Anda di halaman 1dari 17

MODUL

PELATIHAN CALON PENGHULU

Simulasi Pelaksanaan Akad Nikah Rujuk


Penyusun
H. Syarif Hidayat

BADAN LITBANG DAN DIKLAT


PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
TAHUN 2020


BAB 1

PENDAHULUAN

1. Deskripsi Mata Pelatihan

Seluruh rangkaian tugas dan fungsi penghulu yang tertuang dalam PMA
Pencatatan Pernikahan mulai dari pendaftaran kehendak nikah, pemeriksaan kehendak
nikah, pengumuman kehendak nikah dan seterusnya, bermuara pada pelaksanaan
pencatatan nikah atau upacara akad nikah pada hari dan tanggal yang telah ditentukan
dan disepakati oleh pemangku hajat dan penghulu pelaksana tugas.

Untuk melaksanakan tugas tersebut tentunya seorang penghulu harus


melakukana berbagai persiapan, terutama membekali diri dengan keahlian dan skill
sesuai dengan tuntutan tugas dan profesi sebagai penghulu fungsional.

Melalui simulasi Pelaksanaan Akad Nikah dan Rujuk pada kegiatan


pendidikan dan pelatihan calon penghulu kali ini, seorang calon penghulu diharapkan
diharapkan memahami betul apa dan bagaimana yang seharusnya dilakukan di medan
tugas dalam memimpin dan memandu sebuah upacara pelaksanaan akad nikah. Oleh
karena itu, materi pelatihan kali ini lebih mengarah pada drill atau pelatihan dalam
bentuk simulasi seorang penghulu agar dapat menunjukkan performa dan profesionalitas
nya yang terbaik di depan publik atau di tengah masyarakat yang dilayani sebagai stake
holder dan user atau pengguna layanan publik Kantor Urusan Agama melalui sosok
seorang pegawai pencatat nikah atau penghulu.

2. Peta Kompetensi

Melalui pembelajaran modul ini peserta diklat diharapkan dapat melaksanakan


tugas memandu dan memimpin jalannya suatu upacara akad nikah/rujuk dengan baik dan
benar. Maka untuk itu seorang Petugas Pencatat Nikah atau Penghulu sebelumnya harus
terlebih dahulu membekali diri dengan kompetensi ilmu munakahah dan kepenghuluan
secara komprehensip, baik dari sisi konsep teoritis sampai pada kegiatan praktis memandu
jalannya suatu upadara akad nikah yang benar dan khidmat. Pembekalan diri dimaksud
mulai dari wawasan fiqih munakahah berikut khazanah perkembangan narasi fuqoha atau
ulama fikih mutaqoddimin hinga narasi fikih kontemporer berikut masalah-masalah aktual
yang berkembang di tengah masyarakat. Dan hal yang tidak boleh diabaikan juga adalah
bagaimana sikap, etika dan adab seorang penghulu sosok panutan dan figur sentral yang
menjadi tumpuan masyarakat dalam menemukan solusi problematika kehidupan, utamanya
di bidang hubungan kekeluargaan dan perkawinan.

3. Petunjuk Penggunaan Modul


Setelah membaca dan memahami konten modul ini peserta diklat
diharapakan dapat mendesain, membangun dan menjalankan sebuah simulasi pelaksanaan
upacara akad nikah/rujuk yang dipandu oleh seorang penghulu secara profesional dengan
performa handal di tengah audience yang menghadiri upacara sakral akad nikah/rujuk.
BAB II
Simulasi Pelaksanaan Akad Nikah Rujuk :
(Kerangka Berfikir dan Konsep Ideal )

A. Kompetensi dan Indikator pencapaian kompetensi

Dalam menjalankan tugas mulia sebagai pejabat negara sekaligus sosok


panutan dan tokoh agama, seorang penghulu patut kiranya memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut :

1. Niat Ikhlas Karena Alloh SWT

Seorang penghulu dalam menjalankan tugas mulia membantu dan


memandu pasangan calon pengantin dalam menghalalkan hubungan mereka yang semula
hukumnya haram, sejak awal wajib kiranya menanamkan niat yang tulus ikhlas karena
Alloh SWT. dalam bertugas, agar memperoleh barokah dan ridho Alloh SWT. Sesuai
dengan sabda Rasululloh saw. :

‫ﺻﻠﱠﻰ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َو َﺳﻠﱠ َﻢ‬ َ ِ‫ْﺖ َرﺳُﻮ َل ﷲ‬ ُ ‫ َﺳ ِﻤﻌ‬:‫ب َرﺿ َﻲ ﷲُ ﻋ ْﻨﮫُ ﻗَﺎ َل‬ ِ ‫ﺺ ُﻋ َﻤ َﺮ ﺑ ِْﻦ اﻟﺨَﻄﱠﺎ‬ ٍ ‫ﯿﺮ اﻟ ُﻤﺆ ِﻣﻨﯿﻦَ أَﺑﻲ َﺣ ْﻔ‬ ِ ‫ﻋ َْﻦ أَ ِﻣ‬
ْ ‫ ﻓَ َﻤ ْﻦ َﻛﺎﻧ‬،‫ئ َﻣﺎ ﻧَ َﻮى‬
ِ‫َﺖ ِھﺠْ َﺮﺗُﮫُ إِ ِل◌َ ى ﷲِ َو َرﺳُﻮْ ﻟِ ِﮫ ﻓَ ِﮭﺠْ َﺮﺗُﮫُ إِﻟَﻰ ﷲ‬ ٍ ‫ َوإِﻧﱠ َﻤﺎ ﻟِ ُﻜﻞﱢ ا ْﻣ ِﺮ‬،‫ت‬ِ ‫ )) إِﻧﱠ َﻤﺎ اﻷَ ْﻋ َﻤﺎ ُل ﺑِﺎﻟﻨﱢﯿﱠﺎ‬:ُ‫ﯾَﻘُﻮْ ل‬
((.‫ ﻓَ ِﮭﺠْ َﺮﺗُﮫُ إِﻟَﻰ َﻣﺎ ھَﺎ َﺟ َﺮ إِﻟَﯿْﮫ‬،‫ أَوْ ا ْﻣ َﺮأَ ٍة ﯾَ ْﻨ ِﻜ ُﺤﮭَﺎ‬،‫ُﺼ ْﯿﺒُﮭَﺎ‬
ِ ‫َﺖ ِھﺠْ َﺮﺗُﮫُ ﻟِ ُﺪ ْﻧﯿَﺎ ﯾ‬
ْ ‫ َو َﻣ ْﻦ َﻛﺎﻧ‬،‫َو َرﺳُﻮْ ﻟِ ِﮫ‬

ِ ‫ َر َواهُ ْاﻟﺒُﺨ‬.
‫َﺎريﱡ و ُﻣ ْﺴﻠِ ُﻢ‬

Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh Umar bin Al Khaththab adia berkata: ‘Aku
mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: “Amalan-amalan
itu hanyalah tergantung pada niatnya. Dan setiap orang itu hanyalah akan
dibalas berdasarkan apa yang ia niatkan. Maka barang siapa yang hijrahnya
kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya keapda Allah dan Rasul-Nya.
Namun barang siapa yang hijrahnya untuk mendapatkan dunia atau seorang
wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang ia niatkan
tersebut.” ( HR. Bukhari dan Muslim)1

2. Tugas mulia transendental


1
https://haditsarbain.com/hadits/amalan-bergantung-pada-niat/, diakses
pada tanggal 1 Juli 2020
Seorang Penghulu hendaknya menyadari betul bahwa tugas yang diemban
adalah tidak semata-mata bersifat duniawi yang berkisar pada aspek legalitas administratif
pencatatan nikah semata, tetapi terkait erat dengan aspek legalitas syar’i, yakni
penghalalan hubungan dua insan yang semula hukumnya haram di hadapan Alloh SWT. .
Karena itu, output dari kinerja seorang penghulu yang diharapkan masyarakat dari sisi
syar’iah adalah terjadinya pertautan pasangan suami istri dalam sebuah ikatan sakral dan
perjanjian suci yang Alloh sebutkan dalam Al Qur'an dengan Mitsaqon Ghalidza, sebuah
perjanjian berat (perjanjian agung) yang penuh makna, hikmah dan barokah. Sebagaimana
firman Alloh SWT. :

َ ‫ْﺾ َوأَ َﺧ ْﺬنَ ِﻣﻨ ُﻜﻢ ﱢﻣﯿ ٰﺜَﻘًﺎ‬


‫ﻏﻠِﯿﻆًا‬ ٍ ‫ﻀ ُﻜ ْﻢ إِﻟَ ٰﻰ ﺑَﻌ‬ َ ‫َو َﻛ ْﯿﻒَ ﺗَﺄْ ُﺧ ُﺬوﻧَﮫۥُ َوﻗَ ْﺪ أَ ْﻓ‬
ُ ‫ﻀ ٰﻰ ﺑَ ْﻌ‬

"Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah


bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka
(isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat." (QS. Al-
Nisa: 21)2

Kepada pasangan suami isteri yang telah diakad nikahkan, Alloh menyebut
bahwa di antara mereka telah tersemat dan terikat sebuah simpul perjanjian agung
mitsaqan ghalidza, hal ini untuk menegaskan bahwa pernikahan bukanlah sebuah ikatan
atau perjanjian duniawi biasa, yang bisa dimain-mainkan, namun pernikahan ini sebuah
perjanjian agung yang dipersaksikan di hadapan Alloh dan para Malaikat. Memperkuat
firman-Nya, Rasulullah bahkan bersabda bahwa perbuatan yang dibolehkan tapi paling
dibenci Allah adalah perceraian, putusnya ikatan perjanjian agung perkawinan.

ُ ‫ﷲِ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ اﻟﻄﱠ َﻼ‬


‫ق‬ ‫أَ ْﺑ َﻐﺾُ ْاﻟ َﺤ َﻼ ِل إِﻟَﻰ ﱠ‬

“Perbuatan Halal yang paling dibenci Allah adalah thalak.”

Transendensi simpul perkawinan ini perlu digaris bawahi untuk senantiasa


diingatkan oleh penghulu kepada para pasangana agar mereka dapat menjaga amanah suci
yang telah terjalin di antara mereka dan tidak meremehkan dan dengan mudah
mempermainkannya dengan mengucap cerai oleh suami dan atau istri yang memancing-


2
https://tafsirweb.com/1553-quran-surat-an-nisa-ayat-21.html, diakses
pada tanggal 1 Juli 2020
mancing emosi suami dengan menuntut cerai karena persoalan ringan atau karena
mempertututkan ego dan emosi semata.

Atas dasar ini Rasulullah saw mengingatkan umatnya khusunya para


pasangan suami istri, dan meminta agar mereka benar-benar bertakwa dan takut kepada
Alloh SWT dalam menjalani kehidupan berkeluarga dan berumah tangga, karena ketika
perjanjian agung itu terucap oleh wali dan mempelai pria, sejatinya saat itu terjadi serah
terima amanah sekaligus penghalalan farji (hubungan seksual) yang semula diharamkan
terhadap pasangan yang diakad nikahkan itu. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Jabir
bin Abdullah yang dimuat dalam kitab Sunan Kubro An Nasa’i, hadits No. 7936

‫ﺎء‬ِ ‫ﺳ‬ َ ‫ اﺗﱠﻘُوا ﱠ‬: ‫ﺎس ﻓَﻘَﺎ َل‬


َ ّ‫ ِﻓﻲ اﻟ ِﻧ‬.‫ا‬ َ ‫ب اﻟﻧﱠ‬ َ ‫ط‬ َ ‫ﺳﻠﱠ َم َﺧ‬ ‫ﺻﻠﱠﻰ ﱠ‬
َ ‫ُ َﻋﻠَ ْﯾ ِﮫ َو‬.‫ا‬ َ .‫ا‬ ِ ‫ِإ ﱠن َرﺳُو َل ﱠ‬
‫ َو ِإ ﱠن ﻟَﻛُ ْم‬، .‫ا‬ِ ‫ َوا ْﺳﺗ َْﺣﻠَ ْﻠﺗ ُ ْم ﻓ ُ ُرو َﺟ ُﮭ ﱠن ِﺑ َﻛ ِﻠ َﻣ ِﺔ ﱠ‬، .‫ا‬ ِ ‫ ﻓَﺈِﻧﱠﻛُ ْم أ َ َﺧ ْذﺗ ُ ُﻣوھُ ﱠن ِﺑﺄ َ َﻣﺎﻧَ ِﺔ ﱠ‬،
‫ﺿ ْرﺑًﺎ‬َ ‫ ﻓَﺈِ ْن ﻓَﻌَ ْﻠنَ ﻓَﺎﺿ ِْرﺑُوھُ ﱠن‬، َ‫ﺷﻛُ ْم أ َ َﺣدًا ﺗ َ ْﻛ َرھُون‬ ِ ُ ‫َﻋﻠَ ْﯾ ِﮭ ﱠن أ َ ْن َﻻ ﯾ‬
َ ‫وطﺋْنَ ﻓ ُ ُر‬
ِ ‫ َوﻟَ ُﮭ ﱠن َﻋﻠَ ْﯾﻛُ ْم ِر ْزﻗ ُ ُﮭ ﱠن َو ِﻛ ْﺳ َوﺗ ُ ُﮭ ﱠن ِﺑ ْﺎﻟ َﻣ ْﻌ ُر‬، ٍ‫َﻏﯾ َْر ُﻣﺑَ ِ ّرح‬
.3‫وف‬

Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda : Bertakwalah (takutlah) kalian


kepada Alloh dalam hal (menjaga hubungan baik kepada) isteri, sebab kalian
kalian mengambil dan menikahi mereka dengan berpegang kepada amanah
Alloh dan dihalalkan farji (hubungan kalian) dengan mereka dengan kalimat-
kalimat (ayat-ayat suci) Alloh SWT....”

