Kasus II
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
1. Amalia Dwi Yanty 8. Meilan Budi Kusuma
2. Debi Fernandes 9. Meisy Arsita
3. Dewi Indah Permata S 10. Nawa Witdiyati
4. Ella Mareta 11. Putri Kurnia Sari
5. Hesty Oktaviany 12. Robbillah Pramanita
6. Julita Apriani 13. Solha
7. Marhama 14. Titin Sumarni
2. Papiledema (Marhama)
Jawab : pembengkakan discus saraf optik sebagai peningkatan tekanan
intrakranial (Robbillah)
Papiledema adalah suatu pembengkakan yang bersifat non-inflamasi dari
pada diskus optikus, dimana biasanya merupakan akibat dari kelainan yang
letaknya di dalam tengkorak (cranium), orbita dan badan pada umumnya.
(Soeroso, 2017)
3. Hemiparesis (Putri)
Jawab : kondisi saat salah satu sisi tubuh mengalami kelemahan sehingga
sulit digerakkan (Ella)
Hemiparesis (kelemahan otot pada lengan dan tungkai satu sisi) adalah
kerusakan yang menyeluruh, tetapi belum menruntuhkan semua neuron
korteks piramidalis sesisi, menimbulkan kelumpuhan pada belahan tubuh
kontralateral yang ringan sampai sedang. (Aulina, dkk, 2016)
4. Aphasia (Julita)
Jawab :Kehilangan kemampuan untuk bicara atau untuk memahami
sebagaian atau keseluruhan dari yang diucapkan oleh orang lain, yang
diakibatkan karena adanya gangguan pada otak (Hesty)
Afasia adalah ketidakmampuan untuk berbicara, menulis, atau mengerti
bahasa lisan atau tertulis. Kondisi ini paling sering disebabkan oleh stroke
atau cedera kepala (Kamus Online)
5. Visual feld deficit (Robbillah)
Jawab :penurunan jarak pandang mata (Putri)
Visual Field Defect adalah manifestasi visual umum yang terjadi sebagai
akibat dari stroke yang mempengaruhi serat radiasi optik, yang mengarah ke
hemianopia atau quadrantanopis tergantung pada lokasi lesi dan tingkat
kerusakan pada radiasi optik (Brocklehurst, 2010)
6. Kuba cranial (Amalia)
Jawab :susunan pada rongga kepala (Meisy)
7. Cerebrum (Marhama)
Jawab : bagian depan yang paling menonjol dari otak depan (otak besar)
(Nawa)
Serebrum adalah bagian terbesar dari otak yang terdiri dari dua hemisfer.
Hemisfer kanan berfungsi untuk mengontrol bagian tubuh sebelah kiri dan
hemisfer kiri berfungsi untuk mengontrol bagian tubuh sebelah kanan
(Susanti, 2011)
7. Apa tindakan prioritas kita sebagai perawat dalam mengatasi kasus diatas?
(Meilan)
Jawaban Sementara :
Komunikasi terapaeutik
Lakukan perawatan paliatif
Mengatasi tanda dan gejala yang muncul (Titin)
Atasi terlebih dahulu kejang nya
Observasi tanda-tanda vital
Menenangkan Keluarga
Memberikan motivasi keluarga dan pasien untuk melaksanakan aturan dan
saran dokter (Meilan)
Jawaban Berdasarkan Sumber :
Nawa & Titin
Kemenkes (2013), menjelaskan prinsip pelayanan paliatif pasien kanker:
1) menghilangkan nyeri dan gejala fisik lain,
2) menghargai kehidupan dan menganggap kematian sebagai proses normal,
3) tidak bertujuan mempercepat atau menunda kematian,
4) mengintegrasikan aspek psikologis, social dan spiritual,
5) memberikan dukungan agar pasien dapat hidup seaktif mungkin,
6) memberikan dukungan kepada keluarga sampai masa dukacita,
7) menggunakaan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan
keluarganya,
8) menghindari tindakan sia-sia.
Perawatan paliatif berupaya meringankan penderitaan penderita yang sudah sakit
parah dan tidak dapat disembuhkan seperti misalnya kanker stadium akhir, penderita
penyakit motor neuron, penyakit degeneratif saraf dan penderita HIV/AIDS. Pada
akhirnya penderita diharapkan dapat menjalani hari-hari sakitnya dengan semangat
dan tidak putus asa serta memberi dukungan agar mampu melakukan hal-hal yang
masih bisa dilakukan dan bermanfaat bagi spiritual penderita.
Perawatan paliatif lebih berfokus pada dukungan dan motivasi ke penderita.
Kemudian setiap keluhan yang timbul ditangani dengan pemberian obat untuk
mengurangi rasa sakit. Perawatan paliatif ini bisa mengeksplorasi individu penderita
dan keluarganya bagaimana memberikan perhatian khusus terhadap penderita,
penanggulangannya serta kesiapan untuk menghadapi kematian.
Perawatan paliatif dititikberatkan pada pengendalian gejala dan keluhan, serta bukan
terhadap penyakit utamanya karena penyakit utamanya tidak dapat disembuhkan.
Dengan begitu penderita terbebas dari penderitaan akibat kel uhan dan bisa
menjalani akhir hidupnya dengan nyaman.
Solha : Intinya perawatan ini lebih berupa dukungan dan motivasi ke
penderita. Perawatan paliatif bisa mengeksplorasi individu penderita dan
keluarganya bagaimana memberikan perhatian khusus terhadap penderita,
penanggulangannya serta kesiapan untuk menghadapi kematian. Langkah-
langkah dalam pelayanan paliatif (Kemenkes, 2013),adalah:
1. Menentukan tujuan perawatan dan harapan pasien
2. Memahami pasien dalam membuat wasiat atau keinginan terakhir
3. Pengobatan penyakit penyerta dan aspek social
4. Tatalaksana gejala
5. Informasi dan edukasi
6. Dukungan psikologis, cultural dan social
7. Respon fase terminal
8. Pelayanan pasien fase terminal
Aktifitas perawatan paliatif pada penderita:
1. Membantu penderita mendapat kekuatan dan rasa damai dalam menjalani
kehidupan sehari-hari.
2. Membantu kemampuan penderita untuk mentolerir penatalaksanaan medis.
3. Membantu penderita untuk lebih memahami perawatan yang dipilih.
Aktifitas perawatan paliatif pada keluarga:
1. Membantu keluarga memahami pilihan perawatan yang tersedia.
2. Meningkatkan kehidupan sehari-hari penderita, mengurangi kekhawatiran
dari orang yang dicintai (asuhan keperawatan keluarga).
3. Memberi kesempatan sistem pendukung yang berharga.
STEP 4 : Pathway
Pasien tidak sadarkan diri disertai kejang (adanya peningkatan tekanan
intrakranial) akibat dari ada massa yang mendesak sel-sel di otak sehingga
mengakibatkan ketidakefektifan perfusi jaringan serebral, setelah pasien sadar ia
mengatakan sebelumnya mengalami nyeri pada bagian kepala pada pagi hari dan
timbul diagnosa nyeri hebat dan menyebabkan mual dan muntah sehingga
mengakibatkan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Adanya massa di otak , dengan bertambahnya massa tersebut terjadilah obstruksi
sirkulasi cairan serebrum spinal, adanya cairan sehingga menjadi kelebihan cairan
sehingga aliran darah mengalami kerusakan dan jadi terhambat yang menjadi
tekanan intrakranial meningkat yang mengakibatkan munculnya diagnosa
kelebihan volume cairan. Dengan peningkatan TIK artinya adanya kerusakan
aliran darah terjadi penurunan volume darah ke intrakranial. Lalu jika terjadi
volume darah menurun sehingga tidak terkompensasi yang menyebabkan nyeri
akut di kepala. (Titin)
Dewi : peningkatan volume darah sehingga terjadi obstruksi vena yang dapat
mengakibatkan peningkatan TIK.
Putri : sebelum dari peningkatkan TIK, ada terjadi fase konstriksi
Hesty : Iritasi pada medulla oblongata yang merangsang reflek vagal yang
menyebabkan terjadinya mual muntah sehingga muncul diagnosa
ketidakseimbangan nutrisi
Nawa : aphasia : karena terlalu sering
Ella : papiledema : pembengkakan pada optikus pada mata bisa terjadi dengan
gngguan saraf optikus kemudian terjadinya gangguan penglihatan yang
mengakibatkan resiko jatuh.
Meisy : karena adanya tekanan massa yang cairan menumpuk yang menyebabkan
pembengkakan pada optikus
Meilan : peningkatan tekanan disekitar otak, ketika tekanan disekitar otak
meningkat, area optic disc akan tertekan sehingga bagian ini membengkak.
