OLEH :
MUSFIRAWATI
NIM : 12201812
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Medis
Rongga rusuk manusia. Gray’s Anatomy of the Human Body, edisi 20, 1918.
Dalam anatomi, tulang rusuk atau Iga (Latin :costae adalah tulang panjang yang
melekung dan membentuk rongga rusuk. ) Tulang rusuk melindungi dada (Latin :thorax),
paru-paru, jantung, hati, dan organ dalam lainnya di rongga dada.
Pada mamalia, tulang rusuk terdapat hanya di bagian dada. Namun pada reptil, tulang
rusuk kadang-kadang terdapat dari bagian leher hingga sacrum.
Terdapat beberapa jenis ikan yang dapat memiliki hingga 4 rusuk pada setiap tulang
punggung.
Manusia (baik pria atau wanita) memiliki 24 tulang rusuk (12 pasang). Hal ini pertama
kali dikemukakan oleh vesalius pada 1543 untuk menyelesaikan kontroversi yang terjadi
pada saat itu.
Tulang rusuk manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu 7 pasang tulang sejati yakni tulang
rusuk yang ujungnya bertemu di dada. Bagian yang kedua adalah 3 pasang tulang rusuk
palsu, yakni tulang rusuk yang ujungnya melekat pada tulang rusuk di atasnya. Bagian
yang ketiga yaitu 2 pasang tulang rusuk melayang, yakni tulang rusuk yang tidak bertemu
ujungnya dan tidak melekat pada rusuk di atasnya.
B.Definisi
Patah tulang rusuk adalah cedera umum yang terjadi ketika salah satu tulang rusuk
mengalami patah atau retak.penyebab paling umum kondisi ini adalah trauma
(benturan) dada,seperti akibat jatuh,Kecelakaan kendaraan bermotor, atau benturan saat
berolahraga.
Banyak kondisi tulang rusuk patah yang hanya retak.Meskipun hanya retak,
Kondisinya tetap menyakitkan sekalipun potensi bahayanya tidak sebesar tulang rusuk
yang patah menjadi beberapa bagian. Ujung tulang patah yang bergerigi dapat merusak
pembuluh darah utama atau organ dalam, seperti paru-paru.
Dalam kebanyakan kasus, patah tulang rusuk biasanya sembuh dengan sendirinya
dalam satu atau dua bulan.Tulang rusuk melindungi organ dalam, terutama paru-paru.
Untuk itu, mengatasi nyeri yang tepat saat kondisi patah tulang rusuk menjadi hal yang
penting agar anda tetap bernafas dalam-dalam dan menghindari komplikasi paru seperti
pneumonia.
C.klasifikasi
D.Etiologi
Patah tulang rusuk paling sering disebabkan oleh bebnturan langsung, seperti
dampak dari kecelakaan bermotor, jatuh, kekerasan pada anak, atau benturan saat
berolahraga. Tulang rusuk juga dapt retak akibat trauma berulang dari olahraga seperti
golf dan mendayung atau dari batuk parah dan berkepanjangan.
E.Patofisologi
Ketika patah tulang, akan terjadi kerusakan di korteks, pembuluh darah, sumsum
tulang dan jaringan lunak. Akibat dari hal tersebut adalah terjadi perdarahan, kerusakan
tulang, dan jaringan disekitarnya. Keadaan ini menimbulkan hematom pada kanal
medulla antara tepi tulang dibawah periostium dengan jaringan tulang yang mengatasi
fraktur.Terjadinya respon inflamasi akibat sirkulasi jaringan nekrotik adalah ditandai
dengan vasodilatasi dari plasma dan leukoit.Ketika terjadi kerusakan tulang, tubuh
mulai melakukan proses penyembuhan untuk memperbaiki cidera, tahap ini
menunjukkan tahap awal penyembuhan tulang. Hematon yang terbentuk busa
menyebabkan peningkatan tekanan dalam sumsum tulang yang kemudian merangsang
pembebasan lemak dan gumpalan lemak tersebut masuk kedalam pembuluh darah yang
mensuplai organ-organ yang lain. Hematon menyebabkan dilatasi kapiler di
otot,sehingga meningkatkan tekanan kapiler, kemudian menstimulasi histamin pada otot
yang iskhemik dan menyebabkan protein plasma hilang dan masuk ke interstitial. Hal
ini menyebabkan terjadinya edema. Edema yang terbentuk akan menekan ujung syaraf,
yang bila berlangsung lama bisa menyebabkan syndroma comportemen.
F.Manifestasi klinis
Gejala umum dari patah tulang rusuk adalah nyeri yang berhubungan dengan patah
tulang, Gejala patah tulang rusuk biasanya terjadi atau memburuk ketika Anda:
Jika anda tidak dapat bernafas dengan normal karena cedera, Anda bisa:
G. Komplikasi
Tidak seperti tulang rusuk yang retak, tulang rusuk yang benar-benar patah bisa
melukain pembuluh darah dan organ internal. Risiko meningkat sesuai dengan jumlah
tulang rusuk yang patah. Komplikasinya bervariasi tergantung pada tulang rusuk yang
patah. Kemungkinan komplikasinya meliputi :
1) Merobek atau menusuk aorta. Setelah mengalami patah menyeluruh disalah satu
dari tiga tulang rusuk pertama pada bagian atas tulang rusuk Anda, Ujung yang
tajam dari tulang rusuk yang patah dapat merobek aorta atau pembuluh darah besar
lainnya.
2) Menusuk paru. Ujung bergerigi dari tulang rusuk tengah yang patah bisa menusuk
paru-paru dan menyebabkannya kolaps.
3) Mengoyak limpa, hati atau ginjal. Dua tulang rusuk bagian bawah jarang patah
karena lebih fleksible dari pada tulang rusuk atas dan tengah, yang berlabuh ke
dada. Tetap jika Anda mengalami patah tulang rusuk bagian bawah, ujung yang
patah dapat menyebabakan kerusakan serius pada limba, hati atau ginjal.
H.Pemeriksaan penunjang
I. Penatalaksanaan
Terapi:
a. Nyeri biasanya berkurang dengan analgesik oral, seperti :Hidrokodon atau kodein
dengan kombinasinya aspirin atau asetaminofen setiap 4 jam.
b. Blok nervus interkostalis dapat digunakan untuk mengatasi nyeri berat akibat
fraktur iga.
c. Pengikatan dada yang kuat tidak dianjurkan karena dapat membatasi pernafasan.
Sabuk iga yang mudah dilepas, dikaitkan dengan Velcro dapat memberikan rasa
nyaman, tetapi pasien harus diingatkan tentang perlunya bernapas dalam dan
panjang secara periodic untuk mencegah hipoaerasi, retensi secret, dan pnemonia.
Dengan blok saraf interkostal, yaitu pemberian narkotik ataupun relaksan otot
merupakan pengobatan yang adekuat. Pada cidera yang lebih hebat, Perawatan
rumah sakit diperlukan untuk menghilangkan rasa nyeri, penanganan batuk,
pengisapan endotrakeal.
J. Pencegahan
1) Lindungi diri Anda dari cedera atletik. Memakai alat pelindung ketika bermain
olahraga kontak (contact sports)
2) Mengurangi risiko jatuh dirumah. Menyingkirkan benda-benda yang dapat
menyebabkan tersandung dari lantai dan merapikan mainan segera, gunakan alas
karet dikamar mandi, mengatur pencahayaan rumah Anda, dan menempatkan
skidproof pada karpet dan permadani untuk mencegah Anda tergelincir.
3) Memperkuat tulang. Memperoleh asupan kalsium yang cukup dari makanan
Anda sangatlah penting untuk menjaga tulang yang kuat. Milikilah sekitar 1.200
miligram kalsium setiap hari dari makanan dan suplemen.
K. Penyimpanan KDM
Fraktur rusuk
Fraktur
Ekspensi paru
Terganggunya neurosensorik
Gangguan Ventilasi
Nyeri
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D DENGAN GANGGUAN
SISTEM MUSKULOSKELETAL :FRAKTUR RUSUK DI RSUD
TENRIAWARU
KABUPATE BONE
TANGGAL 12-15 JUNI 2020
OLEH :
MUSFIRAWATI
NIM : 12201812
PASIEN
A. BIODATA KLIEN
Nama :Tn.D
Agama :Islam
Alamat :Barebbo
Status :Kawin
Suku/bangsa :Bugis
Pendidikan :SMA
Nama :Ny K
Alamat :Barebbo
a. Keluhan utama:
Nyeri
Tn. D (48 tahun) dibawa penolong dan keluarganya kerumah sakit karena mengalami
kecelakaan bermobil.pasien mengalami penurunan kesadaran. Penolong mengatakan
dada korban membentur stir mobil,dan ada bengkak dan jejas dibagian dada pasien.
kurang lebih 1 jam SMRS pasien sadarkan diri dan diakui mengalami muntah darah
secara tiba-tiba sebanyak 1kali . Penolong dan keluarga pasien mengatakan pasien
bernapas cepat (sesak).
G.I
G.II
? ? ? ? ? ?
vG.III 48 45 ?
G.IV
20 18
Ket :
: Klien
: Meninggal
GII :Kedua orang tua klien sudah meninggal karena faktor usia
GIII :Klien anak kedua dari dua bersaudara dan istri klien masih hidup dan dalam
keadaan sehat
2. Ideal Diri : Pasien berharap cepat sembuh dan beraktifitas seperti biasa
5. Identitas Diri : Pasien seorang laki-laki, pasien sudah menikah dan memiliki
anak
C. Pola Koping : Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam keluarga pasien
V. RIWAYAT SPRITUAL
5. TB : 160 cm
BB : 55
B. Tanda-tanda Vital
1. Vital sign
N : 80x/menit P : 35x/menit
2. Antropometri
1. BB : 55
2. TB : 160
3. LILA : 24 cm
4. Lingkar kepala
C. Sistem respirasi
1. Hidung
2. Leher
3. Dada
Inspeksi :Bentuk tidak simetris, terdapat jejas dan bengkak, pergerakan dinding
dada tidak simetris, terdapat otot bantu pernapasan .
Perkusi :Snoring
D. System kardiovaskuler
E. System Gastrointestinal
1. Mulut
Inspeksi :Bentuk simetris, sianosis, serta keluarnya darah segar dan lendir
2. Abdomen
Perkusi :Tympani
3. Anus
Inspeksi : Tidak dikaji
F. System pengideran
1. Mata
2. Telinga
G. System Integumen
1. Rambut
2. Kulit
Inspeksi : Warna kulit sianosis lembab, tidak ada lesi pada kulit tidak ada erupsi
3. Kuku
Inspeksi : Warna kuku putih, bentuk kuku clubbing, kuku mudah patah,
kebersihan kuku baik.
H. System Neurologis
1. Fungsi serebrai
a. Status mental :
c. Bicara
Ekspresive : Ekspresi wajah pasien sesuai dengan apa yang klien katakan
2. Fungsi cranial
b. Nervus II (Optikus) : Pasien mampu melihat benda yang bersinar dari depan,
samping, dan belakang.
f. Nervus VIII (Auditorius) : Pasien dapat mendengar dentingan jam tangan yang
ada didekatnya.
3. Fungsi motorik
4. Fungsi sensorik
5. Fungsi Cereberium
6. Refleks
7. Iritasi meningan :
I. Sistem Muskuloskeletal
Inspeksi
a. Kepala
- Bentuk kepala : Mesosepal
b. Vertebrae
- Bentuk. : Lordosis
- Gerakan. : Baik
- ROM. : Aktif
c. Pelvis
- Gerakan. : Baik
- ROM. : Aktif
d. Lutut
- Bengkak. : Tidak
- Kaku. : Tidak
e. Kaki
- Bengkak. : Tidak
J. Sistem Urinaria
Inspeksi
1. Wanita :–
L. Sistem Imun
Inspeksi
DO:
- Suara napas
ngorok
- Terdapat
lendir dan
gumpalan Bersihan jalan napas tidak efektif
darah di mulut
pasien
- Frekuensi
napas
35x/menit
- TD : 120/80
mmHg
-S :38,7c
-N :80x/menit
-P :35x/menit
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN SDKI
NO Diagnosa/masalah
1. Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi muskuloskeletal kronis
2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan napas
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Kolaborasi
6.Kolaborasi pemberian
analgetik,jika perlu
Kolaborasi:
6.Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mulkolitik,
jika perlu.
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
H:Pasien belum
mampu
memonitor rasa
nyeri yang
dirasakan
13.11
6. Mengkolaborasi
pemberian
analgetik,jika
perlu
H:Sudah
terlaksanakan