Anda di halaman 1dari 12

Keutamaan Sifat Sabar

Khutbah singkat kali ini membahasa tentang keutamaan sifat


sabar. Ada beberapa macam sabar yakni sabar dalam
ketaatan, sabar dalam meninggalkan hal yang diharamkan,
serta sabar dalam menghadapi musibah.

3 Pesan Rasulullah SAW di Bulan Dzulhijjah


‫ َع َلى َس ِّي ِد َنا‬،‫َّان اَأْل ْك َماَل ِن‬ ‫َأْل‬
ِ ‫صاَل ةُ َوال َّساَل ُم ا َتم‬ َّ ‫ َوال‬،‫ان‬ ٍ ‫هلل ْال َم ْوج ُْو ِد َأ َزاًل َوَأ َب ًدا ِباَل َم َك‬ ِ ‫اَ ْل َح ْم ُد‬
ُ‫ َأ ْش َه ُد َأنْ اَّل ِإل َه ِإاَّل هللاُ َوحْ َده‬،‫ان‬ ٍ ‫صحْ ِب ِه َو َمنْ َت ِب َع ُه ْم بِِإحْ َس‬َ ‫ َو َع َلى آلِ ِه َو‬،‫ان‬ َ ‫م َُح َّم ٍد َس ِّي ِد َو َل ِد َع ْد َن‬
‫ َفِإ ِّني ُأ ْوصِ ْي ُك ْم‬،‫ َأمَّا َبعْ ُد‬.ُ‫ اَل َن ِبيَّ َبعْ َده‬،ُ‫ َوَأ ْش َه ُد َأنَّ َسيِّدَ َنا م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه‬،ُ‫ك َله‬ َ ‫اَل َش ِر ْي‬
‫ص َبرْ ُت ْم َف ِنعْ َم ُع ْق َب ٰى‬
َ ‫ َس َل ٰـ ٌم َع َل ْي ُكم ِب َما‬:ِ‫اِئل فِيْ مُحْ َك ِم ِك َت ِابه‬ ِ ‫هللا ْال َعلِيِّ ْال َق ِدي ِْر ْال َق‬
ِ ‫َو َن ْفسِ يْ ِب َت ْق َوى‬
)24 :‫ار (الرعد‬ ِ ‫ال َّد‬
Maasyiral Muslimin rahimakumullah,: Khutbah Jumat
Keutamaan Bulan Dzulhijjah Dari atas mimbar khatib berwasiat
kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi, untuk
senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan
ketakwaan kepada Allah subhanahu wa taala dengan cara
melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari
seluruh yang diharamkan. Sabar adalah adat kebiasaan para
nabi dan rasul. Sabar adalah permata yang menghiasi
kehidupan para wali. Sabar adalah mutiara bagi orang-orang
shalih. Sabar adalah cahaya penerang bagi siapa pun yang
menapaki jalan menuju kebahagiaan abadi di akhirat. Menurut
Imam al-Ghazali, kata sabar dan berbagai kata turunannya
disebutkan di lebih dari tujuh puluh tempat dalam al-Quran. Di
antaranya adalah firman Allah taala:
96 :‫ون (النحل‬ َ ُ‫ص َبرُوا َأجْ َر ُه ْم ِبَأحْ َس ِن َما َكا ُن ْوا َيعْ َمل‬ َ ‫ِين‬ َ ‫َو َل َنجْ ِز َينَّ الَّذ‬
Maknanya: “… Dan Kami pasti akan memberi balasan kepada
orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang
telah mereka kerjakan” (QS an-Nahl: 96). Lihat juga:
Gencarkan Vaksin AstraZeneca, Seleman Sebagai Salah Satu
Kotanya

Juga firman Allah taala:

ِ ‫ص َبرْ ُت ْم َف ِنعْ َم ُع ْق َب ٰى ال َّد‬


)24 :‫ار (الرعد‬ َ ‫َس َل ٰـ ٌم َع َل ْي ُكم ِب َما‬

Maknanya: “Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.


Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu” (QS ar-Rad:
24) Hadirin rahimakumullah, Seseorang yang memiliki sifat
sabar bukan berarti ia pengecut, putus asa dan lemah dalam
berucap, bertindak dan mengambil keputusan. Sabar
hakikatnya adalah menahan diri dan memaksanya untuk
menanggung sesuatu yang tidak disukainya, dan berpisah
dengan sesuatu yang disenanginya. Sabar yang merupakan
salah satu kewajiban hati ada tiga macam, yaitu: Pertama,
sabar dalam menjalankan ketaatan yang Allah wajibkan. Pada
pagi hari yang suhu udarannya sangat dingin, misalkan, kita
harus sabar dalam melaksanakan perintah Allah. Kita paksa
diri kita untuk menahan dinginnya udara guna mengambil air
wudlu. Pada pagi hari juga, saat tidur adalah sesuatu yang
disenangi nafsu kita, kita tahan keinginan nafsu itu, dan kita
paksa diri kita untuk menjalankan ibadah shalat Shubuh. Kita
lakukan itu semua semata-mata mengharap ridla Allah taala.
Inilah yang disebut dengan sabar dalam menjalankan ketaatan
yang diwajibkan oleh Allah taala. Kedua, sabar dalam menahan
diri untuk tidak melakukan segala yang Allah haramkan. Nafsu
manusia pada umumnya menyenangi hal-hal yang dilarang
oleh Allah. Barangsiapa yang menjauhkan dirinya dari
kemaksiatan dengan niat memenuhi perintah Allah, maka
pahalanya sangat agung. Para ulama mengatakan bahwa
meninggalkan satu kemaksiatan lebih utama daripada
melakukan seribu kesunnahan. Karena meninggalkan
kemaksiatan hukumnya wajib.
Sedangkan melakukan kesunnahan hukumnya sunnah. Tentu
yang wajib lebih utama daripada yang sunnah. Bahkan
sebagian ulama mengatakan bahwa barangsiapa yang
menjaga pandangan matanya dari aurat-aurat perempuan yang
tidak halal baginya, maka pahalanya lebih besar daripada
melakukan seribu rakaat shalat sunnah. Hal itu dikarenakan
sabar dalam meninggalkan perkara haram menuntut
perjuangan yang luar biasa berat. Yaitu perjuangan melawan
syetan yang selalu menghiasi kemaksiatan seakan-akan ia
adalah sesuatu yang sangat indah dan mempesona. Dan
perjuangan melawan hawa nafsu yang seringkali mengajak
manusia tenggelam dalam dosa dan keburukan. Ketiga, sabar
dalam menghadapi musibah yang menimpa. Musibah jika
dihadapi dengan sabar akan meninggikan derajat atau
menghapus dosa. Musibah banyak macamnya. Perlakukan
buruk orang lain pada kita adalah musibah. Begitu juga
penyakit yang kita derita, kemiskinan, kecelakaan, kemalingan,
kehilangan harta benda, kebakaran, dan lain sebagainya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

‫ب َواَل َه ٍّم َواَل َح َز ٍن َواَل َأ ًذى َواَل َغ ٍّم َح َّتى ال َّش ْو َكة‬ ٍ ‫ص‬ َ ‫ب َواَل َو‬ َ ‫َما يُصِ يْبُ ْالمُسْ لِ َم ِمنْ َن‬
ٍ ‫ص‬
) ُّ‫اري‬ِ ‫(ر َواهُ ْالب َُخ‬
َ ُ‫ ِإاَّل َك َّف َر هللاُ ِب َها ِمنْ َخ َطا َياه‬،‫ُي َشا ُك َها‬
Maknanya: “Tidaklah seorang muslim tertimpa keletihan,
penyakit, kekhawatiran, kesedihan, perlakuan buruk orang lain,
dan kesusahan, bahkan duri yang melukainya, melainkan
dengan sebab hal-hal itu Allah akan menghapus dosa-
dosanya.” (HR al-Bukhari).
Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda:

