Nama : ASRANI
Tempat Tanggal Lahir : Margasari, 02 Juli 1975
Pendidikan Terakhir : PAKET C
No. Reg : 17.05.19750702.0049
Bidang Tugas / Spesialisasi : Jaminan Produk Halal
Alamat : Desa Margasari Hilir RT. 002 RW. 001
Setiap manusia pasti pernah merasakan suka dan duka, susah dan senang, lapang dan
sempit. Keduanya sama-sama berpeluang mengantarkan seseorang meraih derajat
tinggi di sisi Allah, namun di sisi lain juga bisa menjadi jalan bagi seseorang menuju
kehinaan. Semua itu tergantung bagaimana sikap yang ditunjukkan seseorang dalam
merespon dua kondisi tersebut.
Dalam bahasa al-Qur’an, dua kondisi kehidupan manusia ini sering disebut dengan
istilah sarra’ dan dharra’. Sarra’ mencakup segala keadaan menyenangkan yang dialami
manusia seperti diberi kemudahan, kebahagiaan, kesehatan. Sebaliknya, istilah dharra’
meliputi segala keadaan tidak menyenangkan seperti mengalami kesulitan, kesedihan,
sakit.
Ada dua sikap yang perlu ditanamkan agar kita bisa meraih kemuliaan di sisi Allah,
baik dalam kondisi suka maupun duka.
Sabar
Salah satu sikap yang perlu kita tanamkan ketika mengalami kondisi dharra adalah
untuk menjadi pribadi yang sabar. Baik itu berupa kesulitan dalam urusan dunia, duka
atas meninggalnya orang tercinta, kesempitan dalam soal rezeki, sakit parah yang
membuat payah, dan persoalan lainnya yang tidak menyenangkan dalam kehidupan.
Pribadi yang sabar tidak akan mengeluh apalagi marah atas ujian kesedihan dan
kesulitan hidup yang menimpanya. Ia justru mengembalikan semuanya kepada Allah
Sang Pencipta, Pengatur, Penguasa, Pendidik, dan Pemilik segala yang ada di alam
semesta. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (155( yaitu orang-
orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “sesungguhnya kami milik Allah
dan kepada-Nyalah kami kembali”. (156( (QS. Al-Baqarah: 155-156(
Segala cobaan hidup akan terasa ringan jika kita selalu mengingat pahala dan
keutamaan yang besar dari sikap sabar. Allah subhanahu wa ta’ala menegaskan,
Bahkan pada setiap musibah yang menimpa seseorang, sekecil apapun itu, maka Allah
akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya jika ia ridha menerimanya dengan sabar.
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
صب َو َل هَم َو َل ُح ْزن َو َل أَذًى َو َل غَم َحتَّى َ صب َو َل َو َ يب ْال ُم ْس ِّل َم ِّم ْن َن
ُ ُص ِّ َما ي
ُطا َياه َّ ش ْو َك ِّة يُشَا ُك َها ِّإ َّل َكفَّ َر
َ ّللاُ ِّب َها ِّم ْن َخ َّ ال
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan keletihan, kehawatiran dan
kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya
melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya.” (HR. Bukhari no. 5642(
Syukur
Cobaan hidup juga akan terasa ringan jika seseorang pandai bersyukur atas nikmat
Allah yang masih bisa ia rasakan yang tak terhitung jumlahnya, dan senantiasa
mengingat bahwa masih banyak orang lain yang barangkali mengalami cobaan yang
lebih berat darinya. Karena sesungguhnya tidak ada suatu cobaan kecuali di atasnya
masih ada yang lebih berat lagi.
Terlebih dalam kondisi sarra’, sikap syukur perlu ditunjukkan seseorang sebagai bentuk
pengakuan dan kesadaran bahwa semua nikmat yang diterimanya adalah karunia Allah.
Baik nikmat berupa kelancaran dalam urusan dunia, kecukupan rezeki, kesehatan, dan
lain sebagainya. Sebab, jika bukan karena kasih sayang dan kemudahan yang Allah
berikan, tentu semua kenikmatan itu tidak akan bisa dirasakan.
Ungkapan syukur tersebut ditunjukkan melalui lisan dalam bentuk pujian kepada
Allah, pengakuan dalam hati, lalu diwujudkan dengan menjalankan ketaatan kepada
Allah melalui amal perbuatan.
وعلى قلبه شهودا ومحبة، ثناء واعترافا:الشكر ظهور أثر نعمة للا على لسان عبده،
وعلى جوارحه انقيادا وطاعة
Siapa yang mampu merealisasikan sabar dan syukur dalam dirinya, maka itulah salah
satu bentuk kesempurnaan iman. Oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda,
َ َ ْس ذَاكَ ِِّل َ َحد إِّ َّل ِّل ْل ُمؤْ ِّم ِّن إِّ ْن أ
َ ُصا َب ْته
س َّرا ُء َ ع َجبًا ِِّل َ ْم ِّر ْال ُمؤْ ِّم ِّن إِّ َّن أ َ ْم َرهُ ُكلَّهُ َخيْر َولَي َ
ُص َب َر فَ َكانَ َخي ًْرا لَه َ َ ش َك َر فَ َكانَ َخي ًْرا لَهُ َوإِّ ْن أ
َ ُصا َب ْته
َ ض َّرا ُء َ
“perkara orang mukmin itu mengagumkan, sesungguhnya semua perihalnya baik dan
itu tidak dimiliki seorang pun selain orang mukmin, bila tertimpa kesenangan, ia
bersyukur dan syukur itu baik baginya dan bila tertimpa musibah, ia bersabar dan sabar
itu baik baginya.” (HR. Muslim no. 2999(
Begitulah seharusnya sikap yang ditunjukkan oleh orang beriman dalam merespon
segala yang terjadi dalam kehidupannya, yaitu dengan sabar dan syukur.