Anda di halaman 1dari 14

TA’LIM (ILMU DAN HIKMAH)

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
“Tafsir ”dan Hadis Tarbawi

DISUSUN OLEH :
AHSANA MATSWAYA MAULIDA
(502190004)
MPI.A

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Anwar Mujahidin, S.Ag, M.A.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PONOROGO
2019

3
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dasar pendidikan adalah pandangan hidup yang melandasi seluruh
aktifitas pendidikan. Untuk menentukan dasar Pendidikan Islam, selain
pertimbangan filosifis, juga tidak terlepas dari pertimbangan teoligis.
Pengertian pendidikan adalah secara kaffah, dalam konteks Islam inheren
dalam konotasi ada istilah “al-ta’lim” yang harus dipahami secara mendalam.
Karena banyaknya istilah-istilah yang digunakan untuk merujuk pada
pendidikan Islam.
Salah satu istilah yang mewakili konsep ilmu pendidikan Islam yang
terdapat dalam Al-Qur’an adalah ta’lim. Di dalam Al-Qur’an itu sendiri
terdapat 36 ayat yang mengandung istilah ta’lim. Dalam makalah ini akan
dijelaskan mengenai ta’lim menurut ilmu dan hikmahnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian ta’lim itu?
2. Apa saja ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang sesuai dengan pembahasan ta’lim
dalam konteks ilmu dan hikmah?
3. Apa saja teori yang ada di ilmu pendidikan itu?
4. Bagaimana keterkaitan teori ilmu pendidikan dengan konsep ta’lim ?
5

BAB II
PEMBAHASAN

C. Pengertian Ta’lim
Ta’lim berasal dari huruf ‘ain, lam dan mim. Ta’lim dalam Al-Qur’an
lebih mengutamakan proses daripada hasil. Makanya di dalam Al-Qur’an
menggunakan kata yang artinya berulang-ulang.
Secara etimology, kata Ta’lim ( ٌ‫ )تَ ْع ِليْم‬adalah bentuk mashdar dari kata
(‫ ت َ ْع ِل ْي ًما‬- ‫ يُعَ ِل ٌُم‬- ) yang dikenal dalam istilah nahwu/shorf adalah bentuk
timbangan fi’il tsulatsi mazid biharfun wahid yang memiliki makna kata kerja
yang dilakukan secara berulang-ulang atau berkesinambungan. Jadi
() memiliki arti mengajarkan (berkesinambungan).1
At-ta’lim sebagai masdar dari ‘allama hanya bersifat khusus
dibandingkan al-tarbiyah. Al-Attas mengartikan ta’lim sebagai pengajaran
lebih sempit dari pendidikan.2
D. Tafsir Al-Qur’an
QS. Al-Baqarah: 31-32, 129, 251
Surat ini merupakan golongan surat Madaniyyah, surat ke 2 berjumlah
286 ayat. Dinamakan Madaniyah karena ayat ini turun setelah proses
hijrah.Surat ini dinamakan Al-Baqarah yang artinya sapi betina sebab di
dalam surah ini terdapat kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan
Allah kepada Bani Israil.
ٌٌ ٌ 
ٌٌ ٌ ٌ 
 ٌٌٌ
ٌٌ

ٌٌ

“Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,


Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman:

1
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2015), 34.
2
Syed Muhammad al-Naquib al-Attas, Aims and Objevtives of Islamic Education (Jeddah: King Abdul Aziz University,
1979), 44.
6

"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar


orang-orang yang benar!" (QS. Al-Baqarah ayat 31)

Kata  menunjukkan proses transfer knowledge yang


dilakukan Tuhan kepada Nabi Adam as. Proses itu dilakukan secara bertahap
sebagaimana Nabi Adam menyaksikan dan menganalisis asma’ (nama-nama)
yang diajarkan oleh Allah kepadanya.

