Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH JURNAL

HADITS TENTANG
SABAR MENGHADAPI UJIAN DAN COBAAN
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Hadits untuk MA/SMA/SMK
Dosen Pengampu: Dr. Yana Mulyana, M.Ag.

Disusun Oleh:

Wahyu Dwi Romadhon (2021.01.044)


Haya (2021.01.033)

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL – FALAH
CICALENGKA – BANDUNG
2023
HADITS TENTANG SABAR MENGHADAPI UJIAN DAN

Wahyu Dwi Romadhon , Hayya


Gmail:wahyudr345@gmail.com
Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Falah (STAIA)

ABSTRAK

Manusia diciptkan dengan tahapan berfase-fase dengan ujian yang setara


dengan kadar dirinya sendiri,ujian itu baik berupa hal yang baik maupun
buruk terhadap dirinya,yang menjadikan diangkatnya derajat kemuliaan
manusia tersebut dikarenakan kadar keimanan nya yang tinggi kepada
Allah SWT,dengan melalui ujian dan cobaan dengan berprilaku akhlakul
karimah terhadap ujian dan cobaan tersebut yaitu bersabar.Sabar
merupakan salah satu akhlak mulia yang diajarkan Rasulallah SAW
kepada ummatnya,sabar memiliki arti menahan bukan berarti lemah akan
tetapi memiliki makna bahwasanya mereka orang-orang yang kuat,tidak
putus asa,tetap dalam husnudzhan kepada sang Khaliq.

Kata Kunci: sabar, ujian dan cobaan, Manusia,

1
1. PENDAHULUAN
Allah Swt. menciptakan manusia jauh sebelum penciptaanNya
tersebut,Allah SWT telah menetapkan kepadanya segela ketetapanNya,baik
dari rezeki nya,amal baik dan buruk,ajal,dan Bahagia maupun sedih
nya.Yang bermakna didalam kehidupan manusia ini segala sesuatu nya
tidak terluput daripada kuasa Allah SWT.
Manusia hidup didunia ini untuk berproses menjalani kehidupan nya
dengan dilandasi keimanan dan ketaqwaan serta ilmu yang dapat
menemaninya selalu didalam jalan kebeneran.Manusia menjalani kehidupan
dengan berusaha selalu berbuat baik serta memohon kepada sang
kholiq,baik didalam kebaikan nya maupun dikala manusia itu lemah atau
ketidak luputanya dari segala kesalahan.
Sabar adalah sebuah perilaku yang sangat terpuji telah banyak
dijelaskan didalam Al-Qur’an dan Assunnah ,sebagaiman didalam suatu
contoh hikmah dalam sejarah Rasulallah SAW ,dikala Rasulallah SAW
berada di fase awal dakwah nya dengan terbuka lalu beliau mendapatkan
hinaan dan cacian akan tetapi beliau tidak membalasnya.Hal tersebut bukan
berarti bahwa Rasulallah SAW itu lemah akan tetapi Rasulallah SAW
memberikan balasan yang lain,yakni dengan aklakul karimah nya yang
penuh kasih sayang sehingga meleluhkan hati sesorang yang bertemu
dengan nya.
Allah SWT mencintai hambanya yang selalu kuat,agar kita dapat
termasuk kedalam golongan orang-orang mukmin yang memiliki kualitas
derajat ketaqwaan yang mulia disisi Allah SWT,maka kita harus berproses
didalam kehidupan ini untuk mencapai kedalam tingkatan kemuliaan
tersebut.
Allah SWT memberikan cobaan terhadap para ambiyaNya dan kepada
para auliaNya dengan penuh Kasish sayang,bahkan didalam tahap ujian
cobaan mereka lah berada pada tingkatan yang tinggi,Oleh karena itu mulia
lah derajat para Anbiya dan Aulia Allah SWT disisiNya.

