Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS AGREGAT PADA

IBU HAMIL

Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas

Oleh :

1. Ni Putu Diah Pradnya Paramitha (18C10091)


2. Ni Kadek Citrayani (18C10089)
3. Ni Made Ridha Cidananda (18C10116)
4. I Kadek Agus Juniarta (18C10073)
5. I Ketut Riswananda (18C10117)
6. I Wayan Putu Ariana (18C10079)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN (ITEKES) BALI

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa karena atas asung kerta wara nugrahanya penulis dapat menyusun
laporan pendahuluan dan asuhan keperwatan teoritis yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Komunitas Agregat Pada Ibu Hamil ”.Asuhan keperawatan ini tidak
mungkin dapat terselesaikan tepat pada waktunya tanpa bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :

1. Ns. Sarah K. Wulandari, M.Kep. Sebagai Koordinator Mata Ajar


Keperawatan Komunitas II di Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali.
2. I Ketut Swarjana,S.KM.,MPH., Dr.PH. Sebagai Dosen Pengampu Mata
Ajar Keperawatan Komunitas II di Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali.
3. Ns. I Kadek Nuryanto, S.Kep., MNS Sebagai Dosen Pengampu Mata Ajar
Keperawatan Komunitas II di Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali.

Mengingat banyak kekurangan yang penulis miliki, tentunya makalah ini


memiliki banyak kekurangan. Untuk itu penulis akan sangat berterima kasih jika
ada pendapat, saran, ataupun kritik yang membangun demi perbaikan makalah ini,
sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Badung, 5 November 2021

Penulis,

ii
BAB 1
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL

1.1 Pengkajian

1.1.1. Data subyektif


a. Anamnese
1. Nama pasien dan suaminya
Tujuannya agar dapat mengenal/memanggil pasien dan
tidak keliru dengan pasien-pasien lainnya.
2. Usia Pasien
Untuk mengetahui keadaan ibu, terutama pada
kehamilannya yang pertama kali. Apakah termasuk primipara
muda/biasa/tua. Kehamilan pertama kali yang baik usia 19-25
tahun. Primipara tua usia lebih dari 35 tahun. Ibu yang kawin
kemudian cepat hamil lebih baik daripada yang hamilnya lama
karena menunjukkan adanya kelainan dari alat kelamin dalam.
3. Alamat
Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga
kemungkinan bila ada ibu yang namanya sama. Alamat juga
diperlukan bila mengadakan kunjungan pada pasien.
4. Kebangsaan
Untuk mengadakan statistik tentang kelahiran, juga
Menentukan prognose persalinan dengan melihat panggul.
Panggul wanita asia, afrika dan Barat mempunyai ciri
tersendiri.

1
5. Agama
Ditanyakan karena berhubungan dengan perawatan pasien
misalnya, dari agamanya ada aturan tidak boleh makan daging,
dll.
6. Pekerjaan
Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial
ekonomi pasien itu agar nasehat kita nanti sesuai. Jika si ibunya
sendiri bekerja, untuk mengetahui apakah kiranya pekerjaan itu
akan mengganggu kehamilan atau tidak.
7. Perkawinan(Berapa lama dan berapa kali kawin)
Untuk menentukan bagaimana keadaan alat reproduksi
ibu. Misalnya pada ibu yang lama sekali kawin baru punya
anak, kemungkinan ada kelainan alat reproduksi.
8. Pendidikan
Untuk mengetahui kemampuan berfikir, tingkat
pengetahuan sehingga memudahkan bidan untuk memberikan
KIE.
b. Keluhan utama
anamnesa yang perlu diarahkan untuk menggali keluhan utama
ibu hamil, keluhan yang dirasakan oleh ibu tentang kehamilannya.
c. Riwayat Penyakit
1. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit yang pernah diderita ibu hamil yaitu
penyakit menahun seperti jantung, penyakit menurun seperti
hipertensi, DM, penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, PMS
baik yang sudah sembuh/yang masih dalam penyembuhan dan
lain-lain yang akan mempengaruhi kehamilan dan persalinan
2. Riwayat Penyakit Sekarang

2
Apabila sekarang selama kehamilan ibu menderita
penyakit menahun, menurun, dan menular seperti jantung,
hipertensi, ginjal, DM, TBC, Hepatitis, dan lain-lain serta
dalam proses pengobatan akan mempengaruhi kehamilan dan
persalinan.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Apabila salah satu dari anggota keluarga baik dari
pihak suami ataupun istri yang hidup serumah/tidak serumah
menderita penyakit menular dapat mempengaruhi kehamilan
dan persalinan. Bila salah satu keluarga ada yang riwayat
kembar kemungkinan kehamilan bisa kembar. Gangguan
pembekuan darah.
d. Riwayat Menstruasi
Menarche pada wanita terjadi saat pubertas yaitu usia 12
tahun. Lama haid 3-7 hari. Darah haid biasanya tidak membeku dan
banyaknya 50-80 cc, hari 1-3 darah banyak, encer, berwarna merah
dan hari ke-4 dan seterusnya warna merah kecoklatan. Saat haid
wanita mengeluh sakit pinggang, merasa kurang nyaman,
gelisah,buah dada agak nyeri karena ketidakstabilan hormon. Hari
pertama haid terakhir (HPHT) untuk memperkirakan persalinan.
e. Riwayat obstetri
Memberikan informasi mengenai kehamilan sebelumnya agar
perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan
saat ini. Riwayat obstetri pada kehamilan dan persalinan sebelumnya
antara lain, gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH), berat
badan bayi saat lahir dan usia gestasi, pengalaman persalinan, jenis
persalinan, tempat persalinan, dan penolong persalinan, jenis anastesi
dan kesulitan persalinan, komplikasi maternal, komplikasi pada bayi,
riwayat nifas sebelumnya.

3
f. Riwayat kontrasepsi
Menggunaan KB yang lalu, beberapa kontrasepsi dapat
berakibat buruk pada janin, ibu atau keduanya. Penggunaan
kontrasepsi oral sebelum kelahilan dan berlanjut saat kehamilan yang
tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ janin.
g. Riwayat pola hidup sehari-hari
Data yang perlu dikaji pemenuhan kebutuhan fisiologis dalam
kehidupan sehari-hari selama periode kehamilan meliputi : kebutuhan
nutrisi, eliminasi, seksualitas, aktivitas dan istirahat tidur, imunisasi
dan pola gaya hidup (penggunaan zat adiktif, alkohol dan merokok).
h. Riwayat psikososial
Pengaruh praktik budaya yang dijalankan oleh keluarga/klien
selama periode kehamilan, penerimaan keluarga terhadap kehamilan,
penerimaan keluarga terhadap kehamilan saat ini, perubahan
gambaran diri sehubungan dengan perubahan postur tubuh selama
kehamilan.

