Anda di halaman 1dari 20

ISLAM SEBAGAI PENGETAHUAN ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“METODOLOGI STUDI ISLAM”

Dosen Pengampu :

Drs.Muhammad Mahdi, S.Ag, MA

KELOMPOK 4

1. ISHAQ PERDANA HSB

2. ALI AKBAR SIREGAR

3. MASRI ACEH

4. SITI HAJIANI

5. ELVIDHA EKA PUTRI

6. DANELA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYEKH H.ABDUL HALIM HASAN AL-


ISLAHIYAH BINJAI

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah Subhanahu


Wa Ta’ala berkat Ridho-Nya kami mampu menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Tidak lupa juga kami ucapkan shalawat serta salam
kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallahu `alaihi Wa Sallam,
beserta keluarganya, para sahabatnya dan semua ummatnya yang selalu
istiqomah sampai akhir zaman.
Penulisan makalah ini, memiliki tujuan untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Pengantar Studi Islam dengan judul Islam Sebagai
Pengetahuan Ilmiah. Di dalam makalah ini, kami menjelaskan tentang
arti dan perbedaan ilmu, pengetahuan, dan filsafat
Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan dan
bimbingan Maka dari itu, sudah seharusnya kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada Bapak dosen pengampu mata kuliah Metodologi
Studi Islam.
Akhirul kalam, kami sadar bahwa makalah ini penuh dengan
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat berharap kritik dan saran demi
penyempurnaan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat
bermanfaat serta mampu memenuhi harapan berbagai pihak. Aamiin.

BINJAI, 19 Oktober 2019


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan............................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................4
PEMBAHASAN...........................................................................................................4
1. Arti dan Perbedaan Ilmu, Pengetahuan, dan Filsafat..........................................4
2. Arti dari Metode Ilmiah......................................................................................7
3. Klasifikasi Pengetahuan.....................................................................................8
a. Ilmu Alam.......................................................................................................8
b. Ilmu Sosial......................................................................................................8
c. Ilmu Humaniora..............................................................................................9
4.PENDEKATAN POKOK STUDI ILMIAH INTERDISIPLIN&MULTIDISIPLIN ........................11

BAB III.......................................................................................................................12
PENUTUP..................................................................................................................12
A. Kesimpulan.......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan didalam agama islam sangatlah diutamakan. Para
pemuda sarjana muslim, berpandangan bahwa yang dikatakan ilmu itu tidak
hanya terbatas pada aspek pengetahuan dan ilmu teori saja. Melainkan, justru
dibuka oleh ilmu Allah yang dirumuskan dalam lauhul mahfudz yang
dikatakan pada kita melalui media Alquran dan hadits. Ilmu Allah yaitu
meliputi ilmu dan pengetahuan manusia tentang alam semesta dan manusia itu
sendiri. Jadi, jika kita menelusuri jalan fikiran ini, maka kita akan dapat
memahami bahwa Al-quran merupakan sumber pengetahuan manusia
terutama umat muslim.1
Aristoteles memulai metafisikanya dengan pernyataan “setiap manusia
dari kodratnya ingin tahu”. Pernyataan ini tampak berbenturan dengan
generasi sebelumnya, Sokrates, yang menganggap “ia tahu bahwa ia tidak
tahu”, sehingga Delphi menginterpretasikan tidak ada manusia yang lebih
bijaksana dari pada Sokrates dengan pernyataan: “tidak ada manusia
yang mempunyai pengetahuan, tetapi sementara orang lain mengira
bahwa mereka mempunyai pengetahuan, Sokrates sendiri yang mengetahui
bahwa ia tidak tahu” 2
Pandangan Aristoteles tentang keingintahuan manusia dan pandangan
Sokrates yang menganggap bahwa ketidaktahuan merupakan kenyataan
kodrati manusia, sesungguhnya bukan merupakan pandangan yang secara
essensial harus dipertentangkan satu sama lain. Akan tetapi pada prinsipnya

1
Lutfi Mey, Islam Sebagai Pengetahuan Ilmiah,
2
Protasius Hardono Hadi, Kenneth T. Gallagher, Epistimologi : Filsafat Pengetahuan,
(Yogyakarta: Kanisius, 1994), hlm. 13.

