Anda di halaman 1dari 6

Laporan pendahuluan Rhabdomyosarcoma

ETIOLOGI
Penyebab pasti dari kanker ini belum diketahui,
namun ada beberapa hal yang mungkin menjadi
pemicunya, seperti:

DEFINISI
Rhabdomyosarcoma (RMS) merupakan jenis tumor jaringan ikat lunak
yang paling sering terdapat pada anak-anak. Nama ini diambil dari kata
Yunani Rhabdo, yang berarti sudut batang, dan myo, yang berarti otot.

a. mengonsumsi makanan yang mengandung


berbagai zat kimia berbahaya
b. mengonsumsi rokok dan alcohol
c. terpapar radiasi dari gelombang elektromagnetik
dan logam berat
d. serta faktor genetik
Penatalaksanaan Medis
Manifestasi klinis
a. Nyeri
b. Dinasofaring: kongesti hidung,
bernafas dengan mulut, epistaksis dan
kesulitan menelan dan mengunyah
c. Jika ditemukan di jaringan kepala,
biasanya akan menimbulkan gejala
neurologis seperti ganggaun
keseimbangan tubuh, pusing, dan
mual.
d. Bila ditemukan di telinga tengah,
gejala awal paling sering adalah nyeri,
kehilangan pendengaran, otore kronis
atau massa di telinga.
e. Tumor primer di orbita biasanya
menimbulkan edem periorbital, ptosis,
perubahan ketajaman penglihatan dan
nyeri.
f. jika kanker ini ditemukan di leher,
maka akan menimbulkan benjolan
karena kanker ini juga bermetastasis
ke jaringan kelenjar getah bening

Pemeriksaan
Penunjang
a. Biopsy jaringan
b. Radiografi
c. Computerize
Tomography (CT)
d. USG
e. pemeriksaan jaringan
tumor.

a. lokasi di orbita dan parameningeal termasuk


telinga tengah. Dilakukan radioterapi sampai
5000 cGy atau khemoterapi dengan kombinasi
Vincristine, Dactinomycin dan Doxorubicin.
b. Lokasi di ekstremitas. Dianjurkan untujk eksisi
radikal sampai batas sayatan bebas secara
mikroskopis. Tidak dianjurkan untuk tindakan
amputasi atau eksisi kompartemen atau eksisi
grup otot. Bila perlu dapat diberikan adjuvant
radioterapi sampai 5000cGy. Kemoterapi tidak
dianjurkan karena respons kurang baik.
c. Lokasi di genito-urinari. Bila memungkinkan
dilakukan reseksi radikal, bila tidak mungkin
dilakukan reseksi terbatas dilanjutkan dengan
radioterapi adjuvant. Bila tidak dapat
dilakukan reseksi, dapat dilakukan radioterapi
preoperatif atau neoadjuvant khemoterapi
dengan Vincristin + Dactinomycin

WOC
a. mengonsumsi makanan
yang mengandung
berbagai zat kimia
berbahaya
b. mengonsumsi rokok
dan alcohol
c. terpapar radiasi dari
gelombang
elektromagnetik dan
logam berat
d. serta faktor genetik

Jaringan Lunak pada sel otot


lurik

Perubahan-perubahan ganas
pada sel-sel target
(transformasi)
Pertumbuhan dari sel-sel
transformasi

Invasi local (kerusakan


jaringan yang tidak terbatas
jelas dengan jaringan normal
Metastasis jauh (implantasi
tumor yang terpisah dengan
tumor primer

Kepala

Orbita
Proptosis (pergeseran
bola mata ke depan)

Kornea mengering

Ulkus pada kornea


Risiko infeksi

Parameningeal
Kelumpuhan
saraf kranial

Traktus genitourinarius
Hidung
Hidung tersumbat,
mimisan

Telinga tengah

Urinaria

Tuba eustachii
tertekan

Sulit
berkemih

nyeri

Menekan
saraf optik

Otore
kronis

Penglihatan
terganggu
Gangguan
citra tubuh

Hilang
pendengaran

Gangguan
eliminasi
urin

vagina

Sekret
berdarah

Ekstremitas

Timbul benjolan

Nyeri/ tdk nyeri

Nyeri akut

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN


MALNUTRISI
PENGKAJIAN
Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas diri
b. Keluhan
2. Riwayat penyakit
a. Sekarang

Diagnosa Keperawatan
: nama, umur, jenis kelamin
: nyeri, ada keluar darah di hidung dan vagina,
proptosis
.

