Anda di halaman 1dari 3

Moderasi Beragama Sebagai Perekat &

Pemersatu Bangsa
Asalamualaikum Wr,Wb,..

Dewan hakim yang arif dan bijaksana, hadirin yang kami hormati

Siapa kita? Indonesia..

Tutut Chusniyah, seorang pakar sosial psikologi dalam risetnya yang berjudul “Pengaruh
Identitas Nasional Etnis & Agama Terhadap Multikulturalisme dalam menghadapi Globalisasi di
Indonesia” mengatakan bahwa identitas agama merupakan hal yang sangat sentral bagi
masyarakat Indonesia di bandingkan identitas ras, suku, dan nasionalisme. pada satu sisi kita
patut berbangga karena identitas agama menjadi identitas utama dalam interaksi sebagai
warga negara. Namun, pada sisi lainnya identitas agama juga dapat menjadi ancaman keutuhan
bagi suatu bangsa. Hingga saat ini, isu agama masih menjadi bahan bakar utama bagi para
oknum yang ingin memecah dan memporak-porandakan bangsa. Mulai dari oknum yang
mengaku-ngaku membawa pesan agama, melakukan aksi kekerasan atas nama agama,
menyebutkan kebencian dengan mengumbar isu sara, pembakaran masjid di tolikara Papua,
hangusnya wihara di tanjung balai sumatera utara, kerusuhan di Poso karena konflik agama,
bahkan dengan teganya memfitnah Rasul dan ulama, betul? apa yang sebenarnya terjadi di
negeri yang majemuk ini, sudah hilangkah rasa kemanusiaan sehingga kekerasan sudah menjadi
hal yang lumrah, adakah yang salah dengan ajaran agama atau kita yang salah dalam
beragama? Oleh karena itu tergugahlah hati kami untuk menyampaikan Syarahan yang berjudul
“Moderasi Beragama Sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa” dengan landasan firman Allah
dalam QS. Al-Hujurat : 6
‫يا ايها الناس إنا خلقناكم من ذكر و أنثى و جعلناكم شعوبا و قبا ئل لتعارفو إن أكرمكم عند اهلل‬
‫أتقاكم إن اهلل عليم خبري‬
Artinya : Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar
kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui maha Mahateliti.

Ma’asyiralMuslimin Rahimakumullah…
Surah Al-Hujarat ayat 13 tadi mengandung perintah untuk bertoleransi terhadap segala
bentuk perbedaan, sebab perbedaan tersebut adalah sebuah ketetapan Allah SWT . Oleh sebab
itu, beriman kepada Allah SWT sudah tentu harus mengimani ketetapan-Nya termasuk
penciptaan manusia yang berbeda-beda. Hadirin, bila kita kaji lebih dalam ayat tersebut di
awali dengan kalimat “ya ayyuhannas” yang ditujukan kepada seluruh umat manusia tanpa
memandang ras dan golongan. Karena pada dasarnya manusia diciptakan dari nasab yang sama
yakni dari Adam & Hawa, sehingga kedudukan manusia dari segi nasabnya pun setara. Oleh
karena itu, tidak ada alasan bagi kita untuk saling manjatuhkan, saling melecehkan, saling
merendahkan antara satu dengan yang lain sepakat hadirin? “‫ ”و جعلناكم شعوبا و قبا ئل‬menurut
Prof.Dr. Muh. Quraish Shihab dalam tafsir Al-Misbah volume 13 halaman 261 menjelaskan
syu’ub dan qobail adalah struktur sosial yang paling besar dan beragam yaitu suku dan bangsa,
sehingga kita menjadi “lita’arafu” yakni saling mengenal antar satu sama lain.

Namun bila kita kaitkan dengan kondisi saat ini, istilah toleransi tidak jarang terdistorsi
dan di dramatisasi yang seolah-olah menjadi serial yang penuh intrik, dibuatlah konsep
sedemikian rupa, lalu mencampuradukkan antara yang boleh dan tidak boleh, belum lagi
makna toleransi juga dibuyarkan oleh sikap antipati antara penganut satu agama dengan agama
lainnya yang tak jarang berujung anarki. Kebiasaan memperdebatkan perbedaan, saling
menghujat menjadi konflik berkepanjangan, maraknya ujaran kebencian, diskriminasi antar
golongan, provokasi antar agama memicu goyahnya persatuan, bahkan membuat Indonesia di
ambang kehancuran. betul? oleh karena itu, Mengimplementasikan moderasi beragama dalam
seluruh sendi kehidupan adalah kunci utama dalam mengatasi permasalahan yang terjadi.

Urgensi moderasi beragama ialah agar terciptanya harmoni dan keseimbangan sosial,
baik dalam urusan pribadi, keluarga, dan masyarakat. Spirit moderasi beragama inilah yang
merupakan strategi untuk mencari titik temu dan jalan damai antara 2 kutub ekstrem dalam
beragama, sehingga akan menciptakan kerukunan antar umat beragama. Hadirin, Islam
termasuk agama yang sangat perhatian terhadap tata etika pergaulan sosial, termasuk
hubungan antarpemeluk agama. Hal tersebut dipertegas Allah dalam QS. Al-Mumtahana : 8

َ ‫اَل يَهْن ٰىمُك ُ اهّٰلل ُ َع ِن اذَّل ِ ْي َن لَ ْم يُ َقا ِتلُ ْومُك ْ ىِف ّ ِادل ْي ِن َولَ ْم خُي ْ ِر ُج ْومُك ْ ِّم ْن ِداَي ِرمُك ْ َا ْن تَرَب ُّ ْومُه ْ َوتُ ْق ِس ُط ْوٓا ِالَهْي ِ ْ ۗم ِا َّن اهّٰلل َ حُي ِ ُّب الْ ُم ْق ِس ِطنْي‬
Artinya : “Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang
tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu.
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil”.

Hadirin yang berbahagia…

Imam Fakhrudin Ar-razi dalam kitab tafsirnya Mafatihul Ghaib jilid 10 halaman
520 menjelaskan ayat tersebut menjadi landasan untuk berbuat baik kepada orang-orang non
muslim. Misalnya, dengan berlaku adil kepada mereka, berinteraksi dengan baik, tidak
mengganggu, dan saling tolong menolong. Kebaikan yang beragam tersebut membuat toleransi
akan terwujudkan, tetapi untuk urusan aqidah “Lakum dinukum waliyadin” bagimu agama mu
dan bagiku agama ku. Lalu bagaimana mewujudkan moderasi beragama tersebut? Prof.Dr.Muh.
Quraish Shihab menjelaskan ada 3 syarat agar moderasi beragama tercipta. Yang pertama,
adanya pengetahuan dari kita masing-masing. Yang kedua, mempunyai emosi yang terkendali.
Dan yang ketiga, memiliki kehati-hatian dalam beragama. Untuk itu, dengan terciptanya
moderasi beragama maka persatuan bangsa akan terwujud. Dengan persatuan terlahirlah
kekuatan. United We Stand Devided We Fall , ‫اجلماعة رمحة و الفرق عذاب‬, Bersatu kita Teguh,
bercerai kita runtuh. Sepakat hadirin?
Dari uraian tersebut maka dapat kami tarik kesimpulan bahwa untuk mengatasi
berbagai macam permasalahan isu intoleransi, maka dapat diatasi dengan moderasi beragama.
Yakni dengan menghargai keragaman (dalam keberagamaan) yang ada dan dengan saling
berbuat baik antar sesama.

Demikianlah syarahan yang dapat kami sampaikan

Wassalamualaikum, Wr, Wb,..

Anda mungkin juga menyukai