Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KEGIATAN TUTORIAL

SKENARIO 1
From Zero to Hero
Blok 4.1 Entrepreneurship and Electives

Disusun oleh Kelompok 9


Anggota:
1. Prita Widayanti

(15220)

2. Aulia Zahra Rasyida (15228)


3. Nia Anggraeni

(15235)

4. Rizky Fadhilah

(15240)

5. Yuninda kurniawati

(15246)

6. Nanang Arif K

(15257)

7. Wahyu Nitari

(15264)

8. Nur Firda Susanti

(15270)

9. Ivo Fridina

(15273)

10. Dias Putri K

(15279)

11. Hafidz Maruf

(15281)

12. Retno Fera Revada

(15285)

13. Fifi Dwi Andika

(15291)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2015

Tutor

: Intansari Nurjannah, S.Kp., MN.Sc., Ph.D

Ketua Diskusi : Wahyu Nitari


Pertemuan I

: 1 September 2015

Pertemuan II : 11 September 2015


SKENARIO 1
From Zero to Hero
Ciputra, anak pedagang kelontong di sebuah desa terpencil di Gorontalo, boleh disebut
sebagai Bapak Entrepreneur Indonesia. Dengan semangat entrepreneur-nya ia bisa
mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas. Ancol yang kotor dan terlantar dapat
diubahnya menjadi Taman Impian Jaya Ancol, yang sekarang termasuk kawasan lima
besar dunia dengan pengunjung lebih dari 13 juta orang per tahun.

STEP 1
STEP 2
1. Apakah perbedaan antara kreatif dan inovatif?
2. Bagaimana cara menumbuhkan motivasi wirausaha?
3. Bagaimana cara menumbuhkan ide berentrepreneur?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berwirausaha?
5. Bagaimana manajemen risiko dalam wirausaha?
6. Apakah dalam wirausaha memerlukan pendidikan formal?
7. Bagaimana sifat semangat entrepreneur?
8. Apa saja risiko dalam berbisnis?
9. Apa saja yang dapat dilakukan mahasiswa dalam berwirausaha?
10. Apa saja peluang bisnis dalam keperawatan?
11. Apa saja kunci dalam meningkatkan usaha entrepreneur?
12. Apa saja faktor-faktor yang menghambat entrepreneur?
13. Bagaimana manajemen from zero to hero?

STEP 3
1.
Kreatif

Inovatif

a. Menciptakan sesuatu yang baru

a. Mengembangkan yang sudah ada

b. Berpikir sesuatu yang baru

b. Perilaku dari proses pikir

c. Mengembangkan yang sudah ada

c. Menciptakan hal baru

d. Berpikir memecahkan masalah

2. Cara menumbuhkan motivasi wirausaha:


a. Melihat visi hidup masing-masing
Orang

analisa tujuan

analisa lingkungan

analisa kemampuan

(berpikir, skill, dan modal


b. Melalui seminar, kegiatan, acara motivasi, banyak buku, tidak hanya satu waktu
mengikuti kegiatan tetapi secara berkesinambungan
c. Memahami lingkungan sekitar
d. Belajar dari wirausaha orang lain
Secara internal: niat, harga diri, kesenangan
Secara eksternal: pengetahuan formal dan informasi, pengalaman orang lain, dan
support keluarga, serta masyarakat
3. Cara menumbuhkan ide ber-entrepreneur:
a. Mengikuti perkembangan teknologi
b. Peka terhadap hal-hal di sekeliling
c. Mengetahui minat pasar
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berwirausaha:
a. Latar belakang pekerjaan orang tua
b. Kesenangan dan hobi
c. Kebutuhan
d. Sarana dan prasarana
e. Lingkungan dan pendidikan
f.

