Anda di halaman 1dari 4

‫علا ْي ُك ْم او ار ْح امةُ هللاِ اوبا اركااتُه‬

‫س اَل ُم ا‬
َّ ‫ال‬

Hadirin Jama’ah Jum’ah Yang Dirahmati Alloh …..


Dari mimbar khutbah ini, terlebih dahulu saya berwasiat kepada diri saya pribadi dan hadirin
sekalian, marilah kita meneguhkan hati untuk senantiasa meningkatkan ketaqwaan kepada
Alloh SWT yaitu melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya.

Hadirin Jama’ah Jum’ah Yang Dirahmati Alloh …..

Tidak ada satupun manusia yang selama hidupnya selalu menemui apa yang diingini, selalu
mendapatkan semua yang diharapkan dan segala cita-citanya menjadi nyata. Dalam setiap
hidup manusia pasti ada suka dan duka. Sedih dan bahagia datang silih berganti. Maka sabar
dan syukur adalah dua sikap yang harus dimiliki setiap diri agar bisa menjalani hidup dengan
baik demi meraih ridho Allah SWT.

Hadirin Jama’ah Jum’ah Yang Dirahmati Alloh …..

Setiap manusia dalam hidupnya ada kalanya menemui sesuatu yang cocok dengan
keinginannya, ada kalanya pula menemui hal-hal yang tak diinginkannya bahkan ia benci.
Dua keadaan itu mengharuskan kita bersikap sabar.

Kesehatan, keselamatan, harta, pangkat dan segala kenikmatan dunia adalah hal-hal yang
pasti kita inginkan. Namun, justru keadaan-keadaan inilah yang lebih membutuhkan sikap
sabar. Kita harus bisa menahan diri agar tidak terjerumus dalam kenikmatan-kenikmatan
fatamorgana dunia yang akan menghantarkan kita pada kehancuran. Alloh berfirman dalam
Al Quran surat al Munafiqun ayat 9 :

Artinya: Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu
dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang
yang merugi.

Selanjutnya, sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan dan watak manusia yaitu menjalani
taat dan menjauhi maksiat. Setiap hamba harus terus bersabar dalam ketaatan melaksanakan
perintah Alloh dan menjauhi larangannya.

Dan sabar tingkat tertinggi adalah sabar menghadapi musibah-musibah seperti kematian,
sakit, kecelakaan, hilangnya harta dan lain sebagainya. Seorang hamba yang baik harus rela
dengan ketentuan Alloh dan meyakini bahwa segala yang dimilikinya adalah titipan.
Semuanya akan kembali kepada Alloh, Tuhan Yang Maha Menciptakan. Dengan keyakinan
seperti ini maka ia akan tetap teguh dan kuat untuk melanjutkan langkah, meneruskan
hidupnya.

Alloh berfirman dalam surat al Baqoroh ayat 155 dan 157 :

Artinya: 155. Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang
yang sabar. 156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, “Inna
lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” (Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-
lah Kami kembali. 157. Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari
Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Hadirin Jama’ah Jum’ah Yang Dirahmati Alloh …..


Alloh berfirman dalam Surat al-Baqarah ayat 172

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang
Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-
Nya kamu menyembah”
Dalam Al Quran surat Ibrahim ayat 7 Allah juga berfirman:

“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”
Dua ayat Al Quran ini mengandung perintah Allah SWT kepada hamba-hambanya untuk
bersyukur. Selanjutnya kita harus pahami bahwa hakikat makna syukur terdiri dari tiga aspek
yaitu ilmu, hal dan amal. Maksud dari aspek ilmu adalah kita harus mengetahui dan
menyadari bahwa segala nikmat adalah dari Alloh Yang Maha Memberi nikmat dan
anugerah. Maksud dari aspek hal adalah perasaan bahagia yang muncul dari pemberian
nikmat Allah kepada hambanya.

Dan maksud dari aspek amal adalah melaksanakan sesuatu yang dikehendaki dan dicintai
Allah Sang Pemberi nikmat. Aspek amal ini berkaitan dengan hati, lisan dan anggota badan.
Hati harus meniatkan pemanfaatan anugerah-anugerah itu untuk kebaikan. Lisan harus
mengungkapkan syukur dan puja-puji kepada Allah. Dan anggota badan harus
mempergunakan segala nikmat dan anugerah di jalan yang diridhoi dan dicintai Allah SWT.
Penting untuk diperhatikan bahwa seseorang yang mempergunakan nikmat dan anugerah
Allah di jalan yang tidak diridhoi dan dicintaiNya maka berarti ia telah kufur nikmat.
Demikian pula jika ia tidak mempergunakan anugerah-anugerah Allah itu, membiarkan
potensi-potensi diri dan hidupnya terbengkalai, tersia-sia tiada guna.

Semoga kita senantiasa dibimbing oleh Allah untuk mengingatNya, mensyukuri segala
nikmat dan anugerahNya, dan diberi taufiq dan pertolongan untuk melaksanakan
penghambaan yang terbaik kepadaNya.

“Ya Allah! Berilah pertolongan kepadaku untuk menyebut namaMu, syukur kepadaMu dan
ibadah yang baik kepadaMu.”

Hadirin Jama’ah Jum’ah Yang Dirahmati Alloh …..


Hidup adalah ujian. Alloh berfirman dalam Al Quran surat al Insan ayat 2 :

Artinya: 1. Bukankah pernah datang kepada manusia satu waktu dari masa, yang ketika itu
belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? 2. Sungguh, Kami telah menciptakan
manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah
dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. 3. Sungguh, Kami telah
menunjukkan kepadanya jalan yang lurus ; ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur.
Allah juga berfirman dalam surat al Mulk ayat 1 dan 2 :

Artinya: 1. Mahasuci Allah yang di tangan-Nya segala kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas
segala sesuatu. 2. Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara
kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.
Ayat-ayat Al Quran ini memberi pengertian kepada kita bahwa apapun yang diberikan
kepada kita adalah ujian dan cobaan. Saat hidup kita bahagia dan tercukupi, itu berarti kita
sedang diuji, bisakah kita bersyukur kepada Dzat Yang Maha Memberi Nikmat. Lalu bisakah
kita mempergunakan anugerah-anugerahNya dengan baik dan benar. Adapun saat kita
berduka atau hidup dalam kekurangan, itu juga artinya kita sedang diuji, bisakah kita
bersabar menghadapi cobaan.

Jadi pada hakikatnya, nikmat dan musibah, semua itu adalah ujian. Karena itulah, apapun dan
bagaimanapun yang terjadi di hari-hari kehidupan dunia yang fana ini, jangan sampai kita
lupa kepada Tuhan kita, Tuhan semesta alam, Alloh SWT. Dengan senantiasa mengingatNya,
hati kita akan menjadi tenang dan tentram. Agar kita selalu mendapatkan petunjuk dan
bimbinganNya untuk meraih kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat yakni surgaNya,
kehidupan yang dirahmati dan abadi.

Ayat-ayat ini juga hendaknya menyadarkan kita bahwa kenyataan apapun, cobaan apapun
dalam hidup, semestinya kita jadikan pendorong untuk meningkatkan kualitas pribadi kita
dan untuk menjadikan hidup kita lebih bermanfaat, bermartabat dan bermakna.

Anda mungkin juga menyukai