2
2. PEMBAHASAN
a. Pengertian musibah
Sebagai makhluk Allah SWT yang dijadikan khalifa dimuka
bumi ini,manusia bertanggung jawab atas dirinya sendiri,dengan
diberikan berbagai perintah serta ditugaskan dengan berbagai tugas
dan Amanah.dari fase ke fase kehidupan manusia bentuk ujian akan
selalu berubah sesuai dengan kemampuannya,yang menjadi suatu
kelaziman bentuk kasih sayang Allah SWT terhadap hamba-
hambanya.
Sebagaimana dalam Firman Allah SWT didalam surat al-baqarah
ayat 155-157 ;
‫َو َلَنۡب ُلَو َّنُك م ِبَش ۡي ٖء ِّم َن ٱۡل َخۡو ِف َو ٱۡل ُجوِع َو َنۡق ٖص ِّم َن ٱَأۡلۡم َٰو ِل َو ٱَأۡلنُفِس َو ٱلَّثَم َٰر ِۗت َو َبِّش ِر ٱلَّٰص ِبِريَن‬
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. (Al-
Baqarah, 02:155).
‫ة َقاُلٓو ْا ِإَّنا ِهَّلِل َوِإَّنٓا ِإَلۡي ِه َٰر ِج ُعوَن‬ٞ‫ٱَّلِذ يَن ِإَذ ٓا َأَٰص َبۡت ُهم ُّمِص يَب‬
"(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan: " sesungguhnya kami semua berasal dari Allah dan
kepada-Nya kami semua akan kembali,”(Q.S. Al-Baqarah, 2: 156).

‫ٰۤل‬ ‫ٰۤل‬
‫و ِٕىَك َع َلْيِهْم َص َلٰو ٌت ِّم ْن َّرِّبِهْم َو َر ْح َم ٌۗة َو ُاو ِٕىَك ُهُم اْلُم ْهَتُد ْو َن‬
“Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari
Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
(157).
Menganai penjelasan ayat diatas mengenai ujian dan
cobaan,didalam Tafsir Al-jalalain Imam suyuthi Al-Mahali
menjelaskan ;
Pada ayat 155, Allah SWT akan memberikan cobaan yang berupa
sedikit ketakutan,musanif menjelaskan bahwa ketakutan yang
disarakan terbeut timbul terhadap musuhnya,semisal didalam
perdagangan orang-orang bersaing dengan sesama didalam

3
berdagang akan tetapi mereka yang tidak didasari dengan keilmuan
dan iman,maka akan melakukan hal yang tidak baik untuk
menghilangkan rasa takut tersebut.Terhadap kelaparan disini
dimaksud akibat adanya paceklik yang menimbulkan krisis
ekonomi/moneter.Terhadap kekurangan harta akibat krisis nya
moneter yang ada.Rasa ini timbul akibat memaknai kehidupanya
hanya sekedar mengumpulkan harta saja.Dan terhadap jiwa yang
disebabkan pembunuhan,kematian dan penyakit.Serta buah-buahan
yang mengalami gagal panen akibat adanya musim kering yang
berkepanjangan.Hal tersebut Allah menguji hambanya agar
membedaka kepada golongan orang-orang yang bersabar atau tidak.
Akan tetapi mereka orang-orang yang bersabar atas itu semua
maka Allah SWT memberikan kepada mereka berita gembira
sebagai ganjaran daripada perbuatan terpujinya tersebut.
{ ‫على البالء بالجنة } َو َبّش ِر الصابرين‬1

b. Pengertian sabar
Sabar berasal dari bahasa Arab ‫( الص بر‬ash-shabru) yang
kemudian diserap dalam bahasa Indonesia menjadi kata "sabar".
Ketika sudah menjadi bahasa Indonesia, maka ada sedikit perubahan
makna sehingga muncullah makna sabar seperti terkesan lemah
dalam sinetron-sinetron. Makna asli kata ash-shabru adalah tahan
sehingga ada istilah ‫ ص ّبر الجث ة‬yang secara literal berarti
"menyabarkan" bangkai. Maksudnya adalah membuat bangkai
menjadi tahan lama tak mudah membusuk. Sehingga kata sabar
maksudnya justru kuat tahan banting dan tak mudah hancur. Dengan
makna ini kita bisa memaknai ayat berikut dengan tepat:
‫َقاَل اَّلِذ ْيَن َيُظُّنْو َن َاَّنُهْم ُّم ٰل ُقوا ِهّٰللاۙ َك ْم ِّم ْن ِفَئٍة َقِلْيَلٍة َغ َلَبْت ِفَئًة َك ِثْيَر ًةۢ ِبِاْذ ِن ِهّٰللاۗ َو ُهّٰللا َم َع‬
‫الّٰص ِبِر ْيَن‬

1
Tafisr jalalain imam mahalli asysyuthi

4
"Mereka yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata,
‘Betapa banyak kelompok kecil bisa mengalahkan kelompok besar
dengan izin Allah.’ Dan Allah bersama orang-orang yang sabar" (QS
Al-Baqarah: 249). Ayat tersebut bercerita tentang para prajurit yang
tahan banting sehingga meskipun jumlahnya sedikit tetapi mampu
mengalahkan musuh yang jumlahnya lebih banyak. Merekalah yang
disertai oleh Allah dengan kemenangan.
Allah berfirman:
‫َو َك َاِّيْن ِّم ْن َّنِبٍّي َقاَتَۙل َم َعٗه ِر ِّبُّيْو َن َك ِثْيٌۚر َفَم ا َو َهُنْو ا ِلَم ٓا َاَص اَبُهْم ِفْي َس ِبْيِل ِهّٰللا َو َم ا َضُعُفْو ا َو َم ا‬
‫اْس َتَك اُنْو اۗ َو ُهّٰللا ُيِح ُّب الّٰص ِبِر ْيَن‬
"Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah
besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak lemah karena
bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat dan
tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-
orang yang sabar” (QS Ali 'Imran: 146). Ayat terakhir ini
menjelaskan kriteria orang sabar adalah dia yang tidak lemah, tidak
mudah patah semangat atau menyerah. Ini semua adalah kriteria
Muslim yang kuat sebagaimana disinggung Rasulullah. Jadi, sabar
bukanlah sifat bagi mereka yang lemah yang selalu kalah. Justru
sebaliknya, ia adalah sifat bagi para pemenang yang selalu unggul
baik ketika jumlahnya sedikit dan tertindas hingga jumlahnya besar
dan mayoritas. Di sinilah kita bisa melihat bahwa Rasulullah dan
para sahabat selalu sabar dalam setiap kondisi. Ketika mereka
minoritas dan ditindas di Makkah, tak ada yang berpaling, menyerah
atau kompromi soal aqidah Islam. Semua tetap tegas dan kuat
meskipun dalam siksaan kaum Quraish. Demikian pula ketika di
masa pasca Hijrah di Madinah, mereka tetap sabar dan tahan banting
dengan pasukan yang jumlahnya lebih sedikit. Ketika menahan diri
mereka bersabar, ketika perang terbuka pun mereka sabar. Dengan
modal kesabaran ini, maka umat Islam awal tersebut meraih
kemenangan gemilang.2

2
https://www.nu.or.id/tag/tafsir

5
Dalam kitab as-Shabru wa Tsawâb ‘alaihi (hal. 30), Syekh Ibnu
Abid Dunya mencantumkan sebuah hadits riwayat Sayyidina Ali bin
Abi Thalib, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫ َفَم ْن‬،‫ َو َصْبٌر َع ِن اْلَم ْعِصَيِة‬،‫ َو َصْبٌر َع َلى الَّطاَع ِة‬،‫ َفَصْبٌر َع َلى اْلُم ِص يَبِة‬: ‫الَّصْبُر َثاَل ٌث‬
‫َصَبَر َع َلى اْلُم ِص يَبِة َح َّتى َيُر َّدَها ِبُح ْس ِن َع َز اِئَها َكَتَب ُهَّللا َلُه َثاَل َثِم اَئِة َد َر َج ٍة َبْيَن الَّد َر َج ِة ِإَلى‬
،‫ َو َم ْن َصَبَر َع َلى الَّطاَع ِة َكَتَب ُهَّللا َلُه ِس َّتِم اَئِة َد َر َج ٍة‬،‫الَّد َر َج ِة َك َم ا َبْيَن الَّس َم اِء ِإَلى اَأْلْر ِض‬
‫ َو ِم ْن َص َبَر َع ِن‬،‫َم ا َبْيَن الَّد َر َج ِة ِإَلى الَّد َر َج ِة َك َم ا َبْيَن ُتُخ وِم اَأْلْر ِض ِإَلى ُم ْنَتَهى اْلَعْر ِش‬
‫ َم ا َبْيَن الَّد َر َج ِة ِإَلى الَّد َر َج ِة َك َم ا َبْيَن ُتُخ وِم اَأْلْر ِض‬،‫اْلَم ْعِصَيِة َكَتَب ُهَّللا َلُه ِتْسَعِم اَئِة َد َر َج ٍة‬
‫ِإَلى ُم ْنَتَهى اْلَعْر ِش َم َّر َتْيِن‬
Artinya, “Sabar ada tiga tingkatan; sabar atas musibah, sabar dalam
menjalani ketaatan, dan sabar dari laku kemaksiatan. Siapa saja yang
sabar menghadapi musibah, sampai ia mampu merestorasinya sebaik
mungkin, Allah akan mengangkat 300 derajatnya. Di mana, satu
dengan lainnya berjarak sejauh antara langit dan bumi. Dan, yang
bersabar dalam menjalani ketaatan, Allah mengangkat 600
derajatnya. Di mana, satu dengan lainnya berjarak sejauh antara
lapisan-lapisan bumi dan batas (ketinggian) ‘arsy. Sedangkan, bagi
yang bersabar dari laku kemaksiatan, Allah mengangkat 900
derajatnya. Di mana, satu dengan lainnya berjarak sekitar dua kali
lipat antara lapisan-lapisan bumi dan batas (ketinggian) ‘arsy”.3

c. Hadits tentang keaadaan orang mukmin saat mengahadi ujian

Dari Shuhaib berkata: Rasulullah saw.. bersabda: "Perkara orang


mukmin mengagumkan, sesungguhnya semua perihalnya baik dan
3
https://islam.nu.or.id/tasawuf-dan-akhlak/3-tingkatan-sabar-dalam-pandangan-syekh-
ibnu-abid-dunya-w8kpZ

6
itu tidak dimiliki seorang pun selain orang mukmin, bila tertimpa
kesenangan, ia bersyukur dan syukur itu baik baginya dan bila
tertimpa musibah, ia bersabar dan sabar itu baik baginya (HR.
Muslim).
 Isi kandungan hadist
Hadis ini menunjukkan keistimewaan orang beriman.
Keadaan apapun menjadikan seorang mukmin tetap istimewa
dan mendatangkan kemaslahatan. Hal itu karena sikap dan
karakter seorang mukmin yang baik. Hadis di atas
menunjukkan perbedaan antara orang yang beriman dan
orang kafir. Segala bentuk cobaan atau ujian dapat
menjadikan setiap urusan yang dihadapinya selalu bernilai
kebaikan. Kandungan lain dari hadis di atas adalah sikap
bersyukur ketika mendapatkan kesenangan. Bersyukur dapat
diartikan dengan dua sisi. pertama, pujian karena adanya
kebaikan yang didapatkan. Pujian ini muncul dari perasaan
rida meskipun kebaikan yang diperoleh hanya sedikit.
Namun ia selalu tetap berbagi kesenangan tersebut dengan
orang lain sebagai bentuk ekspresi rasa syukurnya. Makna
syukur yang kedua, perasaan puas dengan kebaikan yang
diterimanya meskipun kelihatan sedikit, ia tetap merasa
bersyukur. Dan sikap yang demikian pada hakikatnya ia telah
memperoleh kebaikan yang banyak. Semua urusan orang
beriman akan menjadi baik bila ia mau bersabar kala tertimpa
musibah. Sebagai orang yang beriman haruslah meyakini
bahwa disetiap musibah yang ditimpakan masih dalam batas
kemampuan manusia. Sebab Allah swt.

d. Hadits kedua tentang sabar dari sahabat mush’ab ibn sa’id dari

ayahnya RA:

7
Terjemahan Hadist

Dari Mush'ab bin Sa'id dari ayahnya, ia berkata, "Wahai Rasulullah,


manusia manakah yang paling berat ujiannya?" Beliau menjawab,
"Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi.
Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila
agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya.
Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas
agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan
hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa
(HR. Tirmidzi).
 Isi kandungan hadist
Hadis ini menegaskan bahwa setiap orang akan mendapatkan
ujian dan cobaan. Namun demikian setiap cobaan dan ujian
itu sesuai dengan kemampuan seseorang dalam menerima
ujian tersebut. Ujian dan cobaan diberlakukan sesuai dengan
tingkat keimanan seseorang. Karenanya para Nabi dan Rasul
mendapatkan ujian paling berat kemudian orangorang yang
imannya mendekati para nabi dan seterusnya. Semakin kuat
iman, semakin berat cobaan. Semakin ringan iman seseorang,
maka cobaan yang juga ringan. Begitulah Allah secara adil
memberlakukan ujian dan cobaan.4

