Anda di halaman 1dari 3

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, wabihi nasta’inu ‘alaa umuriddunya waddiin. Wassholatu


wassalamu ‘alaa asyrofil mursaliin, wa’alaa aalihi wa sohbihi ajma’iin. Amma ba’du.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kita kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan nikmatnya kepada kita semua, sehingga pada kesempatan kali ini kita
masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk bersua ria menjalankan ibadah kepada Allah SWT.
Sholawat dan salam semoga selalu tercurah pada junjungan kita nabi agung Muhammad Saw.
Nabi yang kita cinti dan kita rindukan, Nabi yang kita nanti-nantikan syafaatnya di yaumul akhir
kelak. Semoga, kita tergolong umatnya dan mendapat syafaatnya. Amin amin allahumma amin.
Saudara-saudara ku sekalian. Sabar merupakan kata yang sangat ringan diucapkan, namun sangat
sulit untuk dilakukan. Tak semua orang bisa bersabar dengan cobaan yang mereka alami.
Padahal, jika kita sadari, Allah sangat cinta dengan orang-orang yang sabar.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 153:

Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar." (Q.S. Al-Baqarah: 153).
Di ayat lain, Allah kembali menegaskan bahwa ia mencintai orang-orang yang sabar. Hal ini bisa
dilihat pada surat Ali Imran ayat 146:

Artinya:
"Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar." (Q.S. Ali Imran: 146)
Dari kedua ayat di atas, sangat jelas bahwa Allah sangat suka dengan orang yang sabar. Allah
juga menegaskan bahwa dirinya bersama orang yang sabar.
Sudah selayaknya seorang hamba harus bersabar ketika mendapat ujian dari Allah. Allah
menguji ketakwaan dan keimanan hambanya dengan berbagai cara. Allah ingin tahu, apakah
hambanya memang beriman dan meminta pertolongan padaNya, atau justru berpaling
menggunakan jalan setan.
Memang sabar itu tidak mudah. Perlu proses untuk melatihnya. Perlu perjuangan dan
pengorbanan yang tidak sedikit. Misalnya saja bersabar menghadapi godaan maksiat, keimanan
seseorang akan sangat diuji ketika ia dihadapkan dengan perkara kemaksiatan. Apakah nantinya
ia tergoda, atau justru mampu menahan diri dari perbuatan maksiat.
Menahan diri dari apa yang kita senangi itu sesuatu yang sangat berat. Keteguhan hati dan
keyakinan sangat dipertaruhkan. Oleh karenanya Allah sendiri tahu bahwa bersabar tidaklah
mudah.
Seperti yang sudah dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 45.

Artinya:
"Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (sabar dan salat) itu
sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk," (Q.S. Al-Baqarah: 45
Dari ayat tersebut kita belajar bahwa sabar amat berat dilakukan. Sabar hanya bisa dilakukan
oleh orang-orang yang khusyuk atau Istiqomah dalam menjalankan perintah Allah. Maka tak
heran jika Orang yang sabar sangat dekat dengan Allah.

3 kesabaran yang perlu dijaga


Saudara-saudara ku sekalian. Ada tiga jenis sabar yang perlu kita jaga. Pertama, sabar menahan
amarah, kedua, sabar menghadapai godaan nafsu, dan ketiga, sabar menghadapi ujian dari Allah.
1. Sabar menahan amarah
Apa jadinya jika kita menghadapi sebuah masalah, kita tak mampu menhan amarah? Pasti
akan sangat repot dan masalah tersebut menjadi besar. Meskipun kita dalam posisi yang
benar, tapi kalau tidak dapat menahan amarah, bisa berujung salah.
Misalnya saja kita disenggol oleh mobil, kemudian pemilik mobil tersebut meminta maaf dan
bersedia mengganti kerugian. Tapi kita egois, tak bisa menahan amarah yang meluap luap
sampi mematahkan spion mobil dan merusak mobil tersebut. Kita sendiri nantinya yang bakal
disalahkan karena telah merusak mobil orang lain.
Contoh lain, kisah dari nabi Yusuf. Sejak lama ia dijauhi dan dibenci oleh saudara-
saudaranya. Ia diperlakukan tidak adil dan sangat keras, namun ia tetap bersabar. Ketika nabi
Yusuf menjadi orang besar, maka saudara-saudaranya meminta maaf kepadanya. Kemudian
nabi Yusuf berkata:

Artinya:
"Dia (Yusuf) berkata, “Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah
mengampuni kamu. Dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang," (Yusuf: 92).
Sungguh mulia orang yang mampu bersabar dan tidak terpancing emosi. Amarah yang
membara memang manusiawi, kita tak bisa menghilangkannya, kita hanya diperintahkan
untuk mengendalikannya.
2. Sabar menghadapi godaan nafsu
Godaan nafsu yang datang terlihat sangat manis dan enak. Rasanya menggiurkan sekali,
memang demikianlah cara setan menghasut manusia agar menjadi sesat.
Godaan nafsu juga pernah dialami oleh nabi Yusuf, ia pernah digoda oleh seorang wanita
yang ingin mengajaknya bermaksiat. Namun nabi Yusuf tetap tegar dan meminta
perlindungan dari Allah. Kisah ini diabadikan dalam Al-Qur'an Surat Yusuf ayat 23:

Artinya:
Dan perempuan yang dia (Yusuf) tinggal di rumahnya menggoda dirinya. Dan dia menutup
pintu-pintu, lalu berkata, “Marilah mendekat kepadaku.” Yusuf berkata, “Aku berlindung
kepada Allah, sungguh, tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang
yang zalim itu tidak akan beruntung.
Ketakwaan yang begitu besar dari nabi Yusuf. Ia mampu menahan godaan nafsu dan terhindar
dari perbuatan tercela. Ia juga sadar bahwa orang-orang dzalim tidak akan beruntung, meski
menurut pandangan mereka sesuatu tersebut sangat menguntungkan (sesaat).
3. Sabar menghadapi ujian dari Allah
Ketiga, sabar menghadapi ujian dari Allah. Ujian dari Allah tentu dimaksudkan untuk
mengetahui keimanan dan ketaqwaan seorang hamba. Tidak ada seorang hamba yang
mengaku beriman tanpa diuji oleh Allah.
Kesabaran dalan menghadapi musibah / ujian dari Allah juga pernah dialami oleh nabi Yusuf.
Pada saat itu Raja (waktu itu) pernah bermimpi mengenai tujuh ekor sapi betina gemuk yang
dimakan oleh tujuh ekor sapi betina kurus. Tujuh tangkai gandum hijau dan tujuh tngkai
gandum yang kering.
Nabi Yusuf menta’wilkan mimpi raja tersebut sebagai berikut:
“Dia (Yusuf) berkata, “Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana
biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit
untuk kamu makan.
Kemudian setelah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit, yang menghabiskan apa
yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari apa (bibit gandum)
yang kamu simpan.
Setelah itu akan datang tahun, di mana manusia diberi hujan (dengan cukup) dan pada masa
itu mereka memeras (anggur).” (QS Yusuf 47-49).
Dengan kesabaran dan ketaatan, mereka akhirnya bisa melewati ujian yang amat berat. Untuk
itu kita juga harus terus bersabar sembari berusaha melakukan yang terbaik agar mampu
bertahan melewati ujian yang diberikan oleh Allah.

Demikian tadi pemaparan mengenai kesabaran. Masa pandemi seperti ini memang kita harus
terus bersabar dan mencoba melakukan yang terbaik. Jangan sampai Allah murka gara gara kita
lalai serta tidak sabaran dalam menjalankan sesuatu.
Semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat untuk kita semua, dan semoga kita termasuk
orang-orang yang sabar. Saya akhiri,

Wabillahi taufik wal hidayah,

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai