Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmatnya yang
telah diberikan kepada kita semua. Nikmat sehat, nikmat taufik hidayah
inayah, dan nikmat yang paling besar adalah nikmat Iman & Islam.
Shalawat serta salam tak lupa kita sanjungkan keharibaan nabi besar
Muhammad SAW
Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan sedikit tentang “sabar”.
Sabar berasal dari kata “sobaro-yasbiru” yang artinya menahan. Menurut
istilah, sabar adalah menahan diri dari kesusahan dan menyikapinya sesuai
syariah dan akal, menjaga lisan dari celaan, dan menahan anggota badan
dari perbuatan dosa. Sabar adalah pilar kebahagiaan seorang hamba,
karena dengan kesabaran sesorang akan terjaga dari kemaksiatan,
konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapi berbagai
macam cobaan.
َصاَل ِة ۚ إِ َّن هَّللا َ َم َع الصَّابِ ِرين َّ يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ا ْستَ ِعينُوا بِال
َّ صب ِْر َوال
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Sabar harus diiringi dengan keikhlasan, karena sabar tanpa ikhlas atau
ikhlas tanpa sabar tidak akan menghasilkan apapun. Sehingga kita semua
harus mempunyai hati yang lapang, fikiran yang jernih kemudian
diimplementasikan ke dalam tindakan.
Kata orang, kesabaran itu ada batasnya. Apa benar kesabaran itu ada
batasnya? Tentu ini menjadi sebuah tanda tanya besar. Allah سبحانه وتعالىdi
dalam Al-Qur’an memerintahkan kita untuk sabar. Dalam ayat-ayat
diantaranya Allah berfirman:
ْ ُُوا َو َرابِط
وا ْ صابِر ْ ٱصبِر
َ ُوا َو ْ ُيَ ٰـٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن
ۡ وا
Tidak ada dalam Al-Qur’an tidak pula dalam hadits nabi ﷺ,
bahwa Allah memberikan batasan bahwa manusia untuk sabar itu ada
batasnya. Seringkali kita mendengar ada orang berkata, “Sampai kapan kita
bersabar?” Bahkan mungkin ada orang yang berkata, “Kesabaran aku
sudah habis.” Dll.
Subhanallahu, saudaraku…!
Ketika Rasulullah ﷺmengabarkan tentang adanya pemimpin-
pemimpin yang mereka itu tidak berhukum dengan hukum Allah, mereka
lebih mementingkan dirinya dari pada rakyatnya. Beliau ﷺ
” إصْ بِرُوا
“Bersabarlah kamu!”
Sampai kapan?
Kita manusia, hidup di dunia tak lepas dari yang namanya ujian dan
cobaan. Setiap manusia diberikan oleh Allah سبحانه وتعالىujian dengan
berbagai macam ragam-ragamnya.
Manusia diuji selama hidup dia, dalam kehidupan dia. Dengan apa?
Dengan perintah, dengan larangan. Allah memerintahkan kita shalat,
zakat, puasa dan haji. Allah juga melarang kita berzina, judi dan melarang
berbagai macam larangan-larangan lainnya. Sampai kapan? Jawabnya
satu, sampai akhir hayat, sampai kita mati.
Bolehkah kita berkata, “Sampai kapan saya bersabar untuk shalat?”
Misalnya ada orang mengatakan “Kan kesabaran ada batasannya, jadi saya
shalat pun ada batasanya dong?”
Kita sabar sampai akhir hayat kita. Selama kita beriman kepada Allah kita
butuh kesabaran.
Sebagaimana badan tidak akan hidup tanpa kepala, demikian pula iman
tak akan pernah hidup tanpa kesabaran.
“Dan kami uji kalian dengan keburukan, kesenangan sebagai fitnah untuk
kalian.” {QS. Al Anbiya’ :35}
Siapa dia?
ِ صيبَةٌ قَالُوا إِنَّا هَّلِل ِ َوإِنَّا إِلَ ْي ِه َر
َاجعُون َ َالَّ ِذينَ إِ َذا أ
ِ صابَ ْتهُ ْم ُم
“Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, “kami
milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Allah.” {QS. Al
Baqoroh :155-156}
Seakan isyarat bahwa kita bersabar sampai kita kembali kepada Allah سبحانه
وتعالى.
Rasulullah ﷺbersabda,
Anda pernah melihat karet? Karet itu apabila kita tarik, dia semakin
panjang dan semakin panjang, itulah kesabaran. Ketika kita semakin
melatih diri kita dengan kesabaran, semakin kita pun terbiasa dengan
kesabaran. Seseorang yang terbiasa dengan penderitaan, ia bahkan
mungkin merasakan penderitaan itu sebagai sebuah kenikmatan. Tapi
ketika seseorang tidak terbiasa dengan penderitaan, dia tidak sabar. Itulah
rupanya yang menyebabkan dia tidak sabar.
Aneh, kalau ada orang berkata, “sabar itu ada batasnya”. Dan aneh apabila
ada orang yang berkata, “kesabaran saya sudah habis”. Itu menunjukan dia
tidak sabar. Sebab kalau dia sabar, dia akan senantiasa menahan dirinya.
Tentu pondasi kesabaran adalah keyakinan kita kepada Allah dan hari
akhirat. Sebab ketika seorang hamba mengharapkan apa yang ada di sisi
Allah berupa pahala dan surga yang ada di akhirat, maka itu sesuatu yang
luar biasa. Itulah yang menyebabkan kita bisa bersabar menghadapi
berbagai macam ujian dan cobaan. Kenapa demikian? Karena kita
mengharapkan sesuatu yang lebih, yaitu berupa pahala akhirat dan surga
yang kita dambakan.
Rasulullah ﷺbersabda