Kebutuhan dari lingkungan sekitar

g. Tidak puas dengan pekerjaannya


5. Manajemen risiko dalam wirausaha:
a. Jika berurusan dengan pemerintah jangan lupa melibatkan notaris

b. Selalu sedia materai


6. Dalam wirausaha perlu pendidikan formal karena untuk membangun karakter,
mengasah sosialisasi, melihat pengalaman orang lain
7. Sifat semangat entrepreneur ditunjukkan oleh tokoh seperti Ciputra dan Bob Sadino
yaitu niat, berusaha, pantang menyerah, perhatikan peluang, mampu mengorganisa s i,
belajar dari kegagalan, orientasi masa depan
8. Risiko dalam berbisnis:
a. Planning tidak sesuai dengan kenyataan
b. Bersiap untuk rugi
c. Motivasi dan semangat yang belum stabil
d. Modal dikelola dengan baik
e. Pintar memilih pegawai
f.

Produk ditiru

g. Finansial dan sosial: kerendahan hati


h. Risiko terhadap konsumen yang tidak jujur
i.

Persaingan tidak baik

j.

Risiko hukum

k. Stres yang tinggi


9. Dalam berwirausaha, mahasiswa dapat melakukan fotokopi, jual buku, bisnis online,
pemilik official account, one entrepreneurship
10. Bisnis dalam keperawatan di antaranya: jual alat kesehatan, jual jasa keperawatan,
home care, panti lansia, wound care, baby spa
11. Kunci dalam meningkatkan keberhasilan usaha entrepreneur:
a. Berani bertindak
b. Berani mengambil risiko
c. Perhitungan yang matang
d. Optimis
e. Bertanggung jawab
f.

Etika yang baik

g. Komunikasi sosial
h. Pelayanan terbaik
i.

Network luas

j.

Niat dan tujuan

k. Rendah hati

l.

Rasa tidak mudah puas

m. Mengenal usaha yang dilakukan


n. Fokus dan tekun
o. Melihat perbedaan sebagai peluang
p. Manajemen diri dan orang lain
q. Terus belajar
r. Mempertahankan mutu pelayanan
12. Faktor-faktor yang menghambat entrepreneurship:
a. Kebijakan pemerintah yang sulit
b. Latar belakang keluarga
c. Mental
d. Finansial
e. Orang yang mengikuti arus begitu saja
f.

Mengejar zona nyaman

g. Peran masyarakat
h. Pandangan/pola pikir masyarakat

STEP 4 (MIND MAPING)

Kreatif/inovasi

Motivasi

Risiko

Manajemen

STEP 5 (LO)
1. Mahasiswa mampu memahami manajemen risiko berbisnis
STEP 6
Belajar Mandiri

Membutuhkan

Entrepreneur

STEP 7 (Mendiskusikan LO)


1. Manajemen risiko berbisnis:
a. Jenis risiko dasar
1) Risiko Spekulatif
Risiko spekulatif seperti investasi keuangan, yang melibatkan kemungkinan untung
atau rugi. Conthnya merancang dan mendistribusikan produk baru.
2) Risiko Murni
Risiko murni melibatkan hanya kemungkinan rugi atau tidak rugi. Contohnya suatu
gedung berpeluang untuk terjadi kebakaran.
b. Manajemen risiko bisnis:
1) Mengidentifikasi risiko
Proses ini meliputi identifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas
usaha. salah satu aspek penting dalam proses ini adalah mendaftar risiko yang mungk in
terjaddi sebanyak mungkin. teknik yang dapat dlakukan meliputi brainstorming, survei,
wawancara.
a) Eksternal : PESTL politic (tax), Economic (konsumsi, kompetisi), Sosial
(kesehatan,

trend,

edukasi),

teknologi

(material/teknologi

baru),

Legal

(employement law, health safety), Environmental/Ethical (Recycling, land


contamination)
b) Internal : lebih spesifik ke organisasi, seperti: human (risk: low talent/lo w
motivation), technology, operation, financial, marketing, strategic)
c) Meenggunakan SWOT
2) Mengukur frekuensi dan parahnya kerugian serta dampaknya
Proses ini bertujuan untuk menilai sejauh mana dampak dari kejadian atau
keadaan dapat mengganggu pencapaian tujan. besarnya dampak dapat dianalisis dalam
dua perspektif yaitu tingkat kemungkinan terjadinya suatu event (likelihoood) dan
tingak

atau besaran kerugiandari terjadinya suatu event (impact/consequence).

pengukuran risiko dilakukan dengan cara memperkirakan seberapa besar tingkat


kerugian (kerusakan) dan probabilitas terjadinya risiko tersebut. setelah mengeta hui
probabilitas dan dampak dari risiko, maka dapat diketahui potensi risiko tersebut
3) Pengelolaan dan mengevaluasi alternatif, serta memilih teknik yang terbaik
Setelah mengetahui risiko yang akan dihadapi, terdapat beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk mengelola risiko tersebut antara lain;

a. risk avoidance
memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko tersebut.
b. risk reduction
mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak
kerusakan dari suatu risiko
c. risk transfer
memindahkan risiko kepada pihak lain umumnya melalui suatu kontrak (asuransi)
d. risk deferral
penundaan aspek suatu proyek hingga probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.
e. contingency plan
rencana keedua (rencana B) yang sudah disiapkan sejak awal
4) Menerapkan program manajemen risiko
Setelah memilih respon yang akan digunakan untuk menangani risiko, saatnya
mengimplementasikan metode yang telah direncanakan tersebut
5) Memantau hasil atau evaluasi
Penting untuk melihat ketika suatu risiko terjadi maka respon yang dipilih akan
sesuai atau tidak
6) Solusi: strategi perencanaan yang baik berkaitan dengan produk dan pasar, investme nt
(ex: resiko yang berhubungan manusia adalah kekurangan motivasi/kemampuan. Maka
perusahaan bisa memberikan investment berupa training/seminar), inovasi.
7) Management resiko menurut the swiss cheese model oleh T.Reason
Sebuah resiko tidak terjadi karena satu penyebab. Jadi seperti keju, banyak
lubang-lubang ditengah=banyak kelemahan di perusahaan (ex: human error/di sistem).
Resiko-resiko tersebut disebut latent risk. Kalau semua latent risk berkumpul, mereka
akan memicu kecelakaan yang disebut active risk. Jadi, untuk mencegah active risk,
kita harus mengatasi latent risk dengan cara: mengumpulkan semua data dan dicek
apakah ada masalah latent, lalu menyelesaikan sesuai prioritas/keparahan(bisa menurut
financial/engga), lalu sebuah perusahaan juga harus punya risk management system/risk
committee.
8) Manajemen Keragaman SDM
Dunia yang semakin mengglobal, perkembangan teknologi yang pesat, dan
kemudahan untuk mengakses informasi menghadapkan perusahaan atau organisas i
pada berbagai tantangan dalam kegiatan yang dilakukannya. Berkaitan dengan sumber
daya manusia, perusahaan akan dihadapkan pada tekanan peningkatan keragaman

sumber daya manusia yang memerlukan perhatian, pemahaman, dan pengelolaan yang
tepat agar perusahaan memperoleh manfaat (benefit) yang sebenarnya dari keragaman
tersebut yang akhirnya diharapkan akan membawa pengaruh yang berarti untuk
mencapai tujuan perusahaan atau organisasi tersebut. Untuk itu perusahaan atau
organisasi harus mau melakukan perubahan cara pandang mereka pada pengelolaa n
keragaman sumber daya manusia, karena lingkungan yang dihadapi juga mengala mi
perubahan sehingga organisasi perlu melakukan penyesuaian. Untuk dapat menguba h
atau melakukan pergeseran paradigma atau perspektif dalam pengelolaan keragaman
sumber daya manusianya, maka organisasi harus melihat kembali budaya yang ada dan
melakukan perubahan atau modifikasi untuk mendukung keragaman dan mendapatkan
manfaatnya. Untuk memahami nilai dan budaya di suatu [erusahaan terdapat banyak
cara yang dapat digunakan, baik dengan menggunakan instrumen kuantitatif maupun
kualitatif dalam membantu pemimpin memahami style dan pengaruh isu-isu perilaku
(behavior) yang mengalir