ِ ‫(ر َواهُ ْالب َُخ‬


) ُّ‫اري‬ َ ‫َمنْ ي ُِر ِد هللاُ ِب ِه َخيْرً ا يُصِ بْ ِم ْن ُه‬
Maknanya: “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan pada
dirinya, maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya”
(HR al-Bukhari). Jadi orang yang dikehendaki baik oleh Allah,
ia akan ditimpa musibah dan diberi kekuatan oleh Allah untuk
bersikap sabar dalam menanggung dan menghadapi musibah
yang menimpanya. Sabar dalam menghadapi musibah artinya
musibah yang menimpa tidak menjadikan seseorang
melakukan sesuatu yang dilarang dan diharamkan oleh Allah.
Seseorang yang ditimpa kemiskinan, misalkan, jika kemiskinan
yang menimpanya tidak menyebabkannya mencari harta
dengan jalan mencuri, merampok, korupsi dan perbuatan-
perbuatan lain yang diharamkan oleh Allah, maka artinya ia
telah bersikap sabar dalam menghadapi musibah kemiskinan
yang menimpanya. Musibah yang menimpa, terkadang tidak
hanya menyebabkan seseorang melakukan perbuatan haram.
Bahkan lebih dari itu, terkadang menjadikannya melakukan
atau mengucapkan perkataan yang menjerumuskannya pada
kekufuran. Seperti orang yang ketika anggota keluarganya
meninggal dunia, ia mengatakan bahwa Allah zhalim, Allah
tidak adil, Allah bukan tuhan yang berhak disembah, dan
perkataan lain yang membatalkan keislaman dan
keimanannya. Naudzu billah min dzalik.
Hal yang demikian wajib kita hindari.

Maasyiral Muslimin rahimakumullah, Seseorang yang


memahami ilmu agama dengan baik dan memegangteguh
ajaran Islam sebagaimana mestinya, maka musibah yang
menimpanya tidak akan menambahkan kepadanya kecuali
sikap sabar dan peningkatan ibadah kepada Allah. Bahkan
para wali Allah, kegembiraan mereka atas bala dan musibah
yang menimpa mereka lebih besar daripada kegembiraan
mereka atas kelapangan hidup dan keluasan rezeki yang
dianugerahkan kepada mereka
Oleh karena itu, sebagian kaum shufi mengatakan:
‫ت َأعْ َيا ُد ْالم ُِر ْي ِدي َْن‬
ِ ‫وُ ر ُْو ُد ْال َفا َقا‬
“Datangnya berbagai musibah adalah hari raya bagi para
pencari kebahagiaan di akhirat.” Mereka menganggap bahwa
musibah yang menimpa adalah hari raya bagi mereka. Dengan
itu, musibah akan meningkatkan ketaatan dan ibadah mereka
kepada Allah taala. Demikian khutbah singkat pada siang hari
yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan
membawa barakah bagi kita semua. Amin.
َ ‫َأقُ ْو ُل َق ْولِيْ ٰه َذا َوَأسْ َت ْغفِ ُر‬.
‫ ِإ َّن ُه ه َُو ْال َغفُ ْو ُر الرَّ ِح ْي ُم‬،ُ‫ َفاسْ َت ْغفِر ُْوه‬،‫هللا لِيْ َو َل ُك ْم‬
Wallahu A'lam
Bersyukur Atas Nikmat Allah

Berikut adalah teks khutbah Jumat terbaru yang dapat


menyentuh hati jamaah jumat tentang bersyukur atas
nikmat Allah.

Setiap kenikmatan yang saat ini dirasakan tidak terlepas satu


titik pun dari karunia Allah.

Maka tidak heran jika kita sebagai seorang muslim dianjurkan


untuk selalu bersyukur atas segala nikmat dari-Nya dan jangan
sekali-kali berbuat kufur.

Melalui materi khutbah Jumat yang menyentuh hati ini, jamaah


akan diajak merenungi untuk bersikap syukur atas
karunia Allah SWT, yang digambarkan dalam sebuah kisah
yang penuh hikmah.

Selain itu, jamaah Jumat juga akan diberikan penjelasan


bagaimana cara untuk bersyukur atas limpahan nikmat
dari Allah.

‫ت َأعْ َمالِ َنا‬


ِ ‫ُور َأ ْنفُسِ َنا َو َس ِّيَئ ا‬
ِ ‫شر‬
ُ ‫ِإنَّ ْال َحمْ دَ هَّلِل ِ َنحْ َم ُدهُ َو َنسْ َتعِي ُن ُه َو َنسْ َت ْغ ِف ُرهُ َو َنع‬
ُ ْ‫ُوذ ِباهَّلل ِ ِمن‬

َ ‫ِي َل ُه َوَأ ْش َه ُد َأنْ الَ ِإ َل َه ِإالَّ هَّللا ُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬
‫ك َل ُه‬ َ ‫َمنْ َي ْه ِد هَّللا ُ َفالَ مُضِ َّل َل ُه َو َمنْ يُضْ لِ ْل َفالَ َهاد‬
‫َوَأ ْش َه ُد َأنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُ ُه‬

َ ‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َح َّق ُت َقا ِت ِه َوالَ َتمُو ُتنَّ ِإالَّ َوَأ ْن ُت ْم مُسْ لِم‬
‫ُون‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬
ً‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجاال‬َّ ‫س َواحِدَ ٍة َو َخ َل َق ِم ْن َها َز ْو َج َها َو َب‬ٍ ‫َيا َأ ُّي َها ال َّناسُ ا َّتقُوا َر َّب ُك ُم الَّذِي َخ َل َق ُك ْم ِمنْ َن ْف‬
َ ‫ون ِب ِه َواََألرْ َحا َم ِإنَّ هَّللا َ َك‬
‫ان َع َل ْي ُك ْم َرقِيبًا‬ َ ُ‫َك ِثيرً ا َون َِسا ًء َوا َّتقُوا هَّللا َ الَّذِي َت َسا َءل‬
ْ‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َوقُولُوا َق ْوالً َسدِي ًدا يُصْ لِحْ َل ُك ْم َأعْ َما َل ُك ْم َو َي ْغفِرْ َل ُك ْم ُذ ُنو َب ُك ْم َو َمن‬
َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬
‫از َف ْو ًزا َعظِ يمًا‬ َ ‫يُطِ ِع هَّللا َ َو َرسُو َل ُه َف َق ْد َف‬

‫ُور مُحْ َد َثا ُت َها‬ ‫ُأل‬ ِ ‫ َفِإنَّ َخي َْر ْال َحدِي‬: ‫َأمَّا َبعْ ُد‬
ُ ‫ث ِك َتابُ هَّللا ِ َو َخي َْر ْال َه ْديِ َه ْد‬
ِ ‫ي م َُح َّم ٍد ﷺ َو َشرَّ ا م‬
َ ‫ضالَ َل ٌة َو ُك ُّل‬
ِ ‫ضالَ َل ٍة فِي ال َّن‬
‫ار‬ َ ‫َو ُك َّل مُحْ دَ َث ٍة ِب ْد َع ٌة َو ُك َّل ِب ْد َع ٍة‬
ٍ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلى َن ِب ِّي َنا م َُح ّم ٍد َو َعلى آلِ ِه ِوَأصْ َح ِاب ِه َو َمنْ َت ِب َع ُه ْم بِِإحْ َس‬
ِ ‫ان ِإ َلى َي ْو ِم ال ّدي‬
‫ْن‬ َ ‫اَللَّ ُه ّم‬
Kaum muslimin jama’ah jumat yang sama berbahagia

Berbicara tentang nikmat Allah, maka semestinya untuk sering


kita saling mengingatkan, karena Allah Ta’ala sampai 31 kali
mengulangi dalam surah ar Rahman,

‫َف ِباَيِّ ٰااَل ۤ ِء َر ِّب ُك َما ُت َك ِّذ ٰب ِن‬

aka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?


(Q.S. Ar-Rahman)

Nikmat yang Allah Ta’ala berikan kepada kita semua, tidak ada


yang mampu menghitungnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala
sampai 2 kali menyebutkan dalam al Quran. Allah Ta’ala
berfirman,

‫ت ٱهَّلل ِ اَل ُتحْ صُو َهٓا ۗ ِإنَّ ٱِإْلن ٰ َس َن َل َظلُو ٌم َك َّفا ٌر‬ ۟ ‫َو َءا َت ٰى ُكم مِّن ُك ِّل َما َسَأ ْل ُتمُوهُ ۚ َوِإن َت ُع ُّد‬
َ ‫وا ِنعْ َم‬

Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu


mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung
nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menghitungnya.
Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari
(nikmat Allah). (Q.S. Ibrahim, Ayat 34)
۟ ‫َوِإن َت ُع ُّد‬
‫وا ِنعْ َم َة ٱهَّلل ِ اَل ُتحْ صُو َهٓا ۗ ِإنَّ ٱهَّلل َ َل َغفُو ٌر رَّ حِي ٌم‬

Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak


akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar
Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Q.S. An-Nahl, Ayat 18)

Jama’ah Jumat yang berbahagia

Sangat diharuskan untuk senantiasa kita mensyukuri nikmat-


nikmat Allah Ta’ala, dengannya Allah ‘Azza wa Jalla akan
menambahkan nikmat-nikmatNya kepada kita semua.

Jika kita tidak mensyukuriNya maka sungguh


hukuman Allah sangatlah pedih. Allah Ta’ala berfirman,
‫َوِإ ْذ َتَأ َّذ َن َر ُّب ُك ْم َلِئن َش َكرْ ُت ْم َأَل ِزي َد َّن ُك ْم ۖ َو َلِئن َك َفرْ ُت ْم ِإنَّ َع َذ ِابى َل َشدِي ٌد‬

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya


jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat)
kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
pasti azab-Ku sangat berat.” (Q.S. Ibrahim, Ayat 7)

Bagaimana cara mensyukuri nikmat Allah Ta’ala yang diberikan


kepada kita semua? Tentunya mensyukuriNya tidak sekedar
ucapan lisan saja, namun perlu kami mengingatkan kepada diri
kami pribadi dan jama’ah sekalian bahwa bersyukur itu dengan
hati, lisan, dan amalan anggota badan.

MensyukuriNya dengan hati, maksudnya kita meyakini bahwa


semua nikmat, karunia, pemberian, fasilitas, dan lain
semacamnya itu semuanya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,
kepunyaan mutlaq hanya milik Allah Ta’ala. Maka jangan kita
sombong dengan meyakini bahwa itu semua karena ilmu kita,
karena jabatan kita, karena kekuasaan kita, karena harta kita.

MensyukuriNya dengan lisan kita, kita perlu untuk senantiasa


bertahmid, mengucapkan alhamdulillah, membasahi lidah kita
dengan puji-pujian kepada Allah Ta’ala yang Maha terpuji.
Ketika seseorang diberikan oleh orang lain suatu pemberian
dengannya dia memuji dan berterima kasih kepada orang
tersebut, maka hendaknya pujian kepada Allah Ta’ala haruslah
lebih, karena karuniaNya kepada kita tidak terhingga.
MensyukuriNya dengan anggota badan kita, menggunakan
nikmat berupa tangan, kaki, mata, telinga, dan selainnya dari
anggota badan kita kepada kebaikan, kepada apa
yang Allah Ta’ala dan RasulNya perintahkan. Tidak
memberanikan diri medekati apa yang dilarangnya. Begitupun
kepintaran, kekayaan, kekuasaan, digunakan dalam kebaikan.
Jama’ah Jumat yang semoga dimuliakan Allah Ta’ala

Akibat dari kufur nikmat, di antaranya Allah Ta’ala berfirman,

‫ت ِبَأ ْنع ُِم‬ ‫ْأ‬ ْ ‫ت َءا ِم َن ًة م‬


ْ ‫ب ٱهَّلل ُ َمثَاًل َقرْ َي ًة َكا َن‬
ٍ ‫ُّطمَِئ ٰ َّن ًة َي تِي َها ِر ْزقُ َها َر َغ ًدا مِّن ُك ِّل َم َك‬
ْ ‫ان َف َك َف َر‬ َ ‫ض َر‬
َ ‫َو‬
َ ‫وا َيصْ َنع‬
‫ُون‬ ۟ ‫اس ْٱلجُوع َو ْٱل َخ ْوفِ ِب َما َكا ُن‬
ِ َ ‫ٱهَّلل ِ َفَأ َذ َق َها ٱهَّلل ُ لِ َب‬
Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan)
sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki
datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi
(penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena
itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan
ketakutan,disebabkan apa yang mereka perbuat. (Q.S. An-
Nahl, Ayat 112)

Di antara kisah kufur nikmat yang Allah Ta’ala telah sebutkan


dalam al Quran adalah kisah Qarun

Demikian teks naskah khutbah jumat yang menyentuh hati ini.


Materi pada khutbah jumat ini dapat dijadikan sebagai referensi
bagi khatib dalam memilih tema khutbah.
Zina bahaya dan sebabnya
Khutbah Pertama
‫ب الم ُْوصِ لَ ِة ِإلَ ْي َها‬ ِ ‫ِش َما َظ َه َر ِم ْنها َو َما َب َط َن َو َح َّذ َر مِنْ قُرْ َبا ِن َها َواَألسْ َبا‬ َ ‫هلل الَّذِيْ َحرَّ َم ال َف َواح‬ ِ ‫ْال َح ْم ُد‬
،ِ‫مة ِب ِع َبا ِد ِه َوصِ َيا َن ًة لَ ُه ْم َع َما َيضُرُّ ُه ْم فِيْ ِد ْين ِِه ْم َو ُد ْن َيا ُه ْـم َأحْ َم ُدهُ َعلَى ِإحْ َسا ِن ِه َوَأ ْش ُك ُرهُ َعلى لُ ْطفِ ِه َوا ْم ِت َنا ِنه‬ ً ْ‫َرح‬
ُ‫ َوَأ ْش َه ُد َأنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُده‬،ِ‫ْك لَ ُه فِيْ ُرب ُْو ِب َّي ِت ِه َوُألُ ْو ِه َّي ِت ِه َوَأسْ مَاِئ ِه َوصِ َفا ِته‬
َ ‫َوَأ ْش َه ُـد َأنْ الَ ِإل َه ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِري‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َعلى آلِ ِه َوَأصْ َح ِاب ِه َو َسلَّ َم‬ َ ،ُ‫ َوالَ َشرَّ إالّ َح َّذ َر َها ِم ْنه‬،ِ‫َو َرس ُْولُ ُه الَ َخي َْر ِإالَّ َد َّل اُأل َّم َة َعلَ ْيه‬
َ ‫الز َنا‬ِّ ‫ِش الَّتِيْ َحرَّ َم َها هللاُ َفا ِح َش َة‬ ِ ‫هللا َت َعالَى َواعْ لَم ُْوا َأنَّ مِنْ َأعْ َظم ْال َف َواح‬ َ ‫ ا َّتقُ ْوا‬، ُ‫ َأ ُّي َها ال َّناس‬:‫َتسْ لِ ْيمًا؛ َأمَّا َبعْ ٌد‬

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,


Segala puji bagi Allah Subhanahuwata’ala, yang telah mengharamkan
perbuatan zina dan hal-hal yang menyeret kepadanya. Saya bersaksi
bahwasanya tidak ada yang berhak untuk diibadahi dengan benar
kecuali Allah Subhanahuwata’ala semata, serta saya bersaksi bahwa
Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada nabi kita Muhammad,
keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh kaum muslimin yang
senantiasamengikuti petunjuknya.

