Disusun Oleh:
Dzakiatul Amiroh (2118138)
Nadia Salma (2118162)
Sukma Janji (2118163)
Kelas C
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan berbagai
kenikmatan iman, islam, kesehatan dan kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “hadits-hadits tentang pendidik sebagai panutan pesrta didik dan problem
solving bagi peserta didik” sesuai rencana. Tak lupa sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada nabi akhir zaman Nabi Muhammad saw yang memberi syafaat di yaumil
qiyamah aamiin ya rabbal alamin.
Ucapan terimakasih penulis tujukan kepada Bapak H. Mahrus Khudori, M.pd.i selaku
dosen mata kuliah hadits tarbawi atas tugas yang telah diberikan sehingga menambah wawasan
penulis mengenai hadits tarbawi. Dan kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan
makalah ini. Semoga bantuan dari berbagai pihak terkait mendapat balasan dari Allah swt
dengan pahala yang berlipat ganda, aamiin.
2
DAFTAR ISI
Daftar Isi--------------------------------------------------------------------------------- 3
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
A. Kesimpulan ------------------------------------------------------------------------- 13
B. Saran --------------------------------------------------------------------------------- 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyebab rendahnya moral/ahklak generasin saat ini adalah rendahnya
moral para guru dan orang tua. Kencenderungan tugas guru hanya mentransfer ilmu
pengetahuan tanpa meperhatikan nilai-nilai moral yang terkandung dalam ilmu
pengetahuan tersebut,apalagi kondisi pembelajaran saat ini sangat berorientasi pada
perolehan angka-angka sebagai standarisasi kualitas pendidik.
Setiap orang yang pernh sekolah, pastilah berhubungan dengan guru dan
mempunyai gambaran tentang kepribadian guru. Walaupun gambaran tentang guru tidak
lenggak mungkin tidak bener seluruhnya, namun orang akan berinteraksi dengan guru.
Guru adalah pribadi yang menentukan maju tindakan sebuah bangsa dan
peradaban manusia. Diatanganya, seorang anak yang awalnya tidak tahu apa-apa menjadi
pribadi jenius. Melalu sepuhannyalah, lahir generasi-generasi unggul. Maka itu, di dalam
makalah ini akan dibahas tentang kepribadian guru.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud sebagai pendidik ?
2. Bagaimana peran pendidik sebagai panutan peserta pendidik ?
3. Bagaimana peran pendidik sebagai problem solving bagi peserta didik ?
C. Tujuan
1. Dapat memahami maksud sebagai pendidik.
2. Dapat mengetahui peran pendidik sebagai panutan peserta didik.
3. Dapat mengetahui peran pendidik sebagai problem solving bagi peserta didik.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidik
Secara umum pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk
mendidik. Sedangkan secara khusus, pendidik dalam prefektif pendidikan islam adalah
orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan
mengupayakan perkembangan seluruh potensinya, baik potensi efektif, kognitif, maupun
psikomotorik sesuai dengan nilai – nilai islam1. Ada beberapa keutamaan seorang
pendidik, diantaranya yaitu :
1. Terbebas dari Kutukan Allah
sehubuangan dengan ini terdapat hadis sebagai berikut
ع َ سلَ َم َيقُو ُل أَلَ إِنَ ال ُّد ْنيَا َم ْلعُونَة َم ْلعُون َما فِيهَا إِلَ ِذك ُْر
َ ّللاِ َو َما َوالَهُ َو َ علَ ْي ِه َو َ صلَى
َ ُّللا َ ِّللا
َ سو َل َ عن أبى ه َُري َْرةَ َيقُو ُل
ُ س ِم ْعتُ َر
رواه الترمذى. ا ِلم أ َ ْو ُمتَعَ ِلم
1
Bukhari Umar.Hadis Tarbawi: Pendidik dalam perfektif Hadis. (Jakarta: Amzah, 2014) hlm.68
5
Abu Umamah Al-Bahili berkata, “ Diceritakan kepada Rasulullah SAW dan orang
laki-laki: seorang abid (orang yang banyak beribadah) dan seorang alim (orang yang
baik ilmu). Beliau bersabda, “Kelebihan alim dari pada abid adalah bagaikan
kelebihanku daripada kamu yang paling rendah”, penduduk langin dan bumi, sampai
semut yang beradadalam sarangnya, serta ikan bershalawat (memohon rahmat) untuk
orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia (pendidik atau guru)”. (HR. At-
Tirmidzi)
3. Mendapat pahala yang berkelanjutan
ِ ص َدقَة ج
َار َية َو ِع ْلم يُ ْنتَفَ ُع َ ع َملُهُ ِإلَ ِم ْن ثَالَثَة ِم ْن َ سلَ َم قَا َل ِإذَا َماتَ ا ِل ْن
َ سانُ ا ْنقَ َط َع َ علَ ْي ِه َو َ ص َلى
َ ُّللا َ ِّللا ُ ع َْن أ َ ِبي ه َُري َْرةَ أَنَ َر
َ سو َل
رواه مسلم وأحمد النسائي والترمذى والبيهقى. ُبِ ِه َو َولَد صَا ِلح يَ ْدعُو لَه
2
Ibid., hlm,73-75
6
didiknya. Seorang pendidik harus memiliki sifat kepribadian yang positif. Kerna dia
bertugas medidik dan mengajar anak-anak didik, serta mengantarkanya menuju
keberhasilan tujuan yang dicita-citakan yaitu memiliki kepribadian yang takwa kepada
Allah. Pendidik di samping kebribadianya sebagai figure contoh dihadapan anak didik,
dia juga harus mewarnai dan mengubah kondisi yang positif dari keadaan yang kurang
menjadi lebih. Guru atau pendidik terhadap anak didik bagaikan orang tua terhadap anak-
anaknya3. Dan orang tua adalah pendidik atau guru utama dan pertama bagi anak-
anaknya. Untuk menjadi seorang pendidik sebagai penutan yang baik bagi peserta
didiknya maka benyak syifat-syifat kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang
pendidik, di antaranya yaitu:
a. Pendidik yang bersikap adil
Telah menceritakan sulaiman bin harbin, menceritakan hammat dari habib bin Al-
Mufaddholi bin Al-Muhallabi dari ayahnya, berkata : saya mendengar An-Nu”Man
bin Basyar berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “ Berbuat adilah kamu diantara
anak-anakmu” (HR. Bukhari)
a) Kandungan hadits:
Dalam hadits ini dengan tegas Rasulullah SAW. Memerintahkan kepada para
sahabat agar berlaku adil terhadap anak-anaknya.
b) Analisis kependidikan
Dalam konteks pendidikan, peserta didik adalah anak oleh pendidiknya.
Dengan demikian, pendidik wajib berlaku adil dalam berbagai hal terhadap
peserta didiknya. Keadilan pendidik terhadap peserta didik meliputi berbagai
hal seperti: memberikan perhatian, kasih sayang, pemenuhan kebutuhan,
bimbingan, pengajaran.
Seorang guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik mestilah
benar-benar orang menilai segala sesuatunya dengan objektif. Tidak akan
3
Abdul majlis khan. Hadis Tatbawi: Hadis-Hadis Pendidik.( Jakarta: Kencana, 2012) hlm. 65-66
7
nada indikasi cemburu sosisal yang akan timbul dalam percakapan anak
didiknya. Oleh karena itu, guru memang harus menempatkan sikap adil dalam
bertindak di dalam kelas.
(أخر جه البخاري
1. Terjemahan
Dari Masruq berkata: Kami masuk ke rumah Abdullah bin Mas’ud r.a ia berkata:
“Wahai sekalian manusia, barang siapa yang mengetahui sesuatu maka hendaklah ia
mengatakan apa yang diketahuinya, dan barang siapa yang tidak mengetahuinya
maka hendaklah ia mengatakan “Allah lebih mengetahui”, karena sesungguhnya
termasuk ilmu bila seorang mengatakan “Allah lebih mengetahui”, terhadap sesuatu
yang ia tidak di ketahuinya. (HR. Bukhari) Allah berfirman kepada Nabi-Nya:
katakanlah (hai Muhammad): “Aku tidak meminta upah sedikitpun kepadamu atas
dakwahku, dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengadakan. (QS. Shaad
38:86).
2. Penjelasan (Syarah Hadist)
Hadist ini perintah kepada manusia siapa saja di antara umat Muhammad
SAW terutama para calon guru atau yang sudh menjadi guru agar bersikap tawadu’
atau rendah hati dalam ilmu, terutama ketika tidak mengetahui suatu ilmu. Sifat
tawadu’ adalah posisi pertengahan antara kesombongan (takabur) dan rendah diri
(mudzillah). Seseorang berilmu tidak boleh sombong dengan ilmunya karena ilmu
pemberian Tuhan dan tidak boleh merendahkan dirinya sendiri sehingga
merendahkan ilmu dan pemilik ilmu. Hadist melarang mereka untuk tidak sombong
atau sok tahu padahal ia tidak mengetahui apa-apa. Artinya memperlihatkan kepada
orang lain bahwa ia seolah-olah tahu, seolah-olah alim padahal tidak mengetahui dan
tidak alim. Perintah tawadhu’ kepada semua orang, bukan hanya murid terhadap guru
tetapi guru terhadap muridnya sama.
8
b. Pendidik yang memiliki kasih sayang
إنما أنا لكم مثل الوالد. : عن أبي هريرة عن النبي صلى اهللا عليه و سلم قال
Artinya :Dari Abu Huraerah, Rasulullah SAW bersabda,“Sesungguhnya
keduukan saya terhadap kalian (sahabat-sahabatNabi) hanyalah seperti halnya orang
tua (terhadap anak-anaknya).”4
Sifat penyayang sangat penting dimiliki oleh seorang guru, sebab dari sifat ini
akan timbul kecintaan seorang murid terhadap gurunya yangpada gilirannya akan
mendorong murid untuk menguasai ilmu yang diajarkan oleh gurunya, semua
petuah-petuah guru dan omongannya bisa dengan mudah diterimanya secara tulus.
Keadaannya mungkinakan sangat berbeda jika guru tidak memilki rasa kasih sayang
terhadap murid-muridnya, bisa dipastikan murid yang diperlakukan dengan
kebencian dan kekerasan oleh gurunya akan cenderung menjauh dan menjaga jarak,
murid akan menolak semua yang diberikan oleh gurunya dan pada gilirannya akan
menghambat proses belajar mengajar
Problem solving (pemecahan masalah) adalah salah satu bagian dari proses berpikir yang
berupa kemampuan untuk memecahkan persoalan. Dalam pendidikan, mata pelajaran
dipandang sebagai masalah yang harus dipahami, dimengerti dan di selesaikan. Dalam hal ini
maka pendidik harus menyampaikan materi yang disampaikan dengan baik. Berikut hadist
tentang cara penyampaian ilmu yang baik bagi pendidik untuk peserta didik :
4
H.R.An-Nasa’I : 40, Abu Daud : 8, Ibnu Majah : 313
9
Pembahasan :
Di dalam hadist tersebut di jelaskan di antara sifat ucapan Rasulullah SAW adalah sangat
jelas dan mudah dipahami oleh orang yang mendengarkanya. Oleh karenanya, Rasulullah
SAW mengucapkan sesuatu kepada seseorang menggunakan gaya dan bahasa dengan
kemampuan daya tangkap pemikiran orang yang sedang diajak bicara oleh beliau.5
Analisis :
Didalam hadist diatas, pendidik mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran
yaitu proses penyampaian materi yang akan disampaikan kepada murid. Dengan perkataan
yang jelas dan mudah dipahami proses penyampaian pesan dapat diterima dengan baik
oleh para murid. Perkataan yang jelas dalam hal ini bukan hanya sekedar jelas. Namun
lebih dari itu “jelas” disini adalah mampu memahamkan peserta didik yang dihadapinya.
Perkataan yang jelas dan mudah dipahami akan menjadi salah satu faktor keberhasilan
pendidikan. Diharapkan dengan adanya perkataan yang jelas dan mudah dipahami tersebut
anak didik akan dapat menyerap dan memahami apa yang disampaikan pendidik.
َ سلَ َم كَافِ ُل اليَ ِتي ِْم لَهُ أ َ ْو ِلَغَي ِْر ِه أَنَا َوه َُو َكهَاَتَي ِْن ِفي ال َجنَ ِة وأَش
َار َ علَ ْي ِه َو َ صلَى
َ ُّللا َ ِّللا ُ ع َْن أَبِي ه َُري َْرةَ َقا َل َقا َل َر
َ س ْو ُل
Dari Abu Hurairah r.a, Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : orang yang menanggung
hidup anak yatim atau yang lainya, maka saya (Nabi) dan dia seperti ini di dalam syurga
dan Imam Malik mengisyaratkan seperti jari telunjuk dan tengah (HR. Imam Muslim).