ke dalam budaya organisasi,

seperti menggunaka n

communication skill, teaming processes, feedback loops, focus groups, interview,


questionnaires, obsevation, dan lain-lain. Hasil dari penilaian akan budaya organisas i
ini nantinya akan digunakan sebagai landasan untuk melakukan perubahan strategi,
khususnya yang berkenaan dengan keragaman sumber daya manusia. Setelah inisiatif inisiatif perubahan dibangun dan diterapkan, maka dilakukan proses pelatiha n,
pengembangan, dan manajemen bekerja untuk memperkuat proses proses pembelajaran
dan perubahan yang berkelanjutan.

Ketika pengelolaan keragaman SDM dilakukan

dengan cara yang baik, perusahaan dapat meningkatkan

probabilitasnya

serta

meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuannya.


9) Menurut michael porter dalam buku competitive strategy menguraikan 3 strategi
manajemen resiko:
1.Kepemimpinan dalam biaya
Menjadi produsen dengan biaya paling rendah dibandingkan dengan industr i sejenis
lainnya. Para pemimpin biaya ini memiliki keunggulan kompetitif dalam meraih
pelanggan.
2.Diferensiasi
Menciptakan strategi pembeda dari produksi industri lainnya dengan kualitas baik.
3.Fokus

Selalu peka terhadap kebutuhan dan kemauan pelanggan. Fokus menambah nilai
terhadap produk dan jasa untuk

pelanggan

dengan tujuan

mempertaha nka n

kepercayaan pelanggan.
10) Analisis pasar menggunakan metode intelegen kompetitif dengan tujuan:
1.Menghindari kejutan yang berasal dari strategi dan taktik baru pesaing.
2.Mengidentifikasi

pesaing baru yang potensial dan ancaman yang mungk in

diakibatkannya.
3.Menyiasati pesaing pada medan strategi kunci engan mengetahui apa yang akan
mereka perbuat dan tetap satu langkah didepan.
11) Proses Manajemen Risiko, menurut Mike Andrew, Florida

Identifikasi Risiko
- Daftar risiko
potensial

Analisis Risiko
- Daftar prioritas
risiko

Perencanaan Risiko
- Rencana
menghindari risiko
- Rencana
kontingensi

Pengawasan Risiko
- Daftar risiko
potensial
c. Langkah-langkah dalam perencanaan manejemen risiko bisnis pertanian:
1) Identifikasi risiko:
-

Risiko Produksi: perubahan cuaca, bencana alam, hama, teknologi, bibit.

Risiko Marketing: Akses dalam proses distribusi

Risiko finansial: Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan arus kas secara tepat.

Risiko Legalitas: HUkum dan peraturan pemerintah yang berlaku, persetujuan


kontrak.

Risiko SDM: jaminan karyawan, kemampuan menjaga karyawan tetap amann, puas
dan produktif.

2) Pengukuran risiko

Probabilitas adalah cara untuk mengekspresikan kesempatan berbagai


hasil yang terjadi. Prakiraan cuaca menggunakan probabilitas. Sebagai contoh,
mereka mungkin menunjukkan peluang 20 persen hujan atau kesempatan 40 persen
kemarau.
3) Menganalisis toleransi dari risiko
Menganalisis dampak apa saja yang akan muncul apabila risiko yang terjadi.
4) Menentukan tujuan manajemen risiko
Sebuah tujuan yang berarti adalah spesifik, terukur , dapat dicapai , menantang
tapi realistis, waktu tertentu, ditulis, dan berbasis kinerja. Manfaat dari menentuka n
tujuan menejemen risiko adalah:
-

Untuk mencerminkan nilai-nilai, kepentingan, sumber daya dan kemampuan


semua orang yang terlibat dalam bisnis

Untuk memberikan dasar untuk semua keputusan bisnis dan keluarga

Untuk menetapkan prioritas untuk alokasi sumber daya yang langka

Untuk mengukur kemajuan.