1.1.2. Data Obyektif (Pemeriksaan)


a. Pemeriksaan Umum
a.1. Keadaan umum
kesadaran komposmentis. Pada saat ini diperhatikan
pula bagaimana sikap tubuh, keadaan punggung dan cara
berjalan. Apakah cenderung membungkuk, terdapat lordosis,
kifosis, skoliosis, atau berjalan pincang dan sebagainya.
a.2. Tanda-Tanda Vital
1) Tekanan Darah
Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90
mmhg. Adanya kenaikan sistole > 30 mmhg dan diastolik 15
mmhg, perlu diwaspadai adanya pre eklampsi.

4
2) Nadi
Nadi yang normal adalah sekitar 80x/menit. Bila nadi
lebih dari 120x/menit, maka hal ini menunjukkan adanya
kelainan.
3) Pernapasan
Sesak nafas ditandai oleh frekuensi pernapasan yang
meningkat dan kesulitan bernafas serta rasa lelah, bila hal ini
timbul setelah melakukan kerja fisik(Berjalan, tugas sehari-
hari) maka kemungkinan terdapat penyakit jantung.
4) Suhu
Normal 35,5- 37,5 C jika lebih dari 37,5 C dikatakan
demam, berarti ada infeksi dalam kehamilan.
a.3. Tinggi badan, berat badan sebelumnya/sekarang, LILA
1) Tinggi Badan
Ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari rata-
rata(diperkirakan kurang dari 145 cm) kemungkinan
panggulnya sempit (Depkes RI, 1994 : 10).
2) Berat Badan
Berat badan selama hamil harus meningkat.
Pertambahan berat badan selama hamil rata-rata 0,3-0,5
kg/minggu. Bila dikaitkan dengan umur kehamilan, kenaikan
berat badan selam hamil muda sekitar 1 kg dan tiap-tiap
semester (II dan III) masing-masing 5 kg. Akhir kehamilan
pertambahan berat badan total 9-12 kg. Bila kenaikan berat
badan terdapat kenaikan berlebihan, perlu dipikirkan resiko
(bengkak, kehamilan kembar, hidramnion, anak besar)
3) LILA (Lingkar Lengan Atas)
Lila kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat
untuk status gizi lbu kurang atau buruk. Sehingga dia beresiko

5
untuk melahirkan BBLR. Bila hal ini ditemukan sejak awal
kehamilan, petugas dapat memotivasi ibu agar lebih
memperhatikan kesehatannya, jumlah dan kualitas makanannya

a.4. Kepala
1) Rambut dan kulit kepala
Rambut hitam, lurus, mudah rontok/tidak, mudah
dicabut/tidak, kebersihan rambut dan kulit kepala.
2) Muka
Pada muka didapatkan hiperpigmentasi yang disebut
closma gravidarum, disebabkan karena hormon MSH
(Melanophone Stimulating Hormone) yang meningkat/tidak,
muka pucat/tidak dan kelihatan sembab/tidak.
3) Mata
Sklera putih, konjunctiva merah muda, fungsi
penglihatan baik, kantong mata sembab/tidak.
4) Hidung
Sekret ada/tidak, polip ada/tidak, fungsi penciuman
baik - Telinga Normal, tidak ada serumen yang berlebihan dan
berbau, bentuk simetris.
5) Mulut
Adakah sariawan, bagaiman kebersihannya. Dalam
kehamilan sering timbul stomatitia dan gingivitis yang
menyebabkan mudah berdarah, maka perlu perawatan mulut
agar selalu bersih.
6) Gigi
Adakah karies/keropos yang menandakan ibu
kekurangan kalsium. Saaat hamil sering terjadi karies yang

6
berkaitan dengan emesis, hiper emesis gravidarum. Adanya
kerusakan gigi bisa menjadi sumber penyakit.
a.5. Leher
Adakah bendungan vena jugularis, adakah pembesaran kelenjar
tiroid dan kelenjar limfe
a.6. Dada
1) Paru-paru
Auskultasi respirasi normal, tidak ada whezing, tidak ada
ronchi. Perkusi pada paru-paru orang normal adalah resonan
yang terdengar adalah dug....dug...dug....
2) Jantung
Posisi jantung sebagian kecil di kanan dan sebagian besar di
kiri, dasar/basis berada di bagian atas, sedangakn apeks berada
di baguan bawah. Bunyi jantung S1 (Dup- Lup) berada di mid
clavicula ICS 3-4 Sedangkan S2 (Lup-Dup) berada di mid
clavicula ICS 2-3.
3) Payudara
Primigravida mammae tampak tegak dan tegang. Adakah
hiperpegmentasi pada areola mammae dan papila, adakah
tonjolan/tidak. Apakah colostrum sudah keluar/belum.
Payudara membesar dan tegang akibat hormon somatotropin,
estrogen dan progesteron. Estrogen mengakibatkan hipertropi
sistem saluran. Progesteron mengakibatkan menambah sel-sel
asinus pada mammae. Somatotropin mengakibatkan
mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus dan menimbulkan
perubahn dalam sel-sel sehingga terjadi pembuatan casein,
lactalbumin dan lactoglobulin. Dibawah pengaruh progesteron
dan somatotropin terbentuk lemak disekitar kelompok alveolus
sehingga mammae membesar, papila mammae membesar, lebih

7
tegak dan lebih hitam (termasuk areola mammae) karena
hiperpigmentasi. Hamil 12 minggu ke atas keluar kolostrum
yang berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai
bersekresi.
a.7. Abdoment (perut)
Perut membesar selama kehamilan karena pengaruh estrogen
dan progesteron yang meningkat menyebabkan hipertrofi otot polos
uterus, serabut-serabut kolagen yang adapun menjadi higroskopik
akibat meningkatnya kadar estrogen sehimgga uterus dapat mengikuti
pertumbuhan janin. Linea Alba menjadi lebih hitam(= linea grisea).
Terjadi pengaruh hormon kortikosteroid placenta yang merangsang
MSH sehingga terjadi peningkatan. Sering dijumpai kulit perut
seolah-olah retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan
kebiru-biruan disebut striae lividae. Setelah partus striae lividae
berubah warnanya menjadi putih disebut striae albican.
a.8. Genetalia
Apakah vulva kelihatan membengkak, kebiruan, ada varises,
tidak keluar darah pervaginam, divulva tidak ada condiloma dan
vulva bersih. Adanya hipervascularisasi mengakibatkan vagina dan
vulva tampak lebih merah agak kebiruan (lividae) yang disebut tanda
chadwick. Akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya
hipervaskularisasi maka konsistensi servik menjadi lunak. Kelenjar-
kelenjar di servik akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan
ekskresi lebih banyak. Pada wanita hamil sering mengeluh
mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Keadaan ini dalam
batas tertentu masih merupakan keadaan fisiologis.
a.9. Ekstremitas

8
Simetris/ tidak, untuk mengetahui reflek patella, ada oedema
pada pretibia / tidak, punggung kaki dan jari tangan, apakah ada
varises / tidak.

b. Pemeriksaan khusus
b.1. Palpasi (Periksa Raba)
1) Leopold I : Menentukan TFU dan bagian janin dalam
fundus
2) Leopold II : Menentukan batas samping rahim kanan
kiri
3) Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin
4) Leopold IV : Menentukan seberapa bagian bawah janin
masuk PAP
b.2. Auskultasi
Mendengarkan denyut jantung janin meliputi frekuensi dan
keteraturannya. DJJ dihitung dengan cara 5 detik pertama, interval 5
detik, dilanjutkan menghitung 5 detik kedua interval 5 detik,
dilanjutkan 5 detik ke tiga. Jumlah perhitungan selama 3x setiap kali
dikalikan 4, sehingga DJJ selama satu menit dapat ditetapkan. Jumlah
DJJ normal antara 120-140x/menit.
b.3. Perkusi
Reflek Patella Normal : Tungkai bawah akan bergerak sedikit
ketika tendon diketuk. Bila gerakannya berlebihan dan cepat, maka
hal ini mungkin merupakan tanda pre eklampsi. Bila reflek patella
negatif kemungkinan pasien mengalami kekurangan vitamin B1
b.4. Pemeriksaan panggul luar dan dalam
1) Panggul Luar

9
a) Distansia Spinarum : jarak antara kedua spina iliaca
anterior superior sinistra dan dekstra. Normal 24-26
cm
b) Distansia Cristarum : Jarak terpanjang antara crista
iliaca sinistra dan dekstra. Normal 28-30 cm
c) Distansia Obliqua Eksterna : Jarak antara spina iliaca
posterior dekstra dan spina iliaca posterior sinistra
d) Distansia interteronchanterika : Jarak antara kedua
trochanter mayor
e) Konjugata eksterna (Boudeloque) : Jarak antara
bagian atas simfisis ke proccessus spinosus lumbal 5.
Normal 18-20 cm
f) Distansia tuberum : Jarak antara tuber Ischii Kanan
dan kiri. Normal sekitar 10,5 cm
g) Lingkar Panggul : 80-90 cm
2) Panggul Dalam
Keadaan panggul sangat penting terutama pada primi
gravidarum karena panggulnya belum pernah diuji dalam
persalinan, tanda yang menimbulkan panggul sempit pada
primigravida adalah kepala belum turun pada bulan terakhir,
terdapat kelaian letak pada hamil tua.
Yang diperiksa adalah : Konjugata Diagonalis, Apakah linea
inominata teraba seluruhnya/sebagian, Apakh spina ischiadika
menonjol, keadaan arcus pubis.
Bila promontorium teraba pada pemeriksaan dalam berarti
ada kesempitan panggul. Normal Linea inominata tidak teraba
dalam pemeriksaan dalam, bila teraba sebagian/keseluruhan
berarti ada kesempitan panggul. Spina ischiadika normal tidak
menonjol ke dalam.

10
Bila menonjol berarti ada kesempitan panggul. - Sudut arcus
pubis > 90 , bila kurang berarti ada kesempitan panggul.
3) Panggul Dalam
Keadaan panggul sangat penting terutama pada primi
gravidarum karena panggulnya belum pernah diuji dalam
persalinan, tanda yang menimbulkan panggul sempit pada
primigravida adalah kepala belum turun pada bulan terakhir,
terdapat kelaian letak pada hamil tua.
Yang diperiksa adalah : Konjugata Diagonalis, Apakah linea
inominata teraba seluruhnya/sebagian, Apakh spina ischiadika
menonjol, keadaan arcus pubis.
Bila promontorium teraba pada pemeriksaan dalam berarti
ada kesempitan panggul. Normal Linea inominata tidak teraba
dalam pemeriksaan dalam, bila teraba sebagian/keseluruhan
berarti ada kesempitan panggul.
Spina ischiadika normal tidak menonjol ke dalam. Bila
menonjol berarti ada kesempitan panggul. - Sudut arcus pubis >
90 , bila kurang berarti ada kesempitan panggul.
b.5. Pemeriksaan penunjang
1) Laboratorium
a. Darah
Pemeriksaan darah (hb) minimal dilakukan 2x selama
hamil, yaitu pad atrimester I dan III. Batas terendah untuk
kadar Hb dalam kehamilan adalah 10 gr/100 ml. Wanita yang
memiliki Hb kurang dari 10 gr/1ooml baru disebut anemia
dalam kehamilan. Wanita dengan Hb antara 10-12 gr/100ml
tidak dianggap patologik, tetapi anemia fisiologik atau
psedoanemia.
b. Pemeriksaan urine

11
Protein dalam urine Untuk mengetahui adatidaknya
protein dalam urine. Pemeriksaan dilakukan pada kunjungan
pertama dan pada setiap kunjungan pada akhir trimester II
sampai trimester III kehamilan.
Gula dalam urine, Bila ada glukosa dalam urine maka
harus dianggap sebagi gejala diabetes mellitus, kecuali kalau
dapat dibuktikan hal-hal lain penyebabnya.
d. Pemeriksaan radiologi
Bila diperlukan USG untuk mengetahui diameter
biparietal, gerakan janin, ketuban, TBJ dan tafsiran
kehamilan.