Tekanan ini bisa terjadi karena peningkatan cairan serebrospinal.
12 sistem saraf nervus: apa saja yang terkena
Krn sirkulasi yang terhambat
Adanya Massa di otak
Kerusakan aliran darah & terhambat Merangsang refleks vagal Menekan hipoglosus
Tumor otak merupakan sebuah lesi desak ruang jinak atau ganas yang
terletak pada Intrakranial menempati ruang di dalam tengkorak atau tumbuh
didalam otak, meningen dan tengkorak.Tumor-tumor selalu bertumbuh sebagai
sebuah massa yang berbentuk bola tetapi juga dapat tumbuh menyebar, masuk
kedalam jaringan. Tumor otak adalah neoplasma mencakup neoplasma yang
berasal dari dalam otak, ms, serta tumor metatastik berasal dari tempat lain.
(Yunifita sari, 2014) (Nawa)
Tumor otak adalah tumor jinak pada selaput otak atau salah satu otak
(Rosa Mariono, 2020) (Titin)
C. Etiologi
Tumor disebabkan oleh mutasi DNA di dalam sel. Akumulasi dari mutasi-
mutasi tersebut menyebabkan munculnya tumor. Sebenarnya sel kita memiliki
mekanisme perbaikan DNA (DNA repair) dan mekanisme lainnya yang
menyebabkan sel merusak dirinya dengan apoptosis jika kerusakan DNA sudah
terlalu berat. Apoptosis adalah proses aktif kematian sel yang ditandai dengan
pembelahan DNA kromosom, kondensasi kromatin, serta fragmentasi nukleus
dan sel itu sendiri. Mutasi yang menekan gen untuk mekanisme tersebut
biasanya dapat memicu terjadinya kanker. (Doengoes, 2012) (Amalia)
D. PATOFISOLOGI TUMOR OTAK
Papiledema
Statis vena cerebral Kompresi subkortikal &
Kompresi saraf optikus batang otak
(N. III/IV)
Iritasi pusat vegal di Kehilangan auto regulasi
Gangguan penglihatan medulla oblongata serebral
Ketidakseimbangan
Resiko Jatuh Muntah
Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan Tubuh
(Nurarif & Kusuma, 2015) (Robbillah)
E. Manifestasi Klinis
1. Nyeri Kepala
2. Papiledema
Papiledema disebabkan oleh statis vena yang menimbulkan
pembengkakan pada saraf optikus.Menyertai papiledema dapat terjadi
gangguan penglihatan, termasuk pembesaran bintik buta dan amaurosis
fugaks.
2. Kejang
Lokasi tumor otak dan gejala yang di timbulkan (Rikard, 2016) (Marhama)
F. Pemeriksaan Penunjang
G. Penatalaksanaan
3. Diagnosa Keperawatan
Menurut Nurarif dan Kusuma (2015), diagnosa yang dapat
diangkat adalah :
f. Kelebihan volume cairan
g. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
h. Nyeri akut
i. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
j. Resiko jatuh
4. Intervansi Keperawatan
Nursing Interventions Classification. (2016). Nursing Interventions Classification (NIC) (I. Nurjannah & R. D. Tumanggor, Trans.
6 ed.). Philadelphia: Mocomedia.
Nursing Outcome Classification. (2016). Nursing Outcome Classification (NOC) (I. Nurjannah & R. D. Tumanggor, Trans. 5 ed.).
Philadelphia: Mocomedia.
NANDA. (2015). NANDA International Inc. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017 (B. A. Keliat, H. D.
Windarwati, A. Pawirowiyono & A. Subu, Trans. 10 ed.). Jakarta: EGC.
(Amalia, Meisy, Robbillah)
Perencanaan
Asites 2 5
Distensi vena 2 5
leher
Edema perifer 2 5
Pusing 3 5
Skala :
1. Berat
2. Cukup berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
2. Ketidakseimbangan nutrisi : NOC : Status nutrisi : Asupan NIC : Manajemen Nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh makanan dan cairan
1. Tentukan status gizi 1. Mengidentifikai
Definisi : Kriteria Hasil A T pasien dan kemampuan kekurangan dan
pasien untuk memenuhi penyimpangan dari
Asupan nutrisi tidak cukup Asupan 2 5
kebutuhan gizi kebutuhan terapeutik
untuk memenuhi kebutuhan makanan
2. Identifikasi adanya alergi 2. Mengidentifikai agar
metabolik secara oral
atau intoleransi makanan tidak terjadi hal-hal
Batasan Karakteristik : Asupan 2 5 yang dimiliki pasien yang tidak diinginkan
makanan karena klien memiliki
1. Kram abdomen secara tube alergi makanan
2. Nyeri abdomen feeding 3. Jika makanan yang
3. Gangguan sensasi rasa 3. Tentukan apa yang disukai pasien dapat
4. Berat badan 20% atau lebih Asupan cairan 2 5
menjadi preferensi dimasukkan dalam
dibawah rentang berat badan secara oral
makanan bagi pasien perencanaan makan,
ideal Asupan cairan 2 5 kerjasama ini dapat
5. Kerapuhan kapiler intravena diupayakan setelah
6. Diare pulang
7. Kehilangan rambut Asupan nutrisi 2 5
berlebihan parentral 4. Sangat bermanfaat
8. Enggan makan 4. Instruksikan pasien dalam perhitungan dan
Skala Indikator :
9. Asupan makanan kurang dari mengenai kebutuhan penyesuaian diet untuk
recommended daily 1. Tidak adekuat nutrisi (misalnya, memenuhi kebutuhan
allowance (RDA) 2. Sedikit adekuat membahas pedoman diet nutrisi klien
10. Bising usus hiperaktif 3. Cukup adekuat dan piramida makanan) 5. Meningkatkan rasa
11. Kurang infromasi 4. Sebagian besar adekuat 5. Ciptakan lingkungan nyaman dan klien tidak
12. Kurang minat pada makanan 5. Sepenuhnya adekuat yang optimal pada saat merasa terganggu
13. Tonus otot menurun mengkonsumsi makanan shingga terasa santai
14. Kesalahan informasi (misalnya, bersih, dan relax
15. Kesalahan persepsi NOC : Status Nutrisi : Asupan berventilasi, santai, dan
16. Membran mukosa pucat Nutrisi bebas dari bau yang
17. Ketidakmampuan memakan menyengat) 6. Dapat meningkatkan
makanan 6. Lakukan atau bantu nafsu makan
18. cepat kenyang setelah makan Kriteria Hasil A T pasien terkait dengan
19. Sariawan rongga mulut perawatan mulut
20. Kelemahan otot mengunyah Asupan kalori 2 5 sebelum makan 7. Agar pasien merasa
21. Kelemahan otot untuk Asupan protein 2 5 7. Anjurkan pasien duduk lebih terasa nyaman dan
menelan pada posisi tegak di saat makan lebih relax,
22. Penurunan berat badan Asupan lemak 2 5 kursi, jika jika pasien dapat duduk
dengan asupan makan Asupan 2 5 memungkinkan dengan baik
adekuat karbohidrat 8. Agar dapat
Faktor yang berhubungan : 8. Pastikan makanan meningkatkan nafsu
Asupan serat 2 5 disajikan dengan cara makan
yang menarik dan pada
Asupan diet kurang Asupan 2 5 suhu yang paling cocok
vitamin untuk konsumsi secara
Populasi beresiko optimal
Asupan 2 5
1. Faktor biologis 9. Monitor kalori dan
mineral
2. Kesulitan ekonomi asupan makanan 9. Bermanfaat dalam
Kondisi terkait Asupan zat 2 5 penrhitungan dan
besi penyesuaian diet untuk
1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan
mengabsorpsi nutrien Asupan kalium 2 5 10. Tawarkan makanan nutrisi pasien
2. Ketidakmampuan mencerna Asupan 2 5 ringan yang padat gizi 10. Agar diet dapat lebih
makanan natrium adekuat
3. Ketidakmampuan makan
4. Gangguan psikososial Skala Indikator :
1. Tidak adekuat
2. Sedikit adekuat
3. Cukup adekuat
4. Sebagian besar adekuat
5. Sepenuhnya adekuat
3. Nyeri akut berhubungan NOC: NIC:
dengan peningkatan TIK
Kontrol nyeri Manajemen Nyeri
Definisi : Kriteria Hasil : 1. Lakukan pengkajian
nyeri komprehensif 1. Untuk mengetahui nyeri
Pengalaman sensori dan KH T A yang meliputi lokasi, yang dirasakan pasien
emosional tidak menyenangkan karakteristik,
Mengenali kapan nyeri 5 1
yang muncul akibat kerusakan terjadi. onset/durasi, frekuensi,
jaringan aktual dan potensial kualitas, intensitas atau
Menggambarkan 5 1
atau yang digambarkan sebagai beratnya nyeri dan
faktor penyebab.
kerusakan faktor pencetus
Menggunakan 5 1 2. Pastikan perawatan
Batasan Karakteristik : analgesik bagi pasien
tindakan pencegahan.
- Bukti nyeri dengan dilakukan pemantauan
Menggunakan 5 1 yang ketat
menggunakan standar tindakan pengurangan
daftar periksa nyeri untuk 3. Gunakan strategi
nyeri tanpa analgesik. komunikasi teraupetik
pasien yang tidak dapat
untuk mengetahui 2. Agar perawatan yang
mengungkapkannya Menggunakan 5 1
pengalaman nyeri dan diberikan dilakukan
- Ekspresi wajah nyeri analgesik yang
sampaikan penerimaan dengan tepat
- Mengekspresikan perilaku direkomondasikan.
- Keluhan tentang intensitas pasien terhadap pasien.
4. Gali bersama pasien 3. Untuk mengetahui
menggunakan standar skala
faktor-faktor yang pengalaman nyeri yang
nyeri). Skala indikator :
dapat menurunkan atau dirasakan pasien
1. Tidak pernah menunjukan
2. Jarang menunjukan memperberat nyeri.
3. Kadang-kadang menunjukan 5. Berikan informasi
4. Sering menunjukan mengenai nyeri, seperti
penyebab nyeri, berapa 4. Untuk mengetahui faktor
5. Secara konsisten menunjukan
lama nyeri akan penyebab dan penghilang
dirasakan, dan nyeri
antisipasi dari
ketidaknyamanan 5. Agar pasien mengetahui
akibat prosedur . hal-hal tentang nyeri
6. Ajarkan prinsip-prinsip
manajemen nyeri.
3.cukup terganggu
4.sakit terganggu
5.tidak terganggu
4. Implementasi
Implementasi adalah tahap untuk mengaplikasikan rencana asuhan
keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna mencapai klie
n mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kemampuan yang harus dimilik
i oleh perawat pada tahap implementasi adalah kemampuan komunikasi y
ang efektif, kemampuan untuk menciptakan hubungan saling percaya dan
saling bantu, kemampuan melakukan teknik psikomotor, kemampuan me
lakukan observasai sistematis, kemampuan memberikan pendidikan kese
hatan, kemampuan advokasi, dan kemampuan evaluasi (Asmadi, 2008)
(Meilan)
5. Evaluasi
Menurut Asmadi (2008) evaluasi adalah tahap akhir dari proses ke
perawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana
antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat
pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara bersinambungan deng
an melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi
menunjukkan tercapainya tujuan dan kriteria hasil, klien bias keluar dari
siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya, klien akan masuk kembali
kedalam siklus tersebut mulai dari pengkajian ulang reassessment. Ada
tiga kemungkinan hasil evaluasi yang terkait dengan pencapaian tujuan
keperawatan
a. Tujuan tercapai jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan
standar yang telah ditentukan
b. Tujuan tercapai sebagian atau klien masih dalam proses pencapaian
tujuan jika klien emnunjukkan perubahan pada sebagian kriteria yang
telah ditetapkan.
c. Tujuan tidak tercapai jika klien hanya menunjukkan sedikit perubahan
dan tidak ada kemajuan sama seklai serrta dapat timbul masalah baru.
(Robbillah)
A. Perawatan Paliatif Pada Tumor Otak
a. Definisi Perawatan Paliatif
Definisi awal dari Definisi awal dari pengobatan paliatif mulai
dikenal di Inggris pada tahun 1987.
“Palliative medicine is the study and management of patients with
active, progressive, far-advanced disease for whom the prognosis is
limited and the focus of care is the quality of life.”
Anita. (2016). Perawatan Paliatif dan Kualitas Hidup Pasien Kanker Jurnal
Kesehatan, Volume VII, Nomor 3, hlm 508-513.
file:///C:/Users/8/Downloads/237-643-1-SM.pdf
Aulina, dr. Susi, Sp.S(K), dkk. (2016). Modul Lemah Separuh Badan.Makasar.
Sistem Neuropsikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin