Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

“ASKEP IBU DENGAN CA OVARIUM ”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

1. Fitriani Lakuy
2. Apprilia N.S Safitri
3. Mawarda I. Raharusun
4. Nurmala Rumaf
5. Siti H. Rumaf
6. Asrotini Fakaubun
7. Andi Rukia Rapiudin

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL

TAHUN AKADEMI 2021/2022


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT semesta alam tiada tuhan yang pantas di
sembah kecuali Allah, syukur alhamdulilah, atas berkat rahmat Allah SWT
yang telah berkenan memberikan kami kesempatan dan kenikmatan untuk
dapat menyelesaikan Makalah “ASKEP IBU DENGAN CA OVARIUM” ini
dengan baik.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan untuk
perbaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaaat baik bagi penulis maupun
para pembaca.

Langgur, 17 February 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Rumusan Masalah
1.2 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.2 Etiologi
2.3 Patofisiologi
2.4 Manisfestasi Klinis
2.5 Pemeriksaan Diagnostik

ASKEP IBU DENGAN CA OVARIUM

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kanker ovarium (kanker indung telur) merupakan penyebab nomor


satu dari seluruh kematian yang disebabkan kanker pada saluran reproduksi.
Penderita kanker ini umumnya didiagnosis terlambat, karena belum adanya
metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker
ovarium saja yang dapat terdiagnosa pada stadium awal. Kanker ovarium
erat hubungannya dengan wanita yang mempunyai tingkat kesuburan yang
rendah atau intenfertilitas dan biasanya terjadi pada wanita nullipara,
melahirkan pertama kali pada usia diatas 35 tahun dan wanita yang
mempunyai keluarga dengan riwayat ovarium, kanker payudara atau kanker
kolon, sedangkan wanita dengan riwayat kehamilan pertama terjadi pada
usia di bawah 25 tahun, dengan penggunaan pil kontrasepsi dan menyusui
akan menurunkan kanker ovarium sebanyak 30 - 60%.

Di Indonesia tumor ganas ovarium banyak dijumpai dan merupakan


penyebab kematian ketiga setelah tumor ganas serviks dan tumor ganas
payudara, padahal five-years survival ratenya dalam 50 tahun terakhir ini
tidak banyak mengalami kemajuan yaitu berkisar antara 20-37%. Tumor
ganas pada ovarium ditemukan dengan proporsi sebesar 8% dari seluruh
tumor ganas ginekologi. Tumor ini dapat terjadi pada semua golongan umur,
tetapi lebih sering pada usia 50 tahun yaitu sebesar 60%, sedangkan pada
masa reproduksi kira-kira 30% dan pada usia lebih muda sebanyak 10%.
Akhir-akhir ini diperkirakan terjadi peningkatan kasus dengan gambaran
histopatologi antara neoplasma ovarian jinak dan ganas, diklasifikasikan
sebagai neoplaasma ovarium borderline yang penanganannya masih belum
disepakati oleh para ahli. Diperkirakan sekitar 9,2% dari seluruh keganasan
ovarium adalah neoplasma kelompok ini, yang angka ketahanan hidupnya
dapat mencapai 95% meskipun kemungkinan rekurensi dan kematian dapat
terjadi 10-20 tahun kemudian. Hal ini disebabkan karena neoplasma
kelompok ini tetap memiliki kemampuan metastasis ke organ–organ jauh
diluar genitalia interna. Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa kanker
ovary adalah jenis kanker yang paling sulit dideteksi dan diobati, hal ini
diakibatkan karena pada tahap awalnya kanker ovary menunjukkan sedikit
sekali gejala atau bahkan tidak ada gejala sama sekali. Kondisi ini yang
menyebabkan mereka yang terkena penyakit ini ketika di diagnosis lebih dari
setengahnya sudah berada pada tahap lanjutan sehingga kegagalan
pengobatan atau perawatannya lebih tinggi. Salah satu pengobatan kanker
ovarii yaitu dengan cara kemoterapi. Klien yang sudah melakukan kemoterapi
akan mengalami mual, muntah, nafsu makan menurun, stomatitis, nefripenia,
sehingga klien dengan kemoterapi baik sebelum dan sesudah tindakan
sangat memerlukan perawatan khusus sehingga efek dari therapy tersebut
dapat diminimalkan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. Mengetahui apa itu CA Ovarium
b. Mengetahui apa itu askep pasien dengan CA OVARIUM?

