MAKALAH
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah swt. Yang mana telah
melancarkan kami dalam proses pembuatan makalah Keperawatan Komunitas dengan
baik. Dengan keterbatasan pengetahuan yang ada, kami tidak akan menyelesaikan
penulisan ini tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun
tidak langsung.
Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami,
pembaca, serta masyarakat luas terutama dalam hal menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian......................................................................................................3
B. Ruang Lingkup Kesehatan Kerja..................................................................3
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Kerja..................................3
D. Masalah Kesehatan Yang Terjadi Pada Kelompok Pekerja..........................4
E. Penyakit Akibat Kerja...................................................................................5
F. Peran Perawat Komunitas Pada Kelompok Pekerja...................................11
G. Asuhan Keperawatan Komunias Pada Kesehatan Di Komuitas Pekerja....12
KESIMPULAN.....................................................................................................15
D. Kesimpulan................................................................................................15
E. Saran..........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelompok usaha kerja merupakan salah satu area komunitas yang perlu
diperhatikan kesejahteraan kesehatannya. Bidang yangmencakup keselamatan kerja
dalam keperawatan disebut Occupation Health Nurses (OHN) atau Keperawatan
Kesehatan Kerja (KKK). Ilmu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan
bagian dari ilmu KesehatanMasyarakat. Keilmuan K3 merupakan perpaduan dari
multidisiplin ilmu antara ilmu-ilmukesehatan, ilmu perilaku, ilmu alam, teknologi
dan lain-lain baik yang bersifat kajian maupunilmu terapan dengan maksud
menciptakan kondisi sehat dan selamat bagi pekerja, tempatkerja, maupun
lingkungan sekitarnya, sehingga meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Menurut buku Ilmu Kesehatan Masyarakat, kesehatan kerja merupakan aplikasi
kesehatan masyarakat di dalam suatu tempat kerja (perusahaan, pabrik, kantor, dll)
dan yang menjadi pasien dari kesehatan kerja ialah masyarakat pekerja dan
masyarakat sekitar perusahaan tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Komunitas Pada Kelompok Kerja
2. Bagaimana Ruang Lingkup Kesehatan Kerja
3. Bagaimana Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Kerja
4. Bagaimana Masalah Kesehatan Yang Terjadi Pada Kelompok Pekerja
5. Bagaimana Penyakit Akibat Kerja
6. Bagaimana Peran Perawat Komunitas Pada Kelompok Pekerja
7. Bagaimana Asuhan Keperawatan Komunias Pada Kesehatan Di Komuitas Pekerja
C. Tujuan
1. Mengetahui Konsep Komunitas Pada Kelompok Kerja
2. Mengetahui Ruang Lingkup Kesehatan Kerja
1
3. Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Kerja
4. Mengetahui Masalah Kesehatan Yang Terjadi Pada Kelompok Pekerja
5. Mengetahui Penyakit Akibat Kerja
6. Mengetahui Peran Perawat Komunitas Pada Kelompok Pekerja.
7. Mengetahui Asuhan Keperawatan Komunias Pada Kesehatan Di Komuitas
Pekerja
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kesehatan kerja, merupakan bidang khusus ilmu kesehatan yang ditujukan
kepada masyarakat pekerja dan sekitar perusahaan agar memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial. Higiene perusahaan
dan kesehatan kerja adalah bagian dari usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan
kepada masyarakat pekerja, masyarakat sekitar perusahaan danmasyarakat umum
yang menjadi konsumen dari hasil produk perusahaan. Secara filosofi, kesehatan
kerja adalah upaya untuk menjamin keutuhan dankesempurnaan, yang meliputi
tenaga kerja baik jasmani maupun rohanidan hasil karya
dan budaya menuju masy adil, makmur dan sejahtera.Sedangkan secara keilmuan, k
esehatan kerja adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya
mencegah kecelakaan, pencemaran dan penyakit.Upaya kesehatan kerja adalah
upaya penyerasian kapasitas kerja, beban kerja danlingkungan kerja agar setiap
pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun
lingkungan agar di peroleh produktifitas kerja yang optimal.
9
4. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang
sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.
9
g. Mekanis: gesekan, pukulan, dan tumbukan. Bila tidak ada keseimbangan
interaksi antara host, lingkungan, dan agent maka akan dapat
menyebabkan masalah kesehatan, berikut masalah kesehatan pada pekerja
yang dapat menyebabkan menurunnya produktivitas kerja yaitu :
1) Penyakit umum yang biasa dialami pekerja : TBC, asma, flu / ISPA,
diabetes mellitus, dan lain-lain.
2) Penyakit yang timbul akibat kerja misalnya : Pneumocosisis,
dermatosis, bronkitis, aspiksia, kerusakan indra pendengaran,
konjungtivitis, keracunan.
3) Nutrisi : Gastritis, gangguan pencernaan, kekurangan/kelebihan
nutrisi, dan lain-lain.
4) Lingkungan kerja yang kurang menunjang peningkatan produktivitas,
misalnya : Suhu yang terlalu panas (heat rash/bintik-bintik pada kulit
akibat panas yang tinggi, heat exhaution/kelelahan akibat panas, heat
cram/kejang panas), suhu yang terlalu dingin (frosbite); kelembaban,
ventilasi; penerangan (gangguan penglihatan/kerusakan mata);
lingkungan yang bising (>85 dB) menyebabkan gangguan
pendengaran/ketulian; terpapar radiasi yang lama berisiko terjadi
kanker; posisi saat kerja yang tidak ergonomis.
5) Keselamatan : Cidera jatuh, fraktur, luka bakar.
6) Psikologis : Stres, kecemasan, kesejahteraan tenaga kerja yang kurang
memadai, sosialisasi antar pekerja yang kurang baik, konflik
managemen.
9
3) penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya;
4) penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaannya;
5) Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaannya;
6) penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaannya;
7) Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaannya;
8) penyakit yang disebabkan oleh fluor atau persenyawaannya;
9) Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida;
10) Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan
hidrokarbon alifatik atau aromatic;
11) Penyakit yang disebabkan oleh benzene atau homolognya;
12) Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari
benzene atau homolognya;
13) Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat
lainnya;
14) Penyakit yang disebabkan oleh alcohol, glikol, atau keton;
15) Penyakit yang disebabkan oleh gas penyebab asfiksia seperti
karbon monoksida, hydrogen sulfida, hidrogen sianida atau
derivatnya;
16) Penyakit yang disebabkan oleh acrylonitrile;
17) penyakit yang disebabkan oleh nitrogen oksida;
18) penyakit yang disebabkan oleh vanadium atau persenyawaannya;
19) Penyakit yang disebabkan oleh antimon atau persenyawaannya;
20) Penyakit yang disebabkan oleh hexane;
21) Penyakit yang disebabkan oleh asam mineral;
22) Penyakit yang disebabkan oleh bahan obat;
23) Penyakit yang disebabkan oleh nikel atau persenyawaannya;
24) Penyakit yang disebabkan oleh thalium atau persenyawaannya;
25) Penyakit yang disebabkan oleh osmium atau persenyawaannya;
26) Penyakit yang disebabkan oleh selenium atau persenyawaannya;
27) Penyakit yang disebabkan oleh tembaga atau persenyawaannya;
28) Penyakit yang disebabkan oleh platinum atau persenyawaannya;
29) Penyakit yang disebabkan oleh timah atau persenyawaannya;
9
30) Penyakit yang disebabkan oleh zinc atau persenyawaannya;
31) Penyakit yang disebabkan oleh phosgene;
32) Penyakit yang disebabkan oleh zat iritan kornea seperti benzoquinone;
33) Penyakit yang disebabkan oleh isosianat;
34) Penyakit yang disebabkan oleh pestisida;
35) Penyakit yang disebabkan oleh sulfur oksida;
36) Penyakit yang disebabkan oleh pelarut organik;
37) Penyakit yang disebabkan oleh lateks atau produk yang mengandung
lateks; dan
38) Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lain di tempat
kerja yang tidak disebutkan di atas, di mana ada hubungan langsung
antara paparan bahan kimia dan penyakit yang dialami oleh pekerja
yang dibuktikan secara ilmiah dengan menggunakan metode yang
tepat;
b. Penyakit yang disebabkan oleh faktor fisika, meliputi:
1) Kerusakan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan;
penyakit yang disebabkan oleh getaran atau kelainan pada otot,
tendon, tulang, sendi, pembuluh darah tepi atau saraf tepi;
2) Penyakit yang disebabkan oleh udara bertekanan atau udara
yang didekompresi;
3) Penyakit yang disebabkan oleh radiasi ion;
4) Penyakit yang disebabkan oleh radiasioptik, meliputi ultraviolet,
radiasi elektromagnetik (visible light), infra merah, termasuk
laser;
5) Penyakit yang disebabkan oleh pajanan temperatur ekstrim; dan
6) Penyakit yang disebabkan oleh faktor fisika lain yang tidak
disebutkan di atas, di mana ada hubungan langsung antara
paparan faktor fisika yang muncul akibat aktivitas pekerjaan
dengan penyakit yang dialami oleh pekerja yang dibuktikan
secara ilmiah dengan menggunakan metode yang tepat;
9
c. Penyakit yang disebabkan oleh faktor biologi dan penyakit infeksi atau
parasit, meliputi:
1) Brucellosis;
2) Virus hepatitis;
3) Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia (human
immunodeficiency virus);
4) Tetanus;
5) Tuberkulosis;
6) Sindrom toksik atau inflamasi yang berkaitan dengan
kontaminasi bakteri atau jamur;
7) Anthrax;
8) Leptospira; dan penyakit yang disebabkan oleh faktor biologi lain di
tempat kerja yang tidak disebutkan di atas, di mana ada hubungan
langsung antara paparan faktor biologi yang muncul akibat aktivitas
pekerjaan dengan penyakit yang dialami oleh pekerja yang
dibuktikan secara ilmiah dengan menggunakan metode yang
tepat.
2. Penyakit Berdasarkan Sistem Target Organ
Penyakit Akibat Kerja pada klasifikasi jenis II ini sebagai berikut:
a. Penyakit saluran pernafasan, meliputi:
1) Pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu mineral
pembentuk jaringan parut, meliputi silikosis, antrakosilikosis,
dan asbestos;
2) Siliko tuberkulosis;
3) Pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu mineral non-
fibrogenic;
4) Siderosis;
5) Penyakit bronkhopulmoner yang disebabkan oleh debu logam
keras;
6) Penyakit bronkhopulmoner yang disebabkan oleh debu kapas,
meliputi bissinosis, vlas, henep, sisal, dan ampas tebu atau
bagassosis;
9
7) Asma yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi atau zat
iritan yang dikenal yang ada dalam proses pekerjaan;
8) Alveolitis alergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai
akibat penghirupan debu organik atau aerosol yang
terkontaminasi dengan mikroba, yang timbul dari aktivitas
pekerjaan;
9) Penyakit paru obstruktif kronik yang disebabkan akibat
menghirup debu batu bara, debu dari tambang batu, debu
kayu, debu dari gandum dan pekerjaan perkebunan, debu dari
kandang hewan, debu tekstil, dan debu kertas yang muncul
akibat aktivitas pekerjaan;
10) Penyakit paru yang disebabkan oleh aluminium;
11) Kelainan saluran pernafasan atas yang disebabkan oleh
sensitisasi atau iritasi zat yang ada dalam proses pekerjaan;
dan
12) Penyakit saluran pernafasan lain yang tidak disebutkan di
atas, di mana ada hubungan langsung antara paparan faktor
risiko yang muncul akibat aktivitas pekerjaan dengan penyakit
yang dialami oleh pekerja yang dibuktikan secara ilmiah dengan
menggunakan metode yang tepat;
b. Penyakit kulit, meliputi:
1) Dermatosis kontak alergika dan urtikaria yang disebabkan oleh
faktor penyebab alergi lain yang timbul dari aktivitas pekerjaan
yang tidak termasuk dalam penyebab lain;
2) Dermatosis kontak iritan yang disebabkan oleh zat iritan yang
timbul dari aktivitas pekerjaan, tidak termasuk dalam penyebab
lain; dan
3) Vitiligo yang disebabkan oleh zat penyebab yang diketahui
timbul dari aktivitas pekerjaan, tidak temasuk dalam penyebab
lain;
9
c. Gangguan otot dan kerangka, meliputi:
1) Radial styloid tenosynovitis karena gerak repetitif, penggunaan
tenaga yang kuat dan posisi ekstrim pada pergelangan tangan;
2) Tenosynovitis kronis pada tangan dan pergelangan tangan
karena gerak repetitif, penggunaan tenaga yang kuat dan posisi
ekstrim pada pergelangan tangan;
3) Olecranon bursitis karena tekanan yang berkepanjangan pada
daerah siku;
4) Prepatellar bursitis karena posisi berlutut yang berkepanjangan;
5) Epicondylitis karena pekerjaan repetitif yang mengerahkan
tenaga;
6) Meniscus lesions karena periode kerja yang panjang dalam
posisi berlutut atau jongkok;
7) Carpal tunnel syndrome karena periode berkepanjangan dengan
gerak repetitif yang mengerahkan tenaga, pekerjaan yang
melibatkan getaran, posisi ekstrim pada pergelangan tangan,
atau 3 (tiga) kombinasi diatas; dan
8) Penyakit otot dan kerangka lain yang tidak disebutkan diatas,
dimana ada hubungan langsung antara paparan faktor yang
muncul akibat aktivitas pekerjaan dan penyakit otot dan
kerangka yang dialami oleh pekerja yang dibuktikan secara
ilmiah dengan menggunakan metode yang tepat;
d. Gangguan mental dan perilaku, meliputi:
1) Gangguan stres pasca trauma; dan
2) Gangguan mental dan perilaku lain yang tidak disebutkan
diatas, dimana ada hubungan langsung antara paparan
terhadap faktor risiko yang muncul akibat aktivitas pekerjaan
dengan gangguan mental dan perilaku yang dialami oleh pekerja
yang dibuktikan secara ilmiah dengan menggunakan metode
yang tepat.