3. Penghulu sebagai Brand Ambassador (Duta) Kelestarian ikatan perkawinan.

Seorang Penghulu membawa missi bagi para pasangan suami istri yang
dipandu akad nikah nya sebuah janji suci yang ever lasting, sebuah ikatan kekal dan abadi
yang hanya dapat dipisahkan kala ajal tiba di akhir hayat, saat malaikatul maut
menjemput. Sebuah kelestarian perkawinan dalam ketenangan, kedamaian dan
kebahagiaan. Oleh karena itu penting sekali seorang penghulu menyampaikan,
mengingatkan dan terus menggaungkan kepada para pasangan itu, agar dapat menjaga dan
mempertahankan ikatan suci pernikahan mereka hingga akhir hayat bahkan hingga alam
akhirat. Sejalan dengan tujuan Perkawinan yang termaktub dalam pasal 1 Undang-Undang
No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan :


3
http://hadithportal.com/index.php?show=hadith&h_id=7936&book=48, diakses pada
tanggal 4 Juli 2020
Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha esa. 4

“Keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal”, hendaknya vibrasi pesan
ini disampaikan dan diingatkan secara kontinue dan simultan sebagai tujuan utama
membina perkawinan kepada setiap pasangan dan calon pasangan yang akan menikah.
Sehingga tertanam dalam akal bawah sadar mereka pesan moral ini, dan agar meraka
mempersiapkan diri dalam menggapai misi dan tujuan ini, termasuk melakukan antisipasi
terhadap berbagai macam kemungkinan ujian dan cobaan yang datang menghadang di
tengah perjalanan rumah tangga mereka, mereka telah siap dengan manajemen konflik dan
problem solving yang harus tempuh dalam menanggulanginya.

Sebuah tujuan mulia dan cita-cita luhur tentu tidak mudah untuk menggapai
dan mewujudkannya, akan senantiasa ada halangan dan rintangan, akan senantiasa ada
ombak dan bahkan badai dalam setiap perjalanan bahtera mengarungi samudera lautan
lepas dan luas menuju dermaga pulau harapan dan kebahagiaan. Begitupun dengan upaya
pasangan suami isteri dalam mewujudkan dan mencapai sebuah tujuan agung dari
pernikahan yang dibinanya, yakni sebuah keluarga yang bahagia, sakinah, mawaddah wa
rohmah, sebagaimana pesan moral yang Alloh sampaikan dalam Al Qur’an surat Ar-Rum
ayat 21, pasti setiap pasangan itu akan diuji oleh Alloh dengan berbagai macam ujian dan
cobaan, yang bisa jadi ujian itu datang dari pasangan, dari keluarga ataupun dari orang
lain. Pada posisi inilah peran dan pesan strategis dari seorang penghulu perlu
ditransformasikan kepada setiap calon dan pasangan suami istri. Sebuah kalimat dan
analogi indah pernah disampaikan oleh seorang bijak yang namanya diabadikan menjadi
nama salah satu surat dalam Al Qur’an; yakni Lukman al Hakim :

Kehidupan dunia ini (termasuk di dalamnya kehidupan berkeluarga dan


berumah tangga) tak ubahnya bagaikan perjalanan mengarungi lautan yang dalam dan
luas, banyak kapal pelintas yang kandas karam ke dasar lautan beserta seluruh
penumpang dan barang bawaannya, maka agar perjalananmu selamat dan sukses
menggapai tujuan, jadikan takwa kepada Alloh SWT sebagai kapal yang kamu tumpangi,


4
https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/26834/undangundang-
nomor-1-tahun-1974#, diakses pada tanggal 4 Juli 2020
dengan demikian perjalanmu akan lancar, selamat sampai tujuan dan meraih keridoan
dari Alloh SWT.

