Indonesia negeri beribu pulaunya dengan segala potensi bencana yang harus kita waspadai.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan total bencana sepanjang tahun
2018 mencapai 2.426 peristiwa. Masih teringat dalam pandangan kita, Agustus 2018 Lombok
dengan gempa bumi yang menohok dengan korban meninggal dunia mencapai 436 jiwa,
disusul September 2018 Palu dengan tsunami yang kelu dengan korban meninggal dunia
mencapai 2.113 jiwa, mengakibatkan korban jiwa, harta, dan benda yang tidak kecil
jumlahnya
Dalam konsep Islam, tidak ada sesuatu yang terjadi karena kebetulan, tetapi semua tejadi dengan
takdir Tuhan. Begitu pula dengan setiap bencana alam yang terjadi, baik itu gempa, banjir, dan
lain sebagainya, semua itu terjadi dengan takdir Tuhan yang memiliki maksud dan tujuan
tertentu, bukan sekedar kejadian alam semata-mata.
Dewasa ini, seringkali suatu kejadian bencana dihubungkan dengan azab atau pembinasaan.
Padahal sesungguhnya terdapat tiga macam artian bencana yakni, azab dari Allah karena
banyak dosa yang dilakukan, Ujian dari Tuhan untuk meningkatkan iman dan taqwa,
serta sunnatullah dalam arti gejala alam atau hukum alam.
Bencana sebagai peringatan-peringatan Allah telah disebutkan dalam sejumlah ayat Alqur’an.
Selaras dengan syarahan yang akan kami sampaikan dengan judul “Jaga Bumi Selamatkan
Negeri” yang sesuai dengan Firman Allah Surah Ar-Rum ayat 41 yang berbunyi :
Oleh karena itu, apabila perbuatan manusia yang merusak lingkungan masih terus dilakukan,
berbagai bentuk kemaksiatan terus merajalela, termasuk kemaksiatan yang dilakukan oleh para
penguasa, seperti praktek-praktek korupsi, kekayaan Negara di manipulasi, ketidakadilan
silih berganti, semua itu akan membuat murka ilahi dan akan mendatangkan sanksi yang
bertubi-tubi.
Allah tegaskan juga dalam Al-Qur’an mengenai larangan membuat kerusakan dalam surah Al-
A’raf ayat 56 yang berbunyi :
ٌ صاَل ِح َها َوا ْدعُوهُ َخ ْوفًا َوطَ َم ًعا ۚ إِنَّ َر ْح َمتَ هَّللا ِ قَ ِر
ِ يب ِمنَ ا ْل ُم ْح
َسنِين ِ سدُوا فِي اأْل َ ْر
ْ ِض بَ ْع َد إ ِ َواَل تُ ْف
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan
berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”.
Dalam ayat tersebut Allah melarang manusia untuk berbuat kerusakan dan hal yang
membahayakan bumi setelah Allah menciptakannya dengan baik. Maka dari itu, Allah melarang
eksploitasi yang berlebihan, penghancur ekosistem, pencemaran air dan udara dan yang
mengubah bentuk-bentuk perusakan bumi.
Sebagaimana hadits riwayat ibnu hatim, Mathar Al Warraq berkata, janji Allah dipenuhi dengan
cara patuh kepadaNya karena Dia akan melaksanakannya. Rahmat Allah itu dekat kepada orang
yang berbuat kebaikan.
Dari uraian yang kita sampaikan tadi dapat diambil kesimpulan yaitu bencana alam membawa
dampak yang luar biasa, hingga mengakibatkan korban jiwa, kerugian harta benda dan
kerusakan alam sekitarnya.
Sebagai umat beragama, kita pun tidak boleh lupa untuk senantiasa berprasangka baik kepada
Allah SWT. Rasulullah ﷺmelarang umatnya untuk mencaci maki taqdir seperti
musibah atau kejadian apapun yang telah terjadi, sebagaimana dinyatakan dalam hadis :
“Janganlah kamu menuduh Allah dengan suatu tuduhan yang tidak baik pada setiap kejadian
yang sudah ditaqdirkanNya“. (Hadis Riwayat Imam Ahmad ).
Dan hendaknya, apabila Allah turunkan bencana kita sabar dan tabah menghadapinya,
memperbaiki perilaku kita, serta mengharap ampunannya. Oleh karena itu, marilah
bersama-sama lestarikan negeri, mengharap ridho ilahi, Agar berkah hidup ini.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, semoga dapat diambil hikmah dan pelajarannya.
Billahitaufiq walhidayah
Warridho wal’inayah