9
3. Penyakit Kanker Akibat Kerja
Penyakit Akibat Kerja pada klasifikasi jenis III ini, yaitu kanker yang
disebabkan oleh zat berikut:
1) Asbestos;
2) Benzidine dan garamnya;
3) Bis-chloromethyl ether;
4) Persenyawaan chromium vi;
5) Coal tars, coal tar pitches or soots;
6) Beta-naphthylamine;
7) Vinyl chloride;
8) Benzene;
9) Toxic nitro dan amino benzene derivatif atau homolognya;
10) Radiasi mengion;
11) Ter, pic, bitumen, minyak mineral, antrasena atau persenyawaannya,
produk atau residu dari zat ini;
12) Emisi oven arang;
13) persenyawaan nikel;
14) Debu kayu;
15) Arsen dan persenyawaannya;
16) Beryllium dan persenyawaannya;
17) Cadmium dan persenyawaannya;
18) Erionite;
19) Ethylene oxide;
20) Virus hepatitis b dan virus hepatitis c;
21) Kanker yang disebabkan zat lain yang tidak disebutkan diatas,
dimana ada hubungan langsung antara paparan terhadap zat
penyebab yang muncul akibat aktivitas pekerjaan dengan kanker
yang dialami oleh pekerja yang dibuktikan secara ilmiah dengan
menggunakan metode yang tepat.
9
4. Penyakit Spesifik Lainnya
Penyakit spesifik lainnya merupakan penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan atau proses kerja, dimana penyakit tersebut ada hubungan
langsung antara paparan dengan penyakit yang dialami oleh pekerja
yang dibuktikan secara ilmiah dengan menggunakan metode yang
tepat. Contoh penyakit spesifik lainnya, yaitu nystagmus pada
penambang.
9
BAB III
A. Pengkajian
Pengkajian Keperawatan Kesehatan Kerja dilakukan untuk mengidentifikasi
factor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat (Anderson &
Mc. Farlane, 2011). Pengkajian komunitas dilakukan dengan
mengaplikasikan beberapa teori dan konsep model keperawatan yang relevan.
Informasi atau data ini dapat diperoleh secara langsung atau tidak langsung di
komunitas.
Komponen Pengkajian Keperawatan Kerja berdasarkan Community
Assessment Wheel (Community As Patner)
1. Data Inti Komunitas
a. Sejarah / Riwayat Terjadinya / Perkembangan (riwayat daerah ini,
perubahan daerah ini)
b. Tipe keluarga (keluarga/bukan keluarga/kelompok)
c. Status perkawinan (kawin, janda/duda, single)
d. Nilai dan keyakinan yang dianut
e. Agama
f. Demografi ( usia, karakteristik jenis kelamin, distribusi ras dan
distribusi etnis)
g. Statistik vital (kelahiran, kematian kelompok usia dan penyebab
kematian)
2. Data Subsystem Delapan Subsistem
a. Lingkungan Fisik
b. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial
c. Ekonomi
9
d. Keamanan dan Transportasi
e. Politik dan pemerintahan
f. Komunikasi
g. Pendidikan
h. Rekreasi
B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data
Analisa masalah berdasarkan data fokus Misal :
a. Kecelakaan kerja yg sering terjadi
b. Perilaku yg tidak sehat
c. Lingkungan yg tidak sehat
d. Penyakit akibat kerja
e. Pengetahuan yg kurang
Hasil Angket/kuesioner :
Hasil Observasi
(Winshield Survey) :
Hasil Wawancara :
No Kriteria Skor
9
2. Motivasi pekerja untuk menyelesaikan masalah 1 = Rendah
2 = Sedang
3 = Tinggi
3. Kemampuan perawat dalam menyelesaikan masalah 1 = Rendah
2 = Sedang
3 = Tinggi
4. Ketersediaan ahli/ pihak terkait terhadap 1 = Rendah
penyelesaian masalah 2 = Sedang
3 = Tinggi
5. Dampak terhadap masyarakat jika masalah tidak 1 = Rendah
terselesaikan 2 = Sedang
3 = Tinggi
6. Mempercepat penyelesaian masalah dengan solusi 1 = Rendah
penyelesaian masalah 2 = Sedang
3 = Tinggi
Total
Hasil Angket :
Prevensi Sekunder
9
Hasil Observasi
(Winshield Survey) :
Hasil Wawancara :
Prevensi Tersier
Evaluasi Forma
Evaluasi Sumat
9
12
"Contoh kasus"
12
mengatakan tidak mempunyai biaya untuk membeli alat pelindung diri
berupa helm sebagai pelindung kepala atau sepatu sebagai pelindung kaki,
dll. Para pekerja tidak memperdulikan keselamatannya diri sendiri.