5) Mengidentifikasi efektivitas metode manajemen risiko


Beberapa tanggapan

risiko

seperti:

vaksinasi,

perawatan

pencegahan,

persediaan pakan , dan irigasi digunakan untuk mengurangi peristiwa yang merugika n
seperti penyakit dan kekeringan akan terjadi. Tanggapan lain memiliki efek
memberikan

perlindungan

terhadap

konsekuensi

yang

merugikan

dengan

mentransferbeberapa risiko untuk orang lain seperti asuransi. Evaluasi dilakukan dan
dibandingkan efektivitas dari berbagai metode menejemen risiko
6) Memilih asisten professional
Dengan banyaknya tantangan

yang dihadapi dan berpotensi merugika n

perusahaan sehingga diperlukan beberapa professional dalam ilmu manajeme n.


Contoh agen professional dalam bisnis pertanian adalah: agen asuransi, tanaman dan
ternak konsultan, ahli gizi ternak, spesialis pemasaran, dan lain-lain tergantung pada
kebutuhan spesifik
7) Membuat keputusan dan menerapkan rencana menejemen risiko
Merupakan aspek yang paling sulit dari proses keputusan melaksanaka n
rencana tersebut. Setelah melalui pengukuran yang pasti untuk melaksanakan rencana
sesuai dengan situasi.
8) Mengevaluasi rencana menejemen risiko

Termasuk mekanisme untuk mengumpulkan hasil dari rencana, dibandingka n


dengan
hasil yang diharapkan dan membuat rencana untuk penyesuaian.
d. ERM (enterprise risk management)
Desain pengendalian risiko ERM berbasis ISO 3100 untuk memberikan informasi yang
berkualitas bagi badan usaha mengenai tindakan pengendalian yang efektif, serta
perlakuan yang tepat bagi resiko resiko yang dihadapinya. Selain into perusahaan dapar
memahami segala risiko berdasarkan tingkat, besaran, dan kompleksitas organisasi.
ERM sendiri telah diterapkan di PT Rajawali nusantara Indonesia dan Bank Mandiri.
Studi ini dimulai dari masalah di duta minimarket dalam mengatasi risiko yang
dihadapinya. Bagian yang ditelitinya adalah bagian operasional karena risiko-risiko yang
dihadapi banyak pada bagian operasional perusahaan.
a) Risiko yang ada di Duta minimarket:
-

Risiko

keuangan

berhubungan

dengan ketidakmampuan

konsumen

dalam

memenuhi pembayaran hutang


-

Risiko strategis: semakin banyaknya pesaing yang bermunculan dan adanya


complain dari konsumen mengenai ketidakpuasan konsumen terhadap pelayanan
yang dilakukan oleh pihak duta minimarket

Risiko

operasional: kurangnya

pengetahuan

karyawan mengenai teknologi

sebenarnya dikarenakan system perekrutan yang tidak normal dan tidak terstandar,
selain itu pencurian dan risiko hilangnya barang
-

Risiko bahaya terkait dengan pemadaman listrik, perbaikan kendaraan karena


kurangnya perawatan yang dilakukan oleh karyawan, adanya barang cacat atau
rusak, bencana alam, banjir, penumpukan barang

b) Perlakuan Risiko
-

Risiko kredit (ketidakmampuan konsumen melunasi utangnya)


Harus melihat terlebih dahulu daftar utang konsumen dan memberikan batas
maksimum jumlah utang konsumen apabila ingin memberikan pernjualan secara
kredit, melaksanakan penagihan secara rutin, memberikan fasilitas penjualan
melalui ATM

Risiko strategis (ada semakin banyak pesaing)


Pelayananan yang cepat, tepat dan ramah kepada konsumen, melakukan riset
pasar dengan mencari kekuatan dan kelemahan pesaing.

Risiko strategis ( pelayanan konsumen yang tidak memuaskan)


Training bagi karyawan agar dapat memahami konsumen dengan baik, reward
dan punishment bagi karayawan

Risiko operasional (system perekrutan yang kurang tersrtuktur)


Menerapkan system perekrutan yang terstandar dengan cara meminta datadata calon karyawan, interview dengan karyawan secara dokumentasi memenuhi
syarat

Risiko operasional (peraturan yang kurang tegas)


Memberikan peraturan tertulis bagi karyawan dan memberikan sanksi yang
jelas apabila karyawan melanggar peraturan tersebut

Risiko operasional (pencurian)


Memasang CCTV, pengawas CCTV, sensor alarm pintu masuk dan pintu
keluar.

Risiko operasional (hilangnya barang saat pengiriman)


Membuat nota penjualan rangkap 2 yang harus ditandatangi oleh konsumen
sebagai bukti bahwa barang telah sampai ke konsumen dan bukti pembayaran
konsumen, apabila terjadi kehilangan barang saat pengiriman, maka karyawan
tersebut harus mengganti rugi sebesar nominal barang yang telah hilang tersebut.

Risiko operasional (data hilang/ program computer error)


Backup data secara rutin, pembatasan akses terhadap data-data perusahaan,
bekerjasama dengan seorang teksnisi yang menangani gangguan program di computer

Risiko bahaya (adanya pemadaman listrik)


Memasang genset

Risiko bahaya (perbaikan kendaraan)


Memberikan tanggung

jawab terhadap pemegang

kendaraan, memilik i

bengkel langganan
-

Risiko bahaya (kerusakan peralatan, contoh printer)


Penggantian

printer,

tanggung

jawab

bagi setiao

pengguna

printer,

langgananan tempat servis


-

Risiko bahaya (adanya barang yang cacar atau rusak)


Perjanjian dengan supplier, peringatan bagi karyawan atau salesman untuk
selalu melakukan pengecekan terhadap tanggal bekas pemakaian produk

Risiko bahaya (banjir)

Memiliki 2 gudang, asuransi


-

Risiko bahaya (penumpukan barang)


Pengecekan, membuat daftar barang yang kurang laku, mengecek stok barang
di bagian gudang, perhitungan jumlah yang ideal untuk tiap kali melakukan order dan
jumlah safety stock (stok yang aman yang harus ada digudang.

3) Komponen Enterprise Risk Management Framework (Kerangka Manajemen Risiko


Perseroan):
a) Identifikasi Resiko (kesadaran risiko, pengukuran, pemantauan, dam pengendalian)
b) Infrastruktur manajemen risiko (struktur organisasi, sistem tata kelola, pengumpula n
data, metode analisa, kebijakan, prosedur, dan pelaporan)
c) Budaya perseroan (pelatihan,

pengukuran

kinerja, pengembangan

nilai,

dan

penghargaan)
e. Dalam menghadapi risiko, wirausaha sebaiknya memiliki semangat yang tinggi dalam
menjalankan usanya. Salah satu faktor yang mempengaruhi semangat tersebut yaitu
kebutuhan (needs). Menurut David C. Mc Clelland (1971) kebutuhan (needs) dibagi
menjadi tiga, yaitu:

Daftar Pustaka
Basyaib, Fachmi. 2007. Manajemen Risiko. Penerbit Grasindo.
Crane, L., Gantz, G., Isaacs, S., Jose, D & Sharp, R. 2013. Introdution to Risk Management:
Understanding Africultural Risks. United States Department of Agricultur.
Griffin, R.W dan Ebert, R.J. 2007. Manajemen Bisnis edisi 8 jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Malinda, Maya. 2002. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Seseorang Berwirausaha. Jurnal
Manajemen Maranatha.
Sadgrove, Kit. 2015. The complete guide business risk management.USA : Library of
Congress.
Suswinarno, A. K. 2013. Mengantisipasi Risiko dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Sutanto, S. 2012. Desain Entreprise Risk Managemen Berbasis ISO 31000 bagi Duta
Minimarket di Situbondo. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya (1):1.
Titin, H. 2012. Mengelola Keragaman Sumber Daya Manusia: Suatu Upaya Mengoptima lka n
Kinerja Organisasi. Jurnal Ilmiah STIE MDP, 1(2), 89-92.

Anda mungkin juga menyukai