1.3 TUJUAN
a. Untuk Mengetahui apa itu Ca Ovarium
b. Untuk mengetahui apa itu askep pasien dengan CA OVARIUM
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Kanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada
ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50
– 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan
perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh darah
menyebar ke hati dan paru-paru. Kanker ovarium sangat sulit didiagnosa dan
kemungkinan kanker ovarium ini merupakan awal dari banyak kanker primer.
Kanker ovarium berasal dari sel – sel yang menyusun ovarium yaitu
sel epitelial, sel germinal dan sel stromal. Sel kanker dalam ovarium juga
dapat berasal dari metastasis organ lainnya terutama sel kanker payudara
dan kanker kolon tapi tidak dapat dikatakan sebagai kanker ovarium.
Klasifikasi Kanker Ovarium yaitu terdiri dari :
1. Tumor epithelial
Tumor epitelial ovarium berkembang dari permukaan luar ovarium,
pada umumnya jenis tumor yang berasal dari epitelial adalah jinak,
karsinoma adalah tumor ganas dari epitelial ovarium (EOC’s : Epitelial
ovarium carcinomas) merupakan jenis tumor yang paling sering ( 85 – 90% )
dan penyebab kematian terbesar dari jenis kanker ovarium. Gambaran tumor
epitelial yang secara mikroskopis tidak jelas teridentifikasi sebagai kanker
dinamakan sebagai tumor bordeline atau tumor yang berpotensi ganas (LMP
tumor : Low Malignan Potential) Beberapa gambaran EOC dari emeriksaan
mikroskopis berupa serous, mucous, endometrioid dan sel jernih
2. Tumor germinal
Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum atau
telur, umumnya tumor germinal adalah jinak meskipun beberapa menjadi
ganas, bentuk keganasan sel germinal terutama adalah teratoma,
dysgerminoma dan tumor sinus endodermal. Insiden keganasan tumor
germinal terjadi pada usia muda kadang dibawah usia 20 tahun, sebelum era
kombinasi kemoterapi harapan hidup satu tahun kanker ovarium germinal
stadium dini hanya mencapai 10 – 19% sekarang ini 90 % pasien kanker
ovarium germinal dapat disembuhkan dengan fertilitas dapat dipertahankan.
3. Tumor stromal
Tumor ovarium stromal berasal dari jaringan penyokong ovarium yang
memproduksi hormon estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang
ditemukan, bentuk yang didapat berupa tumor theca dan tumor sel sartoli-
leydig termasuk kanker dengan derajat keganasan yang rendah. Stadium
kanker ovarium primer menurut FIGO (Federation InternationalofGinecologies
and Obstetricians ) 1987, adalah :

a. STADIUM I –> pertumbuhan terbatas pada ovarium

1) Stadium 1a : pertumbuhan terbatas pada suatu ovarium, tidak ada


asietas yang berisi sel ganas, tidak ada pertumbuhan di permukaan
luar, kapsul utuh.

2) Stadium 1b : pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak


asietas, berisi sel ganas, tidak ada tumor di permukaan luar, kapsul
intak.

3) Stadium 1c : tumor dengan stadium 1a dan 1b tetapi ada tumor


dipermukaan luar atau kedua ovarium atau kapsul pecah atau dengan
asietas berisi sel ganas atau dengan bilasan peritoneum positif.
b. STADIUM II –> Pertumbuhan pada satu atau dua ovarium dengan
perluasan ke panggul

1) Stadium 2a : perluasan atau metastasis ke uterus dan atau tuba

2) Stadium 2b : perluasan jaringan pelvis lainnya

3) Stadium 2c : tumor stadium 2a dan 2b tetapi pada tumor dengan


permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul pecah atau dengan asitas
yang mengandung sel ganas dengan bilasan peritoneum positif.

c. STADIUM III –> tomor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant
di peritoneum di luar pelvis dan atau retroperitoneal positif. Tumor terbatas
dalam pelvis kecil tetapi sel histologi terbukti meluas ke usus besar atau
omentum
1) Stadium 3a : tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah
bening negatif tetapi secara histologi dan dikonfirmasi secara
mikroskopis terdapat adanya pertumbuhan (seeding) dipermukaan
peritoneum abdominal.

