Kelas:VIII.6
MAPEL:AKIDAH AHLAK
AQIDAH AkHLAk
“ SABAR “
A. PENDAHULUAN
Kesabaran adalah salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa kepada
Allah SWT. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran merupakan
setengahnya keimanan. Sabar memiliki kaitan yang tidak mungkin dipisahkan dari
keimanan: Kaitan antara sabar dengan iman, adalah seperti kepala dengan
jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana juga
tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala. Sabar juga memiliki dimensi untuk
merubah sebuah kondisi, baik yang bersifat pribadi maupun sosial, menuju
perbaikan agar lebih baik dan baik lagi. Bahkan seseorang dikatakan dapat
dikatakan tidak sabar, jika ia menerima kondisi buruk, pasrah dan menyerah begitu
saja. Sabar dalam ibadah diimplementasikan dalam bentuk melawan dan memaksa
diri untuk bangkit dari tempat tidur, kemudian berwudhu lalu berjalan menuju
masjid dan malaksanakan shalat secara berjamaah.
Untuk melaksanakan berbagai kewajiban tentu saja dibutuhkan bekal
kesabaran. Untuk meninggalkan berbagai larangan dibutuhkan bekal
kesabaran. Begitu pula saat menghadapi keputusan takdir kauni (yang
menyakitkan) tentu juga diperlukan bekal kesabaran. Karena amat
sedikitnya dijumpai orang yang sanggup bersabar tatkala tertimpa
musibah.Maka disini akan menjelaskan bahwasanya sabar termasuk
bagian dari kesempurnaan tauhid. Sabar termasuk kewajiban yang
harus ditunaikan oleh hamba, sehingga ia pun bersabar menanggung
ketentuan takdir Allah.
Ungkapan rasa marah dan tak mau sabar yang banyak muncul
dalam diri orang-orang tatkala mereka mendapatkan ujian berupa
ditimpakannya musibah. Dengan alasan itulah maka akan
diterangkan bahwa sabar adalah hal yang wajib dilakukan tatkala tertimpa
takdir yang terasa menyakitkan. Dengan hal itu juga kami ingin
memberikan penegasan bahwa bersabar dalam rangka menjalankan
ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan hukumnya juga wajib.
B. DEFINISI
Pengertian Sabar
Sabar berasal dari bahasa Arab dari akar SHABARA ()صبَ َر, َ hanya tidak
yang berada dibelakang hurufnya karena ia tidak bias berdiri sendiri. Shabara’ala (
)صبَ َر َعلَى
َ berarti bersabar atau tabah hati, shabara’an ()صبَ َر ع َْن
َ berarti memohon
atau mencegah, shabarabihi (صبَ َر بِ ِه
َ ) berarti menanggung.
Dalam al-Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang berbicara mengenai kesabaran. Jika
ditelusuri secara keseluruhan, terdapat 103 kali disebut dalam al-Qur'an, kata-kata
yang menggunakan kata dasar sabar; baik berbentuk isim maupun fi'ilnya. Hal ini
menunjukkan betapa kesabaran menjadi perhatian Allah SWT, yang Allah
tekankan kepada hamba-hamba-Nya. Dari ayat-ayat yang ada, para ulama
mengklasifikasikan sabar dalam al-Qur'an menjadi beberapa macam;
Sabar merupakan perintah Allah SWT. Hal ini sebagaimana yang terdapat dalam
QS.2: 153: "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah
dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
Ayat-ayat lainnya yang serupa mengenai perintah untuk bersabar sangat banyak
terdapat dalam Al-Qur'an. Diantaranya adalah dalam QS.3: 200, 16: 127, 8: 46,
10:109, 11: 115 dsb.
Larangan isti'ja l(tergesa-gesa/ tidak sabar), sebagaimana yang Allah firmankan
(QS. Al-Ahqaf/ 46: 35): "Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang
mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan janganlah kamu meminta
disegerakan (azab) bagi mereka…"
Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar, sebagaimana yang terdapat dalam QS. 2:
177: "…dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam
peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah
orang-orang yang bertaqwa."
Allah SWT akan mencintai orang-orang yang sabar. Dalam surat Ali Imran (3: 146)
Allah SWT berfirman : "Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar."
Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar. Artinya Allah SWT senantiasa
akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar. Allah berfirman (QS. 8: 46) ; "Dan
bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar."
Mendapatkan pahala surga dari Allah. Allah mengatakan dalam al-Qur'an (13: 23 -
24); "(yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan
orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya,
sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;
(sambil mengucapkan): "Salamun `alaikum bima shabartum" (keselamatan bagi
kalian, atas kesabaran yang kalian lakukan). Maka alangkah baiknya tempat
kesudahan itu."
a. Kesabaran merupakan "dhiya' " (cahaya yang amat terang). Karena dengan
kesabaran inilah, seseorang akan mampu menyingkap kegelapan. Rasulullah SAW
mengungkapkan, "…dan kesabaran merupakan cahaya yang terang…" (HR.
Muslim)
b. Kesabaran merupakan sesuatu yang perlu diusahakan dan dilatih secara optimal.
Rasulullah SAW pernah menggambarkan: "…barang siapa yang mensabar-
sabarkan diri (berusaha untuk sabar), maka Allah akan menjadikannya seorang
yang sabar…" (HR. Bukhari)
d. Kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri orang mu'min, sebagaimana
hadits yang terdapat pada muqadimah; "Sungguh menakjubkan perkara orang yang
beriman, karena segala perkaranya adalah baik. Jika ia mendapatkan kenikmatan,
ia bersyukur karena (ia mengatahui) bahwa hal tersebut adalah memang baik
baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau kesulitan, ia bersabar karena (ia
mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik baginya." (HR. Muslim).
e. Seseorang yang sabar akan mendapatkan pahala surga. Dalam sebuah hadits
digambarkan; Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa aku mendengar Rasulullah
SAW bersabda, Sesungguhnya Allah berfirman, "Apabila Aku menguji hamba-Ku
dengan kedua matanya, kemudian diabersabar, maka aku gantikan surga baginya."
(HR. Bukhari)
f. Sabar merupakan sifat para nabi. Ibnu Mas'ud dalam sebuah riwayat pernah
mengatakan: Dari Abdullan bin Mas'ud berkata"Seakan-akan aku memandang
Rasulullah SAW menceritakan salah seorang nabi, yang dipukuli oleh kaumnya
hingga berdarah, kemudia ia mengusap darah dari wajahnya seraya berkata, 'Ya
Allah ampunilah dosa kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui."
(HR. Bukhari)
i. Kesabaran merupakan suatu keharusan, dimana seseorang tidak boleh putus asa
hingga ia menginginkan kematian. Sekiranya memang sudah sangat terpaksa
hendaklah ia berdoa kepada Allah, agar Allah memberikan hal yang terbaik
baginya; apakah kehidupan atau kematian. Rasulullah SAW mengatakan; Dari
Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah salah seorang
diantara kalian mengangan-angankan datangnya kematian karena musibah yang
menimpanya. Dan sekiranya ia memang harus mengharapkannya, hendaklah ia
berdoa, 'Ya Allah, teruskanlah hidupku in
j. sekiranya hidup itu lebih baik unttukku. Dan wafatkanlah aku, sekiranya itu
lebih baik bagiku." (HR. Bukhari Muslim)
1. Jenis-jenis Sabar
Jenis sabar yang pertama :
yaitu hendaknya manusia bersabar terhadap ketaatan kepada Allah, karena
sesungguhnya ketaatan itu adalah sesuatu yang berat bagi jiwa dan sulit bagi
manusia. Memang demikianlah kadang-kadang ketaatan itu menjadi berat atas
badan sehingga seseorang merasakan adanya sesuatu dari kelemahan dan keletihan
ketika melaksanakannya. Demikian juga padanya ada masyaqqah (sesuatu yang
berat) dari sisi harta seperti masalah zakat dan masalah haji.