Dalam ayat ini Allah SWT menunjukkan suatu keistimewaan yang


telah dikaruniakan kepada Adam as yang tidak pernah dikaruniakan kepada
makhluk yang lain, yaitu ilmu pengetahuan dan kekuatan akal atau daya fikir
yang memungkinkannya untuk mempelajari sesuatu dengan sedalam-
dalamnya. Keistimewaan ini diturunkan juga kepada keturunannya, yaitu umat
manusia.

Yang dimaksud dengan ilmu dalam ayat ini adalah memahami segala
yang diketahui. Kata yang dipergunakan untuk menunjukkan sesuatu yang
telah diketahui berbeda-beda, sesuai dengan bahasa istilah yang disepakati
masing-masing golongan atau masyarakat.3

Ayat ini menerangkan bahwa Allah SWT mengajarkan kepada Adam


as nama dan sifat dari semua benda penting di antara makhluk-Nya. Adapun
cara mengajarkan nama benda kepada Adam as, adalah dengan memberikan
ilham, serta menanamkan daya fikir, yang memungkinkannya untuk
mengembangkan pengetahuannya.

Setelah nama benda diajarkan-Nya kepada Adam as, maka Allah SWT
memperlihatkan benda itu kepada para malaikat, dan diperintahkan-Nya agar
mereka menyebutkan nama benda yang telah diajarkan-Nya kepada Adam as.
Dan ternyata mereka tidak dapat menyebutkannya.

3
Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nuur juz 1 (Semarang: Pustaka Rizki Putra,
2000), 76.
7

Hal ini memperlihatkan keterbatasan ilmu pengetahuan para malaikat,


dan agar mereka mengetahui keunggulan Adam as terhadap mereka, dan
mereka mengetahui ketinggian hikmah-Nya dalam memilih Adam as sebagai
khalifah. Menunjukkan bahwa jabatan sebagai khalifah, yaitu untuk mengatur
segala sesuatu dan menegakkan kebenaran dan keadilan di bumi memerlukan
ilmu pengetahuan serta kemampuan dan daya fikir yang kuat.

ٌٌٌٌٌٌ
ٌٌ ٌ ٌ ٌ 
ٌٌ

“Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain
dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah
yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.(35)4"ٌ(QS. Al-Baqarah ayat 32)

Kata al-hakiim dipahami oleh sebagian para ulama memiliki arti yang
memiliki hikmah, sedang hikmah antara lain berarti mengetahui yang paling
utama dari segala sesuatu, baik pengetahuan maupun perbuatan.

Setelah para malaikat menyadari kurangnya ilmu pengetahuan mereka,


karena tidak dapat menyebutkan nama makhluk yang ada di hadapan mereka,
lalu mengakui kelemahan mereka dan berkata kepada Allah SWT bahwa,
“Allah Maha Suci dari segala sifat-sifat kekurangan, yang tidak layak bagi-
Nya, dan mereka menyatakan taubat kepada-Nya. Mereka yakin, bahwa segala
yang dilakukan Allah SWT tentu berdasarkan ilmu dan hikmah-Nya yang
Maha Tinggi dan Sempurna, termasuk masalah pengangkatan Adam as
menjadi khalifah.5

Jadi di dalam surat Al-Baqarah ayat 31-32, Allah mengabarkan bahwa


Dia mengajari nabi Adam nama-nama benda. Dalam hal ini, Allah
mengajarkan pada nabi Adam nama dari berbagai jenis makhluk yang Dia

4
(35)Sebenarnya terjemahan Hakim dengan Maha Bijaksana kurang tepat, Karena arti Hakim ialah: yang mempunyai
hikmah. hikmah ialah penciptaan dan penggunaan sesuatu sesuai dengan sifat, guna dan faedahnya. di sini diartikan dengan
Maha Bijaksana Karena dianggap arti tersebut hampir mendekati arti Hakim.

5
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Tafsirnyaa Juz 1 (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1990), 88.
8

ciptakan dan juga manfaat dari benda tersebut. Ayat ini menunjukkan bahwa
ilmu mutlak milik Allah dan hanya diberikan kepada yang Allah kehendaki.
Ta’lim hanya terjadi pada nabi Adam saja sedangkan malaikat tidak,
sehinggan malaikat mengatakan la ‘ilma lana illa ma ‘allamtana.

ٌٌ ٌ ٌ 


ٌٌ ٌ 
ٌٌ 
ٌٌ 
ٌ

ٌٌ ٌ ٌ


ٌٌ

“Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka,
yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan
kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta
mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha
Bijaksana”. (QS. Al-Baqarah ayat 129)

Di dalam ayat ini ta’lim dalam ayat 129 menjelaskan tentang


kenabian. Tugas nabi di dalam ayat ini membacakan ayat-ayat Allah,
mengajarkan kitab, mengajarkan hikmah dan menyucikan umatnya.

ٌٌ ٌ ٌ 


ٌٌ ٌ ٌ 
ٌٌ ٌ 


ٌٌ ٌ ٌ ٌ ٌ


ٌٌ ٌ 
ٌٌ ٌ ٌ 
ٌٌ

ٌٌٌ

“Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan
(dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, Kemudian Allah memberikan
9

kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah[157] 6 (sesudah meninggalnya


Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. seandainya
Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian
yang lain, pasti rusaklah bumi ini. tetapi Allah mempunyai karunia (yang
dicurahkan) atas semesta alam.” (QS. Al-Baqarah ayat 251)

Dalam ayat ini Allah memberikan kepada nabi Dawud as berupa


kenabian dan kitab zabur untuk diajarkan kepada nabi Dawud as dan
kemudian diajarkan kepada seluruh umat-umatnya.

QS. An-Nisa’: 113


Surat ini merupakan golongan surat Madaniyyah, surat ke 4 berjumlah
176 ayat. Dinamakan Madaniyah karena ayat ini turun setelah proses hijrah.
Surat ini dinamakan surat An-Nisaa yang artinya wanita, karena sebagian
besar ayat ini berkaitan dengan persoalan-persoalan keluargadan hak wanita
dalam keluarga.
ٌٌ ٌ ٌ 
ٌٌ ٌ 
ٌٌ ٌ ٌ 
ٌٌ ٌ ٌ ٌ 
ٌٌ ٌ ٌ ٌ 
ٌٌ ٌ 
ٌٌ ٌ ٌ 
ٌٌ ٌ ٌ ٌ ٌ 
ٌٌ

“Sekiranya bukan Karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, tentulah


segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. tetapi
mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak dapat
membahayakanmu sedikitpun kepadamu. dan (juga karena) Allah Telah
menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu, dan Telah mengajarkan kepadamu
apa yang belum kamu ketahui. dan adalah karunia Allah sangat besar
atasmu.” (QS. An-Nisa’ ayat 113)

6
[157] yang dimaksud di sini ialah kenabian dan Kitab Zabur.
10

Di dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa DiaAllah SWTٌ telah


mengajarkan pada nabi-Nya. Yaitu Nabi Muhammad SAW. Maksud dari
kalimat

ٌٌ 
ٌ   

Maksudnya adalah Allah mengajari nabi Muhammad SAW rahasia yang tak
Nampak dari suatu kejadian, juga isi hati manusia.

QS. Al-Kahfi: 65
Surat ini merupakan golongan surat Makiyyah, surat ke 18 berjumlah
110 ayat. Dinamakan Makiyyah karena ayat ini turun sebelum proses hijrah.
Dinamakan surat Al-Kahfi yang artinya penghuni-penghuni gua. Selain itu
juga mengandung peajaran-pelajaran yang berguna untuk kehidupan manusia.
ٌٌ ٌ ٌ 
ٌٌ ٌ ٌ 
ٌٌٌٌٌ

“ Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba kami,


yang Telah kami berikan kepadanya rahmat dari sisi kami, dan yang Telah
kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami[886]7.” (QS. Al-Kahfi ayat 65)

Kata ٌ ٌ ٌ 


 dan yang telah kami ajarkan kepadanya ilmu dari
sisi kami, yakni Allah mengajarkan kepadanya banyak hal tentang ilmu ghaib
yang hanya diketahui Allah.

Nabi Musa tetap menuntut ilmu dan berkelana untuk mencarinya


padahal beliau termasuk Nabi yang paling mulia, hal ini menjadi dalil bahwa
tidak selayaknya seseorang meninggalkan kegiatan menuntut ilmu meski ia

7
[886] menurut ahli tafsir hamba di sini ialah Khidhr, dan yang dimaksud dengan rahmat di sini ialah wahyu dan
kenabian. sedang yang dimaksud dengan ilmu ialah ilmu tentang yang ghaib seperti yang akan diterangkan dengan ayat-
ayat berikut.
11

telah mencapai puncak keilmuaannya, serta seseoraang harus rendah hati di


hadapan orang yang lebih tinggi ilmunya.

QS. Yusuf: 101


Surat ini merupakan golongan surat Makiyyah, surat ke 12 berjumlah
111 ayat. Dinamakan Makiyyah karena ayat ini turun sebelum proses hijrah.
Surat ini dinamakan surat Yusuf karena titik berat dari isinya mengenai
riwayat Nabi Yusuf as.
ٌٌ ٌ ٌ 
ٌٌ ٌ 
ٌٌ ٌ ٌ 
ٌ ٌ ٌ 
ٌٌ ٌ 
ٌٌ ٌ ٌ 
ٌٌ 
ٌٌ

“ Ya Tuhanku, Sesungguhnya Engkau Telah menganugerahkan kepadaku


sebahagian kerajaan dan Telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir
mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di
dunia dan di akhirat, wafatkanlah Aku dalam keadaan Islam dan
gabungkanlah Aku dengan orang-orang yang saleh.” (QS. Yusuf ayat 101)

Dalam ayat ini menerangkan bahwa Nabi Yusuf menyebut kekuasaan


yang demikian luas dan megahnya. “Wahai yang mencipta semua langit dan
bumi, Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat”. Semua kebenaran
dunia ini, dan semua nikmat kerohanian ini hanya dari Engkau datangnya,
hanya Engkau yang memurnikannya. Tiada kalam yang dapat melukiskan dan
tiada lidah yang dapat mengucapkan: “Terimalah akan daku sebagai Muslim.
“Artinya, jika datang saatnya aku meninggalkan dunia ini, terimalah aku
Tuhanku, hamba-Mu yang lemah ini sebagai seorang Muslim, seorang yang
telah menyerah kepadamu, tiada yang lain: “Dan hubungkanlah daku kepada
orang-orang yang shalih.”8

8
Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz VI (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983), 45.
12

E. Teori Pendidikan
Di dalam pendidikan ada yang namanya teori taksonomi Bloom.
Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan
hierarki (tingkatan) tertentu.9 Teori ini memaparkan tiga ranah atau domain
sebagai sarana pendidikan, yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotor.
Dalam kognitif merupakan domain yang berkaitan dengan ingatan atau
pengenalan pengetahuan dan perkembangan kemampuan intelektual. Domain
afektif merupakan domain yang berkaitan dengan perubahan minat, perilaku,
nilai dan perkembangan penghargaan dan penyesuaian diri. Dan domain
psikomotor adalah kemampuan manipulasi atau kemampuan fisik yang
berkaitan dengannya. Domain ini dikaitkan juga dengan keterampilan.
F. Keterkaitan antara Konsep Al-Qur’an dengan Konsep Pendidikan
Nilai terpenting dalam ta’lim adalah suatu proses yang menekankan
secara berulang-ulaang dan tidak dengan cara sepintas.
Menurut Abdul Fatah Jalal, proses Ta’lim lebih universal
dibandingankan dengan proses tarbiyah. Ta’lim tidak terhenti pada
pengetahuan yang lahiriyah saja, juga tidak hanya sampai pada pengetahuan
taqlid. Ta’lim mencakup pula pengetahuan teoritis, mengulang kaji secara
lisan, daan menyuruh melaksanakan pengetahuan itu.10
Penunjukan ta’lim pada pengertian pendidikan bisa dilihat pada hadis
berikut ini:

‫ب ا َ َم َن بِنَ ٍبيِ ِه َوا َ َم َن‬ ِ ‫ان َر ُج ٌل ِم ْن ا َ ْه ِل ا ْل ِكتَا‬ ِ ‫ ثَالَثَةُ لَ ُه ْم اَجْ َر‬: ‫م‬.‫س ْو ُل هللاِ ص‬ ُ ‫قَا َل َر‬
‫سلَّ َم َوا ْلعَ ْب ُد ا ْل َم ْملُ ْوكَ اِذَا اَدَّي حَقَّ هللاِ َو َحق َم َوا ِل ْي ِه َو َر ُج ٌل‬ َ ‫م َو‬.‫ِب ُم َح َّم ِد ص‬
َ ْ‫علَّ َم َها فَاَح‬
‫س َن ت َ ْع ِل ْي َم َها ث ُ َّم ا ْعتَقَ َها‬ َ ْ‫كَانَتْ ِع ْن َدهُ ا ُ َّمةٌ فَا َ َّدبَ َها فَا َح‬
َ ‫س َن تَا ْ ِد ْيبَ َها َو‬
‫ب ِف ْي َما‬ َ ‫ظ ْينَ َها ُكلَّ َها ِبغَ ْي ِر ش َْيءٍ قَ ْد ك‬
ُ ‫َان يُ ْر ِك‬ َ ‫َام ٌر ا َ ْع‬ ِ ‫فَت َ َز َّو َج َها فَلَهُ اَجْ َر‬
ِ ‫ان ث ُ َّم َقا َل ع‬
‫د ُْونَ َها اِلَي ا ْل َم ِد ْينَ ِة‬

9
Wowo Sunaryo Kuswono, Taksonomi Berfikir (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), 8.
10
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), 30-31.
13

“Rasulullah SAW bersabda: Tiga golongan mendapat dua pahala yaitu:


seorang ahli kitab yang beriman kepada Nabinya kemudian beriman kepada
Muhammad SAW, hamba sahaya apabila menunaikan hak Allah dan hak
tuannya, dan seorang laki-laki yang mempunyai budak wanita yang
disetubuhinya, didiknya secara baik, serta diajarnya secara baik kemudian
dimerdekakan dan dikawininy, maka ia mendapat dua pahala.”
Pengertian pendidikan yang ditawarkan dari kata ta’lim pada hadits ini adalah
proses pemindahan seperangkat nilai antar manusia , yaitu menanmkan aspek
kognitif, afektif dan juga psikomotorik, karena pada kata ta’lim juga
ditekankan pada perilaku yang baik (akhlak al-karimah).11
Abdul Fatah Jalal menjelaskan konsep-konsep pendidikan yang
terkandung di dalam konsep ta’lim adalah sebagai berikut:
1. Ta’lim adalah proses kegiatan pembelajaran berkelanjutan terus menerus
(long life education).
2. Proses ta’lim yakni tidak hanya berhenti pada proses kegiatan dalam
meningkatkan pengetahuan dalam ranah kognisi semata, tetapi juga proses
peningkatan ranah psikomotor dan afeksi anak.
Secara garis besar, di dalam Al-Qur’an ta’lim merupakan pengajaran
dari satu pihak ke pihak yang lain dengan materi tertentu. Berdasarkan
pembahasan di atas, subjek pelaku ta’lim adalah Allah, para nabi, setan
,manusia dan lain sebagainya. Sedangkan pihak yang menerima pengajaaran
(mu’allam) adalah para nabi, manusia secara umum, binatang.
Keterkaitan antara konsep Al-Qur’an dan konsep pendidikan yaitu:
jika di dalam teori ilmu pendidikan ada taksonomi Bloom, maka di ayat-ayat
ta’lim juga memenuhi teori tersebut, yaitu:
1. Dalam ranah kognitif, ayat-ayat ta’lim banyak mengindikasikan pendidikan
intelektualitas. Misalnya terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 151 yang
menjelaskan ilmu pengetahuan secara umum.

11
Munirah, Pendidikan Islam Dalam Perspektif Hadis (Makasar: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alaudin, Lentera
Pendidikan, Vol 19 No 2 Desember 2016), 211-212.
14

  


  
 

 
 
   

“Sebagaimana (Kami Telah menyempurnakan nikmat kami kepadamu)
kami Telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan
ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan
kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa
yang belum kamu ketahui.”

2. Domain afektif seperti di dalam surat Al-Jumu’ah ayat 2. Ayat ini menyasar
perubahan perilaku dalam sikap salah satunya akhlak.

   


 
  
 
 
 
   
  
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di
antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As
Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata”.

3. Domain psikomotor atau keterampilan. Seperti di dalam surat Al-‘Alaq ayat


4 yang menjelaskan tentang keterampilan menulis.
15

   


“Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589]12

Dari situlah terlihat bahwa ta’lim merupakan sebuah konsep yang


sudah menyentuh semua aspek.13

BAB III
KESIMPULAN

1. Ta’lim berasal dari huruf ‘ain, lam dan mim. Ta’lim dalam Al-Qur’an lebih
mengutamakan proses daripada hasil. Makanya di dalam Al-Qur’an
menggunakan kata yang artinya berulang-ulang.
2. Tafsir Al-Qur’an yang sesuai dengan ta’lim diantaranya: QS. Al-Baqarah ayat
31-32, 129, 251, QS. An-Nisa’ayat 113, QS. Al-Kahfi ayat 65 dan QS. Yusuf
ayat 101.
3. Di dalam pendidikan ada teori taksonomi Bloom. Teori ini memaparkan tiga
ranah atau domain sebagai sarana pendidikan, yaitu domain kognitif, afektif
dan psikomotor.
4. Keterkaitan antara konsep Al-Qur’an dan konsep pendidikan yaitu: jika di
dalam teori ilmu pendidikan ada taksonomi Bloom, maka di ayat-ayat ta’lim
juga memenuhi teori tersebut, yaitu:
a. Dalam ranah kognitif, ayat-ayat ta’lim banyak mengindikasikan pendidikan
intelektualitas. Misalnya terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 151 yang
menjelaskan ilmu pengetahuan secara umum.
b. Domain afektif seperti di dalam surat Al-Jumu’ah ayat 2. Ayat ini menyasar
perubahan perilaku dalam sikap salah satunya akhlak.
c. Domain psikomotor atau keterampilan. Seperti di dalam surat Al-‘Alaq ayat
4 yang menjelaskan tentang keterampilan menulis.
12
[1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.

13
Azhar Sibghotul Haq, Konsep Pendidikan Islam dalam Al-Qur’an (Naskah Publikasi: UNMUH Yogyakarta, 2018), 14-
15.
16

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan Tafsirnyaa Juz 1.


Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1990.

Hamka. Tafsir Al-Azhar Juz VI (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983.

Muhammad al-Naquib al-Attas, Syed. Aims and Objevtives of Islamic Education.


Jeddah: King Abdul Aziz University, 1979.

Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2015.

Sibghotul Haq, Azhar. Konsep Pendidikan Islam dalam Al-Qur’an. Naskah


Publikasi: UNMUH Yogyakarta, 2018.

Sunaryo Kuswono, Wowo. Taksonomi Berfikir. Bandung: Remaja Rosdakarya,


2011.

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja


Rosdakarya, 1992.

Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Tengku. Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nuur


juz 1. Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2000.

Munirah. Pendidikan Islam Dalam Perspektif Hadis. Makasar: Fakultas Tarbiyah


dan Keguruan UIN Alaudin, Lentera Pendidikan, Vol 19 No 2 Desember
2016.

Anda mungkin juga menyukai