Anda di halaman 1dari 11

1

A.  PENDAHULUAN
Kesabaran adalah salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa kepada
Allah SWT. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran merupakan
setengahnya keimanan. Sabar memiliki kaitan yang tidak mungkin dipisahkan
dari keimanan: Kaitan antara sabar dengan iman, adalah seperti kepala dengan
jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana juga
tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala. Sabar juga memiliki dimensi untuk
merubah sebuah kondisi, baik yang bersifat pribadi maupun sosial, menuju
perbaikan agar lebih baik dan baik lagi. Bahkan seseorang dikatakan dapat
dikatakan tidak sabar, jika ia menerima kondisi buruk, pasrah dan menyerah
begitu saja. Sabar dalam ibadah diimplementasikan dalam bentuk melawan dan
memaksa diri untuk bangkit dari tempat tidur, kemudian berwudhu lalu berjalan
menuju masjid dan malaksanakan shalat secara berjamaah. 
Untuk melaksanakan berbagai kewajiban tentu saja dibutuhkan bekal
kesabaran. Untuk meninggalkan berbagai larangan dibutuhkan bekal kesabaran.
Begitu pula saat menghadapi keputusan takdir kauni (yang menyakitkan) tentu
juga diperlukan bekal kesabaran. Karena amat sedikitnya dijumpai orang yang
sanggup bersabar tatkala tertimpa musibah.Maka disini akan menjelaskan
bahwasanya sabar termasuk bagian dari kesempurnaan tauhid. Sabar
termasuk kewajiban yang harus ditunaikan oleh hamba, sehingga ia pun
bersabar menanggung ketentuan takdir Allah.
 Ungkapan rasa marah dan tak mau sabar  yang banyak muncul dalam diri
orang-orang tatkala mereka mendapatkan ujian berupa ditimpakannya musibah.
Dengan alasan itulah maka akan diterangkan bahwa sabar adalah hal yang wajib
dilakukan tatkala tertimpa takdir yang terasa menyakitkan. Dengan hal
itu  juga kami ingin memberikan penegasan bahwa bersabar dalam rangka
menjalankan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan hukumnya juga wajib.

B.  DEFINISI

Pengertian Sabar
            Sabar berasal dari bahasa Arab dari akar SHABARA (‫)صبَ َر‬, َ hanya
tidak yang berada dibelakang hurufnya karena ia tidak bias berdiri sendiri.
Shabara’ala (‫صبَ َر َعلَى‬
َ ) berarti bersabar atau tabah hati, shabara’an (‫)صبَ َر ع َْن‬
َ
berarti memohon atau mencegah, shabarabihi (‫صبَ َر بِ ِه‬ َ ) berarti menanggung.

Ash-Shabr (sabar) secara bahasa artinya al-habsu (menahan), dan di


antara yang menunjukkan pengertiannya secara bahasa adalah ucapan: "qutila
shabran" yaitu dia terbunuh dalam keadaan ditahan dan ditawan.
2

Sedangkan secara syari'at adalah menahan diri atas tiga perkara: yang pertama:


(sabar) dalam mentaati Allah, yang kedua: (sabar) dari hal-hal yang Allah
haramkan, dan yang ketiga: (sabar) terhadap taqdir Allah yang menyakitkan.

Sabar dalam bahasa Indonesia berarti : Pertama, tahan menghadapi


cobaan seperti tidak lekas marah, tidak lekas putus asa dan tidak lekas patah
hati, sabar dengan pengertian sepeti ini juga disebut tabah, kedua sabar berarti
tenang; tidak tergesa-gesa dan tidak terburu-buru. Dalam kamus besar Ilmu
Pengetahuan, sabar merupakan istilah agama yang berarti sikap tahan
menderita, hati-hati dalam bertindak, tahan uji dalam mengabdi mengemban
perintah-peintah Allah serta tahan dari godaan dan cobaan duniawi Aktualisasi
pengertian ini sering ditunjukan oleh para sufi.

           Dalam pendekatan ilmu Fikih, sabar didefinisikan sebagai tabah, yakni


dapat menahan diri dari melakukan hal-hal yang bertentangan dengan huum
Islam, baik dalam keadaan lapang maupun sulit, mampu mengendalikan nafsu
yang dapat menggoncangkan iman. Menurut Ibnu Qayyim sabar berarti
menahan diri dari kelih kesah dan rasa benci, menahan lisan dari mengadu, dan
menahan anggota badan dari tindakan yang mengganggu dan mengacaukan.

C.  KONSEP SABAR DALAM AL-QUR’AN DAN HADIST

1.     Sabar Dalam Al-Qur'an


Sabar Sebagaimana Digambarkan Dalam Al-Qur'an
Dalam al-Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang berbicara mengenai kesabaran.
Jika ditelusuri secara keseluruhan, terdapat 103 kali disebut dalam al-Qur'an,
kata-kata yang menggunakan kata dasar sabar; baik berbentuk isim maupun
fi'ilnya. Hal ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi perhatian Allah SWT,
yang Allah tekankan kepada hamba-hamba-Nya. Dari ayat-ayat yang ada, para
ulama mengklasifikasikan sabar dalam al-Qur'an menjadi beberapa macam;
§  Sabar merupakan perintah Allah SWT. Hal ini sebagaimana yang terdapat dalam
QS.2: 153: "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah
dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
Ayat-ayat lainnya yang serupa mengenai perintah untuk bersabar sangat banyak
terdapat dalam Al-Qur'an. Diantaranya adalah dalam QS.3: 200, 16: 127, 8: 46,
10:109, 11: 115 dsb.
§  Larangan isti'ja l(tergesa-gesa/ tidak sabar), sebagaimana yang Allah firmankan
(QS. Al-Ahqaf/ 46: 35): "Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang
3

mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan janganlah kamu meminta


disegerakan (azab) bagi mereka…"
§  Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar, sebagaimana yang terdapat dalam QS.
2: 177: "…dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan
dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka
itulah orang-orang yang bertaqwa."
§  Allah SWT akan mencintai orang-orang yang sabar. Dalam surat Ali Imran (3:
146) Allah SWT berfirman : "Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar."
§  Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar. Artinya Allah SWT
senantiasa akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar. Allah berfirman (QS.
8: 46) ; "Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-
orang yang sabar."
§  Mendapatkan pahala surga dari Allah. Allah mengatakan dalam al-Qur'an (13:
23 - 24); "(yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama
dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak
cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua
pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun `alaikum bima shabartum"
(keselamatan bagi kalian, atas kesabaran yang kalian lakukan). Maka alangkah
baiknya tempat kesudahan itu."

Ayat-ayat lain tentang sabar

Allah Ta'ala berfirman:

َ ‫ َو‬a‫يَاَأيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا اصْ بِرُوا‬


َ‫صابِرُوا َو َرابِطُوا َواتَّقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran
kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah
kepada Allah supaya kalian beruntung." (Aali 'Imraan:200)

Dan Allah Ta'ala berfirman:


ِ ُ‫ال َواَأل ْنف‬
ِ ‫س َوالثَّ َم َرا‬
َ‫ت َوبَ ِّش ِر الصَّابِ ِرين‬ ِ ‫ص ِمنَ اَأل ْم َو‬ ِ ‫ف َو ْالج‬
ٍ ‫ َونَ ْق‬a‫ُوع‬ ِ ْ‫م بِ َش ْي ٍء ِمنَ ْال َخو‬aْ ‫َولَنَ ْبلُ َونَّ ُك‬
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah:155)

Dan Allah Ta'ala berfirman:


ٍ ‫ الصَّابِرُونَ َأجْ َرهُ ْم بِ َغي ِْر ِح َسا‬a‫ِإنَّ َما يُ َوفَّى‬
‫ب‬
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala
mereka tanpa batas." (Az-Zumar:10)
4

Dan Allah Ta'ala berfirman:


aِ ‫ك لَ ِم ْن ع َْز ِم اُأل ُم‬
‫ور‬ َ ِ‫صبَ َر َو َغفَ َر ِإ َّن َذل‬
َ ‫َولَ َم ْن‬
"Tetapi orang yang bersabar dan mema`afkan sesungguhnya (perbuatan) yang
demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan." (Asy-Syuuraa:43)

Dan Allah Ta'ala berfirman:


َ‫صالَ ِة ِإ َّن هَّللا َ َم َع الصَّابِ ِرين‬ َّ ‫ بِال‬a‫يَاَأيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا ا ْست َِعينُوا‬
َّ ‫صب ِْر َوال‬
"Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan
sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar." (Al-Baqarah:153)

Dan Allah Ta'ala berfirman:


َ‫م َحتَّى نَ ْعلَ َم ْال ُم َجا ِه ِدينَ ِم ْن ُك ْم َوالصَّابِ ِرين‬aْ ‫َولَنَ ْبلُ َونَّ ُك‬
"Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kalian agar Kami
mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kalian."
(Muhammad:31)

2.     Sabar Dalam Hadist


Kesabaran Sebagaimana Digambarkan Dalam Hadits

Sebagaimana dalam al-Qur'an, dalam hadits juga banyak sekali sabda-sabda


Rasulullah SAW yang menggambarkan mengenai kesabaran. Dalam kitab
Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi mencantumkan 29 hadits yang bertemakan
sabar. Secara garis besar, hadits-hadits tersebut menggambarkan kesabaran
sebagai berikut;
a.       Kesabaran merupakan "dhiya' " (cahaya yang amat terang). Karena dengan
kesabaran inilah, seseorang akan mampu menyingkap kegelapan. Rasulullah
SAW mengungkapkan, "…dan kesabaran merupakan cahaya yang terang…"
(HR. Muslim)

b.      Kesabaran merupakan sesuatu yang perlu diusahakan dan dilatih secara


optimal. Rasulullah SAW pernah menggambarkan: "…barang siapa yang
mensabar-sabarkan diri (berusaha untuk sabar), maka Allah akan
menjadikannya seorang yang sabar…" (HR. Bukhari)
5

c.       Kesabaran merupakan anugrah Allah yang paling baik. Rasulullah SAW


mengatakan, "…dan tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik dan
lebih lapang daripada kesabaran." (Muttafaqun Alaih).

d.      Kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri orang mu'min,


sebagaimana hadits yang terdapat pada muqadimah; "Sungguh menakjubkan
perkara orang yang beriman, karena segala perkaranya adalah baik. Jika ia
mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur karena (ia mengatahui) bahwa hal
tersebut adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau
kesulitan, ia bersabar karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik
baginya." (HR. Muslim).

e.       Seseorang yang sabar akan mendapatkan pahala surga. Dalam sebuah hadits
digambarkan; Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa aku mendengar
Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Allah berfirman, "Apabila Aku
menguji hamba-Ku dengan kedua matanya, kemudian diabersabar, maka aku
gantikan surga baginya." (HR. Bukhari)

f.       Sabar merupakan sifat para nabi. Ibnu Mas'ud dalam sebuah riwayat pernah
mengatakan: Dari Abdullan bin Mas'ud berkata"Seakan-akan aku memandang
Rasulullah SAW menceritakan salah seorang nabi, yang dipukuli oleh kaumnya
hingga berdarah, kemudia ia mengusap darah dari wajahnya seraya berkata, 'Ya
Allah ampunilah dosa kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak
mengetahui." (HR. Bukhari)

g.      Kesabaran merupakan ciri orang yang kuat. Rasulullah SAW pernah


menggambarkan dalam sebuah hadits; Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa
Rasulullah SAW bersabda,"Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat,
namun orang yang kuat adalah orang yang memiliki jiwanya ketika marah."
(HR. Bukhari)

h.      Kesabaran dapat menghapuskan dosa. Rasulullah SAW menggambarkan


dalam sebuah haditsnya; Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullan SAW
bersabda, "Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kecemasan,
kesedihan, mara bahaya dan juga kesusahan, hingga duri yang menusuknya,
melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan hal tersebut." (HR.
Bukhari & Muslim)
6

i.        Kesabaran merupakan suatu keharusan, dimana seseorang tidak boleh putus


asa hingga ia menginginkan kematian. Sekiranya memang sudah sangat
terpaksa hendaklah ia berdoa kepada Allah, agar Allah memberikan hal yang
terbaik baginya; apakah kehidupan atau kematian. Rasulullah SAW
mengatakan; Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Janganlah salah seorang diantara kalian mengangan-angankan datangnya
kematian karena musibah yang menimpanya. Dan sekiranya ia memang harus
mengharapkannya, hendaklah ia berdoa, 'Ya Allah, teruskanlah hidupku in
j.        sekiranya hidup itu lebih baik unttukku. Dan wafatkanlah aku, sekiranya itu
lebih baik bagiku." (HR. Bukhari Muslim)

D.     ANALISIS DAN PEMBAHASAN


1.    Jenis-jenis Sabar
Jenis sabar yang pertama :
yaitu hendaknya manusia bersabar terhadap ketaatan kepada Allah,
karena sesungguhnya ketaatan itu adalah sesuatu yang berat bagi jiwa dan sulit
bagi manusia. Memang demikianlah kadang-kadang ketaatan itu menjadi berat
atas badan sehingga seseorang merasakan adanya sesuatu dari kelemahan dan
keletihan ketika melaksanakannya. Demikian juga padanya ada masyaqqah
(sesuatu yang berat) dari sisi harta seperti masalah zakat dan masalah haji.
Yang penting, bahwasanya ketaatan-ketaatan itu padanya ada sesuatu dari
masyaqqah bagi jiwa dan badan, sehingga butuh kepada kesabaran dan kesiapan
menanggung bebannya, Allah berfirman:
َ ‫ َو‬a‫يَاَأيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا اصْ بِرُوا‬
َ‫صابِرُوا َو َرابِطُوا َواتَّقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran
kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah
kepada Allah supaya kalian beruntung." (Aali 'Imraan:200)

Allah juga berfirman


‫صالَ ِة َواصْ طَبِرْ َعلَ ْيهَا‬ َّ ‫ك بِال‬ َ َ‫َوْأ ُمرْ َأ ْهل‬
"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah
kamu dalam mengerjakannya." (Thaahaa:132)
َ‫) فَاصْ بِرْ لِ ُح ْك ِم َربِّك‬23(ً‫ك ْالقُرْ َءانَ تَ ْن ِزيال‬
َ ‫ِإنَّا نَحْ نُ نَ َّز ْلنَا َعلَ ْي‬
"Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur'an kepadamu (hai Muhammad)
dengan berangsur-angsur.  Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan)
ketetapan Tuhanmu." (Al-Insaan:23-24).
7

Ayat ini menerangkan tentang sabar dalam melaksanakan perintah-perintah,


karena sesungguhnya Al-Qur`an itu turun kepadanya agar beliau (Rasulullah)
menyampaikannya (kepada manusia), maka jadilah beliau orang yang
diperintahkan untuk bersabar dalam melaksanakan ketaatan.

Dan Allah Ta'ala berfirman:


ُ‫ك َم َع الَّ ِذينَ يَ ْد ُعونَ َربَّهُ ْم بِ ْال َغدَا ِة َو ْال َع ِش ِّي ي ُِري ُدونَ َوجْ هَه‬
َ ‫َواصْ بِرْ نَ ْف َس‬
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru
Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya." (Al-
Kahfi:28)
Ini adalah sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah.

Jenis sabar yang kedua:


 yaitu bersabar dari hal-hal yang Allah haramkan sehingga seseorang
menahan jiwanya dari apa-apa yang Allah haramkan kepadanya, karena
sesungguhnya jiwa yang cenderung kepada kejelekan itu akan menyeru kepada
kejelekan, maka manusia perlu untuk mengekang dan mengendalikan dirinya,
seperti berdusta, menipu dalam bermuamalah, memakan harta dengan cara yang
bathil, dengan riba dan yang lainnya, berbuat zina, minum khamr, mencuri dan
lain-lainnya dari kemaksiatan-kemaksiatan yang sangat banyak.
Maka kita harus menahan diri kita dari hal-hal tadi jangan sampai
mengerjakannya dan ini tentunya perlu kesabaran dan butuh pengendalian jiwa
dan hawa nafsu. Di antara contoh dari jenis sabar yang kedua ini adalah
sabarnya Nabi Yusuf 'alaihis salaam dari ajakan istrinya Al-'Aziiz (raja Mesir)
ketika dia mengajak (zina) kepadanya di tempat milik dia, yang padanya ada
kemuliaan dan kekuatan serta kekuasaan atas Nabi Yusuf, dan bersamaan
dengan itu Nabi Yusuf bersabar dan berkata:
َ‫ف َعنِّي َك ْي َده َُّن َأصْ بُ ِإلَ ْي ِه َّن َوَأ ُك ْن ِمنَ ْال َجا ِهلِين‬ َّ َ‫ال َربِّ السِّجْ نُ َأ َحبُّ ِإل‬
aْ ‫ي ِم َّما يَ ْدعُونَنِي ِإلَ ْي ِه َوِإالَّ تَصْ ِر‬ َ َ‫ق‬
            "Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada
memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan
daripadaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi
keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh."
(Yuusuf:33).
Maka ini adalah kesabaran dari kemaksiatan kepada Allah.

v  Jenis sabar yang ketiga:


yaitu sabar terhadap taqdir Allah yang menyakitkan (menurut pandangan
manusia). Karena sesungguhnya taqdir Allah 'Azza wa Jalla terhadap manusia
itu ada yang bersifat menyenangkan dan ada yang bersifat menyakitkan. Taqdir
8

yang bersifat menyenangkan: maka butuh rasa syukur, sedangkan syukur itu
sendiri termasuk dari ketaatan, sehingga sabar baginya termasuk dari jenis yang
pertama (yaitu sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah).
Sedangkan taqdir yang bersifat menyakitkan: yaitu yang tidak menyenangkan
manusia, seperti seseorang yang diuji pada badannya dengan adanya rasa sakit
atau yang lainnya, diuji pada hartanya –yaitu kehilangan harta-, diuji pada
keluarganya dengan kehilangan salah seorang keluarganya ataupun yang
lainnya dan diuji di masyarakatnya dengan difitnah, direndahkan ataupun yang
sejenisnya.
Yang penting bahwasanya macam-macam ujian itu sangat banyak yang
butuh akan adanya kesabaran dan kesiapan menanggung bebannya, maka
seseorang harus menahan jiwanya dari apa-apa yang diharamkan kepadanya
dari menampakkan keluh kesah dengan lisan atau dengan hati atau dengan
anggota badan.
Allah berfirman:
َ‫ر لِ ُح ْك ِم َربِّك‬aْ ِ‫فَاصْ ب‬
            "Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu." (Al-
Insaan:24) Maka masuk dalam ayat ini yaitu hukum Allah yang bersifat taqdir.
Dan di antara ayat yang menjelaskan jenis sabar ini adalah firman Allah:
ِ ‫صبَ َر ُأولُو ْال َع ْز ِم ِمنَ الرُّ س ُِل َواَل تَ ْستَع‬
‫ْجلْ لَهُ ْم‬ َ ‫ر َك َما‬aْ ِ‫فَاصْ ب‬
"Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati
dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab)
bagi mereka." (Al-Ahqaaf:35)
Ayat ini menerangkan tentang kesabaran para rasul dalam menyampaikan
risalah dan dalam menghadapi gangguan kaumnya.
Dan juga di antara jenis sabar ini adalah ucapan Rasulullah kepada utusan salah
seorang putri beliau:
ْ‫ُمرْ هَا فَ ْلتَصْ بِرْ َو ْلتَحْ ت َِسب‬
"Perintahkanlah kepadanya, hendaklah bersabar dan mengharap pahala kepada
Allah (dalam menghadapi musibah tersebut)." (HR. Al-Bukhariy no.1284 dan
Muslim no.923)

2.      Kiat-Kiat Untuk Meningkatkan Kesabaran


Ketidaksabaran (baca; isti'jal) merupakan salah satu penyakit hati, yang
seyogyanya diantisipasi dan diterapi sejak dini. Karena hal ini memilki dampak
negatif dari amalan yang dilakukan seorang insan. Seperti hasil yang tidak
maksimal, terjerumus kedalam kemaksiatan, enggan untuk melaksanakan
ibadah kepada Allah dsb. Oleh karena itulah, diperlukan beberapa kiat, guna
meningkatkan kesabaran. Diantara kiat-kiat tersebut adalah;
9

a.       Mengkikhlaskan niat kepada Allah SWT, bahwa ia semata-mata berbuat


hanya untuk-Nya. Dengan adanya niatan seperti ini, akan sangat menunjang
munculnya kesabaran kepada Allah SWT.
b.      Memperbanyak tilawah (baca; membaca) al-Qur'an, baik pada pagi, siang,
sore ataupun malam hari. Akan lebih optimal lagi manakala bacaan tersebut
disertai perenungan dan pentadaburan makna-makna yang dikandungnya.
Karena al-Qur'an merupakan obat bagi hati insan. Masuk dalam kategori ini
juga dzikir kepada Allah.
c. Memperbanyak puasa sunnah. Karena puasa merupakan hal yang dapat
mengurangi hawa nafsu terutama yang bersifat syahwati dengan lawan jenisnya.
Puasa juga merupakan ibadah yang memang secara khusus dapat melatih
kesabaran.
d.  Mujahadatun Nafs, yaitu sebuah usaha yang dilakukan insan untuk berusaha
secara giat dan maksimal guna mengalahkan keinginan-keinginan jiwa yang
cenderung suka pada hal-hal negatif, seperti malas, marah, kikir, dsb.
f.  Mengingat-ingat kembali tujuan hidup di dunia. Karena hal ini akan memacu
insan untuk beramal secara sempurna. Sedangkan ketidaksabaran (isti'jal),
memiliki prosentase yang cukup besar untuk menjadikan amalan seseorang
tidak optimal. Apalagi jika merenungkan bahwa sesungguhnya Allah akan
melihat "amalan" seseorang yang dilakukannya, dan bukan melihat pada
hasilnya. (Lihat QS. 9 : 105).
g.  Perlu mengadakan latihan-latihan untuk sabar secara pribadi. Seperti ketika
sedang sendiri dalam rumah, hendaklah dilatih untuk beramal ibadah dari pada
menyaksikan televisi misalnya. Kemudian melatih diri untuk menyisihkan
sebagian rezeki untuk infaq fi sabilillah, dsb.
h.  Membaca-baca kisah-kisah kesabaran para sahabat,tabi'in maupun tokoh-tokoh
Islam lainnya. Karena hal ini juga akan menanamkan keteladanan yang patut
dicontoh dalam kehidupan nyata di dunia.

Adapun manfaat dan hikmah sabar yang lainnya :


Sabar memiliki banyak manfaat dan hikmahnya, di antaranya sebagai berikut :

1.       Sabar Sebagai Penolong


Kesabaran bisa menjadi penolong yang akan menyelamatkan seseorang dari
bahaya, baik bahaya dunia terlebih lagi bahaya akhirat. Contoh kecilnya  
misalnya di dalam berkendaraan.
10

Betapa pun ia terburu-buru, ia tetap mengemudikan kendaraannya dengan


penuh kehati-hatian dan sesuai aturan. Saat lampu lalu lintas berwarna merah, ia
pun berhenti dengan rela, saat di dalam kota, kendaraan pun diperlamban, tidak
melebihi 40 atau 50 km/jam. Ia tetap menghargai hak-hak kendaraan lain yang
ada di depan maupun di belakang, termasuk memberi kesempatan kepada
pejalan kaki atau pengguna sepeda.

