SKRIPSI
Diajukan oleh :
NURUL HIDAYANTY
NIM. 180201164
Alhamdulillah, segala puji syukur hanya milik Allah SWT., karena dengan
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau yang mana telah
membawa umat manusia dari zaman jahilyah kepada zaman islamiyah yang
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini, tentu banyak bimbingan, arahan,
motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak yang turut berpartisipasi sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Oleh karena itu
v
2. Rasulullah SAW., yang telah membawa perubahan besar dalam kehidupan
3. Kedua orang tua tercinta, ayahanda Jamaluddin Abd, dan ibunda tercinta
serta memberi cinta yang tulus dan ikhlas, hingga memberi Pendidikan pada
Pendidikan yang agama islam kepada penulis dari kecil sampai jenjang
4. Dekan FTK UIN Ar-Raniry yaitu Bapak Dr. Muslim Razali, SH., M.Ag dan
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan yaitu Bapak Dr. M. Chalis,
M. Ag yang telah memberi izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian ini.
5. Bapak Drs. Amiruddin, MA selaku pembimbing I dan ibu Dr. Cut Maitrianti,
S.Pd.I., M.A selaku pembing II yang telah bersabar dan bersedia meluangkan
waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing dan mengarahkan penulis dari
kepada penulis.
7. Kepada Dayah Madrasah Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh, yakni ustadz Sualip
akhlak santriwati.
vi
8. Kepada sahabat tercinta Asmalida yang sangat bersabar dalam menemani
dari awal hingga selesainya skripsi ini. Serta kepada para sahabat tercinta
Rahma wati, Reza septian, Nissa Aula dan lainnya, yang senantiasa
mendukung dan memberi do’a kepada penulis sehingga penulis selalu merasa
Agama Islam yang telah berpartisipasi, membantu dan baik terhadap penulis
senantiasa membalas segala kebaikan yang penulis terima dengan kebaikan yang
jauh lebih baik kepada semuanya. Akhirnya penulis berserah diri kepada Allah
SWT., semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk memperoleh hasil ilmu
Penulis,
Nurul Hidayanty
NIM. 180201164
vii
ABSTRAK
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
KATA PENGANTAR ............................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xi
TRANSLITERASI ................................................................................................... xii
BAB I: PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10
E. Definisi Operasional ................................................................................... 12
F. Kajian Terdahulu yang Relavan ................................................................. 16
G. Metode Penelitian ............................................................................................. 17
H. Sistematika Pembahasan .................................................................................. 18
viii
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 54
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................................ 54
B. Langka-Langkah Musyrifah dalam Membina Akhlak Santri
wati di Dayah Madrasah Ulumul Qur'an Pagar Air Aceh ........................... 59
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Akhlak Santriwati di Dayah
Madrasah Ulumul Qur'an Pagar Air Aceh .................................................. 71
D. Kendala Musyrifah dalam Membina Akhlak Santriwati di Dayah
Madrasah Ulumul Qur'an Pagar Air Aceh ................................................. 75
E. Pembahasan ................................................................................................ 76
BAB V: PENUTUP .................................................................................................. 79
A. Kesimpulan .................................................................................................. 79
B. Saran ............................................................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 82
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dayah Madrasah Ulumul Qur’an Pagar Air ......... 58
Gambar 1 Asrama Putri Dayah Madrasah Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh ........... 88
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran II Surat Keterangan Permohonan Izin Melakukan Penelitian dari Dekan Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry.
Lampiran III Surat Penelitian sudah melakukan Penelitian dari Dayah Madrasah
Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh.
xi
TRANSLITERASI
A. TRANSLITERASI
Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, secara umum
berpedoman kepada trasnsliterasi ‘Ali ‘Awdah dengan keterangan sebagai berikut:
Catatan:
1. Vokal Tunggal
---------- (fathah) = a misalnya, حدثditulis hadatha
---------- (kasrah) = i misalnya, وقفditulis wuqifa
---------- (dammah) = u misalnya, رويditulis ruwiya
2. Vokal Rangkap
(( )يfathah dan yā’) = ay, misalnya, بينditulis bayna
(( )وfathah dan waw) = aw, misalnya, يومditulis yawm
3. Vokal Panjang
(( )اfathah dan alīf) = ā (a dengan garis di atas)
(( )يkasrah dan ya’) = ī, (i dengan garis di atas)
4. Tā’ marbūtah ()ة
Tā’ marbūtah hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah dan dammah, transliterasinya
adalah (t), misalnya ( = الفلسفة األولىal-falsafat al-ūlā). Sementara tā’ marbūtah mati atau
mendapat harakat sukun, transliterasi-nya adalah (h), misalnya: ( , مناهج األدلة,تهفت الفالسفة
)دليل اإلنايةtahafut al-falāsifah, manāhij al-adillah, dalīl al-ināyah.
5. Syaddah (tasydīd)
‘Ali ‘Awdah, Konkordansi Qur’ān, Panduan dalam Mencari Ayat Qur’ān, cet. II, (Jakarta: Litera Antar
Nusa, 1997), hal. xiv.
xii
Syaddah yang dalam bahasa Arab dilambangkan (ّ ), dalam transliterasi ini
dilambangkan dengan huruf, yakni huruf yang sama dengan huruf yang mendapat
syaddah, misalnya ( )خطابيةditulis khattābiyyah.
7. Hamzah ()ء
Untuk hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata ditransliterasikan dengan
apostrof, misalnya: مالئكةditulis malā’ikah, جزئىditulis juz’ī. Adapun hamzah yang
terletak di awal kata, tidak dilambangkan karena dalam bahasa Arab ia menjadi alīf,
misalnya: إختراعditulis ikhtirā‘.
B. MODIFIKASI
1. Nama orang berkebangsaan Indonesia ditulis seperti biasa tanpa transliterasi, seperti
Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy. Sedangkan nama-nama lainnya ditulis sesuai kaedah
penerjemahan. Contoh: Muhammad Fū’ād ‘Abd al-Bāqī.
2. Nama kota ditulis menurut ejaan Bahasa Indonesia, seperti Mesir, bukan Misra; Beirut,
bukan Bayrūt; dan sebagainya.
3. Istilah asing yang sudah popular dan masuk ke dalam bahasa Indonesia ditulis biasa,
tanpas transliterasi. Contoh: tauhid, ditulis tauhid, bukan tawhīd. Pengecualian berlaku
jika penulisan dimaksudkan sebagai ungkapan asing dan dicetak miring, seperti: ummah
wasatan.
C. SINGKATAN
Swt. = سبحانه و تعالى
Saw. = صلى هللا عليه وسلم
Ra. = رضي هللا عنه
terj. = terjemahan
jil. = jilid
t.p. = tanpa penerbit
t.tp. = tanpa tempat penerbit
t.th. = tanpa tahun
ed. = editor
hal. = halaman
Dalam penulisan tesis ini, penulis mengacu kepada buku “Panduan Program Sarjana UIN
Ar-Raniry Banda Aceh, edisi 2016.”Adapun terjemahan ayat al-Quran diambil dari al-Qur’an
dan Terjemahnya, terbitan Departemen Agama, 1989.
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
lingkungan manusia. Bahkan Allah SWT mengutus seorang Rasul di dunia ini
rusak dan majunya sebuah masyarakat itu juga tergantung pada akhlak
mempunyai ciri-ciri psikis dan fisik yang cenderung baik dan buruk. Tanpa proses
yang terarah manusia bisa menjadi makhluk yang sepenuhnya diliputi oleh
keinginan nafsu yang buruk, serta mengingkari dan tidak beriman tehadap
Tuhannya.1
Akhlak juga merupakan sebuah hakikat yang sangat begitu istimewa bagi
kehidupan, dengan akhlak yang baik manusia pasti berada pada posisi yang mulia,
baik itu pada kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat. Memiliki perilaku akhlak
______________
1
M Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), h. 15.
2
Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari IV, (Beirut: Dar Al-Fikr, t.t), h. 37.
1
2
Dalam berperilaku akhlak yang baik Allah SWT telah memberikan kepada
manusia contoh teladan yaitu Rasulullah SAW., dalam al-Qur’an Allah berfirman:
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah SAW itu suri teladan yang baik
bagimu,” merupakan penegasan yakni “mengapa kalian tidak meniru dan mengikuti
orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan
beriman, yang membenarkan janji Allah kepada mereka, yang pada akhirnya Allah
akan menjadikan kesudahan yang baik di dunia dan akhirat bagi mereka”.3 Maka
dapat dipahami bahwa sosok Rasulullah SAW merupakan suri teladan yang patut
dicontoh, apalagi bagi manusia yang menginginkan rahmat dari Allah SWT. Nabi
Muhammad SAW merupakan manusia pilihan yang memiliki perilaku yang sangat
mulia. Sebagai manusia yang mengharap rahmat Allah SWT di dunia maupun
akhirat sudah sepatutnya kita berperilaku baik, seperti perilaku yang diajarkan oleh
Berperilaku akhlak yang baik merupakan sesuatu pembelajaraan yang telah dimulai
dari sebelum manusia lahir ke dunia, yang mana pendidikan tersebut dilakukan
______________
3
Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i, 2017), h. 308.
3
terus menerus sehingga jadi suatu kebiasaan yang melekat pada diri seseorang.4
Penerapan akhlak yang baik harus selalu di aplikasikan, tidak pandang dari jenis
kelamin maupun umur. Baik itu pria, wanita, anak-anak, remaja, orang tua, dan
sekalipun itu orang hebat, akhlak yang baik tetap wajib senantiasa diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Keharusan menjunjung tinggi akhlak mahmudah lebih
dipertegas lagi oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits, yaitu:
cara menghiasi dirinya dengan berbagai akhlak yang mulia dan menganjurkan agar
Hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam kitab "al-Adabul Mufrad," dan
______________
4
Darmawan Harefa, Belajar Berpikir dan Bertindak Secara Praktis dalam Dunia
Pendidikan, (Solok: Insan Cendikia Mandiri, 2020), h. 101.
5
Abdullah Muhammad bin Ismail al Bukhari, Shahih al Bukhari, Juz V, (Beirut: Dar al
Kitab al ‘Ilmiyyah, 1992), h. 2444.
4
Ahmad dengan sanad shahih dengan syarat Muslim dari Abu Hurairah dia bercerita,
Rasulullah bersabda:
ﻛﺎن رﺳﻮل ﷲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ أﺣﺴﻦ اﻟﻨﺎس ﺧﻠﻔﺎ:وﻋﻦ أﻧﺲ رﺿﻲ ﷲ ﻋﻨﻪ ﻗﺎل
Artinya: “Dari Anas Radhiyallahu Anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi
wa sallam adalah manusia yang paling mulia akhlaknya”.(Muttafaq
Alaih).6
Penjelasan syarahnya, Al-Hafidz An-Nawawi Rahimahullah menyebutkan
“Bab Akhlak Mulia”. Yaitu, bab yang mengandung perintah untuk berakhlak mulia,
menjelaskan orang-orang yang bersifat dengan akhlak mulia dari kalangan para
hamba Allah, tentang akhlak mulia terhadap Allah dan terhadap para hamba-Nya.7
terlihat terus menjadi nyata. Bahkan lebih ironisnya lagi penyusutan akhlak serta
apabila telah meniru budaya Barat, baik meniru trend, style hidup, dan pemikiran
yang diusung Barat tersebut. Bahkan ada pula yang menjadikan nilai-nilai Barat
sebagai standar sikap akhlak.8 Sehingga pada akhirnya akhlak keislaman yang
sesungguhnya akan menjadi tidak mudah untuk diaplikasikan lagi dalam kehidupan
pergaulan golongan anak muda zaman sekarang, karena pada generasi mudalah
______________
6
Syaikh Muhammad Al Utsaimin, Syarah Riyadhus Shalihin; Imam Nawawi, Jilid 2,
(Bekasi: PT. Darul Falah, 2013), h. 691.
7
Syaikh Muhammad Al Utsaimin, Syarah Riyadhus Shalihin; Imam Nawawi, Jilid 2,
(Bekasi: PT. Darul Falah, 2013), h. 691.
8
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: Diponegoro,2000),
h. 7.
5
letak sebuah tolak ukur bagi masyarakat dalam memandang kemajuan masa depan
merupakan jawaban sebuah lembaga pendidikan yang diyakini oleh sebagian orang
terbaik sekaligus mampu membenahi akhlak untuk anak-anak mereka, terlebih bagi
orang tua yang sibuk dengan pekerjaan namun senantiasa memikirkan masa depan
anaknya, yang disebabkan takut akan kerusakan moral dan akhlak yang sering
terjadi pada generasi muda sekarang. Meninjau tentang akhlak, tentu pembinaan
akhlak antara lingkungan keluarga dan pesantren pasti memiliki banyak perbedaan,
terlebih tugas seseorang pembina akhlak di pesantren pasti jauh lebih besar daripada
keluarga, itu semua karena lebih banyaknya kepala dan berbagai watak yang harus
teladan yang paling utama untuk santri tersebut, terlebih jika mereka seorang yang
membimbing akhlak tersebut. Akhlak yang baik juga merupakan pokok dari sebuah
mungkin terlepas dari seseorag yang membina akhlak tersebut. Agar dapat
6
pembentukan akhlak santrinya, dan pada umumnya itu guru-guru pengajarnya, kiai,
yang sangat erat, sebab setiap individu pasti dikarenakan mendapat bina dan arahan,
sehingga ketika melaksanakan praktik akhlak mampu berperan secara benar dan
semakin terarah. Ketika seseorang tidak dibina/arahkan tentu mereka akan merasa
mungkin tak bisa diselesaikan oleh ustadz dan ustadzah sebagai guru.
______________
9
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LP3S, 1982), h. 56.
10
M. Sultan Masyhud, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2005), h.
128.
7
murid/santri.
dilaksanakan oleh petugas pesantren yang bukan guru, ustadz dan ustadzah
lakukan.
membina akhlak santri, itulah alasan mengapa sebagian pesantren pasti menetapkan
termasuk Dayah Madrasah Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh. Pada tahun 2019
tersebut mengganti sistem pembinaan akhlak santri dari binaan di bawah asatidz/ah
dunia pesantrian dan tidak lazim dilakukan oleh beberapa santri yang belum
mengamalkan akhlak terpuji.11
Dari penjelasan di atas dapat kita pahami bahwa santri pada dasarnya hanya
manusia yang sama dengan manusia yang lain, dan kehidupan dalam pesantren juga
Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh, permasalah tersebut tentu saja pernah dialami juga
arus, dan bahkan mudah terjerumus pada hal-hal yang salah, dikarenakan fitrahnya
perempuan memang diibaratkan sebagai tulang rusuk yang bengkok, jika dibiarkan
______________
11
Wawancara dengan Ustadzah Jasriani Ainun, (Anggota musyrifah di Dayah Madrasah
Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh), 26 Juni 2021.
12
Wawancara dengan Ustadzah Jasriani Ainun…, 26 Juni 2021.
9
ia akan tetap bengkok, tetapi jika diluruskan akan patah.13 Dalam artian memang
perempuan harus terus dalam binaan dan pasti dengan cara-cara tertentu. Begitu
pula dalam kehidupan di lingkungan pesantren, akhlak santriwati juga harus terus
diluruskan, terutama bagi beberapa santri awam yang masih kurang baik dalam
sakit, malas makan bahkan sepakat membicarakan orang lain (ghibah), dan banyak
dapat dibina dengan cara-cara sistematis dan mendidik yang dilakukan para
Musyrifah di Dayah tersebut. Semua itu pasti tidak terlepas dari berbagai faktor
yang mempengaruhi santriwati dan juga kendala yang dihadapi musyrifah dalam
B. Rumusan Masalah
membina akhlak santriwati di Dayah Madrasah Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh
______________
13
Anna Maria, Ketika Allah SWT Lebih Menyayangi Wanita, (Jakarta: PT. Kawai Media,
2011), h. 48.
14
Wawancara dengan Ustadzah Jasriani Ainun…, 26 Juni 2021.
10
adalah:
C. Tujuan Penelitian
D. ManfaatpPenelitian
1. ManfaataTeoritis
______________
15
Rustiyarso, Panduan dan Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Noktah,
2020), h. 135.
11
peranan setiap musyrifah dalam membina santriwati yang sudah ada, terkhusus
2. ManfaatpPraktis
Manfaat praktis adalah manfaat yang berkenaan manfaat nyata dan langsung
serupa.
______________
16
Rustiyarso, Panduan dan Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas…, h. 135.
12
E. Definisii.Operasional
operasional juga sering didefinisikan sebagai judul penelitian kata demi kata,
padahal adalah penjelasan variable yang akan diamati dalam pemecahan masalah.17
ilmiah ini, maka perlu bagi penulis untuk menjelaskan istilah-istilah penting dalam
1. Peranan
status atau hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang sesuai dengan
______________
17
Maryam B. Gainau, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: PT. Kanisius, 2016), h.
23.
18
Soejorno Soekarto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997),
h. 286.
13
terhadap sesama, terhadap orang yang lebih tua dan muda, bahkan terhadap
diri sendiri.
2. Musyrifah
3. Membina
4. Akhlak
Akhlak diambil dari bahasa Arab, yang mufradnya khulqu, artinya perangai,
adab, budi, Baik, buruk atau jahat dalam semua tingkah laku manusia.21
menurut Abi Husen Ali Bin Hisyam Al-Kailami, “ akhlak yaitu sifat yaang
______________
19
Ahmad Warso Munawir, Al Munawir Kamus Bahasa Arab-Indonesia, (Jakarta: Pustaka
Progressif, 2007), h. 712.
20
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesi, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2005), h. 95.
21
Kahar Masyhur, Membina Moral dan Akhlak, (Jakarta: Rineka Cipta: 1994), h. 1-6.
14
mengakar pada jiwa individu untuk bertindak tanpa dengan berpikir lagi
atau pun tanpa pertimbangan lagi”. Sedangkan akhlak dimaksud di sini yaitu
atau kelakuan sesuai dengan tuntunan syari’at Islam dan selalu berakhlak
5. Dayah
Dayah diambil dari kata zawiyah, yang memiliki keterkaitan bahasa, yaitu
Di pojok mesjid, karena dzikir pada masa Nabi dilakukan di pojok mesjid.22
Di beberapa negara muslim lainnya Dayah atau zawiyah juga lazim biasa
oleh penulis di sini ialah pesantren, yakni lembaga pendidikan agama Islam
tempat para santri (murid) menuntut lmu dan menetap pada lingkungan
______________
22
Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan & Pembaruan Pendidikan Islam di
Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2018), h. 27-28.
15
6. Santriwati
Santri adalah peserta didik yang belajar di pesantren.23 Sedangkan wati ialah
Santri biasa tinggal di sekeliling masjid di setiap kota besar maupun kecil,
peserta didik perempuan yang belajar di pesantren serta dituntut belajar dan
______________
23
Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan…, h. 64.
24
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia…, h. 997.
25
Clifford Geetz, Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa, (Jakarta: Pustaka Jaya,
1989), h.180.
26
Clifford Geetz, Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa…, h. 207-208.
27
Clifford Geetz, Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa…, h. 194.
16
Madrasah Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh” adalah baru atau bukan merupakan
memukan juga penelitian yang hampir serupa, oleh karenanya untuk memudahkan
yang hampir menyangkut paut dan yang dapat memperkuat topik terkait penelitian.
Beberapa kajian dari penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh peneliti lain
dapat menjadi dukungan bagi penelitian ini, baik itu dukungan referensi, dukungan
kajian penelian dan juga dukungan dalam mempertahankan kekuatan argumen dari
penelitian yang dilakukan. Referensi kajian terdahulu yang akan digunakan dalam
Karya Faez Syahroni dengan judul “Dayah Madrasah Ulumul Qur’an Pagar
Air (Sejarah, Program dan Tantangan),”28 yang bertujuan untuk lebih mengenal dan
mengetahui Sejarah Madrasah Ulumul Qur'an Pagar Air serta penelitian terdahulu
adalah sama-sama meneliti Madrasah Ulumul Qur'an Pagar Air Aceh sebagai
______________
28
Faez Syahroni, Skripsi: Dayah Madrasah Ulumul Qur’an Pagar Air (Sejarah, Program
dan Tantangan. (Banda Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, 2020), h. 9.
17
dalam bimbingan akhlak santri putri di UPT Pesantren Kampus Ma’had Al-Jami’ah
UIN Raden Intan Lampung”29, tahun 2018. Berdasarkan isi skripsi di atas ada
musyrifah dalam membina atau bimbingan akhlak peserta didik sebagai acuan
Islam untuk santri) Madrasah Ulumul Qur'an Pagar Air Aceh. Sedangkan peneliti
Lampung.