1
dapat ditemukan relasi dari keduanya. Langkah pertama menuju
pengetahuan yang dibayangkan Aristoteles sejatinya merupakan kesadaran
Socratik bahwa manusia tahu bahwa ia tidak tahu, sehingga ada keinginan
untuk tahu dan keinginan tersebut dapat diwujudkan. Titik temu yang dapat
ditarik dari keduanya adalah eksistensi pengetahuan sebagai bagian penting
yang pasti ada pada diri manusia.
Dalam islam pendidikan itu sangat penting dan harus mengetahui secara
keseluruhan, karena Allah SWT akan mengangkat derajat seseorang jika ia
menutut ilmu. Pada hakekatnya, yang mempunyai pengetahuan adalah
subjek. Sementara objek material yang diamati atau yang dijadikan penelitian
itu sama sekali tidak memiliki pengetahuan dan keberadaannya juga tidak
akan berubah hanya karena kesalahan tafsir dari subjek yang mengamatinya.
Oleh karena itu, islam sangat berhubungan erat dengan ilmu pengetahuan.
Masyarakat indonesia khususnya yang beragama Islam sudah banyak yang
mengetahui dan mengerti bahwa betapa pentingnya ilmu pengetahuan, tetapi
apakah mereka sudah tahu apakah ilmu dan pengetahuan itu? Dalam makalah
yang sederhana ini akan diulas apakah ilmu dan pengetahuan itu.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah arti dan perbedaan dari ilmu, pengetahuan, dan filsafat?
2. Apakah arti dari metode ilmiah?
3. Apakah klasifikasi pengetahuan itu?

C. Tujuan Pembahasan
Untuk mengetahui arti dan perbedaan dari ilmu, pengetahuan, dan filsafat.
Serta mengetahui metode ilmiah dan klaifikasi pengetahuan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Arti dan Perbedaan Ilmu, Pengetahuan, dan Filsafat


 Ilmu
Ilmu adalah sebuah kata yang asalnya dari bahasa Arab, yaitu ‘Ilmun
yang mempunyai arti tahu atau mengetahui.
Secara bahasa ilmu adalah mengetahui sesuatu berdasarkan
hakekatnya sehingga melahirkan keyakinan dan pengetahuan. Ilm
merupakan kumpulan pengetahuan yang telah teruji kebenarannya secara
empiris.3
Dari kutipan diatas tersebut, kita dapat memahami bahwasannya yang
dikatakan ilmu adalah kumpulan-kumpulan pengetahuan yang diserap
dengan cara yang sistematis, disusun dengan rapi dan diatur menurut
metode dan sistematika khusus agar dapat dipertanggung jawabkan.
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa ilmu adalah suatu
pengetahuan yang menggunakan metode atau cara-cara sistematika
sehingga bisa sangat memungkinkan untuk memperoleh kebenaran yang
dapat dipertanggung jawabkan oleh semua pihak.
 Pengetahuan
Pengetahuan berasal dari kata dasar “tahu”, mendapatkan awalan dan
akhiran pe dan an. Imbuhan pe-an bearti menunjukkan adanya sebuah
proses. Jadi, menurut susunan katanya, pengetahuan berarti proses
mengetahui, dan menghasilkan sesuatu yang disebut pengetahuan.4

3
Dr. H. Mudzakkir Ali, MA., Pengantar Studi Islam Edisi Revisi, (Semarang: Wahid
Hasyim University Press, 2014), hlm. 55
4
Drs. Beni saebani, M.si, Filsafat Ilmu , (Jakarta: Pustaka setia, 2013), hlm. 35

3
Menurut epistemologi Islam, pengetahuan adalah sebagai sebuah
pohon, sedang berbagai sains itu adalah cabang-cabangnya yang tumbuh
dan mengeluarkan dedaunan beserta buah-buahan sesuai dengan sifat
pohon itu sendiri.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sains atau pengetahuan adalah
sebuah induk dari berbagai macam pengetahuan yang ada saat ini.
Contoh adalah ilmu kesehatan yang mempunyai cabang ilmu
keperawatan, ilmu farmasi, dan lain sebagainya.
 Filsafat
Kata ‘filsafat’ berpadanan dengan kata philosophy dalam bahasa
Inggris, berpadanan dengan kata falsafah dalam bahasa Arab. Kata
‘filsafat’ secara etimologi berasal dari bahasa Yunani Philosophia yang
terdiri atas dua kata, yakni philein yang berarti ‘cinta’ dan kata ‘sophia’
yang berarti ‘bijaksana’. Jadi, kata philosophia bermakna ‘cinta
kebijaksanaan’. Orang yang senantiasa berfilsafat disebut filsuf. Seorang
pecinta kebijaksanaan atau seorang yang merupakan pencari
kebijaksanaan.5
Tanpa menambahkan pengertian lain tetntang filsafat, maka dapat
disimpulkan bahwa filsafat adalah cara atau bentuk berpikirnya seseorang,
proses berpikir, dan hasil berpikir manusia tentang Tuhan, alam, dan
manusia.
Suriasumantri (2003:20-25) mengemukakan tiga karakteristik berpikir
filsafat. Pertama, sifat menyeluruh. Karakteristik ini, dimaksudkan bahwa
berpikir dilakukan dengan menghubungkan anta berbagai unsur atau
bagian sebagai sebuah unsur yang aling berkaitan. Kedua, sifat
mendasar. Berpikir yang bercirikan mendasar adalah proses berpikir
yang tidak serta merta menerima sesuatu yang benar, melainkan harus

5
Prof. Dr. Sutardjo M.psi Pengantar Filsafat, (Bandung: Refika aditama, 2007),
hlm. 9

4
berpikir suatu masalah sampai pada masalahnya yang paling mendasar.
Bertanya dan terus bertanya tentang sesuatu yang dipikirkan. Ketiga,
sifat spekulatif. Dalam berpikir banyak kemungkinan-kemungkinan yang
berpeluang benar adanya. Namun, kita akan menetapkan sebuah
pemikiran yang memiliki kemungkinan yang lebih besar. Berkeputusan
dengan menyadarkan pemikiran pada kemungkinan yang lebih besar
inilah yang disebut berpikir spekulatif.6
Sebagai kesimpulan dari perbedaan antara arti pengetahuan, ilmu,
dan filsafat adalah bahwasannya pengetahuan itu berada pada tahap yang
pertama atau diawal. Yaitu, hanya sekedar mengetahui secara umum dan
tidak sampai mengakar sampai kedalam, sedangkan ilmu telah sampai
pada tahapan yang ke dua. Yaitu, pengenalan secara rasional. Artinya
adalah keberadaan manusia (manusia sebagai objek penelitian) dengan
segala sifat-sifatnya sudah dianalisa secara akal, sehingga tidak timbul
pertanyaan dan keragu-raguan. Kemudain filsafat adalah suatu pengenalan
yang mecari tahu sampai ke akarnya. Perbedaan ilmu, pengetahuan, dan
filsafat adalah: filsafat objeknya universal atau berifat umum mencakup
seluruh objek, sementara ilmu bersifat khusus atau hanya satu bidang saja.

6
Dr. Aripin Banasuru, M.Pd., Filsafat dan Filsafat Ilmu: Dari HAkikat Ke Tanggung
Jawab, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 2

5
2. Arti dari Metode Ilmiah
Metode adalah prosedur atau cara seseorang dalam melakukan sebuah
kegiatan untuk mempermudah memecahkan berbagai masalah secara teratur,
sistematis, dan terkontrol. Ilmiah adalah suatu keilmuan untuk memperoleh
pengetahuan secara alami berdasarkan bukti fisis.7
Seorang ilmuan melakukan observasi serta membuat hipotesis dalam
usahanya untuk menjelaskan suatu fenomena alam. Metode ilmiah boleh
disebut suatu pengejaran terhadap kebenaran yang sudah diatur oleh
pertimbangan-pertimbangan yang masuk akal. Karena idealnya dari sebuah
ilmu adalah untuk memperoleh info atau pendekatan yang sistematis dari
fakta-fakta yang ada. Maka metode ilmiahlah yang digunakan untuk mencari
jawaban tentang fakta-fakta tersebut dan dengan menggunakan pendekatan
secara sistematis.
Metode ilmiah boleh juga disebut suatu pengajaran kepada kebenaran
yang diatur oleh petimbangan logis. Metode ilmiah pun bisa berarti sebagai
prosedur yang mencakup berbagai macam tindakan pikiran, kerja, tata
langkah, dan cara teknis untuk mendapatkan pengetahuan yang baru atau
mengembangkan pengetahuan yang telah ada. Secara singkat, metode ilmiah
adalah cara para ilmuwan untuk memecahan sebuah permasalahan yang
dihadapi melalui tahapan tertentu.8
Dengan adanya metode ilmiah ini, pertanyaan-pertanyaan yang mendasar
dalam mencari kebenaran seperti 5W+1H bagaimanakah yang dimaksud,
benarkah demikian, bagaimana bisa begini/begitu, seberapa jauh itu,
bagaimanakah hal tersebut terjadi dan lain sebagainya, akan dengan lebih
mudah dijawab.

