Anda di halaman 1dari 2

Menghadapi Ujian dengan Kesabaran

Assalammualaikum wr.wb.
Selamat pagi untuk para saudara/i semuanya, perkenalkan saya Mutiah, dari (….).
Marilah kita panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah Swt. Karena, dengan rahmat serta
ridhonya, kita masih diberikan kesehatan hingga detik ini. Sholawat serta salam tak henti-
hentinya kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw, karena beliaulah, kita
dapat menjadi Muslim dan Muslimah yang mampu membedakan mana yang haq dan yang batil.
Di dunia ini, pasti akan selalu ada yang namanya ujian. Baimanapun kita menolak, ujian
akan terus singgah dikehidupan kita. Lantas bagaimana seorang hambah Allah menghadapi ujian
tersebut? Yaitu dengan bersabar dan ikhas. Ujian dapat menjadi pahala dan mengangkat derajat
kita, apabila kita sabar dan ikhlas dalam menghadapinya. Sabar berasal dari kata “sobaro-
yasbiru” artinya menahan, dan menurut istilah, sabar adalah menahan diri dari kesusahan dan
menyikapinya sesuai syariah dan akal, menjaga lisan untuk mencelah, dan menahan anggota
tubuh dari perbuatan dosa. Allah Swt berfirman dalam surat Al-Baqoroh ayat 153 :
“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Allah Swt. telah menegaskan, jika kamu beriman, maka bersabarlah karena Allah
mencintai serta membersamai orang-orang yang sabar. Lantas muncul di dalam pikiran kita,
‘Sampai kapan kita harus bersabar?’, Allah Swt, berfiman di dalam Quran Surah Az-Zumar ayat
10 :
“…Sesungguhnya hanya orang-orang yang besabarlah, yang dicukupkan pahala mereka tanpa
batas”. Dengan adanya ayat ini, kita bisa menganalisa, bahwa pahala dari sikap sabar itu tidak
ada batasnya, maka sudah semestinya kesabaran itu tidak memiliki batas pula.
Saudara/i yang dirahmati Allah Swt, kita pasti pernah berpikir “Mengapa kita diuji oleh
Allah Swt?”, untuk itu, ada 3 sebab mengapa Allah menguji kita :
1. Sebagai penebus dosa. Rasulullah bersabda “Tidaklah seseorang muslim yang tertimpa
gangguan berupa penyakit atau semacamnya, kecuali Allah akan menggugurkan bersama
dengannya dosa-dosanya, sebagaimana pohon yang menggugurkan dedaunannya.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
2. Memberi pahala kepada kita. Pahala akan terus mengalir apabila kita menghadapi ujian
tersebut dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
3. Allah Swt, sangat mencintai hambanya. Allah Swt ingin meninggikan derajat kita di sisi-Nya.
Dengan adanya ujian, bisa mengetahui siapa sebenarnya diri kita, apakah kita termasuk ke
dalam mukmin yang benar, ataukah sebaliknya seorang munafik, naudzubillah. Ingatlah
firman Allah dalam Quran Surat Al-Ankabut ayat 2:
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan mengatakan ‘Kami telah beriman’,
sedang mereka belum diuji?”. Allah Swt. akan menguji setiap hamba-Nya untuk menilai
keimanan dan ketakwaan hamba-Nya.
Saudara/i yang saya banggakan, ada beberapa cara meningkatan kesabaran kita sebagai
hamba Allah Swt, yaitu :
1. Berdzikir kepada Allah Swt. Dzikir dapat membuat hati menjadi tenang dan kesabaran akan
terus meningkat.
2. Ikhlas. Dengan selalu ikhlas akan ketetapan Allah Swt, akan menimbulkan sikap legowo
dalam menghadapi setiap permasalahan. Kesabaran akan semakin meningkat dengan hati
yang tenang dan hanya mengharap ridha dari Allah Swt.
3. Membaca kisah para Nabi dan Sahabat dalam menghadapi tantangan dan cobaan dalam
menegakkan agama Islam. Seperti Nabi Ibrahim yang dilempar kedalam api, Nabi Ismail
dibentangkan untuk disembelih, Nabi Yusuf dijual dengan harga murah dan dipenjara selama
beberapa tahun, Nabi Zakaria digergaji, Nabi Yahya disembelih, Nabi Ayub menderita
penyakit, serta cobaan Nabi Muhammad Saw yaitu kefakiran dan berbagai gangguan dalam
menyebarkan dan menegakkan agama Islam. Dengan membaca kisah-kisah para nabi dan para
sahabat akan memotivasi kita untuk lebih bersabar dalam menghadapi apapun itu.
Saudara/i yang dirahmati Allah Swt. Allah Swt. berfirman dalam Quran Surah Al-Baqarah
ayat 286, “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”,
Allah Swt. mengetahui mana yang mampu menopang segalanya dan tidak pernah salah dalam
memilih pundak. “Dan ketahuilah, pertolongan itu bersama kesabran, jalan keluar itu bersama
permasalahan, dan bersama kesulitan pasti ada kemudahan” (HR. Tirmidzi).
Demikian yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga Saudara/i dapat
mengambil hal-hal yang positif dari apa yang saya sampaikan. Saya memohon maaf atas semua
kekurangan saya. Saya akhiri, wabillahitaufiqwalhidayah, wassalammualaikum wr.wr.

Anda mungkin juga menyukai