e. Macam -macam ujian dari Allah SWT


4
Al_Quran_Hadis_MA_12_fix_ayomadrasah.PDF

8
1) Musibah, Pada mulanya berarti mengenai atau menimpa.
Memang bisa saja yang mengenai itu adalah sesuatu yang
menyenangkan. Tetapi bila al-Qur‟an menggunakan kata
musibah, maka ia berarti sesuatu yang tidak menyenangkan
yang menimpa manusia. Al-Qur‟an mengisyaratkan, “tidak
disentuh seseorang oleh musibah kecuali karena ulahnya
sendiri”. (QS al-Syu‟ra‟ (42): 30, QS al-Nisâ‟ (4): 79),
musibah tidak terjadi kecuali atas izin Allah (QS at-
Taghabun (640: 11, QS al-Baqarah (2): 157), musibah antara
lain bertujuan menempa manusia (QS al-Hadid (57): 22).
2) Bala’, Sesuatu yang datang langsung dari Tuhan tanpa
keterlibatan manusia, kecuali menerimanya. Dengan
menurunkan bala‟, Allah swt. menguji untuk menampakkan
kualitas seseorang.
 Bala‟ ujian adalah keniscayaan hidup. Apa saja yang
dilakukan Allah Swt,, tanpa keterlibatan yang diuji
dalam menentukan cara dan bentuk ujian itu. Artinya
Penentu cara, waktu dan bentuk ujian adalah Allah
swt., (QS al-Mulk (67): 2, QS al-Baqarah (2): 124).
 Ujian/ bala‟ merupakan Anugerah/nikmat Allah swt.
Kalau ayat di atas menguraikan aneka bala (ujian)
yang tidak menyenangkan, maka ada juga ujian-Nya
yang menyenangkan. (QS al-Anbiya‟ (21): 35, QS
alNaml (27): 40, QS al-Fajr (89): 15-17)
 Anugerah/nikmat yang berupa ujian itu, tidak dapat
dijadikan bukti kasih Ilahi sebagaimana penderitaan
tidak selalu berarti murka-Nya.(QS al-Fajr (89): 15-
17)
 Bala‟/ujian yang menimpa seseorang dapat
merupakan cara Tuhan mengampuni dosa,

9
menyucikan jiwa dan meninggikan derajatnya. (QS
Ali „Imran (3): 154).5
f. Metode dan media pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan
hadits tersebut kepada siswa/siswi MA/SMA
Dalam memberikan edukasi serta pembelajaran mengenai
kewajiban menuntut ilmu ini, maka metode yang digunakan yaitu
1) Metode ceramah, pada metode ini akan terjadi suatu
pembelajaran yang satu arah guru akan memberikan informasi
secara aktif dimana guru akan menjelaskan atau menerangkan isi
kandungan hadits kepada siswa. Siswa secara pasif akan
menerima informasi, mendengarkan dan mencatat yang
dijelaskan oleh gurunya. Metode ini banyak digunakan oleh para
pendidik, dengan metode ini murid diharapkan dapat mengetahui
apa itu yang dimaksud ujian dan cobaan serta sikap sabar.
2) Metode tanya jawab. Setelah menyampaikan materinya, guru
memberikan pertanyaan kepada murid untuk mengecek
kesungguhan murid ketika guru menyampaikan materi dan untuk
memberikan kesempatan kepada murid untuk bertanya jika ada
materi yang belum dipahami. Dalam metode ini pola yang
digunakan berjalan dua arah, yakni adanya interaksi antara guru
dan murid sehingga lebih menghidupkan suasana kelas.
3) Metode diskusi. Di dalam ini proses pelibatan dua orang peserta
atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau
saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah
sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran
yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran
yang bersifat interaktif.
g. Analisis kaitan hadits tersebut dengan prilaku anak anak SMA
dan MA saat ini.
Pada Era Globalisasi ini,telah banayak merusak perilku peserta
didik SMA/MA diusia nya saat ini yang tidak bisa menghindari dampak

5
Buku Al-qur’an Hadist MA/SMA 2023

10
negative daripada teknologi yang maju,mereka selalu lebih
mengedapankan gaya hidup/style,yang bermegah-megah hanya karena
mengedapankan gengsi daripda kualitas keilmuan dan keimananya.Oleh
karena itu kami melakukan analisis terhadap hadist yang disampaikan
pada jurnal ini,bahwa siswa/siswi yang sedang dalam masa remaja
menururt ilmu psikologinya mereka sedang mengalami perubahan psikis
maupun fisiknya,hal tersebut menimbulkan kebingungan(strum&drag)
sehinggan mereka sangat-sangat membutuhkan pendidikan yang sangat
baik.Agar mereka dapat mengendalikan pengaruh dari gejolak emosi
dan tekanan jiwa yang timbul dari dirinya kepada hal yang tidak
menyalahi aturan / norma hukum dan agama yang ada.
Oleh sebab itu dalam kasus usia peserta didik ini sangat penting
untuk diajarkan didalam pendidikan dilingkungan manapun oleh
siapapun terkait hadist ini agar mereka mampu mengatuhi perbuatan
akhlak terpuji yaitu sabar dan Ketika dirinya mengahadpi suatu
permasalahan yang ada mereka mampu mengatasinya dengan
penyelasaian masalah yang baik dan benar.
.
3. Kesimpulan

11
DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai