Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

EDUKASI PASIEN MANAJEMEN NYERI

OLEH

Nur Cholifah Rachmawati


9102320014

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2020
Prodi Pendidikan Ners No. Dok 01/KD-
Fakultas Keperawatan Unika Widya II/PK/13
Mandala
Surabaya
FORM SATUN ACARA Revisi ke 1
Halaman 1 dari 17
PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Edukasi pasien manajemen nyeri


Sub topik : penatalaksanaan nyeri
Sasaran : Pasien ( Tn. K)
Waktu : Pukul 12.00 – 12.20
Tempat : Poli Paliatif
Penyuluh : Nur Cholifah Rachmawati
I. Latar belakang
Pasien dengan Ca Nosofaring sering dihadapkan dengan gangguan rasa

nyaman dikarenakan nyeri yang dialami, baik karena proses penyakit dari kanker

tersebut ataupun pasien Ca Nosofaring yang harus terpasang trakeostomi. Hal ini

harus ditangani untuk membantu pasien dalam bertahan dan meningkatkan kualitas

hidupnya. Melakukan manajemen nyeri pasien dapat membantu pasien dalam

mengelola nyeri secara mandiri dirumah.

II. Tujuan umum


Pasien memahami tentang manajemen nyeri pada pasien dengan Ca Nosofaring
yang terpasang trakeostomi serta mau dan mampu melaksanakan secara mandiri
dirumah.
III. Tujuan khusus
Setelah diberikan penjelasan selama 15 menit diharapkan sasaran dapat :
1. Menyebutkan pengertian nyeri dengan benar
2. Menyebutkan macam-macam nyeri dengan benar
3. Menyebutkan tanda dan gejala nyeri dengan benar
4. Menyebutkan cara mengurangi nyeri dengan benar
5. Menyebutkan cara napas dalam dengan benar

IV. Metode
Ceramah, Tanya jawab

V. Media
Leaflet
VI. Isi materi
(Materi terlampir)
VII. Proses pelaksanaan
Prodi Pendidikan Ners No. Dok 01/KD-
Fakultas Keperawatan Unika Widya Mandala II/PK/13
Surabaya
FORM SATUN ACARA PENYULUHAN Revisi ke 1
Halaman 5 dari 17

TAHAP URAIAN KEGIATAN METODE MEDIA


I 1. Memberi salam pembuka. Ceramah, Leaflet
Pendahuluan 2. Memperkenalkan diri. tanya jawab
(membuka 3. Menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan
pertemuan) dan topik yang akan dibahas
2 menit. 4. Menumbuhkan motivasi dengan cara:
a. Menjelaskan manfaat dari materi
yang akan dibahas
b. Menunjukkan hasil-hasil penelitian
yang terkait dengan topik secara
sederhana
c. Menjelaskan dampak negatif
5. Menjelaskan metode yang akan digunakan.
6. Melakukan kontrak waktu.
memberitahukan bahwa waktu yang akan
digunakan selama 20 menit.
II 1. Menjelaskan materi dengan menggunakan Ceramah Leaflet
Menyampaik leaflet: Diskusi
an isi materi a. Menyebutkan pengertian luka ca
15 menit. mammae dengan benar
b. Menyebutkan fase penyembuhan luka
dengan benar
c. Menyebutkan komplikasi dengan benar
d. Menyebutkan tanda dan gejala infeksi
dengan benar
e. Menyebutkan dan menjelaskan
menanganan pasien dengan luka dirumah
dengan benar

2 Memberi kesempatan untuk bertanya


selama proses pemberian materi.

III 1. Memberi kesempatan peserta untuk Ceramah, Daftar


Penutup bertanya. tanya jawab pertanyaan
3 menit. 2. Melakukan evaluasi secara lisan melalui
tanya jawab
3. Menyimpulkan hasil penyuluhan
4. Memberikan salam penutup
VIII. Setting tempat
IX. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Tempat, materi dan media
b. Peran dan tugas organisasi sesuai perencanaan
Setting tempat :

Poli Paliatif

Keterangan gambar : Perawat, Pasien, Keluarga

2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
b. Peserta penyuluhan hadir 70%
c. Audiens mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
d. Audiens berperan aktif selama penyuluhan
e. Daftar pertanyaan peserta
 Bagaimana cara perawatan luka dirumah?
 Sebutkan managemen nyeri yang dapat dilakukan?
3. Evaluasi hasil
a. Peserta dapat menyebutkan cara perawatan luka dengan benar 80%
b. Peserta dapat menyebutkan managemen nyeri dari luka 80%

X. Pengorganisasian
Pembawa acara : Nur Cholifah Rachmawati
Pembicara : Nur Cholifah Rachmawati
Observer : Nur Cholifah Rachmawati
Fasilitator : Nur Cholifah Rachmawati
Pembimbing : Made Indra Ayu Astarini, S. Kep.,Ns.,M.Kep

MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Luka Ca
Luka Ca adalah luka yang menonjol keluar kulit umumnya berupa benjolan yang
keras, sukar digerakkan, berbentuk seperti bunga kol, mudah terinfeksi sehingga
menyebabkan lendir, cairan, darah dan bau yang tidak sedap (Schiech, 2002). Oleh
sebab itu gejala yang paling sering ditemukan pada luka kanker adalah malodor,
eksudat, nyeri, dan perdarahan.

B. Fase-fase Penyembuhan Luka


Fase penyembuhan luka menurut Kozier (2010)
1 Fase inflamatori
Fase ini terjadi setelah luka 3-4 hari. Dalam fase ini terjadi proses hemostatis
(perhentian darah) akibat fase konstriksi pembuluh darah besar di daerah luka dan
fase pagositosis dimana proses yang merangsang pembentukan pembuluh darah
baru untuk membantu dan mempercepat proses penyembuhan.
2 Fase proloferatif
Fase kedua ini berlangsung dari hari ke-3 atau 4 sampai hari ke-21 setelah
pembedahan. Dalam fase ini terjadi proses fibroblast (menghubungkan sel-sel
jaringan)
3 Fase maturasi
Fase maturasi proses yang terjadi adalah jaringan luka menyatu dalam struktur
yang lebih kuat, bekas luka menjadi kecil, kehilangan elastisitas dan
meninggalkan garis putih.

C. Komplikasi-komplikasi Penyembuhan Luka


Komplikasi penyembuhan luka menurut Syamsurihidayat (2010) meliputi infeksi,
perdarahan, dehiscence dan evisverasi.
1. Infeksi
Infeksi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma selama pembedahan atau
setelah pembedahan. Gejala dari infeksi sering muncul dalam 2-7 hari setelah
pembedahan. Gejalanya berupa adanya purulent, peningkatan drainase, nyeri,
kemerahan, dan bengkak disekeliling luka, peningkatan suhu, dan peningkatan
jumlah sel darah putih.
2. Perdarahan
Perdarahan dapat menunjukkan suatu pelepasan jahitan, sulit membeku pada garis
jahitan, infeksi, atau erosi pembuluh darah oleh benda asing seperti drain.
3. Dehiscence dan evisverasi
Adalah adalah terbukanya lapisan luka partial atau total. Eviscerasi adalah
keluarnya pembuluh melalui daerah irisan. Sejumlah faktor meliputi, kegemukan,
kurang nutrisi, multiple trauma, gagal untuk menyatu, batuk yang berlebihan,
muntah, dan dehidrasi, mempertinggi resiko klien mengalami dehiscence luka.
Ketika dehiscence dan eviscerasi terjadi luka harus segera ditutup dengan balutan
steril yang lebar, kompres dengan normal saline. Klien disiapkan untuk segera
dilakukan perbaikan pada daerah luka.

D. Tanda dan Gejala Infeksi pada Luka


Menurut Utami (2019) tanda-tanda infeksi adalah sebagai berikut :

1. Rubor (Kemerahan) Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area yang
mengalami infeksi karena peningkatan aliran darah ke area tersebut sehingga
menimbulkan warna kemerahan.
2. Calor (Panas) Kalor adalah rasa panas pada daerah yang mengalami infeksi akan
terasa panas, ini terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah lebih banyak
ke area yang mengalami infeksi untuk mengirim lebih banyak antibody dalam
memerangi antigen atau penyebab infeksi.
3. Tumor (Bengkak) Tumor dalam konteks gejala infeksi bukan sel kanker seperti
yang umum dibicarakan akan tetapi pembengkakan yang terjadi pada area yang
mengalami infeksi karena meningkatnya permeabilitas sel dan meningkatnya
aliran darah.
4. Dolor (Nyeri) Dolor adalah rasa nyeri yang dialami pada area yang mengalami
infeksi, ini terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan zat
tertentu sehingga menimbulkan nyeri. Rasa nyeri mengisyaratkan bahwa terjadi
gangguan atau sesuatu yang tidak normal jadi jangan abaikan nyeri karena
mungkin saja ada sesuatu yang berbahaya.