A. Analisa Data
Ds : para pekerja mengatakan bahwa I pekerja yang sedang menderita patah
tulang pada tangan kiri sedang tangani di Rumah sakit, beberapa pekerja
mengeluhkan lecel-lecet di bagian kaki dan tangan dan pekerja pernah
terpeleset.
Do: Dari hasil observasi didapatkan bahwa 85 % pekerja tidak memakai alat
pelindung kepala, 80% tidak memakai alat pelindung kaki, dan 95% pekerja
tidak menggunakan alat pelindung tangan. Saat bekerja para pekerja
terkadang tidak memperdulikan keselamatan pribadi, seperti saat ada
pekerjaan naik ketas atap bangunan.
Etiologi :
Lingkungan yang tidak terorganisasi
Kurangnya alat pelindung diri (APD)
Masalah : Resiko jatuh
B. Diagnosa
Resiko jatuh berhubungan dengan lingkungan yang tidak terorganisasi dan
kurangnya alat pelindung diri (APD) (Domain 11 kelas 2 (00155)
C. Perencanaan
Diagnosa Keperawatan : Resiko jatuh berhubunga n dengan lingkungan
yang tidak terorganisasi (Domain 11 kelas 2 (00155).
NIC :
1. Level 1, Domain 4: Keamanan
2. Level 2, Domain 4. kelas 5: Manajemen resiko
3. Level 3: Intervensi:
Manajemen lingkungan
a. Ciptakan lingkungan yang aman.
13
b. Singkirkan bahaya lingkungan.
Manajemen lingkungan : keselamatan
a. Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahan berbahaya
dan resiko.
b. Gunakan peralatan perlindungan
c. Monitor lingkungan terhadap terjadinya peerubahan status
keselamatan
Manajemen lingkungan: keselamatan pekerja.
a. Tentukan kebugaran pekerja untuk bekerja.
b. Informasikan tentang terksit hak dan kewajiban mereka
dibawah peraturan OSHA
c. Gunakan tanda untuk memperingatkan para pekerja terkait
bahaya di tempat kerja.
d. Mulai lakukan modifikasi lingkungan untuk menghilangkan
atau meminimalkan bahaya.
e. Inisiasi program peningkatan kesehatan di tempat kerja
berdasarkan pengkajian resiko pekerjaan.
NOC :
1. Level 1. pengetahuan Domain 4: tentang kesehatan dan perilaku.
2. Level 2, kelas T: Kontrol resiko dan keamanan.
3. Level 3, outcomes: kontrol resiko.
Kriteria Hasil:
Meminta bantuan
Menempatkan penghalang untuk mencegah jatuh
Menggunakan pegangan tangan yang digunakan.
Menggunakan alat bantu yang benar.
Monitor faktor resiko dilingkungan.
Mengembangkan strategi yang efektif dalam mengontrol resiko.
Menggunakan fasilits kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan
Menggunakan sistem dukungan personal untuk mengurangi re
14
KESIMPULAN
D. Kesimpulan
Mereka akan lebih memahami dan mau berperilaku sehat dan baik di dalam
tempat kerja maupun diluar tempat kerja. Kepuasan kerja akan meningkat ketika
mereka menyadari bahwa perusahaan peduli dengan kesehatan mereka.
E. Saran
Pekerja sehat tentu akan lebih produktif yang akan meningkatkan produktivitas
perusahaan pada akhirnya. Selain itu pekerja sehat juga akan mengurangi biaya
kompensasi perusahaan untuk mengobati karyawan yang sakit. Lebih jauh
lagi,perusahaan juga dapat memperoleh citra positif baik dari
masyarakat,pemerintah maupun para mitra pebisnis mereka.
15
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, M. Gloria (2013) Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi Bahasa
Indonesia. Singapura
Lembaran Negara Republik Indonesia. No.18, 2019 KESRA. Penyakit Akibat Kerja
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019
Tentang Penyakit Akibat Kerja.
10
7
8
3
4
5
6
11
G.
iii