1.2. Analisa
Dalam Analisa data dibagi menjadi 2 yaitu :
1.2.1. Data subyektif
Data subyektif adalah deskripsi verbal pasien mengenai
masalah kesehatannya, data subyektif diperoleh dari Riwayat
keperawatan termasuk persepsi pasien, perasaan dan ide tentang
status kesehatannya.
1.2.2. Data objektif
Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur
oleh perawat sendiri.
1.2.3. WOC

12
13
PERUBAHAN PADA IBU HAMILTRIMESTER II

Perubahan Fisiologi
Perubahan Psikologis

Sistem musculoskeletal Krisis situasi


Sistem Kardiovaskuler Payudara
Sistem Respirasi Peningkatan
massa abdomen Kurang pengetahuan
Peningkatan estrogen Estrogen meningkat
Peningkatan produksi Desakan uterus
hormon steroid oleh menstimulasi adrenal
ke diafragma Penekanan
Perubahan Ketidakmampuan mengakses
plasenta dan korteks syaraf lumbal pelayanan kesehatan
adrenal jaringan mamae
Rongga dada sempit
Sekresi aldosterone Merangsang reseptor
Suplai darah meningkat
Komplien paru nyeri perifer
Resiko ketidakefektifan
Retensi air dan Na terbatas Payudara proses kehamilan
membesar dan Implus nyeri keotak melahirkan
Volum darah meningkat Ventilasi meningkat

Hemodelusi Gangguan Nyeri


Pernapasan meningkat
rasa nyaman
Anemia relative Napas pendek
dan dangkal
Hb dan O2 menurun
Gangguan pola napas
Pusing

Resiko Jatuh
14
15
1.3. Perencanaan (Intervensi)
Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses keperawatan
yang meliputi tujuan perawatan, menetapkan pemecahan masalah, dan menentukan
tujuan perencanaan untuk mengatasi masalah pasien (Hidayat, 2001).

Setelah penulis menemukan diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus,


maka penulis menemukan rencana asuhan keperawatan sesuai prioritas masalah yang
dialami pasien.

1.4. Pelaksanaan (Implementasi)


Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplimentasikan intervensi
keperawatan. Implementasi merupakan langkah keempat dari proses keperawatan
yang telah direncanakan oleh perawat untuk dikerjakan dalam rangka membantu
klien untuk mencegah, mengurangi, dan menghilangkan dampak atau respons yang
ditimbulkan oleh masalah keperawatan dan kesehatan (Ali, 2014).

16
Implementasi keperawatan direncanakan dengan tujuan klien mampu
melakukan perawatan diri secara mandiri (self care) dengan penyakit yang ia alami
sehingga klien mencapai derajat kesembuhan yang optimal dan efektif.

1.5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahapan terakhir dari proses keperawatan. Evaluasi
menyediakan nilai informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah direncanakan
dan merupakan perbandingan dari hasil yang telah dibuat pada tahap perencanaan
(Hidayat, 2001).

Evaluasi merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan,


pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan apakah informasi yang telah
dikumpulkan telah mencukupi dan apakah perilaku yang diobservasi telah sesuai
diagnosa yang perlu di evaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapan.

Tujuan dan intervensi di evaluasi adalah untuk menentukan apakah tujuan


tersebut dapat dicapai secara efektif (Nursalam, 2001).

17
BAB II

PENERAPAN ASKEP DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengkajian (sesuai dengan kuisioner)


1. Jumlah responden : 12 responden
2. Usia responden
Dari hasil pengambilan data melalui kuesioner (google form) jumlah usia
responden mulai dari usia 25 tahun sebanyak 28,9%, usia 27 tahun sebanyak
60% dan usia 28 tahun sebanyak 11,1%.
3. Usia kehamilan responden
Dari hasil pengambilan data melalui kuesioner (google form) usia
kehamilan responden rata-rata berusia 32 minggu atau 8 bulan.
4. Penyulit pada kehamilan terdahulu
Dari hasil pengambilan data melalui kuesioner (google form), hanya
terdapat 2 dari 12 responden yang memiliki penyulit kehamilan terdahulu
yaitu eklamsia.
5. Jarak anak terakhir ibu dengan kehamilan saat ini
Dari hasil pengambilan data melalui kuesioner (google form) rata-rata
jark anak terakhir dengan kehamilan saat ini adalah 3 tahun.
6. Responden yang pernah mengalami keguguran
Dari hasil pengambilan data melalui kuesioner (google form) dari 12
responden hanya 3 responden yang pernah mengalami keguguran sebanyak 1
kali.
7. Pembantu persalinan terakhir responden
Dari hasil pengambilan data melalui kuesioner (google form) rata-rata
peralinan ibu dibantu oleh dokter.
8. Cara persalinan terakhir responden

18
Dari hasil pengambilan data melalui kuesioner (google form) 7 responden
melakukan persalinan sectio caesaria dan 5 responden lainnya melakukan
persalinan normal.
9. Riwayat penyakit kronis responden
Dari hasil pengambilan data melalui kuesioner (google form) 2 responden
dari 12 responden memiliki penyakit kronis hipertensi.
10. Responden yang mempunyai buku kesehatan ibu dan anak
Dari hasil pengambilan data melalui kuesioner (google form) semua
responden ibu hamil memiliki buku kesehatan ibu dan anak (KIA).
11. Responden yang mempunyai kebiasaan merokok
Dari hasil pengambilan data melalui kuesioner (google form) tidak ada
responden yang mempunyai kebiasaan merokok.
12. Responden yang mempunyai kebiasaan minum-minuman keras
Dari hasil pengambilan data melalui kuesioner (google form) tidak ada
responden yang mempunyai kebiasaan minum-minuman keras.
13. Responden yang pernah melakukan pemeriksaan laboratorium untuk
kehamilan ini
14. Responden yang mempunyai keluhan terkait kehamilan ibu
Dari hasil pengambilan data melalui kuesioner (google form) rata-rata
keluhan ibu hamil dari responden adalah pusing, mual, dan muntah.
15. Cara responden mengatasi keluhan
Dari hasil pengambilan data melalui kuesioner (google form) rata-rata
cara responden mengatasi keluhan dengan berobat ke pelayanan kesehatan.
16. Responden yang sudah mendapatkan imunisasi TT (Tetanus Toxoid)
Dari hasil pengambilan data melalui kuesioner (google form) semua
responden sudah mendapatkan imunisasi TT (Tetanus Toxoid).
17. Responden yang pernah melakukan senam hamil
Dari hasil pengambilan data melalui kuesioner (google form) semua
responden pernah melakukan senam hamil.

