Anda di halaman 1dari 2

Moderasi Beragama Upaya mewujudkan Islam rahmatan lil alamin

Tutut khusniah seorang pakar sosial psikologi dalam bukunya pengaruh identitas etnis dan golongan ,
Beliau mengatakan “identitas agama merupakan hal yang sangat Sentral bagi seluruh masyarakat
Indonesia dibandingkan identitas ras, suku dan nasionalisme, karena identitas agama mampu
memenuhi kebutuhan psikologis individu, terkait identitas diri, harga diri maupun aktualisasi diri” di
satu sisi hadirin Kita patut berbangga karena identitas agama menjadi identitas utama sebagai warga
negara Indonesia. namun disisi lain, identitas agama juga dapat memecah belah persatuan terbukti oleh
intoleransi dalam umat beragama sampai pelanggaran tempat umat beribadah beragama .Masih
ingatkah kita hadirin peristiwa pembakaran masjid di tolikara Papua. Pembubaran Jemaat gereja yang
saat sedang beribadah di rumah, pembacokan imam masjid saat sedang salat berjamaah, fantalisme
yang terjadi di musala, bahkan konflik antar agama yang membuat negeri ini terpecah belah, inikah
dinamakan negara toleran, yang katanya mengutamakan keberagaman tapi nyatanya mencuri
persatuan. betul hadirin?

Lalu bagaimana konsep Alquran dalam menghadapi persoalan tersebut maka pada momentum kali ini
kami akan membawakan syarahan yang berjudul
Moderasi Beragama Upaya mewujudkan Islam rahmatan lil alamin
dengan landasan Alquran surah al-anbiya ayat 106 sampai 107
‫ِاَّن ِفۡى ٰه َذ ا َلَبٰل ًغ ا َقِـّلۡو ٍم ٰع ِبِد ۡي َؕن‬
‫َو َم ۤا َاۡر َس ۡل ٰن َك ِاَّلا َر ۡح َم ًة ِّلـۡل ٰع َلِم ۡي َن‬
“sungguh, apa yang disebutkan di dalam Alquran ini, benar-benar menjadi petunjuk yang lengkap,
bagi orang-orang yang menyembah Allah, dan kami tidak mengutus engkau ya Muhammad melainkan
untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam”

Dewan Hakim yang mulia hadirin sebangsa dan setanah air yang berbahagia
Syekh Abul Fida Ismail Ibnu Katsir dalam tafsir Ibnu Katsir jilid 5 halaman 338 beliau menjelaskan

Bahwa Nabi Muhammad diturunkan oleh Allah, bukan semata-mata untuk membinasakan orang yang
tidak beriman, melainkan untuk menciptakan perdamaian dan menjadikan rahmat bagi seluruh umat.
Hal ini sejalan dalam al- Quran surah al-baqarah ayat 143 Allah menyebutkan satu terminologi yang
berkaitan dengan moderasi beragama yakni kalimat
ummatan wasaton
yalal Wathon Ya Lal Wathon
hubbul Wathon minal iman
wala takum Minal khilman
inhatu ahlal Wathon
Ya Lal Wathon Ya Lal Wathon Ya Lal Wathon
hubbul Wathon minal iman
wala takum Minal hirma
inhatu ahlal Wathan

Profesor Doktor Quraish Shihab menjelaskan bahwa kata wasaton pada ayat ini bermula pada sesuatu
yang baik sesuai objeknya. sesuatu yang baik di antara kedua kutub ekstrim yang berbeda dari akar
kata inilah kata wasaton berkembang arti menjadi adil dan seimbang. Allah juga mempertegas posisi
umat Islam sebagai umat yang moderat atau dikenal dengan istilah ummatan wasathon . Umat yang
berada di tengah tidak menjunjung dalam rohani tidak hanyut dalam materi tapi memadukan aspek
rohani dan jasmani, sehingga terjadilah Islam yang rahmatan lil alamin.
Namun sayang beribu sayang fenomena yang muncul sepanjang peradaban dan terus berulang adalah
keadilan pemimpin dan aliran radikal yang sering menjurus pada tindakan aksi saling tolong, saling
tabolin marak terjadi pertikaian yang terjadi antar kelompok yang satu dengan kelompok yang lain
satu dengan agama yang lain ruku yang satu dengan suku yang lain bahkan sampai terjadi
pertumpahan darah hingga berlanjut pada Pembunuhan satu lain timbul pertanyaan mengapa Islam
yang penuh dengan nilai kenyamanan justru lekat dengan label teroris dan ekstrimis jawabannya
adalah karena sebagian umat muslim ada yang berlebih-lebihan atau dalam istilah agama disebut
hulhun yakni berlebih-lebihan dalam beragama dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma yang
diriwayatkan oleh an-nasa'i Ibnu Majah Ibnu khuzaimah Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam
bersabda jauhkanlah diri kalian dari berlebih-lebihan dalam beragama karena sesungguhnya sikap
guru ini telah membinasakan orang orang sebelum kamu oleh karena itu hadirin moderasi beragama
harus kita lakukan untuk mengubah wajah Islam yang sebelumnya sering disebut Islam yang fanatis
Islam yang teroris Islam yang ekstrim menjadi Islam yang damai lam yang nyaman Islam yang tenang
serta menjadi rahmatan lil alamin Amin Amin Amin ya robbal alamin sebagaimana tercermin indah
dalam Alquran surah al-an'am ayat 108 [Musik] [Musik] [Tertawa] [Musik] [Musik] [Musik] [Musik]
dan janganlah kamu membagi sesembahan yang mereka sembah karena mereka akan memaki Allah
dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan demikianlah kami jadikan setiap umat menganggap
baik pekerjaan mereka kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka lalu dia akan memberitahukan
kepada mereka apa yang mereka kerjakan Maha Benar Allah nama Agung dengan segala firmannya
dewan Hakim yang mulia hadirin sebangsa dan setengah air yang berbahagia Imam Ali ashobuni
dalam kitab saffatut tafassir jilid satu halaman 410 beliau menjelaskan Ai la ta suku ah lihat Al
musyrikin janganlah kalian menghina dan berhala orang-orang kafir Allah juga memerintahkan kita
untuk jangan menghina berhala orang-orang kafir Karena di balik hina dan cacian kita akan timbul
kerusakan nih yakni mereka menghina Allah tanpa dasar ilmu pengetahuan menurut Profesor Doktor
Quraish Ada tiga cara agar moderasi beragama terlaksana yang pertama adanya pengetahuan dalam
diri kita yang kedua kemampuan dalam mengendalikan emosi dan nafsu belaka Dan yang ketiga
memiliki kehati-hatian dalam beragama Jadi bukan ajaran agama yang di moderasi tapi cara beragama
kita yang harus mendapatkan sentuhan bernerasi sehingga Islam menjadi Islam yang rahmatan lil
alamin sejarah membuktikan hadirin Islam bukanlah ajaran agama yang sadis bengis apalagi teroris
melainkan Islam adalah ajaran agama yang harmonis rahmatan Li dengan demikian jika akhir-akhir ini
masih ditemukannya aksi-aksi terorisme radikalisme penyerangan tempat umat ibadah lainnya yang
katanya dilakukan oleh orang Islam Sekali lagi kami katakan ini bukan ajaran agama Islam melainkan
ini hanya merusak keindahan agama Islam Islam mempersilahkan umat Kristiani untuk sampai pada
tingkatan Isa Almasih Islam mempersilakan umat Hindu untuk mengamalkan ajaran veda vendator
Islam juga mempersilahkan umat Budha untuk menjalankan ajaran Dharma Sidharta Gautama
demikian pula Islam mempersilahkan umat Konghucu untuk sampai pada tingkatan lesu sensu dan
Senso winnya bagimu agamamu dan bagiku Agamaku dengan demikian hadirin kesalahan ini dapat
kami ambil kesimpulan bahwa keberagaman merupakan sunnatullah yang Allah tetapkan kepada kita
Oleh karena itu hadirin hal yang harus kita lakukan adalah saling menghargai saling menghormati
bahkan saling mencintai untuk sampailah pada semboyan kita Bhineka Tunggal Ika berbeda tetap satu
nusa satu bangsa satu bahasa tanah air Indonesia bersatu bercerai kita runtuh sebelum kami tutup
izinkan kami untuk membawakan sebuah lagu yang dipopulerkan oleh Bung Haji Rhoma Irama
Bhineka Tunggal Ika lambang negara kita Indonesia [Musik] walaupun bermacam-macam aliran tetapi
satu tujuan bineka Tunggal Ika lambang negara kita Indonesia walaupun bermacam-macam aliran
tetapi satu tujuan demikian dan sekian wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai