diri
konsep diri Tidak ada gangguan pada Tidak ada gangguan pada
fisik fisik

Ideal diri Ideal diri


Pasien ingin selalu sehat Pasien ingin cepat sembuh
dan dijauhkan dari agar bisa segera pulang
penyakit
Harga diri
Harga diri Pasien bersikap kooperatif
Pasien berusaha untuk dengan petugas medis
kehidupan yang lebih baik
Peran diri
Peran diri Peran diri terganggu
Berperan sebagai kepala karena pasien tidak bisa
keluarga beraktifitas seperti
biasanya
8 Hubungan Hubungan dengan keluarga Hubungan dengan petugas
peran dan lingkungan sekitar dan lingkungan rumah
rumah baik sakit baik
9 Seksualitas Pasien seorang laki-laki Pasien seorang laki-laki
10 Penanganan Pasien berusaha mengatasi Pasien meminta bantuan
stress masalahnya sendiri jika keluarga untuk mengatasi
berada dalam kesulitan maslahnya
11 Keyakinan- Pasien beribadah rutin Pasien hanya bisa berdoa
nilai sholat 5 waktu di tempat tidurya

Pemeriksaan Fisik (Head to toe)


Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)
a) KeadaanUmum : Pasien tampak lemah dan pucat
b) Kesadaran : Somnolen
3 Px membuka mataberdasarkan perintahverbal                                
4 Px berbicara kacau (bingung)
6 Px menurut akan perintah

Kepala Inspeksi
simetris,penyebaran rambut merata,warna rambut hitam
beruban,kulit kepala bersih,wajah simetris.

Mata Palpasi
tidak ada tekanan intra okuler
Inspeksi
Simetris, kelopak mata tidak peradangan, pasien
menggunakan kacamata.

Telinga Inspeksi
Simetris, bersih, tidak ada benjolan
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan

Hidung Inspeksi
Terdapat pernapasan cuping hidung
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan

Mulut Inspeksi
Membran mukosa pucat

Leher Inspeksi
Bentuk simetris
Palpasi
Tidak ada benjolan

Dada Palpasi
Paru-paru&Jantung Bradikardia, Tekanan darah menurun, nyeri dada
Auskultasi
Adanya bunyi tambahan S3 suara gallop

Abdomen Palpasi
Tidak ada pembesaran Limpa, tidak adanya nyeri tekan
Tidak ada pembesaran hepar, tidak adanya nyeri telan
kanan atas

Ekstremitas Atas Kelemahan otot turun ADL 3, butuh bantuan perawat


dan Bawah
Intergumen Turgor kulit baik, berkeringat
Adanya eritemia pada kulit tubuhnya

Genetalia Klien berjenis kelamin laki-laki

Analisa Data :
DATA MASALAH ETIOLOGI
DS : Penurunan curah jantung Perubahan frekuensi
- Px mengatakan jantung
tubuhnya gemetar
DO :
- Kesadaran
somnolen
- CRT > 3detik
- TD : 90/80 mmHg.
- Nadi : 50x/ menit.
- EKG : Bradikardi

DS : Ketidakefektifan Perfusi Penurunan Curah


- Px mengeluh lemas Jaringan Perifer jantung
DO :
- Waktu pengisian
kapiler >3 detik
- Warna kulit pucat
- Turgor buruk
- TD : 90/80
- Nadi : 50x/menit
- Suhu : 35,5oC
DS : Intoleransi Aktifitas Ketidakseimbangan
- Pasien mengeluh antara suplai dan
lelah dan lemah, kebutuhan oksigen
setelah beraktivitas
DO :
- Px Bed Rest
- Skala ADL 3
- TD : 90/80 mmHg.
- Suhu : 35,5 oC
- Nadi : 50x/ menit.
- RR : 24x/menit.
- EKG : Bradikardi
-
Dx :
Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama ditandai
dengan :
- Px mengatakan tubuhnya gemetar
- Kesadaran Somnolen
- CRT > 3detik
- TD : 90/80 mmHg.
- Nadi : 50x/ menit.
- EKG : Bradikardi
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer berhubungan dengan penurunan
curah jantung yang ditandai dengan :
- Px mengeluh lemas
- Waktu pengisian kapiler >3 detik
- Warna kulit pucat
- Turgor buruk
- TD : 90/80
- Nadi : 50x/menit
- Suhu : 35,5oC

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antar suplai dan


kebutuhan oksigen ditandai dengan :
- Pasien mengeluh lelah dan lemah, setelah beraktivitas
- Px Bed rest
- Skala ADL 3
- TD : 90/80 mmHg.
- Suhu : 35,5 oC
- Nadi : 50x/ menit.
- RR : 24x/menit.
- EKG : Bradikardi
Intervensi 1
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
11/01/1 Penurunan curah jantung Tujuan Mandiri :
5 berhubungan dengan Setelah dilakukan 1. Auskultasi nadi perifer, kaji 1. Untuk mengkonpensasi
perubahan irama ditandai tindakan keperawatan frekuensi, irama jantung penurunan kontraktilitas
dengan: selama 2x 24 jam ventrikuler.
- Px mengatakan penurunan curah
tubuhnya gemetar jantung dapat teratasi 2. Catat bunyi jantung 2. Irama gallop umum (s3
- Kesadaran somnolen Kriteria Hasil dan s4) dihasilkan
- CRT > 3detik  Px mengatakan sebagai aliran darah
- TD : 90/80 mmHg. tidak gemetar lagi kedalam serambi yang
- Nadi : 50x/ menit.  Kesadaran compos 3. Palpasi nadi perifer distensi
- EKG : Bradikardi mentis
 CRT <3 detik
 TD : 120/80 3. Penurunan curah jantung
mmHg dapat menunjukkan
 Nadi:60- menurunnya naadi radial,
100x/menit 4. Pantau haluaran urine, catat popliteal, dorsalis pedis,
 EKG Sinus Rytmis penurunan haluaran dan dan postibial.
kepekatan/konsentrasi urine
4. Haluaran urine biasanya
menurun selama sehari
karena perpindahan
cairan ke jaringan tetapi
dapat meningkatkan pada
5. Kaji perubahan pada malam hari sehingga
sensori, contoh letargi, cairan berpindah kembali
binggung, disorientasi, ke sirkulasi bila pasien
cemas dan depresi tidur.

6. Berikan istirahat semi 5. Dapat menunjukkan tidak


rekumben pada tempat tidur adekuatnya perfusi
atau kursi. Kaji dengan serebral sekunder
pemeriksaan fisik sesuai terhadap penurunan
indikasi curah jantung.

6. Istirahat fisik harus


dipertahankan untuk
memperbaiki efisiensi
7. Berikan lingkungan yang kontraksi jantung dan
tenang: terhindar dari stres menurunkan
kebutuhan/konsumsi
oksigen miokard dan
kerja berlebihan.

Kolaborasi 7. Stres emosi


1. Berikan obat menghasilkan
antidisritmia vasokontriksi yang
meningkatkan TD dan
meningkatkan
frekuensi/kerja jantung

1. Menghambat
2. Siapkan untuk bantu perangsangan adregenik
kardioversi elektif dari jantung, menekan,
eksitabilitas, dan
kontraktilitas miokard

3. Bantu pemasangan/ 2. Dapat digunakan pada


memperthankan fungsi disritmia tidak stabil
pacu jantung untuk menyimpan
frekuensi jantung
normal, menghilangkan
gejala gagal jantung
3. Pacu sementara untuk
meningkatkan
pembentukan impuls

Intervensi 2
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
11/01/1 Ketidakefektifan Perfusi Tujuan 1. Kaji status mental klien 1. Mengetahui derajat
5 Jaringan Perifer Setelah dilakukan secara teratur hipoksia pada otak
berhubungan dengan tindakan keperawatan 2. Kaji warna kulit, suhu, 2. Mengetahui derajat
penurunan curah jantung selama 2 x 24 jam sianosis, nadi perifer hipoksemia dan
yang ditandai dengan : masalah secara teratur peningkatan tahanan
- Px mengeluh lemas ketidakefektifan 3. Ukur tanda vital, periksa perifer
- Px bed rest jaringan perifer dapat lab: HB, HT, BUN, BGA 3. Untuk mengetahui
- Skala ADL 3 teratasi sesuai kebutuhan keadekuatan fungsi dan
- Waktu pengisian Kriteria Hasil vaskuleresaasi secara
kapiler >3 detik - Px tidak mengeluh keseluruhan jika terjadi
- Warna kulit pucat lemah dekompensasi ditambah
- Turgor buruk - Waktu pengisian komplikasi hb rendah
- TD : 90/80 kapiler <3 detik dan HT tinggi akan
- Nadi : 50x/menit - Warna kulit tidak memperberat gangguan
- Suhu : 35,5oC pucat perfusi. Gangguan
- Turgor baik perfusi berat (PCO2
- TD: 120/80 tinggi) akan
- Nadi: 60- mengurangi aliran
100x/menit darah ke ginjal
- Suhu: 36,5-37,50C sehingga ginjal dapat
mengalami gangguan
fungsi yang dapat
dimonitor dari
peningkatan kadar
BUN, SC

Intervensi 3
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
11/01/15 Intoleransi aktifitas yang Tujuan 1. Catat frekuensi jantung, 1. Respons klien terhadap
berhubungan dengan Setelah dilakukan irama, serta perubahan aktivitas dapat
ketidak seimbangan tindakan keperawatan tekanan darah selama dan mengindikasikan
antara suplai dan selama 2 x 24 jam sesudah aktivitas penurunan oksigen
kebutuhan oksigen masalah intoleransi miokard
ditandai dengan : aktifitas dapat teratasi 2. Tingkatkan istirahat, batasi 2. Menurunkan kerja
- Pasien mengeluh Kriteria Hasil aktivitas dan berikan miokard/ konsumsi
lelah dan lemah,  Px mengatakan aktivitas senggang yang oksigen yang akan
setelah beraktivitas lelah hilang tidak berat berdampak pada
- TD : 90/80 mmHg.  TD : 120/80 peningkatan suplai
- Suhu : 35,5 oC mmHg darah ke jaringan
- Nadi : 50x/ menit.  Suhu : 36,5-37,5oC
- RR : 24x/menit.  Nadi:60- 3. Untuk mengurangi
- EKG : Bradikardi 100x/menit 3. Pertahankan tirah baring beban kerja jantung,
 RR : 16-24x/menit sementara sakit akut menurunkan kebutuhan
 EKG Sinus Rytmis miokard

4. Untuk mendapatkan
4. Berikan waktu yang cukup cukup waktu resolusi
untuk istirahat dan aktivitas bagi tubuh dan tidak
terlalu memaksa kerja
jantung

5. Menurunkan stres dan


5. Berikan lingkungan tenang rangsangan berlebihan,
dan batasi pengunjung meningkatkan istirahat.
selama fase akut sesuai
indikasi. Dorong
penggunaan manajemen
stres dan pengalih yang
tepat. 6. Menetapkan
kemampuan/ kebutuhan
6. Evaluasi respon pasien pasien
terhadap aktivitas. Catat
laporan dispnea,
peningkatan kelemahan/
kelelahan dan perubahan
tanda vital selama dan
setelah aktivitas.
Implementasi 1
Hari/ IMPLEMENTASI Tanda
tanggal tanagn
11/01/15 1. Mengauskultasi nadi perifer, kaji frekuensi,
irama jantung
2. Mencatat bunyi jantung
3. Melakukan palpasi pada nadi perifer
4. Memantau haluaran urine, mencatat penurunan
haluaran dan kepekatan/konsentrasi urine
5. Mengkaji perubahan pada sensori, contoh
letargi, binggung, disorientasi, cemas dan
depresi
6. Mengatur lingkungan istirahat semi rekumben
pada tempat tidur atau kursi. Kaji dengan
pemeriksaan fisik sesuai indikasi
7. Mengatur lingkungan yang tenang: terhindar
dari stress
8. Memberikan obat antidisritmia

12/01/15 1. Mengauskultasi nadi perifer, kaji frekuensi,


irama jantung
2. Mencatat bunyi jantung
3. Melakukan palpasi pada nadi perifer
4. Memantau haluaran urine, mencatat penurunan
haluaran dan kepekatan/konsentrasi urine
5. Mengkaji perubahan pada sensori, contoh
letargi, binggung, disorientasi, cemas dan
depresi
6. Mengatur lingkungan istirahat semi rekumben
pada tempat tidur atau kursi. Kaji dengan
pemeriksaan fisik sesuai indikasi
7. Mengatur lingkungan yang tenang: terhindar
dari stress
8. Memberikan obat antidisritmia

Implementasi 2
Hari/ IMPLEMENTASI Tanda
tanggal tanagn
11/01/15 1. Mengkaji status mental klien secara teratur
2. Mengobservasi warna kulit, suhu, sianosis, nadi
perifer secara teratur
3. Memantau tanda vital, periksa lab: HB, HT,
BUN, BGA sesuai kebutuhan

12/01/15 1. Mengkaji status mental klien secara teratur


2. Mengobservasi warna kulit, suhu, sianosis, nadi
perifer secara teratur
3. Memantau tanda vital, periksa lab: HB, HT,
BUN, BGA sesuai kebutuhan
Implementasi 3
Hari/ IMPLEMENTASI Tanda
tanggal tanagn
11/01/15 1. Mencatat frekuensi jantung, irama, perubahan
tekanan darah selama dan sesudah aktivitas
2. Meningkatkan istirahat, membatasi aktivitas
dan berikan aktivitas senggang yang tidak berat
3. Menganjurkan psien untuk mempertahankan
tirah baring sementara sakit akut
4. Menganjurkan pasien dapat mengatur waktu
yang cukup untuk istirahat dan aktivitas
5. Mengevaluasi respon pasien terhadap aktivitas.

12/01/15 1. Mencatat frekuensi jantung, irama, perubahan


tekanan darah selama dan sesudah aktivitas
2. Meningkatkan istirahat, membatasi aktivitas
dan berikan aktivitas senggang yang tidak berat
3. Menganjurkan psien untuk mempertahankan
tirah baring sementara sakit akut
4. Menganjurkan pasien dapat mengatur waktu
yang cukup untuk istirahat dan aktivitas
Mengevaluasi respon pasien terhadap aktivitas.

Evaluasi

Diagnosa 1
Tanggal Perkembangan
11/01/15 S:
- Px mengatakan tubuhnya masih gemetar

O:
- Kesadaran somnolen
- CRT < 3detik
- TD : 120/80 mmHg.
- Nadi : 50x/ menit.
- EKG : Bradikardi
A :Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi !
Mandiri
1. Auskultasi nadi perifer, kaji frekuensi, irama jantung
2. Catat bunyi jantung
3. Palpasi nadi perifer
4. Pantau haluaran urine, catat penurunan haluaran dan
kepekatan/konsentrasi urine
5. Berikan istirahat semi rekumben pada tempat tidur atau
kursi. Kaji dengan pemeriksaan fisik sesuai indikasi
Kolaborasi
Berikan obat antidisritmia

12/01/15 S:
- Px mengatakan tidak gemetar lagi
O:
- Kesadaran compos mentis
- CRT < 3detik
- TD : 120/80 mmHg.
- Nadi : 60x/ menit.
- EKG : Sinus Rytmis
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi !
Diagnosa 2
Tanggal Perkembangan
11/01/15 S :
- Px mengeluh lemas
O:
- Waktu pengisian kapiler >3 detik
- Warna kulit tidak pucat
- Turgor baik
- TD : 120/80 mmhg
- Nadi : 50x/menit
- Suhu : 36,6oC

A : Masalah teratasi sebagian


P : Lanjutkan Intervensi !
Mandiri
1. Kaji status mental klien secara teratur
2. Kaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi perifer secara teratur
3. Ukur tanda vital, periksa lab: HB, HT, BUN, BGA sesuai
kebutuhan
12/01/15 S :
- Px tidah merasa lemas
O:
- Waktu pengisian kapiler <3 detik
- Warna kulit tidak pucat
- Turgor baik
- TD : 120/80 mmhg
- Nadi : 60x/menit
- Suhu : 36,6oC

A : Masalah teratasi
P : hentikan Intervensi !
Diagnosa 3
Tanggal Perkembangan
11/01/15 S:
- Pasien mengeluh lelah dan lemah, setelah beraktivitas
O:
- TD : 120/80 mmHg.
- Skala ADL 3
- Suhu : 35,5 oC
- Nadi : 50x/ menit.
- RR : 24x/menit.
- EKG : Bradikardi
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan Intervensi !
Mandiri
1. Catat frekuensi jantung, irama, serta perubahan tekanan
darah selama dan sesudah aktivitas
2. Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas dan berikan aktivitas
senggang yang tidak berat
3. Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas. Catat laporan
dispnea, peningkatan kelemahan/ kelelahan dan perubahan
tanda vital selama dan setelah aktivitas.

12/01/15 S : Pasien tidak mengeluh lelah dan lemah,


O:

- TD : 120/80 mmHg.
- Skala ADL 0
- Suhu : 36,6 oC
- Nadi : 60x/ menit.
- RR : 24x/menit.
- EKG : Sinus Rytmis
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi !

Anda mungkin juga menyukai