Penyusun
H. Syarif Hidayat
BAB 1
PENDAHULUAN
Seluruh rangkaian tugas dan fungsi penghulu yang tertuang dalam PMA
Pencatatan Pernikahan mulai dari pendaftaran kehendak nikah, pemeriksaan kehendak
nikah, pengumuman kehendak nikah dan seterusnya, bermuara pada pelaksanaan
pencatatan nikah atau upacara akad nikah pada hari dan tanggal yang telah ditentukan
dan disepakati oleh pemangku hajat dan penghulu pelaksana tugas.
2. Peta Kompetensi
ﺻﻠﱠﻰ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َو َﺳﻠﱠ َﻢ َ ِْﺖ َرﺳُﻮ َل ﷲ ُ َﺳ ِﻤﻌ:ب َرﺿ َﻲ ﷲُ ﻋ ْﻨﮫُ ﻗَﺎ َل ِ ﺺ ُﻋ َﻤ َﺮ ﺑ ِْﻦ اﻟﺨَﻄﱠﺎ ٍ ﯿﺮ اﻟ ُﻤﺆ ِﻣﻨﯿﻦَ أَﺑﻲ َﺣ ْﻔ ِ ﻋ َْﻦ أَ ِﻣ
ْ ﻓَ َﻤ ْﻦ َﻛﺎﻧ،ئ َﻣﺎ ﻧَ َﻮى
َِﺖ ِھﺠْ َﺮﺗُﮫُ إِ ِل◌َ ى ﷲِ َو َرﺳُﻮْ ﻟِ ِﮫ ﻓَ ِﮭﺠْ َﺮﺗُﮫُ إِﻟَﻰ ﷲ ٍ َوإِﻧﱠ َﻤﺎ ﻟِ ُﻜﻞﱢ ا ْﻣ ِﺮ،تِ )) إِﻧﱠ َﻤﺎ اﻷَ ْﻋ َﻤﺎ ُل ﺑِﺎﻟﻨﱢﯿﱠﺎ:ُﯾَﻘُﻮْ ل
((. ﻓَ ِﮭﺠْ َﺮﺗُﮫُ إِﻟَﻰ َﻣﺎ ھَﺎ َﺟ َﺮ إِﻟَﯿْﮫ، أَوْ ا ْﻣ َﺮأَ ٍة ﯾَ ْﻨ ِﻜ ُﺤﮭَﺎ،ُﺼ ْﯿﺒُﮭَﺎ
ِ َﺖ ِھﺠْ َﺮﺗُﮫُ ﻟِ ُﺪ ْﻧﯿَﺎ ﯾ
ْ َو َﻣ ْﻦ َﻛﺎﻧ،َو َرﺳُﻮْ ﻟِ ِﮫ
ِ َر َواهُ ْاﻟﺒُﺨ.
َﺎريﱡ و ُﻣ ْﺴﻠِ ُﻢ
Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh Umar bin Al Khaththab adia berkata: ‘Aku
mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: “Amalan-amalan
itu hanyalah tergantung pada niatnya. Dan setiap orang itu hanyalah akan
dibalas berdasarkan apa yang ia niatkan. Maka barang siapa yang hijrahnya
kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya keapda Allah dan Rasul-Nya.
Namun barang siapa yang hijrahnya untuk mendapatkan dunia atau seorang
wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang ia niatkan
tersebut.” ( HR. Bukhari dan Muslim)1
1
https://haditsarbain.com/hadits/amalan-bergantung-pada-niat/, diakses
pada tanggal 1 Juli 2020
Seorang Penghulu hendaknya menyadari betul bahwa tugas yang diemban
adalah tidak semata-mata bersifat duniawi yang berkisar pada aspek legalitas administratif
pencatatan nikah semata, tetapi terkait erat dengan aspek legalitas syar’i, yakni
penghalalan hubungan dua insan yang semula hukumnya haram di hadapan Alloh SWT. .
Karena itu, output dari kinerja seorang penghulu yang diharapkan masyarakat dari sisi
syar’iah adalah terjadinya pertautan pasangan suami istri dalam sebuah ikatan sakral dan
perjanjian suci yang Alloh sebutkan dalam Al Qur'an dengan Mitsaqon Ghalidza, sebuah
perjanjian berat (perjanjian agung) yang penuh makna, hikmah dan barokah. Sebagaimana
firman Alloh SWT. :
Kepada pasangan suami isteri yang telah diakad nikahkan, Alloh menyebut
bahwa di antara mereka telah tersemat dan terikat sebuah simpul perjanjian agung
mitsaqan ghalidza, hal ini untuk menegaskan bahwa pernikahan bukanlah sebuah ikatan
atau perjanjian duniawi biasa, yang bisa dimain-mainkan, namun pernikahan ini sebuah
perjanjian agung yang dipersaksikan di hadapan Alloh dan para Malaikat. Memperkuat
firman-Nya, Rasulullah bahkan bersabda bahwa perbuatan yang dibolehkan tapi paling
dibenci Allah adalah perceraian, putusnya ikatan perjanjian agung perkawinan.
2
https://tafsirweb.com/1553-quran-surat-an-nisa-ayat-21.html, diakses
pada tanggal 1 Juli 2020
mancing emosi suami dengan menuntut cerai karena persoalan ringan atau karena
mempertututkan ego dan emosi semata.
Seorang Penghulu membawa missi bagi para pasangan suami istri yang
dipandu akad nikah nya sebuah janji suci yang ever lasting, sebuah ikatan kekal dan abadi
yang hanya dapat dipisahkan kala ajal tiba di akhir hayat, saat malaikatul maut
menjemput. Sebuah kelestarian perkawinan dalam ketenangan, kedamaian dan
kebahagiaan. Oleh karena itu penting sekali seorang penghulu menyampaikan,
mengingatkan dan terus menggaungkan kepada para pasangan itu, agar dapat menjaga dan
mempertahankan ikatan suci pernikahan mereka hingga akhir hayat bahkan hingga alam
akhirat. Sejalan dengan tujuan Perkawinan yang termaktub dalam pasal 1 Undang-Undang
No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan :
3
http://hadithportal.com/index.php?show=hadith&h_id=7936&book=48, diakses pada
tanggal 4 Juli 2020
Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha esa. 4
“Keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal”, hendaknya vibrasi pesan
ini disampaikan dan diingatkan secara kontinue dan simultan sebagai tujuan utama
membina perkawinan kepada setiap pasangan dan calon pasangan yang akan menikah.
Sehingga tertanam dalam akal bawah sadar mereka pesan moral ini, dan agar meraka
mempersiapkan diri dalam menggapai misi dan tujuan ini, termasuk melakukan antisipasi
terhadap berbagai macam kemungkinan ujian dan cobaan yang datang menghadang di
tengah perjalanan rumah tangga mereka, mereka telah siap dengan manajemen konflik dan
problem solving yang harus tempuh dalam menanggulanginya.
Sebuah tujuan mulia dan cita-cita luhur tentu tidak mudah untuk menggapai
dan mewujudkannya, akan senantiasa ada halangan dan rintangan, akan senantiasa ada
ombak dan bahkan badai dalam setiap perjalanan bahtera mengarungi samudera lautan
lepas dan luas menuju dermaga pulau harapan dan kebahagiaan. Begitupun dengan upaya
pasangan suami isteri dalam mewujudkan dan mencapai sebuah tujuan agung dari
pernikahan yang dibinanya, yakni sebuah keluarga yang bahagia, sakinah, mawaddah wa
rohmah, sebagaimana pesan moral yang Alloh sampaikan dalam Al Qur’an surat Ar-Rum
ayat 21, pasti setiap pasangan itu akan diuji oleh Alloh dengan berbagai macam ujian dan
cobaan, yang bisa jadi ujian itu datang dari pasangan, dari keluarga ataupun dari orang
lain. Pada posisi inilah peran dan pesan strategis dari seorang penghulu perlu
ditransformasikan kepada setiap calon dan pasangan suami istri. Sebuah kalimat dan
analogi indah pernah disampaikan oleh seorang bijak yang namanya diabadikan menjadi
nama salah satu surat dalam Al Qur’an; yakni Lukman al Hakim :
4
https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/26834/undangundang-
nomor-1-tahun-1974#, diakses pada tanggal 4 Juli 2020
dengan demikian perjalanmu akan lancar, selamat sampai tujuan dan meraih keridoan
dari Alloh SWT.
5
HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 273 (Shahiihul Adabil
Mufrad no. 207), Ahmad (II/381), dan al-Hakim (II/613), dari Abu Hurairah Radhiyallahu
anhu. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (no.
45)., https://almanhaj.or.id/1299-ahlus-sunnah-wal-jamaah-mengajak-manusia-kepada-
akhlak-yang-mulia-dan-amal-amal-yang-baik.html, diakses pada tanggal 5 Juli 2020
6
https://tafsirweb.com/11092-quran-surat-al-qalam-ayat-4.html, diakses
pada tanggal 5 Juli 2020
Bahkan, beliau saw. sendiri adalah Alquran hidup yang hadir di tengah-
tengah umat manusia, sebagaimana ditegaskan oleh Ummul Mukmini Siti Aisyah ra :
“akhlak Nabi adalah Alquran.”
Beliau adalah manusia seperti manusia yang lain dalam naluri, fungsi fisik,
dan kebutuhannya, tetapi dalam sifat-sifat dan keagungannya, beliau mendapat bimbingan
Tuhan dan kedudukan istimewa di sisi-Nya. Atas dasar sifat-sifat yang agung dan
menyeluruh itu, Allah menjadikan beliau sebagai teladan yang baik sekaligus sebagai
syahid (pembawa berita gembira dan pemberi peringatan).7
Sesungguhnya terdapat dalam diri Rasul teladan yang baik bagi yang
mengharapkan (ridha) Allah dan ganjaran di hari kemudian dan dia banyak menyebut
Allah. (QS Al-Ahzab [33]: 2l).
Keteladanan tersebut hendaknya juga bisa diduplikasi oleh umat Islam pada
umumnya dan para tokoh dan pemimpin pada khususnya, teristimewa para penghulu
sebagai tokoh dan figur sentral di tengah masyarakat kita. Seorang penghulu wajib kiranya
mematut dan menghiasi diri dengan adab, akhlakul karimah dan senantiasa berupaya
menjadi uswah hasanah, teladan dan pelopor kebaikan bagi banyak manusia dan umat di
sekitarnya, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.
Menjadi seorang penghulu itu merupakan profesi yang sangat strategis dan
mulia di tengah masyarakat, bangsa dan Negara. Untuk itu, penghulu yang juga bagian
dari Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama, wajib mengerti, memahami,
menjaga dan mengimplementasikan 5 Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama; yakni
1. Integritas, yakni keselarasan antara hati, pikiran, perkataan dan perbuatan yang
baik dan benar.
7
https://islam.nu.or.id/post/read/120350/keterangan-lengkap-tentang-akhlak-
rasulullah-dalam-al-qur-an, diakses pada tanggal 6 Juli 2020
Integritas penghulu sebagai ASN Kementrian menunjukkan cerminan
wajah Kementerian Agama. Apapun tindakan, prilaku, bahkan fikiran seorang
penghulu akan secara langsung merepresentasikan, menjadi wakil esensi
Kementerian Agama, untuk itu, menjaga integritas menjadi sangat penting.
Bicara tentang integritas, tanya hati naruni kita, apakah sesuatu ini dan itu
pantas kita lakukan, bisa mencoreng nama baik lembaga Kementerian Agama
atau tidak. Integritas ini betul-betul menjadi acuan dalam bersikap. Sebagai
ASN, penghulu dituntut dua hal, dituntut untuk menciptakan good goverment,
dan clean goverment. Dimana Clean goverment adalah bagian dari integritas,
sementara good goverment terkait dengan profesionalitas.
2. Profesionalitas, adalah bekerja secara disiplin, kompeten, dan tepat waktu
dengan hasil yang terbaik.
Seorang Penghulu dituntut untuk bisa melayani masyarakat dengan
baik, disiplin, dan penuh kompetensi. Untuk memiliki profesionalitas seperti
itu seorang penghulu dituntut membekali diri dengan ilmu, wawasan,
keterampilan, dan keahlian yang mumpuni. Seorang penghulu yang profesional
mampu menguasai, tidak hanya mengetahui, memahami hal ihwal
kepenghuluan, namun menguasai dengan baik dan dapat menjalankan dan
mengejawantahkan keahlian yang dimilikinya.
3. Inovasi; menyempurnakan yang sudah ada dan mengkreasikan hal yang baru
yang lebih baik.
Seorang penghulu diharapkan dapat menjaga dan melestarikan nilai-
nilai kebaikan yang sudah ada dan memukan hal-hal baru yang bermanfaat
bagi masyarakat. Sejalan dengan Kaidah Ushul Fiqih :
َ َ
ِ َﺢ َواﻷ ْﺧ ُﺬ ﺑﺎِﻟ َﺠ ِﺪ ْﯾ ِﺪ اﻷﺻْ ﻠ
ﺢ َ اﻟﻤ ُﺤﺎَﻓَﻈَﺔُ َﻋﻠَﻰ اﻟﻘَ ِﺪﯾ ِْﻢ اﻟ
ِ ِ ﺼ ﺎﻟ
8
https://www.nu.or.id/post/read/94817/pendidikan-karakter-menjadi-nu-
menjadi-indonesia, diakses pada tanggal 6 Juli 2020
Penghulu sebagai tokoh agama atau ulama dan juga sebagai birokrat bukanlah
mesin yang bekerja secara monoton, tetapi juga diharapkan dapat melahirkan
kreasi inovasi yang bermanfaat dan bernilai positif, tidak lagi terjebak terhadap
patron klasik yang tidak relevan dengan perkembangan zaman dan besifat
rutinitas semata. Sebagaimana diketahui dalam ranah hokum Islam atau fiqh
yang menjadi acuan dalam bekerja, sangat dinamis perkembangan zaman dan
peradaban manusia yang tentunya perlu dicarikan jawabannya dalam landasan
syari’ah atau disiplin ilmu fikih kontemporer.
4. Tanggung jawab;
9. https://islam.nu.or.id/post/read/120350/keterangan-lengkap-tentang-akhlak-
rasulullah-dalam-al-qur-an, diakses pada tanggal 6 Juli 2020
10. https://www.nu.or.id/post/read/94817/pendidikan-karakter-menjadi-nu-menjadi-
indonesia, diakses pada tanggal 6 Juli 2020
LAMPIRAN
CONTOH TEKS :
IJAB : KABUL :
SIGHAT TAKLIK :