E. Penanganan Pasien dengan Luka dirumah

1. Perawatan luka
Menurut Utami (2019) perawatan luka dapat membantu dalam penyembuhan luka
dan menghindarkan dari resiko infeksi.
Cara perawatan luka dirumah menurut Panduan Perawataan Luka Departemen
Kesehatan RI tahun (2019) antara lain:
1. Persiapan Alat
 Cairan infus NaCl 0,9 %.
 Kassa steril.
 Plester.
 Gunting.
 Saleb jika ada
2. Langkah-Langkah
1) Atur posisi senyaman mungkin.
2) Siapkan alat yang diperlukan dan dekatkan kepada pasien.
3) Keluarga yang akan melakukan ganti balutan sebelumnya harus mencuci tangan
terlebih dahulu dengan sabun.
4) Buka plester atau perban
5) Balutan lama dibuka dan dibuang ke kantong plastik.
6) Bersikan luka :
7) Cuci luka dengan kassa steril yang dibasahi NaCl 0,9% atau air hangat.
8) Keringkan luka dengan kassa steri.
9) Tutup luka yang telah dikompres kassa betadine dengan kassa kering.
10) Plester balutan tersebut agar tidak mudah lepas.
11) Bereskan peralatan.
12) Cuci tangan.

2. Menegemen nyeri
Menurut Hutahean (2019) luka operasi memberikan efek nyeri yang biasanya
disebabkan trauma bedah atau inflamasi sehingga membutuhkan penanganan khusus
untuk nyeri. Menejemen nyeri dibagi menjadi dua yakni farmakologi dan
nonfarmakologi:
1) Farmakologi
Menurunkan rasa nyeri mulai dari berat hingga ringan dapat menggunakan
analgesik. Analgesik yang sering digunakan yaitu jenis analgesik non narkotik
dan obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID), analgesik narkotik atau opiate dan
tambahan atau adjuvant (Andarmoyo 2013).
2) Nonfarmakologi
Menejemen nyeri dengan terapi nonfarmakologi yaitu:
a) Akupuntur Akupuntur adalah memerlukan insersi jarum halus dan tipis ke tangan,
kaki, dan telinga untuk mengurangi nyeri persalinan. Akupuntur dapat
menghambat sinyal nyeri sehingga tidap dapat mencapai medulla spinalis dan
otak atau akupuntur tampak menstimulus pelepasan endorphin, yang bekerja
seperti opoid endorphin (Murray & Huelsman, 2013).
b) Kompres dingin Membasuh lengan bagian dalam atau wajah juga dapat
menyegarkan, Ketika kain kompres yang diisi dengan es diusapkan ke area sela
jari antara jari telunjuk dan ibu jari (poin Hoku), dapat menurunkan nyeri (Murray
& Huelsman, 2013).
c) Distraksi Tindakan dengan cara memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu
selain nyeri, atau dapat diartikan lain bahwa distraksi adalah suatu tindakan
pengalihan perhatian pasien ke hal-hal diluar nyeri. Jenis Teknik Distraksi, antara
lain :
a. Disraksi Visual/penglihatan Pengalihan perhatian selain nyeri yang diarahkan
kedalam tindakan-tindakan visual atau melalui pengamatan. Misalnya melihat
pertandingan olahraga, menonton TV, membaca koran, melihat
pemandagan/gambar yang indah, dsb.
b. Distaksi Audio/pendengaran Pengalihan perhatian selain nyeri yang diarahkan
kedalam tindakan-tindakan melalui organ pendengaran. Mendengarkan musik
yang disukai atau mendengarkan kicauan burung serta gemericik air. Bacaan Al-
Quran secara murottal mempunyai irama yang konstan, teratur, dan tidak ada
perubahan yang mendadak. Tempo murottal Al-Quran juga berada antara 60/70
menit, serta nadanya rendah sehingga mempunyai efek relaksasi dan dapat
menurunkan nyeri (Widayarti, 2011).
d) Relaksasi nafas dalam Suatu tindakan untuk membebaskan mental dan fisik dari
ketegangan dan stres sehingga dapat meningkatkan toleransi terhadat nyeri.
Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas napas abdomen dengan frekuensi
lambat, berirama. Pasien dapat memejamkan matanya dan bernapas dengan
perlahan dan nyaman
e) Aromaterapi
Aromaterapi merupakan terapi menggunakan essential oil atau sari minyak murni
dengan beragam manfaat seperti membantu menjaga kesehatan, menyegarkan
serta menenangkan jiwa dan raga, membangkitkan semangat dan menimbulkan
perasaan gembira.

3. Nutrisi
Menurut Dictara (2018) Nutrisi sangat penting bagi pasien untuk mengupayakan
agar status gizi pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses
penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien.
Diet yang disarankan adalah:
 Makanan yang mengandung cukup protein dan vitamin c
1. Makanan Berprotein
 Protein Nabati (Tempe, Tahu, Kacang-Kacangan).
 Protein Hewani (Hati, Telur, Ayam).
2. Makanan Yang Bervitamin C (Jeruk, jambu, daun papaya, bayam )

4. Minum obat teratur dan kontrol kedokter sesuai jadwal yang telah ditentukan

5. Kemoterapi
Menurut Komite Penanggulangan Kanker Nasional (2019) tatalaksana
kemoterapi kanker payudara:

 Kemoterapi diberikan secara bertahap, sebanyak 6 – 8 siklus agar


mendapatkan efek yang diharapkan dengan efek samping yang masih dapat
diterima
 Beberapa kombinasi kemoterapi standar lini pertama (first line) adalah :
1. CMF
 Cyclophospamide100 mg/m2, hari 1 s/d 14 (oral) (dapat diganti injeksi
cyclophosphamide 500 mg/m2, hari 1 & 8 )
 Methotrexate 50 mg / m2 IV, hari 1 & 8
 5 Fluoro-uracil 500 mg/m2 IV,hari 1 & 8 Interval 3-4 minggu, 6 siklus
2. CAF
 Cyclophospamide 500 mg/m2, hari 1
 Doxorubin 50 mg/m2, hari 1
 5 Fluoro Uracil 500 mg/m2, hari 1 Interval 3 minggu / 21 hari, 6 siklus
3. CEF
 Cyclophospamide 500 mg/m2, hari 1
 Epirubicin 70 mg/m2, hari 1
 5 Fluoro Uracil 500 mg/m2, hari 1 Interval 3 minggu / 21 hari, 6 siklus

G. Pertanyaan

1. Bagaimana cara perawatan luka dirumah?


- Atur posisi senyaman mungkin.
- Siapkan alat yang diperlukan dan dekatkan kepada pasien.
- Keluarga yang akan melakukan ganti balutan sebelumnya harus mencuci
tangan terlebih dahulu dengan sabun.
- Buka plester atau perban
- Balutan lama dibuka dan dibuang ke kantong plastik.
Bersikan luka :
- Cuci luka dengan kassa steril yang dibasahi NaCl 0,9% atau air hangat.
- Keringkan luka dengan kassa steri.
- Tutup luka yang telah dikompres kassa betadine dengan kassa kering.
- Plester balutan tersebut agar tidak mudah lepas.
- Bereskan peralatan.
- Cuci tangan

2. Sebutkan managemen nyeri yang dapat dilakukan? analgesik, akupuntur,


kompres dingin, disktaksi, relaksasi, aromaterapi
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, S. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri, Ar- Ruzz,


Yogyakarta.

Dictara, A. (2018). Efektivitas Pemberian Nutrisi Adekuat dalam Penyembuhan Luka


Paska Laparatomi. Majority. Volume 7 Nomor 2

Hutatean,S. (2019). Penerapan Prosedur Teknik Relaksasi Terhadap Intensitas Nyeri


Di RSUD Kooota Jakarta Utara. Jurnal Akademi Keperawatan
Husada Karya Jaya. Vol 5 No 1

Kemenkes RI. (2019). Perawatan Luka Bagi Praktisi Kesehatan di Fasilitas


Pelayanan Kesehatan. Jakarta

Komite Penanggulangan Kanker Nasional. (2019). Panduan Penatalaksanaan Kanker


Payudara. Jakarta. Kemenkes.

Kozier. (2010). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Edisi 5. Jakarta : EGC

Murray M. L., Huelsman G. M. (2013). Persalinan & Melahirkan: Praktik Berbasis


Bukti. Jakarta: EGC.

Sjamsuhidajat. (2010). Buku Ajar Ilmu Bedah.Jakarta: EGC

Utami, A. (2019). Studi Deskriptif Perawatan Luka Pasien Dengan Infeksi Post Op
Laparatomi Di Kabupaten Sumedang. Jurnal Kesehatan Holistic
Voolume 3 Nomor 1

Widayarti. (2011). Pengaruh bacaan Al-Quran terhadap intensitas kecemasan pasien


sindroma koroner akut di RS Hasan Sadikin. Unpublised thesis.
Universitas Padjajaran.

World Health Organization (WHO) (2018) . Surgical Care at the District Hospital.
Switzerland

Anda mungkin juga menyukai