G. Metode Penelitian
Secara umum metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.30 Metode dalam penelitian
ini yaitu deskriptif kualitatif dan dalam penelitian ini penulis memecahkan
______________
29
Khasanatun Ni’mah, Skripsi: Peranan musyrifah dalam Bimbingan Akhlak Santri Putri
dii UPT Pesantren Kampus Ma’had Al-Jami’ah UIN Raden Intan Lampung. (Lampung: Pesantren
Kampus Ma’had Al-Jami’ah UIN Raden Intan, 2018), h. 11.
30
Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013),
h. 3.
18
dapat memecahkan atau menjawab permasalahan yang yang ingin dikaji, yaitu
penulis ingin mengambarkan mengenai situasi kejadian yang sedang terjadi dengan
Madrasah Ulumul Qur'an Pagar Air Aceh, dengan cara mendeskriptifkan kumpulan
H. Sistematika Pembahasan
beberapa uraian suatu sistem pembahasan dalam suatu kerangka ilmiah. Dapat
diartikan pula dengan suatu gambaran umum untuk memudahkan peneliti untuk
mengkaji sebuah persoalan dari bab ke bab.31 Maka untuk memudahkan gambaran
tentang penelitian ini maka penting bagi penulis untuk membuka sistematika dalam
penelitian ini, sehingga para pembaca akan lebih mudah memahami tentang
penulisan ini. Adapun sistematika yang dipakai dalam penelitian ini adalah:
BAB II, merupakan landasan teoritis yang membahas landasan teori dan
pembahasan kaidah yang telah diungkapkan oleh pakar sebelumnya, guna sebagai
______________
31
Faisol, Pendidikan Islam Perspektif, (Jakarta: Guepedia, 2020), h. 51.
19
analisis kajian yang berhubungan dengan penelitian ini yakni tentang Peranan
BAB III, merupakan metode penelitian yang terdiri dari pemaparan metode
meliputi: rancangan dan pendekatan yang dipakai, penentuan jenis data yang
pengumpulan data, dan teknik analisi data. yang dipakai dan bersangkutan dengan
BAB IV, merupakan hasil penelitian yaitu analisis penelitian yang mengacu pada
rumusan masalah yang terdiri dari pemaparan dan pembahasan data penelitian yang
membina akhlak santriwati di dayah Madrasah Ulumul Qur'an Pagar Air Aceh.
BAB V, merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan pembahasan dan saran
yang menyangkut dengan penelitian ini, yaitu peranan musyrifah dalam membina
1. Peranan
luas peranan yaitu orang yang menjalankan kewajiban dan haknya sesuai
penghargaan khalayak orang terhadap upaya seseorang namun sikap (berbuat) pada
situasi tertentu hanya berdasarkan keharusan status dan fungsi sosialnya, meskipun
beliau juga menerangkan bahwa peranan ialah impian-impian yang lain pada
tanggungjawab tertentu.34
______________
32
Soejorno Soekarto, Sosiologi Suatu Pengantar…, h. 286.
33
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 14.
34
Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi, (Jakarta: Cv. Rajawali,1984), h. 235.
20
21
bertindak sesuai harapan dan tujuan yang ingin dicapai, seperti bertanggungjawab
mengemukakan bahwa suatu pembeda dari kedudukan dan peran ialah bagi
satu bergantung dengan yang lainnya, begitupun sebaliknya tak ada kedudukan
tanpa peranan, dan tak ada peranan tanpa kedudukan.35 Peranan juga mempunyai
dua maksud. Setiap individu pasti mempunyai bermacam ragam peranan dari setiap
menentukan apa yang dilakukannya kepada sebuah masyarakat dan peluang apa
Peranan tentang pribadi individu harus bisa dibedakan (kondisikan) dengan peranan
unsur statis yang menunjukkan posisi individu dengan posisinya pada organisasi
______________
35
Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi…, h. 236.
36
Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi…, h. 237.
22
penyesuaian dirinya dan fungsi dari jabatan yang ia duduki, dan juga sebagai suatu
proses di mana seseorang memainkan perannya. Peranan terdiri atas tiga cangkupan
yaitu:
b. Peranan adalah sebuah konsep terhadap apa dan bagaimana yang ingin
Tujuan dari sebuah peranan ialah adanya hubungan dan keikhlasan oleh
kedua belah pihak yaitu antara seseorang yang menjalankan peranan dengan orang-
orang sekitar yang ikut serta dengan peranan tersebut dalam mematuhi dan
menjalankan aturan yang diatur oleh nilai-nilai sosial. Peranan dapat diartikan juga
______________
37
Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi…, h. 238.
38
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar…, h. 242.
23
sekelompok orang kepada individu yang memiliki status atau jabatan tertentu.
2. Musyrifah
Kata musyrifah berasal dari kata musyrif, yakni diambil dari bahasa Arab
musyrifah juga disebut sebagai ustadzah yang membina masyarakat asrama. Yang
Musyrif atau musyrifah ialah seorang pendidik akhlak, seorang tokoh yang
menjadi panutan bagi peserta didik serta lingkungannya, sebab itu pastilah seorang
guru pasti memiliki suatu standar dan kualitas tertentu pribadinya, yang meliputi
______________
39
Ahmad Warso Munawir, Al Munawir Kamus Bahasa Arab-Indonesia, (Jakarta: Pustaka
Progressif, 2007), h. 712.
40
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010), h. 37.
24
dan memberi petunjuk kepada santriwati tentang hidup yang baik, yakni mengenal
siapa dirinya dan pencipta-Nya sehingga jauh dari sifat sombong, dan selalu berbuat
baik, serta berperilaku sesuai kebenaran dan menerapkan perilaku akhlak yang
bimbingan, binaan ataupun konseling khusus kepada santri-santri asrama yang ada
hubungannya dengan perilaku sikap santriwati dalam melaksanakan tugas dan budi
pekerti sesuai yang telah ditetapkan oleh asrama pesantren ketika di asrama.
3. Dayah
Dalam kajian ini, teori yang digunakan adalah teori tentang Dayah. Secara
etimologi kata Dayah diambil dari unsur bahasa Arab yaitu dari kata zawiyaḥ
artinya buju rumah atau buju mesjid41. Pengertian Dayah dalam bahasa Aceh sama
halnya dengan pesantren, yakni lembaga pendidikan agama Islam tempat para santri
(murid) menuntut ilmu dan menetap pada lingkungan tersebut dengan tujuan
Dayah dalam kajian ini yaitu Dayah yang bermakna pesantren yang merupakan
Dayah dari pelesetan kata zawiyah kepada kata Dayah. Mayarakat Aceh pada
______________
41
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Sejarah Pendidikan Daerah Istimewa Aceh,
(Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1984), h. 18.
25
pada awalnya memang tidak tertulis. Hanya berupa konsep dan pemahaman umum.
pendidikan asli Indonesia ini sehingga secara tersirat, rumusan tujuan pendidikan
keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, akhlak mulia, serta tradisi pesantren
untuk menjadi ahli ilmu agama Islam (mutafaqqih fiddin) atau menjadi muslim
yang memiliki keterampilan dan keahlian untuk membangun kehidupan yang islami
muslim.
mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan agama di
Mastuhu di atas tertuang dalam “Panca Jiwa”. Panca jiwa adalah nilai-nilai yang
26
1. Jiwa Keikhlasan
seperti ini dibangun agar setiap santri dan penghuni pesantren dapat terus
berbuat untuk kemaslahatan dan niat ibadah pada Allah, bukan karena
dorongan keuntungan.
2. Jiwa Kesederhanaan
hidup.
3. Jiwa Berdikari
berdikari berarti pribadi yang selalu belajar dan melatih dirinya untuk
orang lain.
Jiwa ini yang mendasari interaksi antar santri, ustadz dan guru dalam
______________
42
Abdullah Syukri Zarkasyi, Manajemen Pesantren Pengalaman Pondok Modern Gontor,
(Ponorogo: Tri Murti Press, 2005), h. 86.
27
5. Jiwa Kebebasan
Jiwa ini berarti bebas dalam berpikir dan berbuat, bebas dalam menentukan
masa depan, bebas dalam memilih jalan hidup, juga bebas dari pengaruh
negative dari masyarakat luar. Dengan jiwa kebebasan, santri juga diharapkan
akan berjiwa besar dan optimis dalam menghadapi segala kesulitan sesuai
pesantren bukan sekedar tempat para santri untuk menuntut ilmu, melainkan juga
sebagai tempat mereka dituntut untuk mendidik diri pribadi mereka agar
mengamalkan ilmu akhlak dan agama dengan berbagai keadaan watak dan
lingkungan hidup yang dihadapi. Dengan itulah bekal-bekal ilmu yang ditempuh
1. Pengertian Membina
Kata bina diambil dari kata bana yang berasal dari bahasa arab dan artinya
______________
43
Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2009), h. 138.
44
Kaharuddin, Mencetak Generasi Anak Shaleh dalam Hadits, (Yogyakarta: Deepublish,
2018), h. 19.
28
bahasa indonesia arti dari membina yaitu usaha yang diupayakan dengan cara
keterampilan, dan pengetahuan sebagai bekal untuk kehidupan lebih lanjut untuk
atas kesadaran dan kemauan dirinya sendiri untuk meningkatkan, memperbaiki, dan
mengembangkan diri terhadap orang lain, dan lingkungannya, guna mencapa mutu,
pembinaan ialah usaha yang dilaksanakan oleh seseorang dengan kesadaran, teliti,
______________
45
M Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2008), h.
30.
46
Maolani, Pembinaan Moral Remaja sebagai Sumberdaya Manusia di Lingkungan
Masyarakat, (Bandung: Pps Upi, 2003), h. 11.
29
Kata akhlak dari segi etimologi berasal dari bahasa Arab bentuk jamak dari
mengemukakan bahwa akhlak terdapat dua jenis, yaitu akhlak baik (akhlakul
b. Akhlak yang buruk/tercela, yaitu semua yang secara tegas dibenci dan
dilarang Allah SWT. Semua perilaku tidak baik, adalah semua perilaku yang
terpuji/mahmudah ialah akhlak baik yang sudah terbiasa pada individu seorang,
syari’at Islam, termasuk ketaatan amalan batin seperti shalat dan zikir, serta berupa
amalan lahiriah, yakni ibadah dan interaksi pergaulan baik dalam kehidupan
______________
47
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesi…, h. 19.
48
Aminuddin, dkk, Membangun Karakter dan Kepribadian Melalui Pendidikan Agama
Islam, (Jakarta: Graha Ilmu, 2006), h. 96.
30
ajaran Islam, antara lain berupa perbuatan batin seperti hasad, takabbur,
kecemburuan, kesombongan dan riya, ataupun perilaku lahiriah yang sangat tercela
seperti zina, penindasan, korupsi dan perilaku buruk lainnya. Hakikat Akhlak
mahmudah/baik telah disebutkan oleh Allah swt dalam surah al-Isra’ ayat 7:
ۤ ۗ
اﻻ ِﺧَﺮةِ ﻟِﻴَ ۤﺴٔـُْﻮا ُو ُﺟ ْﻮَﻫ ُﻜ ْﻢ
ٰ ْ اِ ْن اَ ْﺣ َﺴْﻨـﺘُ ْﻢ اَ ْﺣ َﺴْﻨـﺘُ ْﻢ ِﻻَﻧْـ ُﻔ ِﺴ ُﻜ ْﻢ َۗواِ ْن اَ َﺳﺄْ ُْﰎ ﻓَـﻠَ َﻬﺎ ﻓَﺎِ َذا َﺟﺎءَ َو ْﻋ ُﺪ
َوﻟِﻴَ ْﺪ ُﺧﻠُﻮا اﻟْ َﻤ ْﺴ ِﺠ َﺪ َﻛ َﻤﺎ َد َﺧﻠُ ْﻮﻩُ اَﱠوَل َﻣﱠﺮةٍ ﱠوﻟِﻴُـﺘَِّﱪُْوا َﻣﺎ َﻋﻠَ ْﻮا ﺗَـْﺘﺒِ ْ ًﲑا
Artinya; “ .Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri
Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu
akhlak baik dan buruk. Pada dasarnya setiap akhlak baik yang dilakukan manusia
tidak hanya diperuntukkan bagi obyeknya, melainkan juga bagi pelakunya. Artinya,
jika seseorang berbuat baik, maka sebenarnya akhlak baik itu akan kembali kepada
dirinya sendiri, begitu pula sebaliknya. Ayat di atas secara umum juga mengenalkan
hakikat dunia, ia mendasarkan pada ujian dan cobaan, mengasah semangat untuk
menanamkan amal saleh di dunia, menegaskan bahwa hari pembalasan dekat, untuk
menegakkan keadilan antara orang yang berbuat baik dan berbuat jahat.49
______________
49
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, (Depok: Gema Insani: 2016), h. 453.
31
untuk selalu berbuat baik (memiliki akhlak yang baik) karena pada dasarnya segala
perbuatan dan akhlak yang kita perbuat itu akan kembali kepada diri kita sendiri.
Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terkait akhlak yang ingin dicapai
dalam pembinaan musyrifah di sini ialah akhlak yang terpuji (baik), yaitu segala
amalan yang diperintahkan dan dicintai oleh Allah SWT., dimana peranan
musyrifah yaitu menghilangkan segala akhlak tercela yang masih ada pada santri
seperti perilaku-perilaku yang dibenci dan dilarang oleh Allah SWT. Sehingga
akhlak baik dengan mudah dapat mempengaruhi pelakunya, serta dapat melekat
sebagai seorang idividu, karena hidupnya pasti bersentuhan dengan hal-hal selain
dirinya. Sebab sebagai individu ia harus hidup berinteraksi dengan alam sekitar dan
manusia, dan juga interaksi metafisik kepada tuhan yakni Allah SWT., dengan
______________
50
Shalaeh Ahmad Asy-Syami, Berakhlak dan Beradap Mulia…, h. 38.
32
Nya, mencintai Allah lebih dari mencintai apapun dan siapapun yakni
antaranya:
tua lebih dari kerabat lainnya, khidmat atau serius saat berkomunikasi
______________
51
Shalaeh Ahmad Asy-Syami, Berakhlak dan Beradap Mulia…, h. 39.
33
Islam), benar dan jujur baik perkataan ataupun perbuatan, punya rasa
rendah hati, sabar, berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain, serta
menjauhi diri dari sifat dengki dan dendam dan menjauhi segala
2) Adapun akhlak kepada selain manusia yaitu akhlak kepada lingkungan, baik
akhlaknya yaitu:
______________
52
M. Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada, 1998), h.
352-359.
53
M. Daud Ali, Pendidikan Agama Islam…, h .357.
54
Shalaeh Ahmad Asy-Syami, Berakhlak dan Beradap Mulia…, h. 39.
34
semua itu Allah SWT ciptakan dengan sengaja demi kepentingan dan
kebutuhan manusia.
penulis akan terlebih dahulu menjelaskan contoh akhlak yang penulis maksud
a. Contoh akhlak terhadap Allah SWT dan Rasul Nya seperti akhlak dalam
d. Akhlak kepada diri sendiri yakni akhlak dalam berpakaian, akhlak makan,
______________
55
Aminuddin, dkk, Membangun Karakter dan Kepribadian Melalui Pendidikan Agama
Islam, (Jakarta: Graha Ilmu, 2006), h. 96.
35
e. Akhlak kepada lingkungan, yaitu mencintai dan menjaga segala aspek yang
Kata dasar membina ialah bina, dimulai dengan me- yang maksudnya
memperoleh tujuan dan hasil lebih baik. Membina dan akhlak pasti memiliki
bentukan akal dan perilaku seseorang yang menjadikanya terlihat perfect. Ciri
tanpa berfikir.
sebagai “suatu bentuk atau keadaan jiwa individu orang yang menggerakkan
______________
56
Shalaeh Ahmad Asy-Syami, Berakhlak dan Beradap Mulia…, h. 38.
57
Nasharuddin, Akhlak (Ciri Manusia Paripurna), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2015), h. 207.
36
pembinaan akhlak ialah upaya yang dikerjakan oleh seorang penanggung jawab
kurang baik kepada sikap-sikap baik yang diharapkan sesuai syari’at. Adapun
lihat dari pendidiknya pasti ditirunya, karena peserta didik akan meneladani
memiliki beberapa konsep yang penting, yakni: memberi nasihat dalam bentuk
______________
58
Ali Mas’ud, Akhlak Tasawuf, (Sidoarjo: CV. Dwiputra Pustaka Jaya Anggota Ikapi,
2012), h. 2.
59
Muhammad Bin Ibrahim Al-Hamd, Maal Muaallimin, Penerjemah Ahmat Syaikhu,
(Jakarta: Darul Haq, 2002), h. 27.
37
nasihat tentang berbuat baiklah karena mengingat kematian dan amalan di hari
akhir. Jadi, dampak dari sebuah harapan yang ingin dicapai melalui metode
membina dengan nasihat adalah agar menghasilkan tekad atau selalu menyertai
pemikiran ilahi saat ingin bertindak salah, serta dapat membentuk budi pekerti
disiplin setiap hari merupakan faktor pendukung yang paling efektif dalam
pendidikan.
Menurut Abdullah Nashih Ulwan, Islam mengajarkan bahwa ada berbagai cara
sadar bahwa yang ia perbuat adalah salah dan melanggar syari’at, di antaranya
dengan:
hukuman,
______________
60
Abdurrahman An-Nahlawai, Ushulut Tarbiyah Islamiyah Wa Asalibiha Fii Baiti Wal
Madrasati Wal Mujtama Penerjemah Shihabuddin, (Jakarta : Gema Insani, 1996), h. 289.
38
bahwa hal tersebut perbuatan yang tak diridhai olah Allah SWT.,
selanjutnya ancaman bahwa Allah SWT murka Terhadap hal tersebut, dan
yang terakhir, diancam bahwa diperangiooleh Allah SWT dan Rasul Nya
keadaan yang fitrah (layaknya seperti lembaran kertas putih yang masih bersih
agar tindakan dan gerak tingkah laku yang ada bisa sejalan dengan fitrah dirinya
tersebut. Ketika dilahirkan dasar perilaku manusia adalah baik, namun untuk
selanjutnya itu tergantung lagi kepada orang tua yang mendidik, memelihara serta
______________
61
Ulwan Abdullah Nashih, Pendidikan Anak dalam Islam, (Diterjemahkan Ayit Irpani),
(Depok: Fatahan Prima Media, 2016), h. 690-692.
39
amal yang diperbuat oleh orang tuanya, karena anak-anak akan belajar dengan cepat
dari apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan setiap harinya.63 Konsep yang harus
tersebut antara lain berinduk pada adanya hikmah (bijaksana), baik dalam perkataan
ataupun perbuatan (action). Syaja'ah (berani) dan ‘iffah (menjaga diri dari
pekerjaan maksiat) merupakan aktivitas lain yang harus tertanam dalam diri
manusia.64
Djatnika yang ditulis dalam buku “Sistem Etika Islam”, yakni faktor asal dari
dirinya dan faktor dari luar dirinya. Faktor dari dalam di antaranya adalah adat,
keinginan, insting, kepercayaan, hati nurani, dan hawa nafsu, sedangkan faktor dari
luar diri yaitu pergaulan, lingkungan, keluarga, keturunan, sekolah, pemimpin, atau
______________
62
Imam Bukhary, Shahih Bukhari, Juz 1, (Mesir: Darul Watathabil Asy-Sya'bi, t.t), h. 20.
63
Abu Abdullah Mushthafa ibn al-ʻAdawy, Fikih Pendidikan Anak: Membentuk Kesalehan
Akhlak Sejak Dini, (Jakarta: Qisthi Press, 2006), h.19-20.
64
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 43.
40
pengusaha.65 Muncul dari sikap adil seseorang yang secara rohaniah memiliki
potensi aktif untuk melakukan hal-hal yang berguna dan bermanfaat untuk dirinya
bukan hanya terkait dengan masalah norma akhlak yang bagaimana yang akan
diajarkan, tetapi lebih penting dari itu bagaimana mengembangkan subyek didik
untuk bertindak secara etis. Pertanyaan ini dirasa penting mengingat bahwa orang
sudah mengetahui suatu norma akhlak tidak secara otomatis dapat bertindak sesuai
dengan norma akhlak yang telah diketahuinya. Banyak orang, bahkan tokoh santri
yang dipandang telah memiliki pengetahuan memadai tentang nilai-nilai akhlak dan
agama, sudah mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, tetapi ia masih
perbuatannya itu buruk. Oleh sebab itu, pengetahuan tentang nilai akhlak jelas
bukan satu-satunya faktor yang membuat seseorang itu dapat bertindak secara etis.
a. Faktor internal (dari dalam) yakni potensi rohaniah hati, fisik dan intelektual
______________
65
Rahmat Djatnika, Sistem Etika Islami, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1992), h. 73.
41
maka akan baik pula yang mempengaruhi anak tersebut begitu pula
sebaliknya,
Pada dasarnya ada dua faktor juga yang dapat mempengaruhi pembentukan
akhlak, sama halnya seperti faktor yang mempengaruhi akhlak, yaitu internal dan
eksternal, maka untuk lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan, yaitu:
a. Internal
Faktor yang timbul dari dalam diri seseorang itu sendiri. Adapun salah-satu
faktor psikis bersifat non-intelektual yang memberikan gairah dalam diri seseorang.
melaksanakan akhlak baik yaitu: Motivasi dan pemahaman. Jadi yang berkaitan
dengan motivasi adalah dorongan yang bersal dari diri seseorang. Individu akan
Selain motivasi dan kesadaran diri, maka ada faktor internal yang lain
seperti bakat pada masing-masing individu. Secara umum bakat (attitude) adalah
masa yang akan datang. Kecerdasan merupakan bagian internal yang dimiliki
peserta didik. 67Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor internal
______________
66
Sardiman, Interaksi dan motivasi belajar mengajar, (Jakarta, PT. Rajagrafindo, 2011), h.
34.
67
Sardiman, Interaksi dan motivasi belajar mengajar…, h. 34.
42
b. Eksternal
Faktor yang merupakan faktor yang muncul dari luar individu tersebut.68
sesungguhnya itu telah mengajarkan kepada seseorang itu tentang perilaku baik
juga (positif). Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar peserta
motivasi sebab keluarga merupakan lingkungan yang pertama. Sebaik apapun yang
maka hal itu dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Sebaliknya sebaik apapun
orang tua melakukan proteksi kepada anak mereka tetapi lingkungan sekolah dan
sosial tidak mendukung maka hal itu juga dapat membentuk perilaku buruk santri.
yang sempit itu sumber beberapa keburukan, dan akal yang kacau balau tidak
disebabkan karena kurafat yang memenuhi otak mereka dan banyak dari suku
______________
68
Muhammad Arif, Esensi Pendidikan Islam; Memahami Akhlak Sebagai Esensi
Pendidikan Islam, (Palopo: Lembaga Penerbit Kampus, 2011), h. 109.
69
Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak), (Jakarta: Bulan Bintang, 1995), h. 63-66.
43
terhadap orang-orang suku mereka. Adapun kepada lainnya tidak dikata zalim
b. Berkawan dengan orang yang terpilih, sebagian dari yang dapat mendidik
akhlak adalah berkawan dengan orang yang terpilih, karena manusia itu suka
mereka dengan pengaruh yang baik dan membangunkan jiwa mereka yang
dahulu lemah.
c. Membaca dan menyelidiki perjalanan para pahlawan dan yang berpikiran luar
Sesuatu bangsa tidak sepi dari pahlawan, yang jika dibaca tentu akan
berhasil.
e. Apa yang kita tuturkan di dalam “kebiasaan” tentang menekan jiwa melakukan
perbuatan yang tidak ada maksud kecuali menundukkan jiwa. Dan setiap hari
taat, dan memelihara kekuatan penolak sehingga diterima ajakan baik dan
perilaku anak remaja, yang mana perubahan-perubahan remaja baik fisik maupun
non fisik mampu merubah segala tampilan, yang mana seharusnya baik menjadi
tidak baik dan lepas dari kontrol keagamaan yang baik. Sedangkan pendapat dari
dapat mempengaruhi akhlak anak yakni:70 Faktor dari dalam yaitu faktor hati dan
intelektual yang telah ada sejak lahir, dan faktor dari luar yakni faktor dari tokoh-
tokoh dan pendidikan, orang tua, serta kerja samanya antara ketiga lembaga
mempengaruhi akan membentuk pada diri seseorang. Itulah yang pada akhirnya
faktor yang berpengaruh, yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal
______________
70
M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 45.
45
merukan faktor yang dibentuk dari diri seseorang itu sendiri dan dengan dorongan
dalam dirinya, seperti dengan motivasi, bakat, kecerdasan dan kesehatan jasmani.
Sedangkan faktor eksternal, ialah faktor dukungan dari luar diri santriwati itu
mana peneliti menggambarkan data berupa hasil teoritis yang ditetapkan dari data
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Taylor dalam buku
yang menghasilkan data deskriptif, secara tertulis atau lisan, dari perilaku orang
yang diamati oleh peneliti di lokasi penelitian.72 jenis penelitian ini adalah
memperoleh data di lapangan secara langsung sehingga data yang diperoleh lebih
akurat dan objektif. Penelitian ini merupakan studi lapangan yang dilakukan penulis
Quran di Pagar Air Aceh, untuk mencari dan mengumpulkan data yang
______________
71
Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 60.
72
Lexy J Moleong, Metodologi, Penelitian Kulaitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005), h. 4.
46
47
memperoleh data lapangan secara langsung, sehingga data yang diperoleh lebih
akurat.
B. Lokasi Penelitian
Pagar Air Aceh, jalan Rel Kereta Api Lama, Bineh Blang, Kemukiman Ajee, Pagar
Air, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar, dengan penjelasan yang lebih
tepatnya, yaitu:
blang.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ialah setiap orang dalam situasi sosial yang didefinisikan
sebagai informasi yang diteliti atau dikenal sebagai informen.73 Subjek penelitian
ini yaitu musyrifah dan santriwati, dan bertujuan untuk mengetahui peranan
______________
73
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (Jakarta: GP Press Group,
2013), h. 89.
48
Pagar Air Aceh. Subjek penelitian diberi nama tersebut karena dilakukan berpusat
pada sudut pandang orang yang diteliti, baik orang yang ditugaskan maupun orang
datanya berkembang dan meluas pada suatu titik. Kejenuhan, artinya data tidak lagi
dibutuhkan yakni orang, kelompok, atau pemberi informasi yang berkompeten dan
D. Sumber Data
sumber data utama yang akan ada dalam penelitian ini yaitu Musyrifah di Dayah
mendalam. Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh dari narasumber melalui wawancara
langsung dengan narasumber. Sedangkan data sekunder adalah data yang didapat
Arikunto data sekunder adalah sumber bahan kajian yang digambarkan bukan orang
yang ikut mengalami atau yang hadir waktu kejadian berlangsung.75 Data ini tidak
______________
74
Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka. Setia, 1988),
h. 122.
75
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek…, h. 64.
49
Quran Pagar Air. Dalam penelitiain ini data primer diperoleh melalui
2. Sumber data sekunder, data pelengkap, dalam penelitian ini data sekunder
diperoleh dari keterangan atau fakta secara tidak langsung, mulai studi
pustaka, literatur, karya ilmiah dan sumber tertulis lainya yang berkaitan
penulis agar penelitian menjadi sestematis dan mudah. Alat yang dipilih ini juga
digunakan untuk merekam penelitian pada umumnya, baik secara kualitatif atau
pun secara kuantitatif.76 senada dengan itu teknik pengumpulan data, instrument
penelitian juga diartikan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
instrumen dalam penelitian ini terdiri dari lembar observasi dan lembar pertanyaan
wawancara penulis yang memuat beberapa butir pertanyaan terkait objek yang
diteliti dan telaah dokumentasi tentang Peranan Musyrifah dalam Membina Akhlak
______________
76
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo, 2008), h. 52.
50
Teknik pengumpulan data adalah cara atau metode yang dilakukan oleh
seorang peneliti untuk dapat mengumpulkan data dan informasi yang nantinya akan
data serta siapa hendak siteliti.77 Adapun dalam penelitian ini, yaitu menggunakan
dengan data yang dibutuhkan, mengacu pada hal-hal yang terkait dengan hasil
yang ingin dicapai dalam penelitian ini, guna memperoleh informasi yang
______________
77
Agustinus, Penelitian Kualitatif Metodologi, Desain, dan Teknik Analisis Data, (Jakarta:
Mitra Wacana Media, 2016), h. 85.
51
sendiri secara intensif kepada lingkungan tersebut dalam waktu yang Panjang,
dengan cara mengumpulkan data berupa catatan, buku, majalah, foto, dll yang
dengan penelitian ini. Data dokumen ini antara lain meliputi perencanaan,
Aceh.
Teknik analisis data ini merupakan suatu proses pengolahan data menjadi
informasi baru. Fungsinya yaitu agar karakteristik data mudah dimengerti sebagai
suatu solusi. Hasil penelitian yang didapatkan nantinya haruslah melalui proses
______________
78
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), h.
123.
52
yaitu suatu metode yang tertujuan pada pemecahan masalah yang ada pada
pengelompokan data untuk menarik kesimpulan. Data yang diperoleh dari hasil
memilih hal-hal yang utama, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari
tema dan pola, dan membuang hal-hal yang tidak penting. Oleh karena itu, data
yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
sosial, peneliti yang mereduksi data akan fokus pada ustadzah musyrifah dan
kegiatan menghasilkan hasil penelitian atau menyusun data secara sistematis dan
______________
79
Haris.Herdiansyah, Metodologi, (Jakarta: Selemba.Humanika, 2012), h. 152.
80
Imam..Gunawan, Metode..Penelitian dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 210-
211.
53
Menyajikan data yang dirancang untuk dimengerti dan dikaji seperti tujuan yang
dimaksudkan. Penyajian atau mendisplay data, dilakukan agar mudah melihat apa
yang terjadi dan dapat merencanakan rencana selanjutnya berdasarkan apa yang
lingkungan, dan perubahan peraturan, memasuki bidang ini, dan hanya setelah
Sehingga peneliti harus siaga terjun ke lapangan guna mengkaji untuk penyajian
3. Penarikan.Kesimpulan
Bagian ketiga dari menganalisis data menurut Miles yaitu kesimpulan dan
verifikasi. Kesimpulan yaitu jika pertama yang disajikan masih sifatnya tentatif
(belum pasti/masih dapat berubah) dan bisa berubah jika tidak didapatkan bukti
melalui pertanyaan kontras. Data tersebut diperoleh dari pengamatan dan hasil
berbagai pihak yang tidak terbatas dan perbedaan pendapat di setiap bidang.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dayah Madrasah Ulumul Qur’an Pagar Air, merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang ada di Aceh yang mempunyai program khusus bidang Tahfidzul
tingkat Aliyah. antara kedua sistem ini yaitu pendidikan umum dan dayah
merupakan ciri khas lembaga Madrasah Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh.
Pendidikan klasikal (sekolahan) yang bertujuan agar para santri di samping mereka
harus mampu menghafal al-Qur’an 30 Juz, juga untuk mendapatkan akreditasi studi
lebih lanjut untuk belajar keberbagai lembaga pendidikan tinggi baik di dalam
Lembaga Tahfidzul Qur'an ini berdiri dari tahun 1989 di bawah naungan
Banda Aceh oleh Prof. Dr. H. Ibrahim Hasan, MBA (Gubernur Aceh pada saat itu).
Sejarah pesantren Tahfidz ini dibentuk pertama kali di Aceh yaitu di karenakan
sedangkan tantangan dan kebutuhan akan Hafizh dan Hafizhah semakin tinggi
sesuai dengan penerapan syari'at Islam di Aceh, serta ingin mengembalikan masa
______________
81
Tim Penulis, Profile Dayah Madrasah Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh, (Banda Aceh,
2011), h. 9.
54
55
kejayaan Islam di Aceh seperti pada zaman Sultan Iskandar Muda memerintah abad
ke-16 Masehi, dimana Aceh merupakan 5 kerajaan Islam terbesar di dunia dan
pernah memiliki banyak para Hafizh dan Hafizhah 30 Juz, maka didirikanlah
Aceh. Gerakan itu pertama kali dimulai ketika guberner tersebut mengundang
sejumlah Hafizh/Hafizhah dan qari serta qariah al-Qur'an dari Jakarta untuk datang
ke Aceh. Salah satunya, Haji Muammar ZA, qari berprestasi nasional maupun
internasional selama tiga bulan di Banda Aceh, dari inisiatif Ibrahim Hassan itulah,
cikal bakal pertama Pesantren Madrasah Ulumul Qur’an resmi berdiri di Aceh,
tahun 1989. Pada saat ini Dayah (pesantren) tersebut adalah lembaga Tahfidz al-
Madrasah Ulumul Qur’an Banda Aceh” maka sejak itulah secara resmi seluruh
Kemukiman Pagar Air Kabupaten Aceh Besar. Tahun 2019 sampai dengan
aset ke Pemerinta Aceh menjadi Dayah Madrasah Ulumul Qur’an Pagar Air
Aceh.82
Visi dan misi merupakan gairah atau gambaran dari perencanaan yang ingin
dicapai oleh suatu organisasi,83 maka untuk mengetahui lebih detail tentang
keterkaitan keberadaan musyrifah dan visi dan misi Dayah Madrasah Ulumul
Qur’an Pagar Air Aceh maka penulis perlu menjelaskan sekilas visi dan misi
di Aceh.”
b. Misi:
ilmu yang kuat. Pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing secara
______________
82
Tim Penulis, Profile Dayah Madrasah Ulumul Qur’an Pagar Air..., h. 10.
83
Harini Fajar Ningrum, Manajemen Strategik, (Bandung: Media Sains Indonesia, 2021),
h. 39-40.
84
Tim Penulis, Profile Dayah Madrasah Ulumul Qur’an Pagar Air..., h. 12.
57
Juz.
dalam struktur Dayah tersebut yang telah ditetapkan. Musyrifah di sini adalah
qur’ani yang berakhlakul karimah.”86 Bentuk dari struktur Dayah tersebut adalah
sebagai berikut:
______________
85
Tim Penulis, Profile Dayah Madrasah Ulumul Qur’an Pagar Air..., h. 18.
86
Wawancara dengan Ustadzah Desy Amalia, (Anggota musyrifah di Dayah Madrasah
Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh), 11 Mei 2022.
58
Rais’Am
Drs. Sualip Khamsin
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dayah Madrasah Ulumul Qur'an Pagar Air Aceh
2021/2022
Progran pendidikan dalam sistem Dayah Madrasah Ulumul Quran Pagar Air
kegiatan santri yang berdomisili di asrama dan berdisiplin selama 24 jam penuh, di
Kurikulum Dayah Madrasah Ulumul Quran Pagar Air Aceh tidak terbatas pada
59
pelajaran di kelas, melainkan seluruh kegiatan di dalam dan luar kelas yang
mitra Dayah Madrasah Ulumul Quran Pagar Air dalam kegiatan belajar mengajar
penulis akan menjelaskan beberapa hasil wawancara yang telah dikutip menjadi
1. Pendekatan
Qu’an Pagar Air dalam membina akhlak santriwati ialah melakukan pendekatan,
hal ini seperti yang telah disampaikan ketua musyrifah ustadzah Ully Azra:
______________
87
Tim Penulis, Profile Dayah Madrasah Ulumul Qur’an Pagar Air..., h. 8.
88
Wawancara dengan Ustadzah Desy Amalia…, 11 Mei 2022.
60
yang pertama kali dilakukan kepada santriwati adalah pendekatan, pendekatan yang
dimaksud di sini adalah pendekatan sosial antara musyrifah dan santriwati, mereka
mengenai nasehat dan sharing ilmu, itu merupakan pendidikan akhlak yang pokok
perbuat, merupakan Tindakan yang baik. Sebagai manusia yang tidak luput dari
Berbicara ialah salah satu nikmat terbesar dari Allah SWT yang diberikan kepada
______________
89
Wawancara dengan Ustadzah Ully Azra, (ketua musyrifah di Dayah Madrasah Ulumul
Qur’an Pagar Air Aceh), 18 Juni 2022.
61
dijelaskan lagi secara terperinci oleh ustadzah Desi Amalia salah satu dari anggota
berada dalam lingkungan Dayah tersebut juga berupaya dengan juga dengan
______________
90
Abdul Rahman, dkk, Konsep pendidikan akhlak, moral dan karakter dalam islam,
(Jakarta: Guepedia,2020), h. 83.
91
Wawancara dengan Ustadzah Desy Amalia…, 30 Juni 2022.
92
Wawancara dengan Ustadzah Desy Amalia…, 30 Juni 2022.
62
dalam kehidupan sehari-hari. Penulis juga mendapat hasil dari wawancara dengan
santriwati di Dayah tersebut yakni saudari S.H yang disaksikan oleh teman-
bahwa ustadzah musyrifah di Dayah Madrasah Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh
selalu membiasakan santriwatinya berbicara dan bertutur kata yang baik dalam
keseharian mereka ketika bergaul kepada sesama santriwati lainnya ataupun kepada
para ustadz maupun ustadzah. Jika ada santriwati yang berbicara kurang sopan
3. Pembiasaan.
penting terlebih terhadap anak-anak dalam proses mengenal dirinya, karena mereka
belum dapat menginsafi yang disebut buruk dan baik dalam artian Susila. Sehingga
______________
93
Wawancara dengan “S.H”, (Santriwati kelas VII di Dayah Madrasah Ulumul Qur’an
Pagar Air Aceh), 30 Juni 2022.
94
Ahmad Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), h.101.
63
Pembiasaan disiplin di Dayah Madrasah Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh dapat
dilihat dari tata tertib yang berlaku di Dayah tersebut, seperti datang tepat waktu,
busana muslim dan berpakaian rapi sesuai dengan ketentuan pesantren.95 Peraturan
di pesantren berlaku kepada seluruh yang menetap, baik itu santriwati, ustadzah,
maupun musyrifah tanpa pengecualian. Sehingga warga yang ada di Dayah bisa
saling menghargai, dan mendukung satu sama lain berkenaan dengan program yang
Madrasah Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh, ustadzah Jasriani Ainun menyatakan:
Disiplin memang sangat penting bagi setiap orang yang ingin maju dan
berkembang dan itu harus dimunculkan dari kesadaran dalam diri kita
terlebih dahulu, akan tetapi masih ada saja santriwati yang kurang sadar
tentang kedisiplinan, dan yang saya perhatikan ada beberapa santriwati yang
masih kurang dalam kedisiplinan seperti terlambat datang, tidak
mengerjakan tugas piketnya, ataupun tidak ikut sholat dzuhur berjamaah.
Hal ini tentu saja menjadi tanggungjawab kita untuk mendidik santriwati
yang masih kurang dalam disiplinnya, yaitu berupa teguran atau hukuman.
Jika teguran dan nasehat belum mampu memberikan efek perubahan maka
kita berikan hukuman atau sanksi sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan.96
Dari hasil wawancara yang disampaikan anggota musyrifah tersebut dapat
santriwati yang melanggar di luar batas, namun mereka juga memberi teguran dan
nasehat tidak memberikan efek, maka mereka akan memberi sanksi yang sesuai
______________
Hasil observasi terhadap Santriwati, jam 12:00, tanggal 28 Juni 2022 di Dayah Madrasah
95
dengan peraturan yang telah ditetapkan. Ketua dari musyrifah yakni ustadzah Ully
hukumam mendidik, namun bila pelanggaran tersebut terus diulangi dan berat maka
penulis juga mendapatkan informasi dari hasil wawancara dengan santriwati yang
menyatakan:
“Pas (waktu) kami datang terlambat biasanya nama kami dicatat, setelah itu
nama-nama yang terlambat diumumkan, dipanggil semua waktu (ketika)
kumpul malamnya untuk dikasih (berikan) sanksi, yang telat beberapa jam
cuma (hanya) bayar denda, yang telat beberapa hari dinasehati dan disuruh
piket (membersihkan sesuatu)”98
Dari hasil wawancara diatas, disiplin dan taat aturan di Dayah Madrasah
Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh sudah diterapkan sejak lama dan disepakati oleh
______________
97
Wawancara dengan Ustadzah Ully Azra…, 18 Juni 2022.
98
Wawancara dengan “N.S”, (Santriwati kelas VII di Dayah Madrasah Ulumul Qur’an
Pagar Air Aceh), 30 Juni 2022.
65
adalah memberikan efek jera dan kesadaran, agar santriwati tersebut tidak
4. Keteladanan
Ulumul Qur’an Pagar Air dalam membina akhlak santriwati ialah memberi
keteladanan. Santriwati di Dayah madrasah Ulumul Qur'an Pagar Air Aceh setiap
harinya menerapkan kehidupan yang sesuai dengan syari’at Islam, seperti shalat
tepat waktu ke mushalla berjama'ah, bertutur kata dan budi baik, memberi salam,
senyum dan sapa kepada sekitar, bangun dan makan tepat waktu, berpakaian islami
yang menutupi aurat dan sesuai dengan syari’at, bahkan menanamkan kegiatan-
sesuai syar'i tersebut, di dasarkan peraturan yang telah di tetapkan dan berlaku di
yang sopan, tertutup dan rapi hingga penerapan shalat tahajud ke mushalla secara
berjama’ah. Namun, masih ada saja santriwati yang merubah penerapan peraturan
dalam kehidupannya, ada beberapa santriwati yang suka berbicara kasar, ada pula
yang sering telat, telat bangun telat shalat di mushalla, telat balek (kembali) waktu
(ketika) diberi izin pulang, ada pula model pakaian yang tidak sesuai dengan
66
peraturan yang berlaku, contohnya seperti santriwati yang tidak memakai ciput
tersebut ada juga dilakukan oleh kakak leting mereka yang kelas tiga Aliyahnya.
Santriwati yang melanggar biasanya ditegur dan dinasehati, jika santriwati tidak
menurut maka santriwati itu akan kami berikan denda, jika masih berlanjut maka
akan diberi sanksi.99 Penulis juga mendapatkan hasil wawancara dengan santriwati
Jika ada yang melanggar peraturan, kami diberi hukuman sama ustadzah
musyrifah, apalagi sampai melanggar tidak memakai kaos kaki. Pertama
ditegur dulu, pas jum’at juga dinasehati lagi, tapi kalau sering-sering
melanggar akan dihukum (sanksi).100
Dari hasil wawancara serta observasi yang dilakukan penulis di Dayah
Madrasah Ulumul Qur'an Pagar Air Aceh diketahui bahwa pihak Dayah telah
melakukan pembiasaan kepada santriwati agar selalu memakai pakaian yang sopan,
rapi, pantas dan menutup aurat. Dayah pun mewajibkan santriwatinya untuk
mengikuti tata tertib yang berlaku di pesantren. Akan tetapi masih ada santriwati
yang mengubah model dan peraturan yang tidak sesuai dengan ketentuan tata tertib
di pesantren, dan sebelum mereka di beri sanksi karena melanggar, biasanya mereka
______________
99
Hasil observasi terhadap Santriwati, jam 13:00, tanggal 28 Juni 2022 di Dayah Madrasah
Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh Pagar Air Aceh.
100
Wawancara dengan “A.S dan K.M”, (Santriwati di Dayah Madrasah Ulumul Qur’an
Pagar Air Aceh), 01 Juli 2022.
67
5. Pengawasan
agar memungkinkan manusia terjaga dan tidak melakukan hal-hal yang tidak
antar sesama umat manusia dalam arti positif sangat dianjurkan dan bahkan tidak
dibatasi oleh etnis, agama dan ras. Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil
musrifah di Dayah Madrasah Ulumul Qur'an Pagar Air Aceh ustadzah Jasriani
Ainun menyatakan:
dan mereka berupaya mengontrol juga santriwati ketika sedang di luar Dayah.
______________
101
Suhartono, dkk, Pendidikan Akhlak dalam Islam, (Semarang, CV. Pilar Nusantara,
2019), h. 20.
102
Wawancara dengan Ustadzah Suci Akmalia, (Anggota Musyrifah Di Dayah Madrasah
Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh), 01 Juli 2022.
68
juga beberapa santriwati Dayah tersebut yakni saudari A.K yang disaksikan oleh
Ulumul Qur'an Pagar Air Aceh selalu mengawasi pergaulan para santriwan dan
masyarakat sekitar mereka juga ikut andil dalam mengawasi pergaulan santriwati.
Semua peraturan yang ditetapkan semata mata untuk menjauhkan mereka dari
dalam penerapan ilmu akhlaknya, yang mana pendekatan ini merupakan suatu
hal yang paling penting untuk mengetahui kejadian yang sebenarnya. Dengan
______________
103
Wawancara dengan “A.K”, (Santriwati di Dayah Madrasah Ulumul Qur’an Pagar Air
Aceh), 01 Juli 2022.
69
2. Nasihat dan Sharing, menasehati dan berbagi ilmu pada waktu-waktu tertentu
santriwati selalu diajarkan untuk berkata-kata yang baik, jujur dan benar,
nasehat berkata-kata yang baik dan tidak meninggikan suaranya kepada orang
yang lebih tua. Bagi santriwati yang mengucapkan perkataan yang tidak baik
mereka. Akan tetapi masih ada saja santriwati yang ketika berteman dengan
santriwati lainnya mereka mengucapkan perkataan yang kurang baik, hal ini
ustadzahnya.
Pagar Air Aceh dan ini berlaku kepada semua warga yang ada di dalamnya
tanpa pengecualian, hal ini dapat diketahui pula dari tata tertib yang telah
ditetapkan dan berlaku sejak lama. Apabila ada santriwati yang melanggar
peraturan dengan benar ataupun tidak ikut sholat dzuhur berjamaah maka
jika sudah sering melanggar maka akan mendapat denda dan sanksi hukuman
menetap di Dayah Madrasah Ulumul Qur'an Pagar Air Aceh setiap harinya
Misalnya dalam memakai pakaian yang sopan dan menutup aurat hal ini sesuai
yang ada, hal tersebut diwajibkan bagi semua yang menetap di Dayah dan
harus mengikuti peraturan sesuai yang yang telah ditetapkan. Akan tetapi
masih ada saja santriwati yang tidak mengikuti peraturan, bagi santriwati yang
santriwati tersebut akan dikenakan denda dan selanjutnya sanksi, hal ini
Air Aceh selalu diawasi dengan siapa saja mereka berteman, apakah
pertemanan mereka itu membawa kebaikan atau keburukan pada mereka, akan
Hanya saja ada bantuan dari laporan masyarakat yang melaporkan kepada
pihak pesantren tentang pergaulan santriwati itu atau dilihat langsung oleh
pihak pesantren. Jika santriwati tersebut berteman di luar dan tidak memakai
pakaian yang menutup aurat atau berpacaran, maka pihak pesantren akan
71
tertentu. Hal tersebut juga dapat dirasakan oleh setiap musyrifah yang berada di
Dayah Madrasah Ulumul Qur'an Pagar Air Aceh. Agar mengetahui faktor-faktor
dari permasalahan yang ingin dipecahkan dan penelitian ini dapat diterima serta
berjalan dengan lancar. Dari hasil wawancara tersebut, penulis menemukan dua
1. Faktor Internal
yakni potensi rohaniah hati, fisik dan intelektual bawaan sejak dari lahir tersebut.104
“Pertama faktor internal mereka, yakni yang berasal dalam diri santriwati.
Maksudnya emosional setiap orang santriwati itu pasti berbeda-beda, ada
yang emosionalnya yang emang bawaannya (pribadi pemarah, mudah
______________
104
M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam…, h. 45.
72
tersinggung, dll) itu adalah hal pokok yang juga sering ditemukan pada
keadaan santri-santri di sini.”105
Faktor yang dijelaskan ustadzah musyrifah tersebut, merupakan faktor yang
utama disebutkan, dapat dipahami bahwa faktor yang berasal dari diri santriwati
pada dasarnya santri tersebut sudah tertanam nilai-nilai baik dalam dirinya maka
yang dituangkan dalam kehidupannya secara spontan merupakan hal-hal yang baik
2. Faktor Eksternal
Dayah tersebut adalah faktor eksternal, yakni faktor yang mempengaruhi dari luar
memberi penjelasan:
kurangnya kasih sayang orang tua mereka, dalam artian tidak utuh lagi kasih
sayang yang seharusnya si anak terima, beda dengan anak-anak yang masih
ada orang tua (masih utuh kedua orangtuanya).107
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, Ustadzah Nurmala Hayati anggota
dirinya yakni faktor eksternal, yang mana faktor keluarga adalah sebab yang juga
mempengaruhi santriwati yang kurang baik perilakunya, baik mungkin sebab dari
ketidak rukunan keluarganya ataupun kebiasaan terhadap apa yang ia lihat dari
Musyrifah juga menerangkan hal lain yang juga berdampak terhadap santriwati,
beliau menjelaskan:
Memang ada anak-anak yang sudah tumbuh dengan didikan akhlak yang
baik, tapi ketika mereka tidak bisa kontrol diri mereka ketika mereka berada
dalam lingkungan yang katakanlah lingkungan tersebut ada yang
berpacaran, pergaulan teman-temannya tidak sesuai-maksudnya ada teman-
teman mereka yang berpacaran, pasti di sini dia mulai juga terikut
(mengikuti) dengan lingkungannya yang pacaran tersebut. Nah, ketika si
anak sudah mulai tau tentang dunia berpacaran makanitu akan berpengaruh
pada daya pikir mereka, itu akan berpengaruh pada perilaku mereka. Dapat
kita lihat, sekarang banyak remaja yang ketika mereka sibuk dengan
pacaran, maka mereka akan cuek dengan sekitarnya, mereka bahkan tidak
akan terlekat lagi hal-hal yang positif. Karena apa? Karena fikiran mereka
sudah tidak sehat lagi, makanya anak-anak yang sudah berpacaran ini, sudah
tau lawan jenis dan udah sangat dekat dengan lawan jenis, maka mereka
udah sangat susah diatur/dikontrol, karena pikiran mereka sudah susah
diatur, sebab yang mereka ingat adalah pacaran dan pacarana. Selanjutnya
faktor-faktor sosial media, di zaman sekarang ini anak-anak sudah mulai
meniru apa-apa yang mereka lihat dari sosial media, katanlah tiktok, hal-hal
negatif banyak di tiktok kalau salah digunakan oleh si anak dapat membuat
mereka terjerumus pada hal yang salah. Ketika si anak sudah tau dunia luas,
artinya ketika mereka tau dengan hal-hal negatif (di luar lingkungan Dayah),
______________
107
Wawancara dengan Ustadzah Nurmala Hayati…, 30 Juni 2022.
74
maka pikiran mereka juga akan negatif, dan ketika pemikiran mereka negatif
maka tindakan mereka juga negatif.108
Berdasarkan dari dua faktor yang dijelaskan ustadzah musyrifah di atas
dapat kita pahami bahwa dua faktor internal dan eksternal merupakan faktor yang
diketahui dan dirasakan oleh ustadzah musyrifah sendiri ketika menjadi Pembina
Santriwati di Dayah Madrasah Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh. Hal tersebut juga
santriwati, namun yang biasa melanggar adalah santriwati, itu semua juga tidak
terlepas dari kelabilan berfikir santriwati yang masih remaja dan mungkin belum
terbiasa. Seorang santriwati yang berinisial K.M juga menjelaskan “kalau kami
shalat tahajud ke mushalla ustdzah juga shalat. Kami di hukumpun kalau (jika) kami
satu dua hari paling bayar infaq tapi kalau udah keseringan disuruh piket
(membersihkan sesuatu).” Dari uraian tersebut pastinya juga dapat dipahami faktor-
faktor yang mempengaruhi santriwati pada dasarnya berasal dari individu diri
mereka sendiri, apabila mereka menerapkan sesuai nasehat dan peraturan pastilah
______________
108
Wawancara dengan Ustadzah Ully Azra…, 01 Juli 2022.
75
begitu pula yang pasti dialami oleh Musyrifah-Musyrifah Dayah Madrasah Ulumul
Qur’an Pagar Air Aceh. Dari beberapa hasil wawancara penulis menemukan
santriwatinya.
tanggapan bahwa apa yang berhubungan dengan faktor yang mengaruhi akhlak
santriwati dan yang mengakibatkan sebuah tantangan bagi musyrifah itu juga
karena berbagai watak dan karakter anak dalam jumlah banyak dan berbeda-beda
Menurut beberapa ustadzah musyrifah pengaruh emosi santri berbeda-beda dan ada
beberapa santriwati yang memiliki sifat egonya tinggi, tidak menerima (tidak suka)
yang diungkapkan musyrifahnya yaitu kurangnya kerja sama antara orang tua santri
yang terbaik, dan itu semua demi mendidik dan memperbaiki akhlak semua
______________
109
Wawancara dengan Ustadzah Jasriani Ainun…, 01 Juli 2022.
76
sebagian orang tua ketika ada anak yang berbuat salah, malah orang tuanya justru
perbedaan watak, karakter, dan emosi yang ada pada sebagian diri santriwati.
dan lebih mendukung anaknya padahal yang anaknya perbuat salah. Dan yang
terakhir adalah faktor musyrifahnya juga manusia biasa, yang mungkin banyak
ilmu.
E. Pembahasan
penelitian yang penulis lakukan, maka dapat dipahami bahwa peranan musyrifah di
______________
110
Wawancara dengan Ustadzah Ully Azra, (Ketua Musyrifah di Dayah Madrasah Ulumul
Qur’an Pagar Air Aceh), 01 Juli 2022.
111
Wawancara dengan Ustadzah Ully Azra…, 01 Juli 2022.
77
Dayah madrasah Ulumul Qur'an Pagar Air merupakan sebuah peranan yang sangat
dibuktikan oleh hasil observasi dan wawancara ketika peneliti melakukan kajian
keteladanan kepada santriwati yang harus dilakukan oleh seluruh yang menetap di
kepada santriwati, baik di lingkungan Dayah Madrasah Ulumul Qur'an Pagar Air
Air, baik itu faktor internal maupun eksternal. Faktor-faktor internal yang
mempengaruhi akhlak santriwati adalah faktor emosi dan kelabilan ego dalam
misalnya ketika mendapat nasihat dari musyrifah ada yang mengamalkannya dan
melupakannya, dan itu semua tidak terlepas dari pribadi bawaan emosi dan ego
78
setiap diri santriwati yang berbeda-beda. Selanjutnya ada pula faktor eksternal,
yaitu faktor yang mempengaruhi akhlak santriwati dari luar dirinya, dari hasil
yang jauh dari kata syariat, seperti faktor ketika beberapa santriwati yang tidak
santriwati yang berbeda, ada yang egonya tinggi ada pula yang tidak, ada yang
dapat menerima nasihat dan bimbingan ada pula yang tidak, dan yang menjadi
kendala bagi musyrifah tersebut adalah ketika santriwati yang egonya tinggi maka
terlepas dari itu, musyrifah juga harus menerima kendala dengan wali santriwati
kepada Dayah. serta kendala yang juga berasal dari diri musyrifah sebagai manusia
A. Kesimpulan
terhadapnya.
hari jum’at maupun sharing nasihat setiap hari yang dilakukan oleh semua
syariat Islam setiap hari, baik kepada Allah SWT., Rasulullah SAW., kepada
manusia dan yang bukan manusia (semua makhluk ciptaan Allah), maupun
Dayah (pesantren).
79
80
seperti emosi yang masih labil dan tidak terkontrol, ego dan sikap bawaan
akhlak santriwati.
b. Kendala yang berasal dari keluarga santriwati, yaitu orang tua santriwati
B. Saran
Dari isi penelitian ini penulis dapat mengambil beberapa saran yang
1. Kepada para Musyrifah di Dayah Madrasah Ulumul Qur'an Pagar Air Aceh
agar lebih sabar dan berupaya terus menerus dengan sebaik-baiknya serta
2. Kepada santriwati, agar lebih menaati peraturan dan kebijakan yang telah
ditetapkan demi kebaikan diri sendiri dan orang lain. Penting diketahui
bahwa itu semua merupakan peraturan yang sudah dahulu ditetapkan oleh
aturan yang telah ditetapkan merupakan aturan demi kebaikan anak tersebut
(santriwati).
terperinci dan dalam lagi mengenai penelitian yang serupa namun belum
Agustinu. (2016). Penelitian Kualitatif Metodologi, Desain, dan Teknik Analisis Data. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Ahmad Asy-Syami, Shalaeh. (2002). Berakhlak dan Beradap Mulia. Jakarta: Gema Insani.
Al-Hamd, Muhammad Bin Ibrahim. (2002). Maal Muaallimin, Penerjemah Ahmat Syaikhu.
Jakarta: Darul Haq.
Ali, M. Daud. (1998). Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Aminuddin, dkk. (2006). Membangun Karakter dan Kepribadian Melalui Pendidikan Agama
Islam. Jakarta: Graha Ilmu.
An-Nahlawai, Abdurrahman. (1996). Ushulut Tarbiyah Islamiyah Wa Asalibiha Fii Baiti Wal
Madrasati Wal Mujtama Penerjemah Shihabuddin. Jakarta : Gema Insani.
Arif, Muhammad. (2011). Esensi Pendidikan Islam; Memahami Akhlak Sebagai Esensi
Pendidikan Islam. Palopo: Lembaga Penerbit Kampus.
Arifin, M. (2008). Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama. Jakarta: Bulan Bintang.
Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Daulay, Haidar Putra. (2018). Sejarah Pertumbuhan & Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1984). Sejarah Pendidikan Daerah Istimewa Aceh.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
82
Geetz, Clifford. (1989). Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa. Jakarta: Pustaka Jaya.
Imam Ibnu Katsir. (2017). Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i.
Kaharuddin. (2018). Mencetak Generasi Anak Shaleh dalam Hadits. Yogyakarta: Deepublish.
Masyhur, Kahar. (1994). Membina Moral dan Akhlak. Jakarta: Rineka Cipta.
Maria, Anna. (2011). Ketika Allah SWT Lebih Menyayangi Wanita. Jakarta: PT. Kawai Media.
Mas’ud, Ali. (2012). Akhlak Tasawuf, Sidoarjo: CV. Dwiputra Pustaka Jaya Anggota Ikapi.
Mukhtar. (2013). Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: GP Press Group.
Munawir, Ahmad Warso. (2007). Al Munawir Kamus Bahasa Arab-Indonesia. Jakarta: Pustaka
Progressif.
Nasharuddin. (2015). Akhlak (Ciri Manusia Paripurna). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nashih, Ulwan Abdullah. (2016). Pendidikan Anak dalam Islam, (Diterjemahkan Ayit Irpani).
Depok: Fatahan Prima Media.
Nata, Abuddin Nata. (2002). Akhlak Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ningrum, Harini Fajar. (2021). Manajemen Strategik. Bandung: Media Sains Indonesia.
Rustiyarso. (2020). Panduan dan Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Noktah.
Sardiman. (2011). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo.
83
Soekarto, Soejorno. (1997). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. (2013). Metode penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suhartono, dkk. (2019). Pendidikan Akhlak dalam Islam. Semarang: CV. Pilar Nusantara.
Zarkasyi, Abdullah Syukri. (2005). Manajemen Pesantren Pengalaman Pondok Modern Gontor.
Ponorogo: Tri Murti Press.
84
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jl. Syeikh Abdur Rauf Kopelma Darussalam Banda Aceh
Telepon : 0651- 7557321, Email : uin@ar-raniy.ac.id
Nomor : B-6390/Un.08/FTK.1/TL.00/06/2022
Lamp :-
Hal : Penelitian Ilmiah Mahasiswa
Kepada Yth,
Kepala Madrasah Ulumul Qur'an Pagar Air Banda Aceh
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Pimpinan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry dengan ini menerangkan
bahwa:
Saudara yang tersebut namanya diatas benar mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
bermaksud melakukan penelitian ilmiah di lembaga yang Bapak/Ibu pimpin dalam rangka
penulisan Skripsi dengan judul Peran Musyrifah dalam Membina Akhlak Santriwati di
Madrasah Ulumul Qur'an Pagar Air
Demikian surat ini kami sampaikan atas perhatian dan kerjasama yang baik, kami
mengucapkan terimakasih.
Banda Aceh, 02 Juni 2022
an. Dekan
Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kelembagaan,
Gambar 1 Asrama Putri Dayah Madrasah Ulumul Qur’an Pagar Air Aceh.
Gambar 2 Wawancara ketua Tata Usaha Dayah Madrasah Ulumul Qur’an Pagar Air.
Gambar 3 Wawancara dengan ketua dan anggota Musyrifah Dayah Madrasah Ulumul Qur’an
No Observasi Keterangan
Riwayat Pendidikan
MIN Lamlhom, Lhoknga, Aceh Besar
MTs. Swasta Ulumul Qur’an Pagar Air
MA. Swasta Ulumul Qur’an Pagar Air
Pengalaman Organisasi
Serikat Mahasiswa Muslim Indonesia
Persatuan Pelajar Islam Indonesia
HISTAQ 2017/2018 Madrasah Ulumul Qur’an Pagar Air
Nurul Hidayanty