2) Stadium 3b : tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan


implant dipermukaan peritoneum dan terbukti secara mikroskopis,
diameter melebihi 2 cm, dan kelenjar getah bening negativ.

3) Stadium 3c : implant di abdoment dengan diameter > 2 cm dan atau


getah bening retroperitoneal atau inguinal positif.

d. STADIUM IV –> pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan


metastasis jauh. Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam stadium
4, begitu juga metastasis ke permukaan liver.

Derajat keganasan kanker ovarium :


Derajat 1 : differensiasi baik

Derajat 2 : differensiasi sedang

Derajat 3 : differensiasi buruk

Dengan derajat differensiasi semakin rendah pertumbuhan dan prognosis


akan lebih baik.

2.2 ETIOLOGI

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak
teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, adapun penyebab
dari kanker ovarium yaitu:

1. Hipotesis incessant ovulation

Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium


untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan
sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi
menjadi sel-sel tumor.

2. Hipotesis androgen

Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium.


Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium
mengandung reseptor

androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi


pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.

Faktor Resiko :

a. Diet tinggi lemak

b. Merokok

c. Alkohol

d. Penggunaan bedak talk perineal

e. Riwayat kanker payudara, kolon, atau endometrium


f. Riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium

g. Nulipara

h. Infertilitas

i. Menstruasi dini

j. Tidak pernah melahirkan

2.3 PATOFISIOLOGI

Kanker ovarium disebabkan oleh zat-zat karsinogenik sehingga


terjadi tumor primer dimana akan terjadi infiltrasi di sekitar jaringan dan
akan terjadi implantasi. Dimana implantasi ini merupakan ciri khas dari
tumor ganas ovarium. Gejala yang terjadi pada kanker ovarium adalah
gejala samar dan ascites. Ascites adalah kelebihan volume cairan di
rongga perut, sedangkan gejala samarnya yaitu : perut sebah, makan
sedikit tapi cepat kenyang, sering kembung, dan nafsu makan menurun.
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang
rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki
struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi
fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan
pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum
mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil
selama kehamilan.

Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista
fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang
kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi
oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple
dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap
gonadotropin yang berlebih Pada neoplasia tropoblastik gestasional
(hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada
kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang
disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi
dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang
clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari,
terutama bila disertai dengan pemberian HCG.Kista neoplasia dapat
tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam
ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas
dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini,
keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan
sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan
keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari
ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah
tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel
primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari
3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.
Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik.

2.4 MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis terutama berupa rasa tidak enak perut bawah atau
tenesmus, pada stadium awal dapat timbul asites; dengan cepat kanker
tumbuh melampaui kavum pelvis hingga ke abdomen hingga teraba
massa; haid tidak teratur, dapat timbul perdarahan per vaginam.

Tanda & Gejala pada pasien Kanker Ovarium.

Gejala umum bervariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal berupa :

1. Haid tidak teratur

2. Ketegangan menstrual yang terus meningkat

3. Menoragia

4. Nyeri tekan pada payudara

5. Menopause dini

6. Rasa tidak nyaman pada abdomen

7. Dispepsia

8. Tekanan pada pelvis


9. Sering berkemih

10. Flatulenes

11. Rasa begah setelah makan makanan kecil

12. Lingkar abdomen yang terus meningkat

2.5 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Sebagian besar kanker ovarium bermula dari suatu kista. Oleh karena itu,
apabila pada seorang wanita ditemukan suatu kista ovarium harus
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah kista
tersebut bersifat jinak atau ganas (kanker ovarium).