  Jika kesabaran demikian yang dipraktikkan setiap pengendara kendaraan


bermotor, maka Insya Allah ia akan selamat dari kecelakaan, ia selamat dari
kejaran polisi karena tidak mengebut di dalam kota sampai melampaui batas
kecepatan, dan orang lain pun akan selamat dari ulahnya kalau saja ia tidak
sabar akibat terlalu cepat.

2.      Pembawa Keberuntungan
Setiap manusia normal pasti menginginkan keberuntungan. Seorang yang
sedang berdagang, ia menginginkan dapat memperoleh laba yang banyak dari
dagangannya. Seorang siswa, pelajar atau mahasiswa, ia menginginkan
keberuntungan dengan kelulusan dari studinya, baik keberuntungan dalam arti
naik kelas, naik tingkat, atau lulus plus karena memperoleh nilai yang exelence.
Sebagaimana tersurat dalam firman Allah SWT berikut, “Hai orang-orang yang
beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap
siaga dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS Ali Imran
[3]: 200).
Tak ada yang perlu diragukan dari janji Allah SWT, karena Allah tak pernah
dan tak akan pernah mengingkari janji-Nya. Tak ada yang perlu dibimbangkan
lagi dari keberuntungan bagi orang-orang beriman yang sabar dan bertakwa,
keberuntungan itu pasti datang, pasti akan mereka terima, baik di dunia maupun
di akhirat. Kalau tidak di dunia, pasti di akhirat, asal mereka benar-benar
beriman dan benar-benar sabar.

3.   Mendatangkan Keuntungan yang Besar


Orang berdagang, lalu untung, itu biasa. Tapi, kalau pedagang yang beruntung
besar, nah ini pantas menjadi berita. Inilah yang dinyatakan Allah SWT dalam
Al-Qur`an bahwa keuntungan yang besar akan dapat diraih oleh hamba-hamba-
Nya yang sabar.

Sabar di dalam menjalankan perintah Allah SWT dan ajaran Rasulullah saw,
meskipun keadaannya dalam kesulitan. Tetap kokoh dalam menjauhi semua
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, serta tahan uji terhadap segala cobaan.
11

Dengan demikian, bersabarlah. Niscaya kesabaran akan menjemput Anda ke


tempat terbaik. Terbaik dalam peruntungan, hasil, dan tindakan. Sampai
akhirnya Anda akan mereguk kenikmatan abadi di akhirat kelak.
E.      PENUTUP
Pembahasan tentang sabar yang saya bahas hanyalah pokok-pokoknya
saja yaitu tentang pengertian sabar, konsep sabar dalam al-qur’an dan hadist,
jenis-jenis sabar dan manfaat sabar. Pada intinya, bahwa sabar merupakan salah
satu sifat dan karakter orang mu'min, yang sesungguhnya sifat ini dapat dimiliki
oleh setiap insan. Karena pada dasarnya manusia memiliki potensi untuk
mengembangkan sikap sabar ini dalam hidupnya. 
Sabar tidak identik dengan kepasrahan dan menyerah pada kondisi yang
ada, atau identik dengan keterdzoliman. Justru sabar adalah sebuah sikap aktif,
untuk merubah kondisi yang ada, sehingga dapat menjadi lebih baik dan baik
lagi. Oleh karena itulah, marilah secara bersama kita berusaha untuk menggapai
sikap ini. Insya Allah, Allah akan memberikan jalan bagi hamba-hamba-Nya
yang berusaha di jalan-Nya.
Mudah-mudahan apa yang telah saya sajikan dalam pembahasan tentang
sabar yang sederhana ini dapat mendorong pembaca untuk melakukan kajian
yang lebih luas dan mendalam lagi tentang pembahasan sabar diatas.

Anda mungkin juga menyukai