Hadirin rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah Subhanahuwata’ala dan
ketahuilah bahwa di antara perbuatan keji yang paling besar yang telah
Allah l haramkan di dalam kitab-Nya dan melalui lisan Rasul-Nya adalah
perbuatan zina. Allah l berfirman

‫ان َفا ِح َش ًة َو َسا َء َس ِبياًل‬ ِّ ‫َواَل َت ْق َربُوا‬


َ ‫الز َنا ۖ ِإ َّن ُه َك‬

“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah


suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (al-Isra: 32)
Allah Subhanahuwata’ala memberitakan dalam ayat ini tentang jeleknya
zina dan akibat yang ditimbulkan oleh kejelekannya. Zina adalah
perbuatan keji dan menimbulkan kerusakan yang paling besar di muka
bumi ini. Perbuatan zina akan merusak nasab dan kehormatan serta
akan memunculkan kebencian dan permusuhan di antara manusia.
Allah Subhanahuwata’alamenyatakan bahwa zina adalah jalan yang
buruk karena kejelekan yang diakibatkannya sangat besar, serta
mendatangkan kehinaan dan bencana di dunia dan akhirat.
Di antara hal yang menunjukkan keji dan jeleknya perbuatan ini adalah
hukuman yang telah Allah Subhanahuwata’ala tetapkan atas pelakunya,
sebagaimana dalam firman-Nya,

‫ْأ‬ ‫ْأ‬
ِ ‫الزا ِنيـ َفاجْ لِ ُدوا ُك َّل َوا ِح ٍد ِّم ْن ُه َما ِماَئ َة َج ْل َد ٍة ۖ َواَل َت ُخ ْذ ُكم ِب ِه َما َر َف ٌة فِي د‬
‫ِين هَّللا ِ ِإن ُكن ُت ْم‬ َّ ‫الزا ِن َي ُة َو‬
َّ
َ ‫ون ِباهَّلل ِ َو ْال َي ْو ِـم اآْل خ ِِر ۖ َو ْل َي ْش َهْـد َع َذا َب ُه َما َطاِئ َف ٌة م َِّن ْالمُْؤ ِمن‬
‫ِين‬ َ ‫ُتْؤ ِم ُن‬
“Perempuan yang berzina dan lakilaki yang berzina, maka cambuklah
tiaptiap seorang dari keduanya seratus kali cambukan dan janganlah
belas kasihan kepada keduanya mencegah kalian untuk (menjalankan)
agama Allah, jika kalian beriman kepada Allah dan hari akhir.Hendaklah
(pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-
orang yang beriman.” (an- Nur: 2)
Demikian hukuman bagi pelaku zina, yaitu dicambuk dengan seratus
cambukan, dan sebagaimana ditunjukkan dalam dalil yang lainnya, juga
ditambah dengan diasingkan dari daerahnya selama satu tahun penuh.
Ini hukuman bagi pelaku zina yang belum menikah.
Adapun hukuman bagi pelaku zina yang sudah menikah, meskipun baru
sekali menghubungi istrinya adalah dirajam dengan dilempari batu
hingga mati.

