Anda di halaman 1dari 4

Pertama marilah kita senantiasa selalu bersyukur atas limpahan nikmat tak terhitung yang

telah kita terima hingga saat ini. Jika satu nimat saja Allah cabut dari diri kita maka saya tidak
yakin kita bisa berkumpul ditempat yang sama sama kita cintai ini.
Selanjutnya shalawat serta diiringi salam tidak bosan bosannya kita hadiahkan kepada nabi
besar muhammad SAW.
Baiklah karena mengingat waktu yang tersedia tidaklah panjang, maka langsung saja saya
masuki materi dakwah saya yang memiliki judul sabar dan syukur Kepada Allah SWT.
Kehidupan di dunia ini ibarat roda yang selalu berputar, terkadang seseorang berada
di atas, di tengah, dan terkadang berada di bawah. Tidak ada orang yang hidupnya di dunia
ini mengalami senang dan sukses terus menerus. Dan tidak ada pula orang yang hidupnya
selalu sedih dan di timpa kesulitan terus menerus. Dalam episode tertentu, kemudahan dan
kebahagiaan pasti datang menghampiri, dan dalam episode tertentu pula, kesulitan dan
kesedihan pasti datang menimpa. Entah itu yang bersumber dari faktor kesehatan, keluarga,
ekonomi, pekerjaan, hubungan dengan sesama dan semacamnya.
Maka sesungguhnya kesuksesan dan kebahagiaan di dunia ini tidak ada yang abadi.
Begitu pula dengan kegagalan dan kesedihan. Keduanya selalu datang silih berganti. Di
belakang kebahagiaan pasti akan ada kesusahan. Di setiap pertemuan selalu terdapat
perpisahan. Dalam setiap gelak tawa selalu menyisakan tangisan kepedihan.
Definisi syukur:
Syukur adalah suatu amalan yang paling tinggi dalam diri seorang muslim dan menduduki
tempat lebih tinggi dari pada ridha. Ridha merupakan satu tahapan dalam syukur, sebab
mustahil ada syukur tanpa adanya ridha. Syukur merupakan separuh dari iman yang
separuhnya lagi adalah sabar (Ibnul qoayyim madarijussaalikiin). Alloh swt memerintahkan
kepada kita tentang keharusan bersyukur dan melarang kebalikanya, memuji pelakunya,
mensifatinya sebagai makhluk-Nya yang khusus, menjanjikan kepadanya dengan pahala yang
baik, menjadikan syukur sebagai sebab untuk mendapatkan tambahan karunia-Nya,
memelihara dan menjaga nikmat-Nya.
Definisi Sabar:
Sabar yang kita kenal dan sering kita mengucapkanya secara bahasa adalah, menahan dan
mengekang. Sedangkan secara syariat adalah menahan jiwa dari mengeluh, dan menahan
anggota tubuh untuk tidak menampari pipi, mengoyak saku baju, dan perbuatan bodoh
lainnya. Ada yang mengatakan yang dimaksud dengan sabar adalah salah satu akhlak jiwa
yang utama. Ahlak itu bisa mencegah orang untuk mengerjakan apa yang tidak bagus dan
tidak pantas. Sabar merupakan salah satu dari kekuatan jiwa yang menyebabkan dia menjadi
kuat dan baik
Cerita Rasul:
Segala puji bagi Allah yang telah mengutus Rasul-Nya dari kalangan manusia agar kita
sesama manusia bisa mencontoh rekam jejak perjalanan Rasulullah Muhammad shallallahu
alaihi wa sallam. Siapa di antara kita yang mengalami kemiskinan? Beliau shallallahu
alaihi wa sallam pun pernah merasakan kemiskinan. Istri beliau, ibunda Aisyah radhiallahu
anha menuturkan Dapur Rasulullah tidak pernah hidup (apinya) tiga hari berturut-turut.

Siapa di antara kita yang menikmati kekayaan? Beliau pun seseorang yang merasakan
kekayaan, Beliau berikan seluruh domba beliau yang banyaknya memenuhi antara dua bukit
kepada seseorang, agar orang tersebut dan kaumnya menerima hidayah Islam.
Siapa yang bersedih mencela takdir karena kehilangan anggota keluarganya? Beliau
kehilngan ayah beliau ketika di dalam kandungan ibunya, ditinggal wafat ibunya ketika
beliau berusia 6 tahu, kemudian kakek dan pamannya pun wafat meninggalkan beliau. Beliau
juga ditinggal wafat dua orang istri beliau di masa hidupnya, beliau menyaksikan anakanaknya wafat terlebih dahulu meninggalkan beliau, namun beliau adalah hamba Allah yang
bersabar.
Namun terkadang karena kelemahan iman, sering mendengar ada orang-orang yang
mengatakan Ah, beliau kan Nabi dan Rasul Allah yang dibimbing oleh wahyu, jadi wajar
beliau bersabar. Kalimat ini hakikatnya tidak patut diucapkan bagi orang-orang yang
beriman kepada beliau. Buktinya ada orang-orang yang shalih yang mereka bukan Rasul dan
bukan pula Nabi, namun mereka bersabar ketika ditimpa musibah.

Ketika berada di atas, umumnya manusia jarang berkeluh kesah, cenderung sombong dan
lupa diri. Sebaliknya, saat berada di bawah, seakan-akan semua nikmat yang di terimanya
sirna semua yang ada hanyalah kehidupan yang meyesakkan dada, yang mebuatnya sedih,
kecewa dan bahkan hingga putus asa. Maka itu, tidak sedikit orang yang dengan sebuah
kenikmatan justru semakin jauh dari Allah, yaitu ketika nikmat yang Allah berikan tersebut
malah ia gunakan untuk berbuat durhaka dan maksiat kepada Allah, sehingga dengan nikmat
tersebut ia menjadi semakin jauh dari Allah.
Dan tidak sedikit pula orang yang karena suatu musibah mengakibatkan ia semakin
jauh dari Allah, yaitu ketika musibah yang diujikan Allah tersebut membuatnya terus
mengeluh, tidak ridha dengan ketentuan Allah, selalu mengarahkan prasangka buruk kepadaNya, dan membuatnya putus asa.
Firman Allah
Mari kita simak beberapa firman alloh swt berikut ini:
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami
berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Alloh, jika benar-benar hanya kepada Alloh
kamu menyembah. (QS. Al-Baqarah: 172)
Dan Alloh mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur. (QS. An-Nahl: 78)
Dan (ingatlah juga), takala Rabbmu memalumkan:Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (QS. Ibrahim: 7)

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang
yang sangat sabar lagi banyak bersyukur. (QS. Luqman: 31)

Penggambaran tentang sedikitnya orang-orang yang bersyukur di dunia ini, berarti


menunjukan kekhususan mereka, seperti fiman-nya:
Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih. (QS. Saba: 13)

Tapi bagi seorang mukmin, perkaranya sungguh menakjubkan. Semua pristiwa yang
menimpanya akan selalu menjadi kebaikan baginya. Dan ini tidak terjadi kecuali pada diri
seorang mukmin. Seorang mukmin, baik dalam situasi mendapatkan kenikmatan ataupun
ditimpa musibah, tetap ada peluang untuk beruntung (mendapatkan kebaikan dan pahala). Itu
karena seorang mukmin dalam keadaan apapun selalu memperlihatkan perilaku yang terbaik,
sehingga pada akhirnya menghasilkan kebaikan pula baginya. Kebaikan untuk dunianya, dan
juga kebaikan untuk akhiratnya.
Kebaikan yang ia dapatkan di dunia, ia akan menjadi orang yang selalu dipenuhi
optimisme, kelapangan hati, penuh semangat, bahagia dan selalu berbaik sangka. Ia akan
menjadi pribadi yang selalu berada dalam kondisi stabil dan istiqamah, tidak mudah
terguncang, terpengaruh oleh keadaaan atau berbalik arah. Demikian itu karena jika ia berada
dalam situasi ditimpa musibah, maka ia dapat menerima keadaan tersebut dengan penuh
keikhlasan dan keridhaan. Ia tetap berpikir dan berpandangan positif terhadap musibah itu,
sehingga ia mampu bersabar, menghasilkan solusi dan keberuntungan. Ia pun bahagia dan
ber-husnudzan kepada Allah, sebab ia yakin bahwa dengan musibah itu Allah hendak
memberikan pahala yang besar baginya dan meninggikan derajatnya di sisi-Nya. Dan jika ia
berada dalam situasi mendapatkan kenikmatan, maka ia menyikapinya dengan kesyukuran
dan kerendahan hati. Sehingga ia tetap bisa mengontrol dirinya, tidak lupa diri, angkuh dan
takabur. Ia pun senantiasa berpikir positif, bahagia dan gembira, karena dengan kesyukuran
itu ia yakin Allah akan memelihara dan menambahkan nikmat-nimat-Nya.
Sedangkan kebaikan di akhirat ia akan mendapatkan pahala berupa surga dan
kedudukan yang tinggi di sisi Allah. Maka bagi seorang mukmin, seluruh takdir Allah pada
dasarnya adalah baik dan menjadi baik baginya. Dan ini menyangkut semua takdir, baik
musibah ataupun nkmat, sukses atau gagal, senang atau gembira. Semuanya akan menjadi
kebaikan dan ladang pahala baginya. Meski demikian perlu disadari, bagaimanapun, kita
tidak akan bisa mengubah takdir itu menjadi baik, jika kita tidak mau berusaha mengubah
pandangan dan persepsi kita menjadi positif. Dan pandangan yang positif itu di sebut sabar
dan syukur. Yakni bersabar ketika ditimpa musibah dan bersyukur ketika mendapat nikmat.

Keutamaan sabar dan orang yang bersabar.


1. Adanya perintah untuk bersabar,

Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan


pertolongan Alloh. (QS. An-Nahl: 127)
3. Adanya larangan untuk berbuat kebalikannya,
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati. (QS. Ali
Imran: 139)
Karena keduanya, lemah dan sedih hati adalah lawan dari sabar.
4. Pujian Alloh kepada orang-orang yang bersabar,
Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.
Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang
bertakwa. (QS. Al-Baqarah: 177)
5. Kecintaan Alloh kepada mereka,
Alloh menyukai orang-orang yang sabar. (QS. Ali Imran: 146)
6. Kebersamaan Alloh secara khusus, yaitu diberikannya penjagaan, pertolongan, serta
dukungan kepada mereka,
Sesungguhnya Alloh beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Anfal: 46)
7. Dengan kesabaran akan dapat menggapai pertolongan dari Alloh swt,
Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu
dengan seketika itu juga, niscaya Alloh menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang
memakai tanda. (QS. Ali Imran: 125)
Demikianlah buah kesabaran, seseorang mencapai derajat yang tinggi lagi mulia di dunia dan
akhirat. Bisa jadi di dunia orang yang sabar itu terlihat hina di mata orang lain, namun ia
tetap mulia di sisi Allah dalam kehidupan dunianya. Jangan sampai kita bersyukur kepada
Allah tatkala lapang dan mencela serta protes tatkala ditimpakan kesempitan.

Teman teman sekalian yang dirahmati Allah


Semoga kita termasuk hamba hamba Nya yang senantiasa selalu bersyukur. Amin
Demikianlah yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf atas kekurangan Wassalam Wr Wb

Anda mungkin juga menyukai