Anda di halaman 1dari 3

DAKWAH DI ERA DIGITAL

‫علَى َخ ْي ِر‬ َ ُ‫ص ِل ْي َون‬


َ ‫س ِل ُم‬ َ ُ‫ َون‬.‫سالَ ِم‬ ْ ‫ان َواْ ِإل‬ ِ ‫ِي أ َ ْن َع َمنَا ِبنِ ْع َم ِة اْ ِإل ْي َم‬
ْ ‫ا ْل َح ْم ُد ِهللِ ا َّلذ‬
‫علَى ا َ ِل ِه َوصَحْ ِب ِه أَجْ َم ِع ْي َن أ َ َّما بَ ْع ُد‬ َ ‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو‬َ ‫اْألَنَ ِام‬

HADIRIN ROHIMAKUMULLAH

Jeff Zeleski, seorang pakar komunikasi dunia dalam bukunya “Spiritualitas


Cyberspace” menyatakan : Dewasa ini, perkembangan dunia Informasi
dan komunikasi telah mencapai tahap yang mencenangkan
konsekuensinya. Satu sisi melahirkan nilai-nilai positif dan mampu
mengangkat taraf hidup manusia. Namun disisi lain perkembangan
informasi baik melalui media cetak dan elektronika jika tidak dibingkai
dengan nilai-nilai agama hanya akan melahirkan keresahan, kerusakan,
bahkan kehancuran bagi manusia.

Hadirin kehawatiran ZaLesski tersebut kini kian terbukti. Kita perhatikan


budaya barat/peradaban jahiliyah kini kian merajalela melalui media dan
elektronika sebagai contoh tayangan-tayangan kekerasan dan sadis
semakin merajalela, tontonan-tontonan magis-mitologis semakin
membudaya bahkan hiburan-hiburan erotis seksual liberalis semakin
makmur, membaur bahkan menjamur di tengah-tengah masyarakat.
Eksisinya hadirin, akibat tayangan kekerasan,muncul keributan dalam
keluarga, tauran antar pelajar, perkelahian antar kampung bahkan
peperangan antar etnis dan golongan, akibat tontonan magis metelogis,
lahir masyarakat irrasional, ayat Al-Qur’an dipermainkan, bahkan agama
diperdagangkan. Akibat hiburan erotis dan seksualis. Marak perkosanan
dan perzinahan, bahkan akhir-akhir ini kita digemparkan oleh munculnya
praktek seks bebas yang dilakukan pelajar dan mahasiswa. Na’uzubillahi
min dzalik.

Itulah hadirin dampak langsung dari penggunaan media cetak dan


elektronika yang mengabaikan nilai-nilai etika. Lalu bagaimanakah Islam
memandang hal tersebut? Sebagai jawabannya pada kesempatan ini kami
akan membahas tentang DAKWAH DI ERA DIGITAL dengan landasan
firman Allah dalam Al-Qur’an, surat Al-Hujarat ayat 6 :

ِ ُ ‫ٰ ٰٓيا َ ُّي َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٰٓوا ا ِْن َج ۤا َء ُك ْم فَا ِس ٌۢق ِبنَ َب ٍا فَتَ َب َّينُ ْٰٓوا اَ ْن ت‬
‫ص ْيبُ ْوا قَ ْو ًم ٌۢا‬
َ‫ص ِب ُح ْوا َع ٰلى َما فَ َع ْلت ُ ْم ٰند ِِميْن‬ ْ ُ ‫ِب َج َهالَ ٍة فَت‬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang
fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu
tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu
itu.”(QS. Al-Hujarat : 6)

HADIRIN MA’ASYIRAL MUSLIMIN RAKHIMAKUMULLAH

Secara Filosofi, ayat tadi merupakan landasan metodis dalam menyikapi


derasnya informasi yang disebarkan media cetak dan elektronika, yaitu
Islam memiliki prinsip akomodatif jika bertentangan dengan ajaran Islam
jangan gentar, katakan Tidak! Tidak, tidak meskipun dengan dalil seni dan
kebebasan Pers, betul hadirin?

Dengan demikian ayat tadi memberikan pelajaran pada kita untuk


memperhatikan nilai moral dan etik, dalam menggunakan media cetak dan
elektronika. Namun, sangant disayangkan hadirin, saat ini yang terjadi
adalah fakta sebaliknya, sebagai bukti tidak sedikit majalah-majalah yang
memajang fotoperempuan setengah telanjang. Koran-koran
mengumumkan tempat-tempat mesum dan pelacuran, stasiun-stasiun
televise yang menayangkan senetron adegan ciuman, bioskop yang
menayangkan adegan ranjang dan hubungan seks, dan lain sebagainya...

Bahkan akibatnya budaya barat yang disebarkan media cetak dan


elektronika membuat para pemuda semakin terpuruk, sebagai contoh:
tidak sedikit anak-anak muda kita yang terjerumus kedalam mabuk-
mabukan, tenggak wiski, brendy,KTI, dan bir, tanpa iman banyak remaja
kita akibat mengkomsumsi minuman keras dan narkoba kini tinggal
menunggu lonceng kematian. Bahkan para pemuda kita terbiasa dengan
budaya mesum seks, protitusi, porno aksi, dan pornografi dan seolah-olah
menganggap God is Dead, Tuhan telah mati. Na’uzubillahhimin dzalik…..

Lalu bagaimanakah sikap kita dalam menghadapi persoalan tersebut?


Sebagai jawabannya kita renungkan firman Allah swt dalam al-Qur’an surat
Ali Imron ayat 104 :

ِ ‫ع ْونَ اِلَى ْال َخي ِْر َويَأ ْ ُم ُر ْونَ ِب ْال َم ْع ُر ْو‬


‫ف‬ ُ ْ‫َو ْلت َ ُك ْن ِم ْن ُك ْم ا ُ َّمة يَّد‬
ٰۤ ُ
َ‫َويَ ْن َه ْونَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر ۗ َواول ِٕى َك ه ُم ال ُمف ِل ُح ْون‬
ْ ْ ُ
Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah
dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. ali-Imran
: 104)

HADIRIN YANG BERBAHAGIA

Dengan demikian, orang yang mampu menjaga, melestarikan dan


menjunjung tinggi harakat kemanusiaan adalah yang memiliki Iman dan
amal Shaleh. Sebab hadirin, walaupun kita ber otak cerdas, berwawasan
luas, tetapi kita tidak berhati emas, apalagi jika keimanan lepas, kita hanya
tumbuh menjadi manusia hina, biadab, brutal, tidak bermoral, berakhlak
bejat bahkan bisa lebih jahat dan lebih bejat dari binatang.

Murtadha Muthahhari mengatakan, media digital yang ada pada orang


yang tak beriman bagaikan sebuah pisau ditangan orang gila, dia bisa
menebaskan kemana dia mau. Maka orang yang beriman tapi tak beriman
bisa membunuh, menipu, merampok dan meracuni otak-otak kita.

Sebaliknya, bila DIGITAL digenggam oleh orang beriman, kami yakin akan
membawa kemaslahatan bukan kemudharatan, membawa kesejahtraan
bukan kesengsaraan. Membawa kemajuan bukan kehancuran, membawa
ketentraman bukan kekacauan.

Jikalau hal tersebut ysng kita aflikasikan insya allah media cetak dan
elektronika yang mengabaikan nilai-nilai etik dan yang menyebarkan
budaya-budaya barat jahiliyyah sedikit demi sedikit akan tergeser dan
tergusur dan akan lahir media cetak dan elektronika yang siap merespon
dan mengelola derasnya arus informasi untuk membentuk wadah akhlakul
karimah dan menjunjung tinggi kebudayaan Islam.

Dari uraian tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa saat ini penggunaan
media cetak dan elektronika mulai mengabaikan nilai-nilai etika. Untuk
menghadapi persoalan tersebut umat Islam membutuhkan sumber daya
insan yang siap menjadi sumber sifat kebaikan untuk mengelola informasi
menjadi maslahat dan manfaat dalam kehidupan individu, keluarga, nusa
dan bangsa, serta umat manusia. Semoga Allah swt memberkati setiap
usaha dan upaya kita semua. Amin ya Robbal ‘Alamin

Anda mungkin juga menyukai