19
18. Responden yang mengetahui persiapan persalinan
Dari hasil pengambilan data melalui kuesioner (google form) semua
responden sudah mengetahui persiapan persalinan meliputi tempat,
penolong, biaya, perlengkapan ibu, perlengkapan bayi, pendonor,
transportasi, pendamping, pengasuh anak dan rencana KB yang akan
digunakan dengan rata-rata berencana mengambil KB IUD.
19. Kolostrum (ASI yang pertama kali keluar) responden yang sudah keluar
Dari hasil pengambilan data melalui kuesioner (google form) semua
responden menyatakan kolostrum pada responden sudah keluar.

KUISIONER SKRINING IBU HAMIL DENGAN RISIKO TINGGI

No Pertanyaan ket

Umur responden yang lebih dari 35 tahun atau kurang dari 16


1. -
tahun

Responden setelah menikah lebih dari 4 tahun yang


2. -
mengandung anak pertama

Responden yang memiliki jarak anak terakhir dengan


3. -
kehamilan lebih dari atau sama dengan 10 tahun keatas

Responden yang memiliki jarak anak terakhir dengan


4. 1 responden
kehamilan yang kurang dari 2 tahun

5. Responden yang memiliki anak lebih dari 4 th -

Responden yang memiliki tinggi badan kurang dari atau


6. -
sama dengan 145 cm

7 Responden yang pernah mengalami keguguran 3 responden

8. Responden yang pernah mengalami persalinan dengan cara -

20
dirangsang dengan obat/vakum/forset/plasenta manual

9. Responden yang pernah melahirkan dengan operasi caesar 7 responden

Responden yang mengalami penyakit kurang darah


10
(anemia)/Hb rendah/malaria/TBC paru/payah -
.
jantung/kencing manis/penyakit menular seksual

11
Responden yang mengalami bengkak pada muka/tungkai Seluruh responden
.

12 Responden yang pernah mengalami tekanan darah tinggi?


2 responden
. (lakukan pemeriksaan objektif)

13 Responden yang pernah mengalami kejang pada kehamilan


-
. saat ini

14
Responden yang saat ini sedang hamil kembar 2 atau lebih -
.

Responden yang pernah di beritahu oleh tenaga medis pernah


15
menyampaikan kehamilan ini memiliki jumlah air ketuban -
.
yang banyak

16 Responden yang pernah mengalami kematian janin dalam


-
. kandungan

17 Responden yang usia kehamilan saat ini melewati tafsiran


-
. persalinan

18 Responden yang mengalami kehamilan saat ini merupakan


-
. kehamilan letak sungsang (presentasi bokong)

19 Responden yang kehamilan saat ini merupakan kehamilan


-
. letak lintang

20 Responden yang kehamilan ini pernah mengalami


-
. perdarahan

21
2.2. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1 Dari hasil faktor genetik, Gangguan perfusi


pengambilan data imunologi, jaringan
melalui kuesioner endokrinologi, nutrisi berhubungan
(google form) dari yang buruk, kelainan dengan penurunan
12 responden 2 struktur uterovaskular, kardiak out put
orang memiliki hingga infeksi. sekunder terhadap
penyuli dalam Gangguan permeabilitas vasopasme
kehamilan yaitu tersebut menyebabkan pembuluh darah.
eklamsia. aliran darah ke otak
terganggu sehingga
terjadi gangguan proses
autoregulasi pada
pembuluh darah otak.

2 Dari hasil keguguran terjadi karena Resiko syok


pengambilan data perkembangan janin hemorrhagic
melalui kuesioner 3 yang tidak normal akibat berhubungan
orang responden kelainan genetik atau dengan pendarahan.
pernah mengalami masalah di plasenta.
keguguran. -Penyakit kronis, seperti
diabetes atau penyakit
ginjal.

22
-Penyakit autoimun,
misalnya lupus dan
sindrom antifosfolipid.
-Penyakit infeksi, seperti
toxoplasmosis, rubella,
sifilis, malaria, HIV, dan
gonore.
-Gangguan hormon,
misalnya penyakit tiroid
atau PCOS.
-Kelainan rahim,
misalnya serviks yang
lemah (inkompetensi
serviks) dan miom.
-Obat-obatan yang
dikonsumsi, seperti obat
antiinflamasi nonsteroid,
methotrexate, dan
retinoid.
-Kelainan pada rahim,
misalnya serviks rahim.

3. Dari hasil -Pertumbuhan rahim: Kelebihan volume


pengambilan data Saat tubuh bayi tumbuh, cairan berhubungan
melalui kuesioner rahim juga ikut peningkatan retensi
(google form) 12 membesar, yang urine dan edema.
responden berdampak terhadap
mengalami kembalinya darah ke
bengkak pada pada jantung. Hal tersebut

23
muka dan tungkai. dapat membuat kaki
menjadi bengkak.
-Perubahan hormon:
Kaki wanita hamil dapat
mengalami bengkak
disebabkan tubuh yang
menahan lebih banyak
cairan, karena adanya
perubahan hormon untuk
keperluan janin.
-Cairan yang ditahan:
Saat hamil, tubuh
menjadi lebih sering
untuk menahan cairan
lebih yang berguna untuk
menjaga kandungan tetap
sehat.

4. Dari hasil Hipertensi kronis yang Ketidakefektifan


pengambilan data sekunder dapat pola nafas
melalui kuesioner disebabkan oleh berhubungan
(google form) dari beberapa etiologi yakni dengan sindrom
12 responden 2 penyakit parenkimal hiperventilasi.
orang memiliki ginjal (mis. ginjal
riwayat penyakit polikistik), penyakit
kronis hipertensi. vaskular ginjal
(mis.stenosi arteri ginjal,
displasia fibromuskuler),
gangguan endokrin

24
(mis.kelebihan
adrenokortikosteroid atau
mineralokortikoid,
feokromositoma,
hipertiroidisme atau
hipotiroidisme, kelebihan
hormon pertumbuhan,
hiperparatiroidisme),
koarktasio aorta, atau
penggunaan kontrasepsi
oral.

2.3. Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan kardiak out
put sekunder terhadap vasopasme pembuluh darah.
2. Resiko syok hemorrhagic berhubungan dengan pendarahan.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan peningkatan retensi urine dan
edema.
4. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan sindrom hiperventilasi.

2.4 Perencanaan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1 Kelebihan volume Pasien mampu 1. Kaji edema Untuk
cairan berhubungan menyatakan ekstremitas atau mengidentifikasi faktor yang
peningkatan retensi secara verbal bagian tubuh berkontribusi terhadap
urine dan edema. pemahaman terhadap gangguan keparahan kelemahan.
tentang sirkulasi dan Untuk

25
pembatasan intregitas kulit. mempertahankan
cairan dan diet. 2. Manajemen tingkat energi dan
Kriteria hasil: cairan: mengurangi kerja
Nilai elektrolit Pertahankan sistem kardiovaskuler
dalam rentang catatan asupan dan dan sistem pernafasan.
normal Tidak haluaran yang Meminimalkan
ada edema akurat. kelelahan
Tanda vital Pantau hasil Kerjasama dalam
dalam batas laboratorium yang disiplin ilmu
normal relevan terhadap keperawatan.
retensi cairan Peningkatan aktivitas
(misalnya, dapat membantu
peningkatan berat mencegah peningkatan
jenis urine, beban kerja jantung
peningkatan BUN, secara tiba-tiba.
penurunan
hematokrit, dan
peningkatan
osmolitas urine
Pantau indikasi
kelebihan
cairan.
3. Ajarkan pasien
untuk
memperhatikan
penyebab dan
mengatasi edema:
membatasi

26
asupan cairan,
pembatasan diet
dan penggunaan
obat, dosis dan
efek samping
pengobatan
4. Kolaborasi
dalam pemberian
obat.
5. Pertahankan
dan alokasikan
pembatasan cairan
untuk
pasien.
6. Ubah posisi per
dua jam sekali
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
2 Resiko syok Setelah Awasi masukan Untuk membantu perkiraan
hemorrhagic dilakukan dan haluaran, ukur keseimbangan cairan pasien,
berhubungan tindakan,kepera volume darah untuk menghindari
dengan watan yang keluar perdarahan yang berlebihan
pendarahan. pasienmampu melalui agar dapat mengindikasikan
mempertahank perdarahan devisit volume cairan, untuk
an volume mengetahui tanda dehidrasi,
cairan selama Hindari trauma untuk mengetahui perubahan
dalam dan pemberian status cairan atau elektrolit
perawatan tekanan berlebihan untuk mengembalikan
Kriteria hasil : pada daerah yang kehilangan darah.
1. Turgor kulit mengalami

27
baik (elastis) perdarahan
2. Intake dan
output dalam Pantau TTV
rentang normal Evaluasi nadi
3. TTV dalam perifer, dan
rentang normal pengisian kapiler,
kaji turgor kulit
dan kelembaban
membran
mukosa,perhatika
n keluhan haus
pada pasien .

Kolaborasi
berikan transfusi
darah (Hb, Hct)
dan trombosit
sesuai indikasi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
3 Ketidakefektifan Setelah Monitoring Monitoring Pernafasan
pola nafas dilakukan Pernafasan 1.Mengetahui perkembangan
berhubungan tindakan asuhan 1. Monitoring dan menilai keadaan umum
dengan sindrom keperawatan tanda-tanda vital 2. Mengetahui
hiperventilasi selama 3x24 2. Menegemen perkembangan pola
jam diharapkan pernafasan pernafasan
ketidakefektifan 3. Bantuan 3.Mempermudahkan
pola nafas dapat ventilasi ekspansi paru secara
teratasi, dengan 4. Stabilisasi dan maksimal.
kreteria hasil: Membuka Jalan 4.Terapi oksigen dapat

28
1) Pola dalam Nafas mengoreksi hipoksemia yang
nafas keadaan 5. Pemberian terjadi akibat penurunan
normal (16- Analgesik ventilasi/ menurunnya
20x/mnt). 6. Fisioterapi permukaan alveolar paru
2) Irama nafas Dada 5. Mengurangi rasa nyeri
teratur. 7. Penggurangan penderita TB
3) Tidak adanya kecemasan 6. Mengoktimalkan
otot bantu 8. Dukungan pernafasaan
pernafasan. Emosional 7. Klien penyebab
4) Tidak adanya 9. Managemen kecemasan sehingga pcrawat
sekret batuk Pengobatan dapat mcncntukan tingat
darah 10. Pengaturan kecemasan klien dan
posisi menentukan intervensi untuk
11. Menghadirkan klien selanjutnya
diri 8. Menjadikan individu
12. Relaksasi otot memiliki sistem dapat
13. Bantuan menggungkapkan yakin,
penghentian nyaman, dan rasa
merokok diperhatikan orang
disekitarnya
9. Mempertahankan kondisi
dalam keadaan normal
10. Membantu ekspansi paru
11.Mengespresikan, dan
mengontrol sosial individu
memaksimalkan
menjernihkan seseorang
12. mengbalinya otot ke

29
istrahat setelah kontraksi
keadaan
13. dukungan menjadikan
seseorang memiliki rasa
keperdulian baik terhadap
diri maupun orang lain.
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
4 Gangguan perfusi Setelah - Monitor - Mengetahui kegawatan
jaringan dilakukan TTV pasien pasien
berhubungan tindakan - Monitor - Cemas dan binggung dapat
dengan penurunan keperawatan 3 perubahan tiba- mempengaruhi tekanan
kardiak out put x 24 jam, tiba atau gangguan darah
sekunder terhadap diharapkan mental kontinu - Mengetahui perjalanan
vasopasme perfusi jaringan ( cemas bingung, darah
pembuluh darah. adekuat dan letargi, pingsan ) - Memperlancar peredaran
tercapai secara - Obsevasi darah
optimal dengan adanya pucat, -Mengetahui fungsi
kriteria hasil: sianosis, belang, pernafasan pasien
- Kepala kulit dingin/ - Mendapatkan terapi yang
pasien tidak lembab, cacat tepat sesuai indikasi
terasa pusing kekuatan nadi
dan nyeri lagi perifer.
- Fungsi - Dorong
penglihatan latihan kaki aktif /
baik ( tidak pasif
berkunang - - Pantau
kunang dan pernafasan
kabur) - Kolaborasi
- Pasien dengan dokter

30
tampak rileks dalam pemberian
dan tenang terapi

2.5 Pelaksanaan

Hari Dignosa implementasi evaluasi


tanggal keperawatan
1 Kelebihan 1. Mengkaji edema S: Pasien mengatakan telah
volume cairan
ekstremitas melakukan pembatasan cairan
berhubungan
peningkatan atau bagian tubuh terhadap yaitu minum hanya satu gelas
retensi urine dan
gangguan sirkulasi dan perhari dan masih merasakan
edema.
intregitas kulit. nyeri di pinggangnya, pasien
2. Mempertahankan kurang mau mengubah posisi
catatan per 2 jam sekali.
asupan dan haluaran yang O:
akurat. Tanda-tanda vital Ny.S
3. Memantau hasil HR: 110x/menit
laboratorium . T: 37,5 C
4. Mengajarkan pasien TD: 160/90 mmHg
untuk RR: 30x/menit
memperhatikan penyebab - Edema masih ada dan
dan turgor kulit masih buruk.
mengatasi edema, - Intake: 1000 ml
pembatasan - Output: 500ml
diet dan penggunaan obat, - BB : 47 kg
dosis dan efek samping A: Masalah teratasi
pengobatan. sebagian
5. Memberikan obat yang P: Intervensi dilanjutkan:

31
telah 1. Mengkaji edema
dianjurkan dokter. 2. Menimbang berat
6. Mempertahankan dan badan
mengalokasikan 3. Mempertahankan
pembatasan catatan asupan dan
cairan untuk pasien. haluaran yang akurat.
7. Menganjurkan untuk 4. Memberikan obat yang
mengubah posisi setiap 2 telah dianjurkan dokter.
jam. 5. Mempertahankan dan
mengalokasikan
pembatasan cairan
untuk pasien.
6. Menganjurkan untuk
mengubah posisi setiap 2 jam
Hari Dignosa implementasi evaluasi
tanggal keperawatan
2 Resiko syok Observasi keadaan umum S: Nn. D. B mengatakan masih
hemorrhagic pasien melakukan perdarahan.
berhubungan pengukurang TTV dan O: TD ; 140/90 mmHg, S :38,5
dengan juga melayani pemberian N: 96 kali permenit.
pendarahan. cairan yaitu cairan RL , A ;Masalah belum teratasi,
memberi minum pada karena pasien masih tampak
pasien melakukan lemah, mukosa bibir kering
pengukuran TTV dan
juga hb, pasien masih rendah
yaitu 6,5 g/dl.
P : Intervensi dilanjutkan.
Hari Dignosa implementasi evaluasi
tanggal keperawatan
Ketidakefektifan Melakukan observasi S =Klien mengatakan kesulitan

32
pola nafas TTV: TD, Nadi, Suhu, RR. saat bérnáfas, dan nafasnya
berhubungan Suhu 37,5°C , Nadi 98 cepat (ngongrong/ terengah-
dengan sindrom x/menit, TD 140/90 engah)
hiperventilasi. mmhg, RR 28 x/menit O= K/U lemah Kesadaran
Melakukan monitoring Komposmentis GCS 4-5-6
pernafasan, : RR TTV Suhu 36,8 °C Nadi 96
30x/menit, adanya x/menit TD 140/90 mmhg RR
pernafasan cuping hidung, 26 x/menit Klien batuk,N
bentuk dada ansimetris, dengan spuntum dan disertai
irama nafas tidak teratur, darah ± 250 cc/hari adanya
adanya pernafasan dada, pernafasan cuping hidung
nyeri tekan pada dada, irama nafas tidak teratur
femitus fokal, adanya adanya pernafasan dada,
bunyi rensona keras, adanya bunyi le rensona keras
adanya suara tambahan adanya suara tambahan
rhonkhi rhonkhi Klien tambak aki Pen
cep Akr mcmegangi dadanya
Klien mudah lelah walaupun
dengan sedikit aktifitas -
Pernafasanya cepat (ngongsro)
- Akral dingin Bentuk dada
asimetris Irama nafas tidak
teratur JVP meningkat I
A = Masalah belum teratasi
P = Intervensi dilanjutkan
terapi 1. Infus Ns : 18 Tpm
2. Injeksi : Ceftriaxone 2 X I
Mg/IV OMZ 1 x1 mg/IV

33
Antrain 3 X 1 mg/IV
3. Obat Oral : Isoniazid (INH)
1 x 200 mg Ripafisin (R) 1 x
450 mg Pirasinamid (Z) 1 750
mg Streptomisin (S) 1 x 250
mg Etabutol (E)l x 500 mg
Hari Dignosa implementasi evaluasi
tanggal keperawatan
4 Gangguan - Memonitor TTV S:
perfusi jaringan
pasien - Pasien mengatakan
berhubungan
dengan - Memonitor kepalanya masih pusing
penurunan - Pasien mengatakan
perubahan tiba-tiba penglihatan kunang-
kardiak out put
sekunder atau gangguan mental kunang atau kabur
terhadap berkurang
kontinu ( cemas 
vasopasme
pembuluh darah. bingung, letargi, O:
- Pasien terlihat tidak
pingsan ) rileks
- Mendorong latihan - TD 130/100 Mm Hg
- HR : 80 x / menit
kaki aktif / pasif - RR : 21 x / menit
- Memantau - T : 36,0 0 C
pernafasan
- Berkolaborasi dengan A:
- Masalah teratasi
dokter dalam sebagian
pemberian terapi : P:
- Intervensi dilanjutkan
 IVFD - Memonitor TTV
Ringer Laktat
gtt 20 x / menit pasien
 Injeksi via IV - Memonitor
Dexamethason 2
x 10 g perubahan tiba-tiba
atau gangguan
Mg SO4 40 %
mental kontinu

34
( cemas  bingung,
 Obat oral
Metildopa 3 letargi, pingsan )
x250 mg - Mendorong latihan
CaCO3 3x 1
kaki aktif / pasif
Cefadroxil 2 x 1
- Memantau
mg
pernafasan
Parasetamol 3 x
250 mg - Berkolaborasi
dengan dokter
 IVFD
Ringer Laktat
gtt 20 x / menit
 Injeksi via IV
Dexamethason
2 x 10 g
 Obat oral
Metildopa 3
x250 mg
CaCO3 3x 1
Cefadroxil 2 x 1
mg
Parasetamol 3 x
250 mg

35
BAB III

PENUTUP

1.1. Kesimpulan
Asuhan keperawatan komunitas pada ibu hamil dilakukan mulai dari
melakukan anamnese ( pengkajian) dilanjutkan melakukan pemeriksaan
umum seperti pola kehidupan sehari-hari, pemeriksaan khusus dilakukan
pemeriksaan lepold. Setelah melakukan pengkajian dilakukan analisa
masalah. Saat melakukan analisa masalah pada keperawatan komunitas
perlu memberikan skroring untuk menentukan prioritas 1-4 sehingga
dalam memberikan intervensi dimulai dari masalah dengan prioritas 1.
Setelah menentukkan prioritas dilanjutkan dengan implementasi dan
melakukan evaluasi.
1.2. Saran
Diharapkan setelah membaca makalah kelompok kami yaitu Asuhan
Keperawatan Agregat Ibu Hamil dapat menambah wawasan pembaca dan
sebagai salah satu refensi mengenai ibu hamil.