Hadirin rahimakumullah,
Hukuman bagi pelaku zina yang telah ditetapkan oleh
Allah Subhanahuwata’ala di dunia ini tentu menunjukkan betapa
besarnya dosa dari perbuatan ini. Di samping itu, besarnya dosa dan
kejelekan perbuatan zina ini juga ditunjukkan dalam sisi lainnya di dalam
al-Qur’an dan as-Sunnah.
Yaitu bahwa kejelekan zina disebutkan di dalam al-Qur’an dan as-
Sunnah beriringan dengan syirik dan kejahatan pembunuhan. Allah l
berfirman,
َ ِ‫ون ۚ َو َمن َي ْف َع ْل ٰ َذل‬
‫ك‬ َ ‫س الَّتِي َحرَّ َم هَّللا ُ ِإاَّل ِب ْال َح ِّق َواَل َي ْز ُن‬
َ ‫ون ال َّن ْف‬ َ ‫ُون َم َع هَّللا ِ ِإ ٰلَهًا‬
َ ُ‫آخ َر َواَل َي ْق ُتل‬ َ ‫َوالَّذ‬
َ ‫ِين اَل َي ْدع‬
‫َي ْل َق َأ َثامًا‬
 “Dan orang-orang yang tidak beribadah kepada sesembahan yang lain
bersama dengan peribadahannya kepada Allah dan tidak membunuh
jiwa yang Allah haramkan kecuali dengan (alasan) yang benar dan tidak
berzina. Barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia
mendapat (pembalasan) dosa(nya).” (al-Furqan: 68)
Diiringkannya perbuatan zina ini dengan kejelekan syirik dan membunuh
jiwa yang Allah Subhanahuwata’ala haramkan menunjukkan betapa
besarnya dosa dari perbuatan ini sehingga balasannya pun berupa azab
yang berlipat-lipat dan menghinakan, selama pelakunya tidak bertaubat
dan kembali kepada Allah Subhanahuwata’ala serta memperbanyak
beramal saleh.

Hadirin rahimakumullah,
Ketahuilah bahwa Allah Subhanahuwata’ala telah menjadikan dan
mengaitkan keberuntungan seseorang dengan penjagaan kehormatan
dirinya dari terjatuh pada zina, sebagaimana dalam firman-Nya,
َ ‫صاَل ت ِِه ْم َخاشِ ع‬
‫ُون‬ َ ‫ِين ُه ْم فِي‬ َ ‫ون () الَّذ‬ َ ‫َق ْد َأ ْفلَ َح ْالمُْؤ ِم ُن‬
“Sesungguhnya beruntunglah orangorang yang beriman, (yaitu) orang-
orang yang khusyuk dalam shalat mereka.” (al-Mu’minun: 1—2)
Hingga firman-Nya,
‫ِين () َف َم ِن ا ْب َت َغ ٰى‬ َ ‫ت َأ ْي َما ُن ُه ْم َفِإ َّن ُه ْـم َغ ْي ُر َملُوم‬
ْ ‫ون () ِإاَّل َعلَ ٰى َأ ْز َوا ِج ِه ْـم َأ ْو َما َملَ َك‬ ُ ‫ِين ُه ْم لِفُرُو ِج ِه ْـم َحاف‬
َ ‫ِظ‬ َ ‫َوالَّذ‬
‫ون‬َ ‫ك ُه ُم ْال َعا ُد‬ َ ‫َو َرا َء ٰ َذل َِك َفُأو ٰلَِئ‬
 “Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-
istri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya
mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barang siapa mencari yang di balik
itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.” (al-
Mu’minun: 5—7)
Di dalam ayat ini kita bisa mendapatkan penjelasan tiga perkara yang
besar. Yang pertama, barang siapa yang tidak menjaga kemaluannya
bukanlah orang yang beruntung. Yang  kedua, barang siapa yang tidak
menjaga kemaluannya maka dia dia adalah orang yang tercela. Adapun
yang ketiga, barang siapa yang tidak menjaga kemaluannya dia adalah
orang yang melampaui batas.
Jadi, orang yang tidak menjaga kehormatan dirinya sehingga terjatuh
pada zina atau hubungan sesama jenis dan yang semisalnya, dia tidak
mendapatkan keberuntunan, bahkan dia adalah orang yang tercela dan
melampaui batas. Akhirnya, mudah-mudahan apa yang kami sampaikan
bisa menjadi peringatan bagi kita semuanya.

Anda mungkin juga menyukai