Anda di halaman 1dari 4

Khutbah Jumat pertama

‫ك له‬َ ‫أن ال إله إاّل هللاُ وحْ دهُ ال َشري‬ ْ ‫اس أيُّهُ ْم أحْ َسنُ َع َمالً أ ْشه ُد‬ َ ّ‫ق ال َموْ تَ وال َحياةَ لِيَ ْبلُ َو الن‬ َ َ‫الحم ُد هلل الّ ِذى خَ ل‬
‫وبار ْك َعلَى َسيِّ ِدنا ُمح ّم ٍد وعلَى ألِه‬ِ َ ‫ور ُسلُه تَبَتَّ َل إلَ ْي ِه تَ ْبتِ ْيالً اللهُ ّم‬
‫ص ِّل و َسلِّ ْم‬ َ ‫أن سيِّدَنا ُمح ّمدًا ع ْبدُه‬ ّ ‫وأشهَ ُد‬
ً‫ص ْبرًا َج ِم ْيال‬َ ‫صبَرُوْ ا‬ َ َ‫صحْ بِه الّ ِذ ْين‬ َ ‫و‬
َ‫أن هللا‬ ّ ‫ق تُقَاتِه والَ تَ ُموْ تُ َّن إالّ وأنتُم ُم ْسلِ ُمون وا ْعلَ ُموْ ا‬َّ ‫ص ْي ُكم ونَ ْفسي بتَقوى هللا َح‬ ِ ‫ فَيا أيُّها النّاسُ ُأو‬: ‫أ ّما بع ُد‬
‫ت لِقَوْ ٍم يَتَفَ َّكرُوْ نَ ُأولَِئك على هُدًى ِم ْن َربِّ ِهم وُألِئكَ هُ ُم‬ ٍ ‫إن فِى َذلِكَ أَل يَا‬ َّ ً‫تعالى يَ ْبلُو ُك ْم بِال َّش ِّر َو ْال َخي ِْر فِ ْتنَة‬
Kaum Muslimin jamaah shalat Jumat yang berbahagia
Pada kesempatan baik dan hari yang baik, serta dalam keadaan baik. Di manapun kita berada
dan dalam keadaan apapun saja, marilah kita bersama-sama meningkatkan takwa kita kepada
Allah swt, dengan melaksanakan semua perintah-perintahnya dan menjauhi segala larangan-
larangannya, karena dengan takwalah seseorang bisa mendapatkan kebahagiaan di dunia
maupun di akhirat. Sebagaimana janjinya Allah swt dalam surat Yunus ayat 63-64:
‫الَّ ِذينَ آ َمنُوا َو َكانُوا يَتَّقُونَ لَهُ ُم ْالبُ ْش َرى فِي ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َوفِي اآل ِخ َر ِة‬
Problematika kehidupan yang silih berganti yang tak kunjung selesai, Allah swt akan
memberikan kemudahan, sekalipun masalah ekonomi, Allah swt akan menjamin dan
memberikan tanpa terduga-duga, adapun janji Allah SWT terdapat pada surat At-tholaq ayat
2-3:
ُ ‫ق هَّللا َ يَجْ َعلْ لَهُ َم ْخ َرجًا َويَرْ ُز ْقهُ ِم ْن َحي‬
ُ‫ْث ال يَحْ تَ ِسب‬ ِ َّ‫َو َم ْن يَت‬
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt.
Hidup ini tidak lepas dari ujian dan cobaan, bahkan ujian dan cobaan merupakan sunnatullah
yakni suatu keharusan dalam kehidupan, siapa pun tidak bisa terlepas darinya. Bahkan, itulah
warna-warni kehidupan. Kesabaran dalam menghadapi ujian dan cobaan merupakan tanda
berimannya seseorang kepada Allah swt.
Sesungguhnya ujian dan cobaan yang datang bertubi-tubi menerpa hidup manusia merupakan
suatu ketentuan yang telah ditetapkan berdasarkan rahmat dan sifat adilnya Allah swt. Tidak
satu pun di antara kita yang mampu menghindar dari ketentuan-Nya. Keimanan, keyakinan,
tawakkal dan kesabaran yang kokoh amatlah sangat kita butuhkan dalam menghadapi badai
cobaan yang menerpa. Oleh karena itu, dalam keadaan apapun, kita sebagai hamba yang
beriman kepada Allah swt harus senantiasa berbaik sangka kepada Allah. Dan haruslah
diyakini bahwa tidaklah Allah menurunkan berbagai musibah melainkan sebagai ujian atas
keimanan yang kita miliki. Sebagaimana apa yang tertulis dalam firman-Nya:

َّ ‫َأ ْم َح ِس ْبتُ ْم َأ ْن تَ ْد ُخلُوا ْال َجنَّةَ َولَ َّما يَْأتِ ُك ْم َمثَ ُل الَّ ِذينَ َخلَوْ ا ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم َم َّس ْتهُ ُم ْالبَْأ َسا ُء َوال‬
‫ضرَّا ُء‬
“Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk ke dalam surga, padahal belum datang
kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian” (QS. Al
Baqarah : 214)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah


Cobaan dan ujian merupakan sunnatullah yang Allah berlakukan terhadap setiap hamba-
hamba-Nya. Ada beberapa gambaran mengenai hal ini dari Al-Qur’an dan hadits:
Pertama: cobaan dan ujian merupakan salah satu bentuk cinta Allah terhadap hamba-hamba-
Nya. Sebagaimana hadits Nabi :

ُ‫الرِّضا و َم ْن َس ِخطَ فلَه‬


َ ِ ‫أحبّ قَوْ ما ً إ ْبتَالهُ ْم فَ َم ْن َر‬
ُ‫ض َي فلَه‬ ّ ‫إن ِعظَ َم ْال َجزا ِء َم َع ْالبَال ِء‬
َ ‫وإن هللاَ تعالى إذا‬ ّ
ُ‫الس ُّْخط‬
“Besarnya suatu pahala adalah tergantung dari besarnya ujian dari Allah. Dan sesungguhnya
Allah swt. Apabila mencintai suatu kaum, Allah menguji mereka. Jika (dengan ujia n
tersebut) mereka ridha, maka Allah pun memberikan keridhaan-Nya. Dan siapa yang marah
(tidak ridha), maka Allah pun marah terhadapnya.”
Kedua: menyadari sepenuhnya bahwa dunia ini bersifat fana, apa saja yang ada di dunia ini
bakal sirna dan musnah, tidak ada sesuatu yang langgeng dan abadi. Apapun yang terjadi di
dunia ini bersifat sementara dan terbatas, ada saat-saat di mana manusia menikmati
kesenangan pada saat yang lain terjadi sebaliknya. Bagaikan roda yang selalu berputar,
terkadang ada yang di atas dan ada pula yang di bawah, dan tidak selamanya seseorang
berada di atas dan tidak pula selamanya seseorang berada di bawah begitu juga sebaliknya.
Ketiga: memandang setiap ujian dan cobaan sebagai sarana peningkatan ketakwaan seseorang
kepada Allah swt untuk mencapai peningkatan kualitas pribadi yang baik dalam konteksnya
sebagai manusia kamil yakni manusia yang sempurna. Dengan gambaran bahwasanya
menganggap adanya ujian dan tantangan dalam hidupnya merupakan kesempatan untuk
meningkatkan kualitas pribadinya. Sebagaimana hadits Nabi yang diriwayatkan Sa’d bin Abi
Waqash: suatu ketika dia bertanya kepada Rasulullah saw. “Ya Rasulullah, siapakah manusia
yang paling berat cobaannya?” Nabi menjawab, “Para nabi, kemudian orang-orang yang
seperti para nabi, kemudian orang-orang yang seperti mereka. Ketahuilah bahwa Seorang
hamba diuji Allah berdasarkan keimanannya. Jika keimanannya kokoh, maka akan semakin
berat cobaannya. Namun jika keimanannya lemah, maka ia akan diuji berdasarkan kadar
keimanannya tersebut. Dan cobaan tidak akan berpisah dari seorang hamba hingga nanti ia
meninggalkannya berjalan di muka bumi seperti ia tidak memiliki satu dosa pun.
Keempat: cobaan dan ujian merupakan hakikat dari kehidupan manusia di dunia.
Sebagaimana yang sudah di jelaskan dalam surat Al-mulk ayat 1-2:

‫ق ْال َموْ تَ َو ْال َحيَاةَ لِيَ ْبلُ َو ُك ْم َأيُّ ُك ْم َأحْ َسنُ َع َمال‬ ُ ‫تَبَا َركَ الَّ ِذي بِيَ ِد ِه ْال ُم ْل‬
َ َ‫ك َوه َُو َعلَى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِدي ٌر الَّ ِذي خَ ل‬
Dari ayat di atas memberikan penjelasan kepada kita bahwa apa saja yang kita alami dalam
hidup ini sesungguhnya merupakan ujian dari Allah swt jika kita sedang dalam kondisi hidup
enak, serba kecukupan itu pada hakikatnya adalah sebagai ujian dari Allah. Dengan artian
dapatkah kita mensyukuri nikmat-Nya dan memanfaatkan sesuai dengan kehendak-Nya
dalam mencapai keridhaan-Nya, sebaliknya jika kita sedang mengalami masa-masa sulit,
serba kekurangan itupun juga merupakan ujian, sampai dimanakah ketahanan dan kesabaran
kita serta bagaimanakah usaha kita untuk mencapai tatanan hidup yang lebih baik yang di
ridlha-Nya.
Kelima : Setiap ujian yang di berikan Allah kepada hambanya selalu mengandung hikmah
yang positif bagi dirinya. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw:
ً‫إن هلِل ِ تعالى فِى ْأثنا ِء ُك ِّل ِمحْ نَ ٍة ِم ْن َحة‬
ّ
“Sesungguhnya bagi Allah pada setiap ujian yang di turunkan-Nya terdapat karunia Allah di
dalamnya.”
Dengan demikian, manusia menjadi sadar bahwa ujian yang di hadapinya itu tidak lepas dari
hikmah yang justru demi kebaikan hamba itu sendiri, sudah barang tentu ia di tuntut mampu
mengambil dan memetik hikmah yang tersembunyi di dalamnya.
Oleh karena itu dalam keadaan apapun suka maupun duka, bukan tidak mungkin dengan
adanya ujian dan cobaan kita dapat mengambil ibrah atau pelajaran dan hikmah dari setiap
peristiwa, tentunya menjadi bekal dalam mendekatkan diri kita pada Allah dengan berusaha
memperbanyak amal ibadah pada Allah, sabar menerima atas segala ketentuannya serta
berserah diri pada-Nya atas segala urusan dunia maupun di akhirat.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah
Semoga kita senantiasa mendapatkan Rahmat dan pertolongan dari Allah swt agar bisa
menjadi hamba yang selalu bersabar dalam menghadapi segala ujian dan cobaan, dan semoga
Allah menjadikan kita orang-orang yang selalu berbaik sangka atas segala kehendaknya,
sehingga termasuk golongan orang-orang yang beriman pada Allah swt:

ِ ُ‫ال َواأل ْنف‬


‫س‬ ِ ‫ص ِمنَ األ ْم َو‬ٍ ‫ُوع َونَ ْق‬ِ ‫ف َو ْالج‬ ِ ْ‫ َولَنَ ْبلُ َونَّ ُك ْم بِ َش ْي ٍء ِمنَ ْالخَ و‬: ‫أ ُعوْ ُذ باهلل ِمنَ ال ّشيْطا ِن ال َّر ِجي ِْم‬
ِ ‫َوالثَّ َم َرا‬
َ‫ت َوبَ ِّش ِر الصَّابِ ِرين‬
‫كيم َوتقبَّلْ ِمنّى و ِم ْنكم‬ ِ ‫ك هللاُ لي ولَ ُك ْم فِى ْالقُرْ َأ ِن ْال َع ِظي ِْم َونَفَ َعنِي َوإيّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ األيَا‬
ِ ‫ت َوال ِّذ ْك ِر ال َح‬ َ ‫ار‬ َ َ‫ب‬
‫تِال َوتَه إنّه هُو السّمي ُع ال َعلي ُم‬
Khutbah 2 :

‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّهللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْيكَ لَهُ َوَأ ْشهَ ُد‬،ُ ‫ي لَوْ اَل َأ ْن هَدَانَا هَّللا‬
َ ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي هَدَانَا لِهَ َذا َو َما ُكنَّا لِنَ ْهتَ ِد‬
‫ص ِّل َو َسلِّ ْم عَلى سيدنا ُم َح ّم ٍد َوعَلى آلِ ِه ِوَأصْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َسا ٍن ِإلَى‬ َ ‫ اَللَّهُ ّم‬.ُ‫َأ َّن ُم َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬
‫ اَ َّما بَ ْع ُد‬.‫ يَوْ ِم ال ّديْن‬:
‫َلى الطَّا َع ِة َو ُحضُوْ ِر ْال ُج ْم َع ِة‬ َ ‫فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا هللاَ تَ َعال َى َو َذرُوا ْالفَ َوا ِح‬
َ ‫ َو َحافِظُوْ اع‬،‫ش َماظَهَ َر َو َما بَطَ ْن‬
‫ َو ْال َج َما َع ِة‬.
َ‫ اِ َّن هللا‬:‫الى َولَ ْم يَ َزلْ قَاِئالً َعلِ ْي ًما‬
َ ‫ال تَ َع‬ َ َ‫ فَق‬،‫َوا ْعلَ ُموْ ا اَ َّن هللاَ اَ َم َر ُك ْم بَِأ ْم ٍر بَ َدَأ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَنَّى بِ َمالَِئ َك ِة قُ ْد ِس ِه‬
‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‬
َ ‫صلُّوْ نَ عَل َى النَّبِ ْى يَا َ يُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا‬ َ ُ‫َو َمالَِئ َكتَهُ ي‬
،‫صلَّيْتَ َعلَى سيدنا ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل سيدنا ِإب َْرا ِه ْي َم‬ َ ‫ص ِّل َعلَى سيدنا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل سيدنا ُم َح َّم ٍد َك َما‬ َ ‫اَللَّهُ َّم‬
ِ ‫آل سيدنا ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى سيدنا ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى‬
‫آل‬ ِ ‫ار ْك َعلَى سيدنا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ ِ َ‫ َوب‬.‫ِإنَّكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬
‫ ِإنَّكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬،‫سيدنا ِإ ْب َرا ِه ْي َم‬
ُ‫ت ِإنَّكَ َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْب‬ ِ ‫ت اَألحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواَأل ْم َوا‬ ِ ‫ت َوالمْؤ ِمنِ ْينَ َوالمْؤ ِمنَا‬ ِ ‫اللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َوالم ْسلِ َما‬
‫ال َّد ْع َو ِة‬،
‫ون وال ُج َذ ِام َو َسيِّي ِء األ ْسقَ ِام‬
ِ ُ‫ص َوال ُجن‬ َ ِ‫اللَّهُ َّم ِإنَّا نَعُو ُذ ب‬
ِ ‫ك ِمنَ البَ َر‬
‫َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن َأ ْز َوا ِجنَا َو ُذرِّ يَّاتِنَا قُ َّرةَ َأ ْعي ٍُن َواجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِينَ ِإ َما ًما‪ ,‬اللَّهُ َّم إنَّا نَ ْسَألُكَ الهُدَى والتُّقَى وال َعفَافَ‬
‫وال ِغنَى‪َ ،‬ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬
‫آخ ُر َد ْع َوانَا َأ ِن ْال َح ْم ُد هلل‬
‫صحْ بِ ِه و َ َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َسا ٍن ِإلَى يَوْ ِم ال ّديْن َو ِ‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬ ‫َو َ‬
‫َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ‬
‫إن هللاَ يَْأ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َواإْل حْ َسا ِن َوِإ ْيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَى ويَ ْنهَى ع َِن الفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َوالبَ ْغ ِي‪ ،‬يَ ِعظُ ُك ْم‬ ‫ِعبَا َد هللاِ‪َّ ،‬‬
‫لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ ‪ .‬فَاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَ ُر‬

Anda mungkin juga menyukai