Yang penting, bahwasanya ketaatan-ketaatan itu padanya ada sesuatu dari
masyaqqah bagi jiwa dan badan, sehingga butuh kepada kesabaran dan kesiapan
menanggung bebannya, Allah berfirman:
َ يَاَأيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا اصْ بِرُو̀ا َو
َصابِرُوا َو َرابِطُوا َواتَّقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran
kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah
kepada Allah supaya kalian beruntung." (Aali 'Imraan:200)
c. Memperbanyak puasa sunnah. Karena puasa merupakan hal yang dapat mengurangi
hawa nafsu terutama yang bersifat syahwati dengan lawan jenisnya. Puasa juga
merupakan ibadah yang memang secara khusus dapat melatih kesabaran.
d. Mujahadatun Nafs, yaitu sebuah usaha yang dilakukan insan untuk berusaha secara
giat dan maksimal guna mengalahkan keinginan-keinginan jiwa yang cenderung
suka pada hal-hal negatif, seperti malas, marah, kikir, dsb.
f. Mengingat-ingat kembali tujuan hidup di dunia. Karena hal ini akan memacu insan
untuk beramal secara sempurna. Sedangkan ketidaksabaran (isti'jal), memiliki
prosentase yang cukup besar untuk menjadikan amalan seseorang tidak optimal.
Apalagi jika merenungkan bahwa sesungguhnya Allah akan melihat "amalan"
seseorang yang dilakukannya, dan bukan melihat pada hasilnya. (Lihat QS. 9 :
105).
g. Perlu mengadakan latihan-latihan untuk sabar secara pribadi. Seperti ketika sedang
sendiri dalam rumah, hendaklah dilatih untuk beramal ibadah dari pada
menyaksikan televisi misalnya. Kemudian melatih diri untuk menyisihkan
sebagian rezeki untuk infaq fi sabilillah, dsb.
Sabar di dalam menjalankan perintah Allah SWT dan ajaran Rasulullah saw,
meskipun keadaannya dalam kesulitan. Tetap kokoh dalam menjauhi semua yang
dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, serta tahan uji terhadap segala cobaan.
E. PENUTUP
Pembahasan tentang sabar yang kami bahas hanyalah pokok-pokoknya saja
yaitu tentang pengertian sabar, konsep sabar dalam al-qur’an dan hadist, jenis-jenis
sabar dan manfaat sabar. Pada intinya, bahwa sabar merupakan salah satu sifat dan
karakter orang mu'min, yang sesungguhnya sifat ini dapat dimiliki oleh setiap
insan. Karena pada dasarnya manusia memiliki potensi untuk mengembangkan
sikap sabar ini dalam hidupnya.
Sabar tidak identik dengan kepasrahan dan menyerah pada kondisi yang ada,
atau identik dengan keterdzoliman. Justru sabar adalah sebuah sikap aktif, untuk
merubah kondisi yang ada, sehingga dapat menjadi lebih baik dan baik lagi. Oleh
karena itulah, marilah secara bersama kita berusaha untuk menggapai sikap ini.
Insya Allah, Allah akan memberikan jalan bagi hamba-hamba-Nya yang berusaha
di jalan-Nya.
Mudah-mudahan apa yang telah kami sajikan dalam pembahasan tentang
sabar yang sederhana ini dapat mendorong pembaca untuk melakukan kajian yang
lebih luas dan mendalam lagi tentang pembahasan sabar diatas. Selanjutkan kami
mengharapkan dan berterima kasih sekali jika para pembaca berkenan memberikan
saran, kritik dan masukan kepada kami untuk perbaikan dan penyempurnaan
makalah kami pada masa yang akan datang.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih setulusnya kepada para Ulama,
Pakar, dan siapa saja yang buku-bukunya dijadikan rujukan, pebandingan, dan
bahan bacaan. Semoga Allah SWT memberi balasan pahala yang berlimpat ganda.
Amiin.