36
DAFTAR PUSTAKA

Astriana,Willy. 2017. Kejadian Pada Ibu Hamil Ditinjau dari Paritas dan Usia.
Jakarta. Diakses tanggal 18 oktober 2021, pada link :
http://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.php/jika/

Arifin, Asnawir. Dkk. 2015. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan


Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Proses Persalinan Di Puskesmas Budilatama
Kecamatan Gadung Kabupaten Buol Propinsi Sulawesi Tengah. Univ. sam Ratulangi
Matado. Diakses pada tanggal 8 Oktober 2021, pada link :
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiviuPb
-tzzAhUUdysKHZJgA8oQFnoECAIQAQ&url=https%3A%2F
%2Fejournal.unsrat.ac.id%2Findex.php%2Fjkp%2Farticle%2Fview
%2F7648&usg=AOvVaw2tthk7bOWveOjWW7NH5_56

Amir, arni. Muhammad Saka Abeiasa. 2020. HUBUNGAN DUKUNGAN


KELUARGA DENGAN KECEMASAN IBU HAMIL MENGHADAPI PROSES
PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIKAPAK KEC.
PARIAMAN UTARA KOTA PARIAMAN, diakses pada 16 oktober 2021 link:
file:///Users/putumahendra/Downloads/5-Article%20Text-8-1-10-
20200813%20(1).pdf

Bulchek M. Gloria, dkk. 2018. Nusing Intervention Clasification (NIC). Edisi :


6. Yogyakarta. Moco Media.

Dwiwanto,T.P,dkk,2021.HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN


KECEMASAN IBU HAMIL MENJELANG PERSALINAN PADA MASA
PANDEMI COVID-19,diakses pada tanggal 8 oktober 2021 link
:http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan/article/view/4060

37
Hidayat, S. 2013. KECEMASAN IBU HAMIL DALAM MENGHADAPI
PROSES PERSALINAN, Diakses pada 22 Oktober 2021. Dari : https://stikesmu-
sidrap.e-journal.id/JIKI/article/download/54/43

Hamdiyah, dkk, 2018. TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA


TERHADAP PERUBAHAN FISIK SELAMA HAMIL, diakses pada 22 Oktober
2021 link akses :
https://www.ejournalwiraraja.com/index.php/FIK/article/download/120/91

Maharani, Sri, 2020 . PENGARUH PRENATAL GENTLE YOGA


TERHADAP KECEMASAN IBU HAMIL MENGHADAPI PERSALINAN, diakses
pada tanggal 8 Oktober 2021 link:
http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/endurance

Mariana, D., Wulandari, D., & Padila, P. (2018). Hubungan Pola Makan dengan
Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas. Jurnal Keperawatan
Silampari, 1(2), 108-122. https://doi.org/https://doi.org/10.31539/jks.v1i2.83

Marniati.2017. ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN


PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN, diakses pada 15 oktober
2021 link: file:///C:/Users/Avita/Documents/kusuma/tugas%20ibu
%20sarah/15.%20ANALISIS%20TINGKAT%20KECEMASAN%20IBU
%20KEHAMILAN%20PERTAMA%20DALAM%20MENGHADAPI
%20PERSALINAN.pdf

Moorhead Sue, dkk. 2016. Nusing Outcomes Clasification (NOC). Edisi: 5.


Yogyakarta. Moco Media.

NANDA Internasional Inc. 2018. Diagnosa Keperawatan Definisi dan


klasifikasi 2015-2017 edisi :11. Jakarta. EGC

38
Nersa. 2017. Pathway Kehamilan Trimester 1. diakses 17 Oktober 2021, link
:https://www.scribd.com/document/355563131/Pathway-Kehamilan-Trimester-

Narulita, S, dkk, 2019. PENGARUH TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL


TRIMESTER III TERHADAP KUALITAS TIDUR , diakses pada 22 Oktober 2021
dari :https://journal.binawan.ac.id/bsj/article/download/79/84/

Sofyfitri, 2016, Pathway Trimester 1, diakses 17 Oktober 2021, link :


https://www.scribd.com/doc/308369655/Pathway-Trimester-1

Samita, L. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Ny.T Dengan Kehamilan Trimester


III Di Wilayah Kerja Puskesmas Tapan Kabupaten Pesisir Selatan. Diakses pada
tanggal 23 Oktober 2021, Dari http://repo.stikesperintis.ac.id/170/1/52%20LIZA
%20SASMITA.pdf

Sitomorang, Ronalen Br. Dkk. 2020. Hubungan Senam Prenatal Yoga Dengan
Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III. Diakses tanggal 8 Oktober
2021, pada link : http://journals.stikim.ac.id/index.php/jikm

Purwaningtyas, Melorys Lestari. Galuh Nita Prameswari. 2017. FAKTOR


KEJADIAN PADA IBU HAMIL, diakses pada 15 Oktober 2021
link:https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia/article/view/14291/8445

Pane, Jagentar Parlindungan, dkk. 2021. Kecemasan Ibu Hamil Trimester III di
Masa Pandemi Covid 19 Dalam Menghadapi Persalinan. Vol 4( 3), diakses pada 28
Agustus 2021 link: https://journal.ppnijateng.org/index.php/jik

Rudiyanti,Novita.dkk.2017.Tingkat Kecemasan pada Ibu Hamil dengan


Kejadian Pre Eklampsia disebuah RS Provinsi Lampung.Jakarta.Diakses tanggal 15
oktober 2021, pada link : 926-3136-1-SM.pdf

39
Wahyuni,dkk, 2013. MANFAAT SENAM HAMIL UNTUK
MENINGKATKAN DURASI TIDUR IBU HAMIL, diakses pada 22 Oktober 2021
dari :https://media.neliti.com/media/publications/163548-ID-none.pdf

40

Anda mungkin juga menyukai