Ciri2 kista yang bersifat ganas yaitu pada keadaan :

1. Kista cepat membesar

2. Kista pada usia remaja atau pascamenopause

3. Kista dengan dinding yang tebal dan tidak berurutan

4. Kista dengan bagian padat

5. Tumor pada ovarium

Pemeriksaan lanjutan untuk memperkuat dugaan ke arah kanker ovarium


seperti :

1. USG dengan Doppler untuk menentukan arus darah

2. Jika diperlukan, pemeriksaan CT-Scan/ MRI

3. Pemeriksaan tumor marker seperti Ca-125 dan Ca-724, beta – HCG


dan alfafetoprotein

Semua pemeriksaan diatas belum bisa memastikan diagnosis kanker


ovarium, akan tetapi hanya sebagai pegangan untuk melakukan tindakan
operasi.
ASKEP IBU DENGAN CA OVARIUM

1. PENGKAJIAN
a. Data Diri Klien
- Nama Lengkap : Ny. A
- Umur : 35 thn
- Agama : Islam
- Jenis Kelamin : Wanita
- Pendidikan : SMA
- Pekerjaan : Ibu RT
- Alamat : Mangon
- No Registrasi RS : 115898
- Tanggal Masuk RS : 11 September 2013

b. Penanggung Jawab
- Nama : Tn. R
- Umur : 38 thn
- Alamat : Mangon
- Hubungan Dengan Klien : Istri

2. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama
a. Keluhan utama saat masuk RS :
Pasien mengeluhkan perut membesar ± 4 bulan, terkadang sesak,
perut terasa penuh serasa nyeri di ulu hati, nafsu makan
berkurang.
b. Keluhan utama saat pengkajian:
Pasien mengatakan ulu hati terasa penuh.

2. Riwayat kesehatan/penyakit sekarang


a. Alasan kunjungan :
Pasien mengatakan perut membesar dan keras
b. Lama keluhan :
Sejak ± 6 bulan yang lalu perut semakin hari semakin membesar ,
perut terasa penuh.
c. Faktor yang memperberat :
Saat beraktifitas klien merasa nafas terengah-engah

d. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi keluhan :


Klien beristirahat
e. Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan :
1. Pemeriksaan darah tgl 12 september 2013
2. Pemeriksaan USG terdapat hasil menunjjukan adanya cairan.

3. Riwayat kesehatan /penyakit dahulu :


a. Penyakit yang pernah dialami :
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit DM, HT,
Asma, tidak pernah menderita penyakit kanker di bagian tubuh
lainya

4. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu :

N Kondisi
Lama
O Tahu Jenis Penol Jenis bayi Masalah
pemberian
n persalinan ong kelamin saat kehamilan
asi
lahir
1 1986 Normal Bidan Laki laki sehat ± 6 Bulan Tidak ada
5. Riwayat kesehatan /penyakit keluarga (genogram keluarga)

Keterangan:

III. TANDA-TANDA VITAL

Suhu tubuh : 36oC

Nadi : 96x/menit pada daerah radial dengan frekuensi nadi teratur

Frekuensi nafas : 22x/menit

Tekanan darah :120/80 mmHg pada lengan kanan dan dalam keadaan
duduk

Berat badan: 85 kg, tinggi badan: 155 cm, berat badan sebelum sakit 95
kg.