7
Drs. Beni Saebani, M.si, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Pustaka setia, 2013), hlm. 155
8
Drs. H. Abu Ahmadi, Ilmu alamiah Dasar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm. 2

6
Langkah langkah metode ilmiah
1. Merumuskan masalah

Berpikir secara ilmiah diawali dari kesadaran akan adanya masalah yang
kemudian masalah itu dirumuskan dengan kalimat tanya. Hal ini
dimaksudkan dengan kalimat tanya akan memudahkan dalam
mengumpulkan data, menganalisis dan menyimpulkannya.

2. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban dari rumusan masalah yang perlu pembuktian


berdasarkan data yang telah dianalisis. Dengan rumusan hipotesis akan
mengarahkan kita pada proses selanjutnya. Maka melalui hipotesis akan
terhindar dari data yang tidak perlu cukup penting. Hal ini berpikir ilmiah
dilakukan hanya menguji hipotesis

3. Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data memiliki peran yang sangat penting dalam


menerapkan metode ilmiah sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis

4. Menguji Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang diajukan.


Berpikir ilmiah pada dasarnya adalah proses pengujian hipotesis. Menguji
hipotesis bukanlah untuk membenarkan atau menyalahkannya namun untuk
menerima atau menolaknya.

5. Merumuskan simpulan

Langkah terakhir adalah merumuskan simpulan. Simpulan dirumuskan


dengan kalimat deklaratif yang singkat dan jelas. 9

9
`Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd,PENELITIAN PENDIDIKAN,(Jakarta:kencana media,2014, hlm 6)

7
Klasifikasi Pengetahuan

a. Ilmu Alam
Pada awalnya, pengetahuan dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu
ilmu dasar dan ilmu terapan. Kemudian, dikelompokkan lagi kedalam ilmu
alam, ilmu sosial, dan ilmu terapan.
Ilmu alam adalah istilah yang digunakan untuk menuju ke ilmu
pengetahuan yang objeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum
atau teori-teori yang pasti dan umum, berlaku sampai kapanpun dan
dimanapun ilmu ini berada. Ilmu pengetahuan juga biasa disebut Sains
(science) yang diambil dari bahasa latin ‘scientia’ yang memiliki arti
pengetahuan.
Kuslan stone menyebutkan bahwa sains adalah kumpulan pengetahuan
dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu.
Sains adalah produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. Sains sebagai
proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para peneliti atau ilmuan
dalam melakukan penyelidikan dalam mencari penjelasan tentang gejala
alam.10
Ilmu alam yaitu sebuah ilmu yang mempelajari aspek-aspek fsik dan
nonfisik manusia tentang bumi, alam, dan sekitarnya. Ilmu alam memberi
landasan dasar kepada ilmu terapan lainnya. Seperti, ilmu sosial, seni, dan
lainnya. Ilmu alam mempunyai cabang cabang lagi, yaitu ilmu astronomi,
biologi, fisika, kimia, geografi, dan lain lain.
Dari pernyataan diatas, bisa disimpulkan bahwa ilmu alam alam adalah
salah satu cabang ilmu dari berbagai ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang makhluk hidup dan benda benda disekitarnya. Seperti pohon, air,

10
Prof. Dr. H. Abuddin Nataa, M.A, Metodologi studi islam ,
(Jakarta:Rajagrafindo:hlm199)

8
sungai, dan lain sebagainya adalah lingkungan biotik. Sedangkan batu, pasir,
dan lain-lain adalah lingkungan abiotik.
Ayat yang berkaitan dengan ilmu alam dan sekiarnya adalah surah as-
Shaad yang berbunyi :
‫ك اًظبنن اًاَلسطذيِبن اًبكبفهرواَ ۚ اً اًفبنبويِيلل اًلطلسطذيِبن اًبكبفهرواَ اًطمبن اًاَلسنْاَطر‬ ‫ط‬
‫ض اًبوبماَ اًبنبييَننْبنههبماَ اًبباَططلل اًۚ اًذبذل ب‬
‫بوبماَ اًبخلبيقنْباَ اًاَلسسبماَءب اًبواَيلبير ب‬

Artinya:ً‫“ ا‬Danً‫ ا‬Kamiً‫ ا‬tidakً‫ ا‬menciptakanً‫ ا‬langitً‫ ا‬danً‫ ا‬bumiً‫ ا‬danً‫ ا‬apaً‫ ا‬yangً‫ ا‬ada
antaraً‫ ا‬keduanyaً‫ ا‬tanpaً‫ ا‬hikmah,ً‫ ا‬yangً‫ ا‬demikianً‫ ا‬ituً‫ ا‬adalahً‫ ا‬anggapanً‫ ا‬orang-orang
kafir ً‫ ا‬maka ً‫ ا‬celakalah ً‫ ا‬orang-orang ً‫ ا‬kafir ً‫ ا‬itu, ً‫ ا‬karena ً‫ ا‬mereka ً‫ ا‬akan ً‫ ا‬masuk
neraka.”ً‫( ا‬QS.ً‫ ا‬Saad:ً‫ ا‬27)11

Tafsir dari ayat diatas adalah, Yaitu ayat-ayat Allah Azza wa Jalla yang
bisa kita lihat. Yaitu ayat-ayat Allah Azza wa Jalla yang berupa semua
ciptaan-Nya, baik di langit maupun yang di bumi, dengan segala makhluk
yang ada di antara keduanya. Jumlahnya sangat banyak, dan kita tidak
mengetahui jumlahnya. Semua itu menjadi bukti yang menunjukkan bahwa
hanya Dia-lah satu-satunya Rabb. Semua itu menunjukkan kekuasaan dan
keagungan-Nya.12

b. Ilmu Sosial
Ilmu sosial adalah suatu ilmu pengetahuan yang didalamnya mempelajari
hal-hal yang berhubungan langsung dengan sifat manusia dan lingkungan
sosial disekitarnya. Ilmu ini, sebelumnya dianggap kurang ilmiah
dibandingkan dengan ilmu alam. Namun, sekarang penelitian yang dipakai
dalam penelitian sosial terhadap perilaku sosial, faktor dan lingkungan yang
mempengaruhinya, dapat membuat para peneliti ilmu alam berminat pada
beberapa hal dalam metodologi ilmu sosial. Contoh beberapa cabang dalam
11
Syekh Usamah ar_rifa’I, al-Qur’an Tafsirul Wajiz, (Jakarta: Gema Insani, 2008),
hlm.15
12

9
ilmu sosial adalah sebagai berikut: antropologi, geografi, sejarah, hukum,
sosiologi, politik, dan lain lain.
Dalam ajaran Agama Islam, juga mempelajari hal yang berhubungan
dengan ilmu ilmu sosial yang langsung mengarah ke perilaku sosial manusia.
Seperti toleransi, gotong royong, sebuah konflik, dan lain sebagainya. Dalam
al-Qur’an salah satunya juga disebut dalam surah al Hujurat ayat 13 yang
berbunyi :
ً‫س اًطنُإساَ اًبخلبيقبنْاَهكيم اًطمين اًذببكر اًبوأهنُينثبىَ اًبوبجبعيلبنْاَهكيم اًهشهعوبلاَ اًبوقَبنبباَئطبل اًلطتِبنبعاَبرفهواَ اًإطسن اًأبيكبربمهكيم اًطعينْبد اًاَللسطه اًأبتَينبقاَهكيم اًإطسن اًاَللسهب اًبعلطيَلم ا‬
‫يِباَ اًأبيِننبهاَ اًاَلسنْاَ ه‬
‫بخبطيل‬

Artinya ً‫ ا‬:“Hai ً‫ ا‬manusia, ً‫ ا‬Sesungguhnya ً‫ ا‬Kami ً‫ ا‬menciptakan ً‫ ا‬kamu ً‫ ا‬dari


seorangً‫ ا‬laki-lakiً‫ ا‬danً‫ ا‬seorangً‫ ا‬perempuanً‫ ا‬danً‫ ا‬menjadikanً‫ ا‬kamuً‫ ا‬berbangsaً‫ ا‬-
bangsaً‫ ا‬danً‫ ا‬bersuku-sukuً‫ ا‬supayaً‫ ا‬kamuً‫ ا‬salingً‫ ا‬kenal-mengenal.ً‫ ا‬Sesungguhnya
orang ً‫ ا‬yang ً‫ ا‬paling ً‫ ا‬mulia ً‫ ا‬diantara ً‫ ا‬kamu ً‫ ا‬disisi ً‫ ا‬Allah ً‫ ا‬ialah ً‫ ا‬orang ً‫ ا‬yang ً‫ ا‬paling
taqwa ً‫ ا‬diantara ً‫ ا‬kamu. ً‫ ا‬Sesungguhnya ً‫ ا‬Allah ً‫ ا‬Maha ً‫ ا‬mengetahui ً‫ ا‬lagi ً‫ ا‬Maha
Mengenal.”(QS.ً‫ ا‬Al-Hujurat:ً‫ ا‬13)13

Tafsir dari ayat diatas adalah, Ayat ini menunjukkan bahwa dinul Islam
satu-satunya din samawi yang shahih. Agama ini tidak memandang warna
kulit, ras maupun asal-muasal seseorang. Satu-satunya yang diperhitungkan
hanyalah ketakwaan dan ketaatan kepada Allâh Azza wa Jalla . Insan yang
paling utama adalah orang yang paling bertakwa kepada Allâh Azza wa Jalla.
Berbeda dengan agama lain yang melakukan tindakan diskriminasi terhadap
para penganutnya. Walillâhil hamdi ‘alâ minnatil Islâm (Segala puji bagi
Allah atas karunia Islam). Semoga Allâh mewafatkan kita dalam keadaan
Muslim.
13
Syekh Usamah ar_rifa’I, al-Qur’an Tafsirul Wajiz, (Jakarta: Gema Insani, 2008), hlm.
518

10
Inilah keadilan, karena bisa dicapai oleh siapa saja yang mendapatkan
taufik dari Allâh Azza wa Jalla. Tidak ada kemuliaan dan keutamaan bagi
selain orang bertakwa, meski berdarah biru dan berstatus sosial tinggi. Tidak
ada kasta rendah dan kasta tinggi.

c. Ilmu Humaniora
Ilmu-ilmu Humaniora adalah ilmu-ilmu pengetahuan yang dianggap
bertujuan membuat manusia lebih manusiawi, dalam arti membuat manusia
lebih berbudaya. Contoh: Teologi, filsafat, hukum, sejarah, fiologi, bahasa,
kesusastraan, dan kesenian.
Humaniora atau Humaniteis adalah bidang-bidang studi yang berusaha
menafsirkan makna kehidupan manusia dan berusaha menambah martabat
kepada penghidupan dan eksistensi manusia menurut Elwood mendefinisikan
“Humaniora” sebagai seperangkat dari perilaku moral manusia terhadap
sesamanya, beliau juga mengisyaratkan pengakuan bahwa manusia adalah
makhluk yang mempunyai kedudukan amung (unique) dalam ekosistem,
namun sekaligus juga amat tergantung pada ekosistem itu dan ia sendiri
bahkan merupakan bagian bidang-bidang yang termasuk humaniora meliputi
agama, filsafat, sejarah, bahasa, sastra, dan lain-lain. Manfaat pendidikan
humaniora adalah memberikan pengertian yang lebih mendalam mengenai
segi manusiawi.
Ada hubungan sangat erat antara antropologi dan humaniora yang
kesemuanya memberikan sumbangan kepada keduanya sebagai kajian umum
mengenai manusia. Bagi para humanis, bahan antropologis juga sangat
penting. Dalam deskripsi biasa mengenai kebudayaan primitif, ahli etnografi
tradisional biasanya merekam sebagai macam mite dan folktale, menguraikan
artifak, musik dan bentuk-bentuk karya seni, barangkali juga menjadi subjek

11
analisa bagi para humanis dengan menggunakan alat-alat konseptual mereka
sendiri.14

Pendekatan Interdisiplin dan Multidisiplin dalam Studi Islam.


Islam selain sebagai ajaran agama yang khas, juga tampil sebagai sebuah
disiplin ilmu, yaitu ilmu keislamam, diantara disiplin ilmu keislaman sebagai sebuah
disiplin ilmu, yaitu Al-quran/tafsir, hadis/ilmu hadis, sejarah kebidayaan Islam dan
pendidikan Islam.
Harun Nasution mengatakan bahwa Islam berlainan dengan apa yang umum
diketahui. Islam bukan hanya mempunyai satu-dua aspek, tetapi mempunyai
berbagai aspek. Islam mempunyai aspek teknologi, aspek ibadah, aspek moral, aspek
mitisme, aspek filsafat, aspek sejarah, aspek budaya dan aspek ritual lainnya. Inilah
yang selanjutnya membawa kepada timbulnya berbagai jurusan dan fakultas di
Institut Agama Islam Negri, STAIN, UIN dan sekolah tinggi yang bernafaskan Islam
di tanah air.
Ajaran Islam secara dominan ditandai oleh pendekatan normatif, historis dan
filosofis. Ajaran Islam memiliki ciri-ciri yang secara keseluruhan sangat ideal. Islam
agama yang mengajarkan perdamaian, toleransi, terbuka, kebersamaan, kerja keras
yang bermutu, adil seimbang antara urusan dunia dan skhirat. Islam harus berharta,
memiliki kepekaan terhadap masalah sosial kemasyarakatan. Islam wajib
mengutamakan pencegahan dalam bidang kesehatan dengan cara memperhatikan segi
kebersihan badan, pakaian, makanan, tempat tinggal dan lingkungan, Islam juga
tampil sebagai disiplin ilmu keIslaman dengan berbagai cabangnya.
Untuk sampai kepada keadaan yang mampu bersentuhan dengan berbagai
persoalan aktual berkaitan dengan dimensi kehidupan, manusia memerlukan
pendekatan baru yang lebih relevan. Agama tidak cukup dipahami dari suatu
14
Prof.Dr. Hasan asari, MA,Hadis Pendidikan,(Medan;Cita pustaka;2017), hlm165

12
pendekatan saja, melainkan harus dipahami dan dianalisis dengan menggunakan
berbagai pendekatan yang komperhensif, aktual dan integral. Seseorang yang ingin
memahami agama dalam hubungannya dengan berbagai masalah tersebut perlu
melengkapi diri dengan ilmu-ilmu bantu seperti filsafat, sejarah, antropologi,
sosiologi dan ilmu alam lainnya.
Ilmu-ilmu keIslaman yang selama ini terkesan tertutup, sebenarnya tetap
konsis dapat diaktualisasikan dan dikembangkan sesuai dengan tuntutan zaman.
Mengembangkan ilmu-ilmu keislaman, harus melengkapi diri dengan ilmu bantu dan
menguasai teori-teori penelitian lengkap dengan metodenya, baik secara teoritis
maupun praktis. Pemahaman agama yang komperhensif, aktual dan integral telah
memberikan petunjuk praktis tentang bagaimana ilmu agama itu dipelajari dan
diajarkan. Dengan cara ini umat Islam dapat memahami agama yang utuh dan
integral. Juga dapat mengembangkan dan merespon berbagai persoalan aktual dalam
kehidupan modern.

13
14
15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa ialah perbedaan antara pengetahuan, ilmu
dan filsafat adalah bahwa pengetahuan itu berada pada tahap pertama yaitu
sekedar mengetahui secara umum dan tidak sampai mengakar, sedangkan
ilmu sudah sampai pada tahapan yang ke dua yaitu pengenalan secara rasio,
artinya keberadaan manusia (manusia sebagai objek) dengan segala sifat-
sifatnya sudah dianalisa secara akal, sehingga tidak bertanya-tanya dan ragu-
ragu. Dan perbedaan ilmu dan filsafat adalah filsafat objeknya universal atau
berifat umum sementara ilmu bersifat khusus.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, D. H. (2011). Ilmu alamiah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.


Prof. Dr. Sutardjo, M.psi (2007). Pengantar filsafat, Bandung:Refika aditama
Dr. H. Mudzakkir Ali, M. (2014). Pengantar Studi Islam Edisi Revisi. Semarang:
Wahid Hasyim University Press.
Drs. Beni Saebani, M.si (2013). Filsafat Ilmu. Jakarta: Pustaka setia
Protasius Hardono Hadi, K. T. (1994). Epistimologi : filsafat pengetahuan.
Yogyakarta: Kanisius.
Suhartono, S. (2005). Filsafat Ilmu Pengetahuan Persoalan Eksistensi Dan Hakikat
Ilmu Pengetahuan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Prof.Dr. H. Abuddin M.A(2012)Metodologi studi islam.Jakarta; Rajagrafindo

Prof. Dr. H. Wina sanjaya M.pd,(2014)Penelitian pendidikan,Jakarta;Kencana media

Prof. Dr. Hasan Asari, MA,(2017)Hadis pendidikan, Medan;Citapustaka

17

Anda mungkin juga menyukai