Penghulu agar menyampaikan kepada setiap kliennya agar mempersiapkan


bekal yang cukup untuk menempuh perjalanan panjang yang akan mereka lakukan. Bekal
apa itu? Ternyata bukan harta atau materi. Namun bekal terbaik untuk itu adalah takwa
kepada Alloh SWT. , sebagaimana firmanNya:

…..‫ﻮن ﯾَﺎأُ ْوﻟِﻲ ْاﻷَ ْﻟﺒَﺎ‬


ِ ُ‫َوﺗَ َﺰ ﱠودُوا ﻓَﺈِنﱠ َﺧ ْﯿ َﺮ اﻟ ﱠﺰا ِد اﻟﺘﱠ ْﻘ َﻮى َواﺗﱠﻘ‬
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa,
dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal”. (Q.S.
Al-Baqarah [2]: 197).

4. Mengedepankan adab, akhlakul karimah dan uswah hasanah.


Akhlak al karimah menempati posisi yang sangat penting dalam Islam,
sehingga setiap aspek dari ajaran agama ini selalu berorientasi pada pembentukan dan
pembinaan akhlak yang mulia atau akhlakul karimah. Hal ini telah ditegaskan dalam hadis
Rasulullah SAW :

َ ‫ ِإﻧﱠ َﻣﺎ ﺑ ُ ِﻌﺛْتُ ِﻷُﺗ ِ َّﻣ َم‬.


ِ َ‫ﺻﺎ ِﻟ َﺢ اْﻷ َ ْﺧﻼ‬
‫ق‬
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” 5
Akhlak al karimah adalah sikap, ucap dan perbuatan sebagaimana
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW yang bersumber dari Alquran yang datang dari
Allah SWT. Beliau adalah sosok manusia sempurna dalam segala aspek, baik lahiriah
maupun batiniah. Keluhuran akhlak beliau telah tertulis dengan tinta emas dalam literasi
sejarah peradaban manusia dan diakui baik oleh kawan maupun lawan. Bahkan Alloh
SWT langsung memuji beliau dengan firman Nya :

ٍ ُ ‫َو ِإﻧﱠ َك ﻟَﻌَﻠَ ٰﻰ ُﺧﻠ‬


‫ق َﻋ ِظ ٍﯾم‬
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
(QS. Al-Qalam : 4)6


5
HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 273 (Shahiihul Adabil
Mufrad no. 207), Ahmad (II/381), dan al-Hakim (II/613), dari Abu Hurairah Radhiyallahu
anhu. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (no.
45)., https://almanhaj.or.id/1299-ahlus-sunnah-wal-jamaah-mengajak-manusia-kepada-
akhlak-yang-mulia-dan-amal-amal-yang-baik.html, diakses pada tanggal 5 Juli 2020
6
https://tafsirweb.com/11092-quran-surat-al-qalam-ayat-4.html, diakses
pada tanggal 5 Juli 2020
Bahkan, beliau saw. sendiri adalah Alquran hidup yang hadir di tengah-
tengah umat manusia, sebagaimana ditegaskan oleh Ummul Mukmini Siti Aisyah ra :
“akhlak Nabi adalah Alquran.”

Beliau adalah manusia seperti manusia yang lain dalam naluri, fungsi fisik,
dan kebutuhannya, tetapi dalam sifat-sifat dan keagungannya, beliau mendapat bimbingan
Tuhan dan kedudukan istimewa di sisi-Nya. Atas dasar sifat-sifat yang agung dan
menyeluruh itu, Allah menjadikan beliau sebagai teladan yang baik sekaligus sebagai
syahid (pembawa berita gembira dan pemberi peringatan).7

‫ﷲَ َﻛﺜِﯿﺮًا‬ ‫ﷲِ أُ ْﺳ َﻮةٌ َﺣ َﺴﻨَﺔٌ ﻟِ َﻤ ْﻦ َﻛﺎنَ ﯾَﺮْ ﺟُﻮ ﱠ‬


‫ﷲَ َو ْاﻟﯿَﻮْ َم ْاﻵ ِﺧ َﺮ َو َذ َﻛ َﺮ ﱠ‬ ‫ُﻮل ﱠ‬
ِ ‫ﻟَﻘَ ْﺪ َﻛﺎنَ ﻟَ ُﻜ ْﻢ ﻓِﻲ َرﺳ‬

Sesungguhnya terdapat dalam diri Rasul teladan yang baik bagi yang
mengharapkan (ridha) Allah dan ganjaran di hari kemudian dan dia banyak menyebut
Allah. (QS Al-Ahzab [33]: 2l).

Keteladanan tersebut hendaknya juga bisa diduplikasi oleh umat Islam pada
umumnya dan para tokoh dan pemimpin pada khususnya, teristimewa para penghulu
sebagai tokoh dan figur sentral di tengah masyarakat kita. Seorang penghulu wajib kiranya
mematut dan menghiasi diri dengan adab, akhlakul karimah dan senantiasa berupaya
menjadi uswah hasanah, teladan dan pelopor kebaikan bagi banyak manusia dan umat di
sekitarnya, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.

5. Penghulu sebagai Pendekar Lima Nilai Budaya Kerja

Menjadi seorang penghulu itu merupakan profesi yang sangat strategis dan
mulia di tengah masyarakat, bangsa dan Negara. Untuk itu, penghulu yang juga bagian
dari Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama, wajib mengerti, memahami,
menjaga dan mengimplementasikan 5 Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama; yakni

1. Integritas, yakni keselarasan antara hati, pikiran, perkataan dan perbuatan yang
baik dan benar.



7
https://islam.nu.or.id/post/read/120350/keterangan-lengkap-tentang-akhlak-
rasulullah-dalam-al-qur-an, diakses pada tanggal 6 Juli 2020
Integritas penghulu sebagai ASN Kementrian menunjukkan cerminan
wajah Kementerian Agama. Apapun tindakan, prilaku, bahkan fikiran seorang
penghulu akan secara langsung merepresentasikan, menjadi wakil esensi
Kementerian Agama, untuk itu, menjaga integritas menjadi sangat penting.
Bicara tentang integritas, tanya hati naruni kita, apakah sesuatu ini dan itu
pantas kita lakukan, bisa mencoreng nama baik lembaga Kementerian Agama
atau tidak. Integritas ini betul-betul menjadi acuan dalam bersikap. Sebagai
ASN, penghulu dituntut dua hal, dituntut untuk menciptakan good goverment,
dan clean goverment. Dimana Clean goverment adalah bagian dari integritas,
sementara good goverment terkait dengan profesionalitas.
2. Profesionalitas, adalah bekerja secara disiplin, kompeten, dan tepat waktu
dengan hasil yang terbaik.
Seorang Penghulu dituntut untuk bisa melayani masyarakat dengan
baik, disiplin, dan penuh kompetensi. Untuk memiliki profesionalitas seperti
itu seorang penghulu dituntut membekali diri dengan ilmu, wawasan,
keterampilan, dan keahlian yang mumpuni. Seorang penghulu yang profesional
mampu menguasai, tidak hanya mengetahui, memahami hal ihwal
kepenghuluan, namun menguasai dengan baik dan dapat menjalankan dan
mengejawantahkan keahlian yang dimilikinya.
3. Inovasi; menyempurnakan yang sudah ada dan mengkreasikan hal yang baru
yang lebih baik.
Seorang penghulu diharapkan dapat menjaga dan melestarikan nilai-
nilai kebaikan yang sudah ada dan memukan hal-hal baru yang bermanfaat
bagi masyarakat. Sejalan dengan Kaidah Ushul Fiqih :

َ َ
ِ َ‫ﺢ َواﻷ ْﺧ ُﺬ ﺑﺎِﻟ َﺠ ِﺪ ْﯾ ِﺪ اﻷﺻْ ﻠ‬
‫ﺢ‬ َ ‫اﻟﻤ ُﺤﺎَﻓَﻈَﺔُ َﻋﻠَﻰ اﻟﻘَ ِﺪﯾ ِْﻢ اﻟ‬
ِ ِ ‫ﺼ ﺎﻟ‬

memelihara hal-hal lama (tradisi) yang bagus serta mengambil hal-


hal baru yang lebih baik, sebagai upaya pelestarian nilai-nilai atau tradisi
dengan tuntutan atas perubahan budaya yang menyertainya.8


8
https://www.nu.or.id/post/read/94817/pendidikan-karakter-menjadi-nu-
menjadi-indonesia, diakses pada tanggal 6 Juli 2020

Penghulu sebagai tokoh agama atau ulama dan juga sebagai birokrat bukanlah
mesin yang bekerja secara monoton, tetapi juga diharapkan dapat melahirkan
kreasi inovasi yang bermanfaat dan bernilai positif, tidak lagi terjebak terhadap
patron klasik yang tidak relevan dengan perkembangan zaman dan besifat
rutinitas semata. Sebagaimana diketahui dalam ranah hokum Islam atau fiqh
yang menjadi acuan dalam bekerja, sangat dinamis perkembangan zaman dan
peradaban manusia yang tentunya perlu dicarikan jawabannya dalam landasan
syari’ah atau disiplin ilmu fikih kontemporer.
4. Tanggung jawab;

Penghulu yang menyandang status sebagai Aparatur Sipil Negara


(ASN) Kementerian Agama harus mempunyai kesadaran yang tinggi bahwa
kiprahnya di Kementerian Agama itu harus akuntable atau dapat
dipertanggungjawabkan, sehingga ia komitmen dalam bekerja secara tuntas
dan konsekwen. Dan inilah cara dia untuk selalu membentengi diri agar selalu
on the track dalam mengemban kepercayaan dan menjalankan tugas dan fungsi
sebagai penghulu fungsional.

5. Keteladanan; menjadi contoh yang baik bagi orang lain.


Banyak kalangan menilai umat saat ini, khususnya di Indonesia,
sedang mengalami krisis keteladanan pemimpin, baik dari kalangan umaro
maupun ulamanya, karena sebagian oknum pemimpin cenderung kurang
memperhatikan ahlak dan nilai-nilai moral agama serta hukum. Mereka lebih
banyak melakukan himbauan atau pesan untuk berbuat baik atau 'mauidzah
hasanah' akan tetapi sangat jarang, bahkan mungkin sudah tidak ada lagi yang
mau melakukan 'uswatun hasanah' atau teladan yang baik. Padahal tercapainya
sebuah tatanan masyarakat yang baik, bersih dan bebas dari praktik buruk,
faktor utamanya adalah keteladanan para tokoh dan pemimpinnya. Sikap
keteladanan ini telah dicontohkan Rasulullah SAW kepada kita umat Islam ini,
termasuk pula kepada semua masyarakat dunia, sehingga beliau mendapat
gelar Al-Amien.
Penghulu sebagai sosok pemimpin dan tokoh agama
diharapkan dapat menjadi role model dalam hal kebaikan bagi umat dengan
senantiasa memperbaiki dan terus beupaya meningkatkan kualitas diri dan
menjadi fasilitator, motivator handal dan motor penggerak dalam mencetak
nilai-nilai positif dan mentransformasikan serta menyemaikan nilai-nilai
kebaikan itu di tengah umat dan lingkungannya. Bagaimana caranya?
Lakukanlah 3 M. Mulai dari hal-hal kecil, mulai dari diri sendiri dan mulai
sekarang juga.

B. Petunjuk Penggunaan Modul

Peserta diklat diharapkan memahami kerangka berfikir dan konsep ideal


sebagai seorang penghulu yang berintegritas dan professional yang juga memiliki
karakteristik mulia kerasulan sebagai sosok yang shiddiq, amanah, tabligh dan fathonah.
Selanjutnya peserta diharapkan melakukan peran penghulu dalam suatu simulasi
pelaksanaan akad nikah rujuk.

C. Uraian Materi : rundown dan langkah-langkah dalam pelaksanaan akad nikah

1. Dalam melakukan Simulasi Pelaksanaan Akad Nikah Rujuk peserta diharapkan


melakukan tugas secara berkelompok dengan berbagi peran sosok dan person yang
wajib ada dalam suatu upacara pelaksanaan akad nikah rujuk; yang terdiri dari
calon pengantin pria, calon pengantin wanita, wali, dan dua orang saksi.
2. Selanjutnya masing-masing sosok mengambil posisi dan tempat dengan benar,
yakni posisi duduk calon pengantin pria berhadapan dengan wali nikah, posisi
duduk bersebelahan dengan wali nikah, dan dua orang saksi sebagai representasi
atau perwakilan dua keluarga menempati posisi sebelah kiri dan kanan.
3. Penghulu memulai peran sebagai pemandu langkah demi langkah dalam rangkaian
pelaksanaan akad nikah rujuk. Di awali dengan pembukaan yang meliputi salam,
hamdalah, solawat dan kalimat pengantar dengan tak lupa menyapa dan
memberikan salam hormat kepada pemangku hajat dan tokoh agama atau tokoh
masyarakat yang hadir, disampaikan juga prolog singkat perihal urgensi
pencatatan nikah dan hikmah syar’iyyah akad nikah. Berlanjut penghulu
memimpin pembacaan khutbah nikah, atau memohon kesediaan ulama yang hadir
untuk memimpin khutbah nikah (berbahasa arab), jika ada. Dirangkai kemudian
dengan mengajak catin dan hadirin melafalkan kalimat-kalimat suci istighfar dan
syahadatain.
4. Penghulu mempersilakan wali nikah berjabat tangan dengan calon pengantin pria
untuk proses pengucapan ijab kabul, atau dalam kondisi tertentu penghulu dapat
mewakili wali nikah dalam mengucap kalimat ijab setelah dilakukan ikrar taukil
wali bil lisan. Penghulu memastikan wali nikah maupun catin pria mengucapkan
kalimat ijab dan kabul dengan benar hingga usai dalam posisi masih berjabat
tangan.
5. Penghulu meminta konfirmasi kepada dua saksi perihal keabsahan kalimat ijab
kabul yang baru saja terucap. Jika saksi meminta dilakukan pengucapan ulang
dengan alasan yang shahih, maka penghulu meminta wali dan catin pria
mengulang kembali proses pengucapan ijab kabul dimaksud.
6. Jika dua saksi telah memberikan konfirmasi sah nya ijab Kabul, penghulu
melanjutkan dengan memimpin pembaaan doa khusus bagi catin :
“Barokallohu laka wa baaroka ‘alaika wa jama’a bainakumaa fi khoirin wa
‘afiyah” dilanjutkan dengan doa berikutnya… (atau jika ada, mempersilakan salah
seorang ulama yang hadir untuk mengambil peran memimpin pembacaan doa).
7. Penghulu menawarkan kepada penngantin wanita apakah meminta dibacakan
sighat taklik sebagai ikrar janji setia suami terhadap istri, jika meminta maka
penghulu mempersilahkan pengantin pria untuk membacakannya, jika tidak
meminta maka dilanjutkan ke langkah berikutnya.
8. Penghulu mempersilakan para pihak membubuhkan tanda tangan pada dokumen
pernikahan berupa register/akta nikah dan dokumen-dokumen pelengkap lainnya.
9. Penghulu menyerahkan Kutipan Akta Nikah atau buku nikah kepada pasangan
pengantin .
10. Jika memungkinkan penghulu mempersilakan pengantin untuk melakukan serah
terima mahar yang mereka sepakati dan telah disebutkan dalam ijab Kabul.
11. Penghulu menyampaikan kalimat penutup sekaligus mendoakan dan memberikan
ucapan selamat kepada pasangan pengantin dan keluarga, dan diakhiri dengan
salam.
DAFTAR PUSTAKA

1. Al-Qur’an dan Tafsirnya (Edisi yng disempurnakan), Dirjen Bimas Islam


Kementerian Agama RI, ISBN 979-3483-01-2, (Adhi Aksara
Abadi Indonesia, Jakarta, 2011)
2. Himpunan Peraturan Perundang-undangan Perkawinan, Dirjen Bimas
Islam Kementerian Agama RI, (Jakarta, 2015)
3. https://haditsarbain.com/hadits/amalan-bergantung-pada-niat/, diakses
pada tanggal 1 Juli 2020
4. https://tafsirweb.com/1553-quran-surat-an-nisa-ayat-21.html, diakses
pada tanggal 1 Juli 2020
5. http://hadithportal.com/index.php?show=hadith&h_id=7936&book=48,
diakses pada tanggal 4 Juli 2020
6. https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/26834/undangundang-
nomor-1-tahun-1974#, diakses pada tanggal 4 Juli 2020
7. HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 273 (Shahiihul Adabil Mufrad no.
207), Ahmad (II/381), dan al-Hakim (II/613), dari Abu Hurairah
Radhiyallahu anhu. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilatul
Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 45)., https://almanhaj.or.id/1299-ahlus-
sunnah-wal-jamaah-mengajak-manusia-kepada-akhlak-yang-mulia-dan-
amal-amal-yang-baik.html, diakses pada tanggal 5 Juli 2020
8. https://tafsirweb.com/11092-quran-surat-al-qalam-ayat-4.html, diakses pada
tanggal 5 Juli 2020

9. https://islam.nu.or.id/post/read/120350/keterangan-lengkap-tentang-akhlak-
rasulullah-dalam-al-qur-an, diakses pada tanggal 6 Juli 2020

10. https://www.nu.or.id/post/read/94817/pendidikan-karakter-menjadi-nu-menjadi-
indonesia, diakses pada tanggal 6 Juli 2020
LAMPIRAN

Contoh Teks Khutbah Nikah :



CONTOH TEKS :

IJAB : KABUL :

DOA UNTUK PENGANTIN : DOA SUAMI SETELAH AKAD :

SIGHAT TAKLIK :

Anda mungkin juga menyukai