Riwayat alergi: tidak ada riwayat alergi makanan ataupun obat-obatan

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola persepsi kesehatan
 Subjektif
Pasien mengatakan gambaran status kesehatanya saat ini biasa,
tetapi pasien merasakan ketidakpuasan terhadap kesehatnanya
dikarenakan perutnya yang bertambah besar dan terasa tidak enak
sampai sesak, serta berat badan yang menurun dan selera makan
berkurang
 Objektif
Cuping kanan dan kiri dalam keadaan normal.tidak ada pembesaran
pada tonsil dan tidak merasakan nyeri tekan serta eksudasi pada
tonsil. Tidak terdapat pembesaran pada nodus limfatik.
2. Pola nutrisi metabolic
 Subjektif
pasien mengatakan selera makanya berkurang, tidak memiliki
riwayat tidak tahan terhadap makanan
 objektif
Mata simetris, konjungtiva tidak pucat/warna pink, sklera tidak
ikterik.BB 85 kg, TB 155 cm, BMI 35,40, lingkar perut 121 cm, tidak
terdapat edema periorbital, tidak ada distensi vena jugularis, dan
terdapat refleks muntah.
3. Pola eliminasi
 Subjektif
Selama dirumah pasien BAB 2 x1 hari, pasien mengalami
penurunan buang air besar pada minggu terahir sebelum
masuk rumah sakit. selama di rumah sakit pasien tidak
teratur BAB nya, kadang tidak ada BAB, selama di rumah
sakit klien BAB baru 2 kali dan itupun sangat keras, berwarna
cokelat tetapi tidak ada perdarahan pada saat BAB.
 Objektif
Tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen dan abdomen
teraba keras. Urin tidak menetes ketika kandung kemih
dipalpasi. Tidak terdapat hemoroid, feses direktum dan
ostomi

4.Pola aktifitas – latihan


 Subjektif
Klsifikasi tingkat fungsional :
0: Tidak tergantung sama sekali
1: Membutuhkan pengguna
2: Memerlukan bantuan orang lain untuk membantu,
supervise dan pengajaran
3: membutuhkan bantuan dari orang lain dan peralatan atau
alat bantu lainya
 Objektif
Tidak ada sianosis di wajah, denyut nadi mudah di palpasi
pada daerah karotis, radialis, dan post tibial. Pemeriksaan
pada ekstrimitas teraba hangat pada suhu 36˚C,
pengembalian kapiler normal, berwarna pink dan tidak ada
tanda humans.
5. Pola tidur – istirahat
 Subjektif
Pasien mengatakan tidak mempunyai kebiasaan tidur siang,
bila malam hari pasien tidak dapat beristirahat. Pasien
mengatakan untuk memulai tidur mengalami kesulitan,
terbangun saat malam hari. Pasien tidak mengalami
insomnia.
 Objektif
Pasien sering menguap, pasien lelah.

6. Pola Peran-Hubungan
 Subjektif
Pasien telah menikah dan memiliki satu anak laki-laki. Saat
ini pasien tinggal serumah dengan suami dan anak laki-
lakinya yang berumur 27 tahun.
 Objektif
Pasien dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar,
sehingga tidak memerlukan penerjemah.
7. Pola Seksualitas – Reproduksi
Pasien sudah mengalami menopause. Pasien mengatakan tidak
mengalami masalah dengan fungsi seksualnya

4. PEMERIKSAAN FISIK TAMBAHAN


1. Kepala
Bentuk simetris dan tidak terdapat benjolan.
2. Rambut
Distribusi merata, berwarna hitam, tekstur lembut, kebersihan terjaga.
3. Mata
Ukuran pupil ± 1 mm, isokor, reaksi cahaya miosis, bentuk mata bulat,
konjungtiva berwarna merah muda, sclera tidak ikterik, tidak ada
tanda-tanda peradangan, fungsi penglihatan baik dan tidak
menggunakan kacamata.
4. Telinga
Dapat berfungsi dengan baik, kebersihan terjaga, tidak ada
cairan/massa.

5. Hidung
Tidak ada mimisan, septum nasi berada ditengah dan tidak ada
deviasi, penciuman normal.
6. Mulut
Lidah terasa bersih, jumlah gigi lengkap, tidak ada stomatitis,
membran mukosa lembab.
7. Tenggorokan
Tenggorokan normal, faring baik, dapat menelan, tidak ada masalah
dalam berbicara.
8. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening
9. Dada
Bentuk dada normal, perbandingan ukuran antropometri-posterior
dengan transversal 1: 2, gerakan dada simetris, tidak ada retraksi
dinding dada, suara nafas vesikuler.
10. Paru-paru
Bentuk simetris, pergerakan dinding dada kanan kiri simetris, tidak ada
nyeri tekan dan massa, suara resonan, suara nafas vesikuler.
11. Jantung
Tidak ada pelebaran ictus cordis, suara jantung I dan II tunggal dan
irama teratur, murmur tidak ada.
12. Abdomen
Terlihat perut membesar ± 121 cm, terdapat cairan, bising usus 5
kali/menit, suara redup
13. Kulit
Warna sawo matang, turgor baik, tekstur kering, lembab, tidak ada
alergi.

14. Genetalia
Bersih, tidak ada edema vulva
R: Tidak ada kemerahan
E: Tidak ada pembengkakan
D: Tidak ada pus
A: Granulasi bersih
15. Rektum

Tidak ada hemoroid

16. Ekstremitas
5 5
Kekuatan otot ,rentang gerak terbatas dan tidak
terdapat luka. 5 5

17. Neurologi
Tingkat kesadaran composmentis GCS 15, E4,M6V5
a. Fungsi saraf cranial I-IX
1. Saraf kranial I : Fungsi penciuman baik
2. Saraf kranial II : Fungsi penglihatan baik
3. Saraf kranial III : Bentuk pupil Isokor, reflek
cahaya (+)
4. Saraf kranial IV : Pergerakan mata kebawah
atas
5. Saraf kranial V : Mengunyah dan menelan
baik
6. Saraf kranial VI :-
7. Saraf kranial VII : Refleks wajah normal
8. Saraf kranial VIII : Fungsi pendengaran baik
9. Saraf kranial IX : Sensibilitas lidah baik
10. Saraf kranial X : Reflek menelan baik
11. Saraf kranial XI : mengangkat bahu dan
memalingkan kepala baik
12. Saraf kranial XII : Llidah tidak pelo dan
artikulasi baik

b. Refleks Fisiologis
1.Reflek patella : (+) normal.
2. Reflek bisep : (+) normal
3. Reflek trisep : (+) normal
4. Reflek achiles : (+) normal
c. Refleks Patologis
1. Babinski Sign : Tidak Ada

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG/TES DIAGNOSTIK


Pemeriksaan kimia darah tgl. 12 september 2013
Gamma GT 23 Indirect 0,4 Cholesterol 225
Glukosa sewaktu 123 Protein tot 8,7 Ureum 14
SGOT 14 Albumin 4,8 Creatinin 1,0
SGPT 6 Globulin 1,9 Natrium 148
Billirubin Total 0,6 Chlorida 10,6 Kalium 3,8
Billirubin Total 0,2 HBSAg (-) Hb 12 g/dl

6. PENGOBATAN
Furosemid Inj. 3 x 1 amp.
Spinorolacton 2x100mg (tablet)
Diit TKTP

ANALISA DATA

N DATA ETIOLOGI PROBLEM


O

1 DS: Gangguan Kelebihan


- Pasien mengatakan perut mekanisme volume cairan
membesar ± 4 bulan regulasi
- Pasien mengatakan ulu hati
terasa penuh
DO:
- Lingkar perut 121 cm
- Abdomen tegang, membesar,
perkusi redup
- Hasil pemeriksaan USG terdapat
cairan
- TTV, TD: 120/80 mmHg, Nadi:
96x/menit, RR: 22x/menit, Temp:
36,5oC.
- Obat Furosemid Inj. 3 x 1 amp
dan Spinorolacton 2x100mg
(tablet)
2 DS: Kelemaham Keletihan
- Pasien mengatakan merasa umum
cepat lelah meskipun aktifitas
ringan
DO:
- Nafas terengah-engah setelah
melakukan aktifitas
- TTV, TD:140/80 mmHg, Nadi 110
x/menit, RR: 28 x/menit
3 DS: Krisis Penurunan
- Keluarga pasien mengatakan situasional koping
agar tidak menginformasikan keluarga
tentang penyakit ibunya kepada
ibunya.
DO:
- Keluarga gelisah
- Keluarga tegang
DS: Kebutuhan Ansietas
- Pasien mengatakan tidak yang tidak
mengetahui tentang penyakitnya terpenuhi
- Pasien merasa khawatir karena
belum diberitahu tentang
penyakitnya
- Pasien merasa khawatir jika ada
tindakan pengobatanya yang
mungkin akan memperberat
sakitnya.
- Pasien gelisah
- TTV, TD: 120/80 mmHg, Nadi:
96x/menit, RR:22x/menit, Temp:
36oC

5 DS: Mis Kurang


- Keluarga mengatakan interprestasi pengetahuan
mengetahui, tetapi belum informasi keluarga
mengerti benar tentang program ( therapi)
pengobatan yang akan di
lakukan terhadap ibunya
DO:
- Keluarga gelisah
- Keluarga tegang
6 DS: Situasi yang Ketakutan
- Keluarga mengatakan berpotensi keluarga
mengetahui, tetapi belum menimbulkan
mengerti benar tentang program stress
pengobatan yang akan di
lakukan terhadap ibunya
- keluarga masih merasa berat
untuk memberi tahu kepada
ibunya karena di khawatirkan
ibunya tambah cemas.
DO:
- Keluarga tegang
- Keluarga gelisah
7 DS: Biofisik Gangguan
- Pasien mengatakan sedih karena (penyakit citra tubuh
badan seperti ini, dan tidak jelas kronis)
dengan penyakitnya
DO:
- Volume suara pasien pelan
- Wajah pasien murung dan sedih
8 DS: Gangguan
- bila malam hari pasien tidak pola tidur
dapat beristirahat. Pasien
mengatakan untuk memulai tidur
mengalami kesulitan, terbangun
saat malam hari.
DO:
- Pasien sering menguap dan lelah
- Mata cekung

DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS:


1. Kelebihan volume cairan b/d gangguan mekanisme regulasi
2. Keletihan b/d kelemahan umum
3. Kurang pengetahuan keluarga tentang terapi b/d mis interpretasi
informasi
4. Penurunan koping keluarga b/d krisis situasional
5. Ketakutan keluarga b/d situasi yang berpotensi menimbulkan stress
6. Ansietas b/d kebutuhan yang tidak terpenuhi
7. Gangguan citra tubuh b/d biofisik (penyakit kronis)
8. Gangguan pola tidur b/d
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang abnormal yang
terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat dan bentuk berbeda
dari sel asalnya. Hal ini terjadi karena proliferasi dan differensiasi abnormal
sel-sel ovarium. Etiologi yang pasti dari kanker ovarium belum dapat
ditentukan. Ada beberapa hipotesa yang menyatakan patogenesis kanker
ovarium epitel disebabkan oleh mutasi gen pengatur yang didukung oleh
beberapa faktor risiko, diantaranya adalah faktor genetik (herediter), usia,
status menopause, paritas, obesitas, dan lingkungan, yang telah diteliti
memiliki hubungan dengan kejadian keganasan ovarium. Kanker ovarium
merupakan kanker ketujuh paling umum yang terjadi pada wanita (kanker
urutan ke 18 secara keseluruhan) di seluruh dunia. Sekitar 239.000 kasus
kanker yang tercatat di Amerika Serikat pada tahun 2012, kanker ovarium
tercatat hampir 4% dari semua kasus baru kanker yang terjadi pada wanita
atau 2% dari kasus kanker secara keseluruhan. Kanker ovarium biasanya
berakibat fatal dan menempati urutan ke-8 penyebab kematian karena kanker
pada wanita di seluruh dunia atau urutan ke-14 penyebab kematian secara
keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA

(Blezstyuhuu, 2012. http://blezstyuhuu.wordpress.com/2012/03/24/askep-


pada-pasien-kanker-ovarium/ . Diakses tanggal 1 Maret 2014, pukul 20.00)

Capenito, LJ.(2001). Buku Saku Keperawatan, Edisi VIII. Penerjemah Monica


Ester, SKp. Jakarta : EGC

Engram, Barbara. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medical Bedah,


Vol.3. Jakarta : EGC.
Farrer, Helen. (2001). Maternity Care, Edisi II. Jakarta: EGC.

(Hasgur, Yaya. 2011. http://hasgurstika.blogspot.com/2011/02/askep-kanker-


ovarium.html Diakses tanggal 1 Maret 2014, pukul 20.00).

Long Barbara. C (1996). Keperawatan Medical Bedah, Edisi II, USA. The CV
Mousby Company.

Anda mungkin juga menyukai