: ada benjolan didaerah otot (kepala, traktus


Genitourinaria, dan ekstremitas
b. Dulu
:c. Keluarga
:3. Pengkajian Fisik
: adanya proptosis dan benjolan
4. Pengkajian dengan pendekatan 11 fungsional Gordon

1. Nyeri akut b.d agen cidera (fisik, biologis)


2. Gangguan eliminasi urin b.d obstruksi anatomic
3. Risiko infeksi
4. Gangguan citra tubuh b.d penyakit

NOC DAN NIC


Nyeri akut

Risiko Infeksi

Gangguan citra tubuh

NOC

NOC

NOC

Pain level
Pain control
Comfort level

Kriteria Hasil

Immune status
Knowledge: infection
control
Risk control

1.

Kriteria Hasil

2. Melaporkan nyeri
berkurang
3. Mengatakan nyaman
setelah nyeri berkurang
4. TTV dalam rentang
normal

2.

1. Klien bebas dari tanda dan


gejala infeksi
2. Jumlah leukosit dalam
batas normal
1. Menunjukkan kemampuan
untuk mencegah
timbulnya penyakit

3.
4.

Body image
Acceptance health
status: coping;identy
Mengidentifikasi kekuatan
personal
pengakuan terhadap
perubahan actual pada
penampilan tubuh
menggambarkan
perubahan actual pada
fungsi tubuh
memelihara hubungan
social yang dekat dan
hubungan personal

Pain management

Infection control

Body image enchancement

Lakukan pengkajian nyeri


secara komprehensif
Kurangi factor presipitasi nyeri
Ajarkan teknik nonfarmakologi
Kolaborasi pemberian
analgenik

Bersihkan lingkungan setelah


dipakai pasien lain
Tingkatkan intake nutrisi
Cuci tangan sebelum dan
sesudah tindakan keperawatan
Kolaborasi antibiotic jika perlu

Analgetik administration

Infection protection

Cek riwayat alergi


Tentukan pilihan analgesic
tergantung tipe dan beratnya
nyeri
Monitor TTV sebelum dan
sesudah pemberian analgetik
Evaluasi efektivitas analgesik

Monitor tanda dan gejala


infeksi
Monitor kerentanan terhadap
infeksi
Pertahankan teknik aseptik

Gangguan eliminasi urin


NOC

Beri motivasi untuk


menerima keadaan dirinya
beri penjelasan bahwa
penyakitnya dapat
disembuhkan
jelaskan pentingnya
perawatan kulit termasuk
kepala, badan, dan pubis
berikan motivasi tentang
percaya diri dan mencegah
isolasi social

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kontinens urine
Eliminasi urine
Klien tidak mengalami
disuria,
Klien tidak mengalami
nokturia,
Klien tidak mengalami
inkontinensia,
Klien tidak mengalami
urgensi dan frekuensi
Klien tidak mengalami
retensi
Klien tidak kesulitan pada
saat berkemih

Urinary Elimination
Management

Memberikan intake cairan


secara tepat, Intake cairan
secara tepat

Membantu mempertahankan

secara normal berkemih.


Membantu pasien
mempertahankan posisi normal

untuk berkemih.
Mencegah infeksi saluran

kemih.
Memberikan bantuan pada saat
pasien pertama kali merasa
ingin buang air kecil

DAFTAR PUSTAKA
1. NANDA Internasional.2011. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.
Jakarta: EGC.
2. Anonymous. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA NIC NOC. Jakarta:
Media Hardy.
3. Burhanuddin, Sudarsono. Seorang penderia dengan rhabdomiosarkoma. Majalah Kedokteran
Respirasi 2010: 1(3).
4. Mhardiya WR. 2009. Rhabdomiosarkoma. Riau: FKUR

Anda mungkin juga menyukai