Pembahasan :
Dari hadist diatas yang dimaksud dengan ) ) كَافِ ُل اليَتِي ِْمadalah mencukupi segala
kebutuhannya mulai dari nafkah, pakaian, pendidikan sekolah dan bertanggung jawab
atas baik buruknya adabnya. Hal yang demikian ini mendapatkan keutamaan baik dari
hartanya sendiri maupun harta anak yatim tersebut dengan menjadi walinya ini.
5
Imam Nawawi, Terjemahan Riyadlus Shahih Al Bukhari, (Jakarta : Pustaka Amani, 1999M/1420).jilid 1 hlm 639
10
Maksud dari أ َ ْو ِلغَيْرهyaitu orang terdekatnya seperti kakek, nenek, ibu, saudara laki-laki,
saudara perempuan, paman dari ayah, paman dari ibu, bibi dari ibu dan orang lain.6
Analisis :
Pada hadist diatas menerangkan tentang hubungan kedekatan Rasulullah dengan orang
yang memelihara anak yatim. Rasulullah SAW mendemonstrasikan juga dengan jari
beliau. Beliau menerangkan kepada para sahabat bahwa kedudukan beliau dengan orang
yang memelihara anak yatim di surga begitu dekat, seperti kedekatan jari tengah dan jari
telunjuk.
Dalam dunia pendidikan sekarang ini, para pendidik dianjurkan sekali untuk bisa
meneladani Rasulullah SAW dalam menjelaskan pelajaran dengan menggunakan alat
peraga dalam metode pengajaranya. Metode peraga ini sekarang lebih dikenal dengan
sebutan media pendidikan. Media pendidikan adalah suatu benda yang dapat diindrai,
khususnya penglihatan dan pendengaran baik yang terdapat dalam maupun luar kelas
yang digunakan sebagai alat bantu penghubung dalam proses pembelajaran. Media
pendidikan bertujuan untuk meningkatkan efektifitas belajar siswa. Media pendidikan
mengandung beberapa aspek-aspek yaitu sebagai alat atau sebagai teknik yang berkaitan
erat dengan metode pengajaran :
Dari Abu Hurairah r.a Berkata : ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasul. Ya
Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak saya hormati? Beliau menjawab
menjawab : “Ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu, kemudian ayahmu, kemudian
yang lebih dekat dan yang lebih dekat dengan kamu (HR. Muslim)
6
Muhammad Fuad Abdul Baqi, Kumpulan Hadist Shahih Bukhari dan Muslim, (Semarang Pustaka Nuun,2012)hlm
552
11
Pembahasan :
Analisis :
7
Juwariyah, Hadist Tarbawi, (Yogyakarta: TERAS,2010) hlm 20
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa seorang guru atau pendidik
adalah orang-orang yang mempunyai banyak ilmu dalam bidangnya, mau mengamalkan
ilmunya dengan sungguh-sungguh, penuh keikhlasan dan menjadikan peserta didik
menjadi lebih baik sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya
B. Saran
Mengajar merupakan bagian dari tugas keagamaan disamping juga tugas
kemanusiaan yang harus diemban oleh siapapun, setiap muslim diberi tugas untuk
menyampaikan ilmu walaupun hanya satu disiplin ilmu saja. Menjadi seorang guru atau
pendidik yang professional seharusnya mentaati semua kode etik yang ada dan
mempunyai kompetensi yang dapat di terapkan dalam standar nasional pendidikan
13
Daftar Pustaka
Umar, Bukhari. 2014. Hadis Tarbawi: Pendidik dalam perfektif Hadis. Jakarta, Amzah
Khan, Abdul majlis. 2012. Hadis Tatbawi: Hadis-Hadis Pendidik. Jakarta: Kencana
As-Sajsatany, Abu Daud Sulaiman bin Al-Asy’ats. 2006.Sunan AbiDaud.Bairut: Dâr Al-
Kitab Al-Araby
14