Anda di halaman 1dari 16

ISLAM SEBAGAI PENGETAHUAN ILMIAH

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Pengantar Studi Islam”

Dosen Pengampu :

Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I

Oleh :

Kelompok 7

Muhammad Raisa Attansyah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah Subhanahu Wa Ta’ala


berkat Ridho-Nya kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tidak lupa juga kami ucapkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi
Muhammad Shallallahu `alaihi Wa Sallam, beserta keluarganya, para sahabatnya dan
semua ummatnya yang selalu istiqomah sampai akhir zaman.
Penulisan makalah ini, memiliki tujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Pengantar Studi Islam dengan judul Islam Sebagai Pengetahuan Ilmiah. Di
dalam makalah ini, kami menjelaskan tentang arti dan perbedaan ilmu, pengetahuan,
dan filsafat
Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan dan bimbingan
Maka dari itu, sudah seharusnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
Bapak Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar
Studi Islam.
Akhirul kalam, kami sadar bahwa makalah ini penuh dengan kekurangan. Oleh
karena itu, kami sangat berharap kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat serta mampu memenuhi harapan
berbagai pihak. Aamiin.

Ponorogo, 21 September 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan............................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................4
PEMBAHASAN...........................................................................................................4
1. Arti dan Perbedaan Ilmu, Pengetahuan, dan Filsafat..........................................4
2. Arti dari Metode Ilmiah......................................................................................7
3. Klasifikasi Pengetahuan.....................................................................................8
a. Ilmu Alam.......................................................................................................8
b. Ilmu Sosial......................................................................................................8
c. Ilmu Terapan...................................................................................................9
BAB III.......................................................................................................................12
PENUTUP..................................................................................................................12
A. Kesimpulan.......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan didalam agama islam sangatlah diutamakan. Para
pemuda sarjana muslim, berpandangan bahwa yang dikatakan ilmu itu tidak
hanya terbatas pada aspek pengetahuan dan ilmu teori saja. Melainkan, justru
dibuka oleh ilmu Allah yang dirumuskan dalam lauhul mahfudz yang
dikatakan pada kita melalui media Alquran dan hadits. Ilmu Allah yaitu
meliputi ilmu dan pengetahuan manusia tentang alam semesta dan manusia itu
sendiri. Jadi, jika kita menelusuri jalan fikiran ini, maka kita akan dapat
memahami bahwa Al-quran merupakan sumber pengetahuan manusia
terutama umat muslim.1
Aristoteles memulai metafisikanya dengan pernyataan “setiap manusia
dari kodratnya ingin tahu”. Pernyataan ini tampak berbenturan dengan
generasi sebelumnya, Sokrates, yang menganggap “ia tahu bahwa ia tidak
tahu”, sehingga Delphi menginterpretasikan tidak ada manusia yang lebih
bijaksana dari pada Sokrates dengan pernyataan: “tidak ada manusia yang
mempunyai pengetahuan, tetapi sementara orang lain mengira bahwa
mereka mempunyai pengetahuan, Sokrates sendiri yang mengetahui bahwa
ia tidak tahu” 2
Pandangan Aristoteles tentang keingintahuan manusia dan pandangan
Sokrates yang menganggap bahwa ketidaktahuan merupakan kenyataan
1
Lutfi Mey, Islam Sebagai Pengetahuan Ilmiah, dalam http://lutfi-
cilut.blogspot.com/2016/12/islam-sebagai-pengetahuan-ilmiah.html, diunggah pada tanggal 07
Desember 2016
2
Protasius Hardono Hadi, Kenneth T. Gallagher, Epistimologi : Filsafat Pengetahuan,
(Yogyakarta: Kanisius, 1994), hlm. 13.

1
kodrati manusia, sesungguhnya bukan merupakan pandangan yang secara
essensial harus dipertentangkan satu sama lain. Akan tetapi pada prinsipnya
dapat ditemukan relasi dari keduanya. Langkah pertama menuju
pengetahuan yang dibayangkan Aristoteles sejatinya merupakan kesadaran
Socratik bahwa manusia tahu bahwa ia tidak tahu, sehingga ada keinginan
untuk tahu dan keinginan tersebut dapat diwujudkan. Titik temu yang dapat
ditarik dari keduanya adalah eksistensi pengetahuan sebagai bagian penting
yang pasti ada pada diri manusia.
Dalam islam pendidikan itu sangat penting dan harus mengetahui secara
keseluruhan, karena Allah SWT akan mengangkat derajat seseorang jika ia
menutut ilmu. Pada hakekatnya, yang mempunyai pengetahuan adalah
subjek. Sementara objek material yang diamati atau yang dijadikan penelitian
itu sama sekali tidak memiliki pengetahuan dan keberadaannya juga tidak
akan berubah hanya karena kesalahan tafsir dari subjek yang mengamatinya.
Oleh karena itu, islam sangat berhubungan erat dengan ilmu pengetahuan.
Masyarakat indonesia khususnya yang beragama Islam sudah banyak yang
mengetahui dan mengerti bahwa betapa pentingnya ilmu pengetahuan, tetapi
apakah mereka sudah tahu apakah ilmu dan pengetahuan itu? Dalam makalah
yang sederhana ini akan diulas apakah ilmu dan pengetahuan itu.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah arti dan perbedaan dari ilmu, pengetahuan, dan filsafat?
2. Apakah arti dari metode ilmiah?
3. Apakah klasifikasi pengetahuan itu?

C. Tujuan Pembahasan
Untuk mengetahui arti dan perbedaan dari ilmu, pengetahuan, dan filsafat.
Serta mengetahui metode ilmiah dan klaifikasi pengetahuan.

2
3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Arti dan Perbedaan Ilmu, Pengetahuan, dan Filsafat


 Ilmu
Ilmu adalah sebuah kata yang asalnya dari bahasa Arab, yaitu ‘Ilmun
yang mempunyai arti tahu atau mengetahui.
Secara bahasa ilmu adalah mengetahui sesuatu berdasarkan
hakekatnya sehingga melahirkan keyakinan dan pengetahuan. Ilm
merupakan kumpulan pengetahuan yang telah teruji kebenarannya secara
empiris.3
Dari kutipan diatas tersebut, kita dapat memahami bahwasannya yang
dikatakan ilmu adalah kumpulan-kumpulan pengetahuan yang diserap
dengan cara yang sistematis, disusun dengan rapi dan diatur menurut
metode dan sistematika khusus agar dapat dipertanggung jawabkan.
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa ilmu adalah suatu
pengetahuan yang menggunakan metode atau cara-cara sistematika
sehingga bisa sangat memungkinkan untuk memperoleh kebenaran yang
dapat dipertanggung jawabkan oleh semua pihak.
 Pengetahuan
Pengetahuan berasal dari kata dasar “tahu”, mendapatkan awalan dan
akhiran pe dan an. Imbuhan pe-an bearti menunjukkan adanya sebuah
proses. Jadi, menurut susunan katanya, pengetahuan berarti proses
mengetahui, dan menghasilkan sesuatu yang disebut pengetahuan.4

3
Dr. H. Mudzakkir Ali, MA., Pengantar Studi Islam Edisi Revisi, (Semarang: Wahid
Hasyim University Press, 2014), hlm. 55
4
Suparlan Suhartono, Filsafat Ilmu Pengetahuan Persoalan Eksistensi Dan Hakikat Ilmu
Pengetahuan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2005), hlm. 48-49

4
Menurut epistemologi Islam, pengetahuan adalah sebagai sebuah
pohon, sedang berbagai sains itu adalah cabang-cabangnya yang tumbuh
dan mengeluarkan dedaunan beserta buah-buahan sesuai dengan sifat
pohon itu sendiri.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sains atau pengetahuan adalah sebuah
induk dari berbagai macam pengetahuan yang ada saat ini. Contoh adalah
ilmu kesehatan yang mempunyai cabang ilmu keperawatan, ilmu farmasi,
dan lain sebagainya.
 Filsafat
Kata ‘filsafat’ berpadanan dengan kata philosophy dalam bahasa
Inggris, berpadanan dengan kata falsafah dalam bahasa Arab. Kata
‘filsafat’ secara etimologi berasal dari bahasa Yunani Philosophia yang
terdiri atas dua kata, yakni philein yang berarti ‘cinta’ dan kata ‘sophia’
yang berarti ‘bijaksana’. Jadi, kata philosophia bermakna ‘cinta
kebijaksanaan’. Orang yang senantiasa berfilsafat disebut filsuf. Seorang
pecinta kebijaksanaan atau seorang yang merupakan pencari
kebijaksanaan.5
Tanpa menambahkan pengertian lain tetntang filsafat, maka dapat
disimpulkan bahwa filsafat adalah cara atau bentuk berpikirnya seseorang,
proses berpikir, dan hasil berpikir manusia tentang Tuhan, alam, dan
manusia.
Suriasumantri (2003:20-25) mengemukakan tiga karakteristik berpikir
filsafat. Pertama, sifat menyeluruh. Karakteristik ini, dimaksudkan bahwa
berpikir dilakukan dengan menghubungkan anta berbagai unsur atau
bagian sebagai sebuah unsur yang aling berkaitan. Kedua, sifat mendasar.
Berpikir yang bercirikan mendasar adalah proses berpikir yang tidak serta
merta menerima sesuatu yang benar, melainkan harus berpikir suatu

5
Dr. Aripin Banasuru, M.Pd., Filsafat dan Filsafat Ilmu: Dari Hakikat Ke Tanggung
Jawab, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 2

5
masalah sampai pada masalahnya yang paling mendasar. Bertanya dan
terus bertanya tentang sesuatu yang dipikirkan. Ketiga, sifat spekulatif.
Dalam berpikir banyak kemungkinan-kemungkinan yang berpeluang
benar adanya. Namun, kita akan menetapkan sebuah pemikiran yang
memiliki kemungkinan yang lebih besar. Berkeputusan dengan
menyadarkan pemikiran pada kemungkinan yang lebih besar inilah yang
disebut berpikir spekulatif.6
Sebagai kesimpulan dari perbedaan antara arti pengetahuan, ilmu,
dan filsafat adalah bahwasannya pengetahuan itu berada pada tahap yang
pertama atau diawal. Yaitu, hanya sekedar mengetahui secara umum dan
tidak sampai mengakar sampai kedalam, sedangkan ilmu telah sampai
pada tahapan yang ke dua. Yaitu, pengenalan secara rasional. Artinya
adalah keberadaan manusia (manusia sebagai objek penelitian) dengan
segala sifat-sifatnya sudah dianalisa secara akal, sehingga tidak timbul
pertanyaan dan keragu-raguan. Kemudain filsafat adalah suatu pengenalan
yang mecari tahu sampai ke akarnya. Perbedaan ilmu, pengetahuan, dan
filsafat adalah: filsafat objeknya universal atau berifat umum mencakup
seluruh objek, sementara ilmu bersifat khusus atau hanya satu bidang saja.

6
Dr. Aripin Banasuru, M.Pd., Filsafat dan Filsafat Ilmu: Dari HAkikat Ke Tanggung
Jawab, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 2

6
2. Arti dari Metode Ilmiah
Metode adalah prosedur atau cara seseorang dalam melakukan sebuah
kegiatan untuk mempermudah memecahkan berbagai masalah secara teratur,
sistematis, dan terkontrol. Ilmiah adalah suatu keilmuan untuk memperoleh
pengetahuan secara alami berdasarkan bukti fisis.7
Seorang ilmuan melakukan observasi serta membuat hipotesis dalam
usahanya untuk menjelaskan suatu fenomena alam. Metode ilmiah boleh
disebut suatu pengejaran terhadap kebenaran yang sudah diatur oleh
pertimbangan-pertimbangan yang masuk akal. Karena idealnya dari sebuah
ilmu adalah untuk memperoleh info atau pendekatan yang sistematis dari
fakta-fakta yang ada. Maka metode ilmiahlah yang digunakan untuk mencari
jawaban tentang fakta-fakta tersebut dan dengan menggunakan pendekatan
secara sistematis.
Metode ilmiah boleh juga disebut suatu pengajaran kepada kebenaran
yang diatur oleh petimbangan logis. Metode ilmiah pun bisa berarti sebagai
prosedur yang mencakup berbagai macam tindakan pikiran, kerja, tata
langkah, dan cara teknis untuk mendapatkan pengetahuan yang baru atau
mengembangkan pengetahuan yang telah ada. Secara singkat, metode ilmiah
adalah cara para ilmuwan untuk memecahan sebuah permasalahan yang
dihadapi melalui tahapan tertentu.8
Dengan adanya metode ilmiah ini, pertanyaan-pertanyaan yang mendasar
dalam mencari kebenaran seperti 5W+1H bagaimanakah yang dimaksud,
benarkah demikian, bagaimana bisa begini/begitu, seberapa jauh itu,
bagaimanakah hal tersebut terjadi dan lain sebagainya, akan dengan lebih
mudah dijawab.

7
Dr. Mukhatar Latif, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), hlm. 129
8
Drs. H. Abu Ahmadi, Ilmu alamiah Dasar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm. 2

7
3. Klasifikasi Pengetahuan

a. Ilmu Alam
Pada awalnya, pengetahuan dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu
ilmu dasar dan ilmu terapan. Kemudian, dikelompokkan lagi kedalam ilmu
alam, ilmu sosial, dan ilmu terapan.
Ilmu alam adalah istilah yang digunakan untuk menuju ke ilmu
pengetahuan yang objeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum
atau teori-teori yang pasti dan umum, berlaku sampai kapanpun dan
dimanapun ilmu ini berada. Ilmu pengetahuan juga biasa disebut Sains
(science) yang diambil dari bahasa latin ‘scientia’ yang memiliki arti
pengetahuan.
Kuslan stone menyebutkan bahwa sains adalah kumpulan pengetahuan
dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains
adalah produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. Sains sebagai proses
merupakan langkah-langkah yang ditempuh para peneliti atau ilmuan dalam
melakukan penyelidikan dalam mencari penjelasan tentang gejala alam.9
Ilmu alam yaitu sebuah ilmu yang mempelajari aspek-aspek fsik dan
nonfisik manusia tentang bumi, alam, dan sekitarnya. Ilmu alam memberi
landasan dasar kepada ilmu terapan lainnya. Seperti, ilmu sosial, seni, dan
lainnya. Ilmu alam mempunyai cabang cabang lagi, yaitu ilmu astronomi,
biologi, fisika, kimia, geografi, dan lain lain.
Dari pernyataan diatas, bisa disimpulkan bahwa ilmu alam alam adalah
salah satu cabang ilmu dari berbagai ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang makhluk hidup dan benda benda disekitarnya. Seperti pohon, air,
sungai, dan lain sebagainya adalah lingkungan biotik. Sedangkan batu, pasir,
dan lain-lain adalah lingkungan abiotik.
9
Lutfi Mey, Islam Sebagai Pengetahuan Ilmiah, dalam http://lutfi-
cilut.blogspot.com/2016/12/islam-sebagai-pengetahuan-ilmiah.html, diunggah pada tanggal 07
Desember 2016

8
Ayat yang berkaitan dengan ilmu alam dan sekiarnya adalah surah as-
Shaad yang berbunyi :
‫ك اًظبنن اًاَلسطذيِبن اًبكبفهرواَ ۚ اً اًفبنبويِيلل اًلطلسطذيِبن اًبكبفهرواَ اًطمبن اًاَلسنْاَطر‬ ‫ط‬
‫ض اًبوبماَ اًبنبييَننْبنههبماَ اًبباَططلل اًۚ اًذبذل ب‬
‫بوبماَ اًبخلبيقنْباَ اًاَلسسبماَءب اًبواَيلبير ب‬

Artinya:ً‫“ ا‬Danً‫ ا‬Kamiً‫ ا‬tidakً‫ ا‬menciptakanً‫ ا‬langitً‫ ا‬danً‫ ا‬bumiً‫ ا‬danً‫ ا‬apaً‫ ا‬yangً‫ ا‬ada
antaraً‫ ا‬keduanyaً‫ ا‬tanpaً‫ ا‬hikmah,ً‫ ا‬yangً‫ ا‬demikianً‫ ا‬ituً‫ ا‬adalahً‫ ا‬anggapanً‫ ا‬orang-orang
kafir ً‫ ا‬maka ً‫ ا‬celakalah ً‫ ا‬orang-orang ً‫ ا‬kafir ً‫ ا‬itu, ً‫ ا‬karena ً‫ ا‬mereka ً‫ ا‬akan ً‫ ا‬masuk
neraka.”ً‫( ا‬QS.ً‫ ا‬Saad:ً‫ ا‬27)10

Tafsir dari ayat diatas adalah, Yaitu ayat-ayat Allah Azza wa Jalla yang
bisa kita lihat. Yaitu ayat-ayat Allah Azza wa Jalla yang berupa semua
ciptaan-Nya, baik di langit maupun yang di bumi, dengan segala makhluk
yang ada di antara keduanya. Jumlahnya sangat banyak, dan kita tidak
mengetahui jumlahnya. Semua itu menjadi bukti yang menunjukkan bahwa
hanya Dia-lah satu-satunya Rabb. Semua itu menunjukkan kekuasaan dan
keagungan-Nya.11

b. Ilmu Sosial
Ilmu sosial adalah suatu ilmu pengetahuan yang didalamnya mempelajari
hal-hal yang berhubungan langsung dengan sifat manusia dan lingkungan
sosial disekitarnya. Ilmu ini, sebelumnya dianggap kurang ilmiah
dibandingkan dengan ilmu alam. Namun, sekarang penelitian yang dipakai
dalam penelitian sosial terhadap perilaku sosial, faktor dan lingkungan yang
mempengaruhinya, dapat membuat para peneliti ilmu alam berminat pada
beberapa hal dalam metodologi ilmu sosial. Contoh beberapa cabang dalam

10
Syekh Usamah ar_rifa’I, al-Qur’an Tafsirul Wajiz, (Jakarta: Gema Insani, 2008), hlm.
456
11
DR Syaikh Shalih bin Fauzan Alu Fauzan, Renungkanlah Ayat-Ayat Allah Azza Wa
Jalla!, dalam https://almanhaj.or.id/3533-renungkanlah-ayat-ayat-allah-azza-wa-jalla.html, diunggah
pada 26 Februari 2013

9
ilmu sosial adalah sebagai berikut: antropologi, geografi, sejarah, hukum,
sosiologi, politik, dan lain lain.
Dalam ajaran Agama Islam, juga mempelajari hal yang berhubungan
dengan ilmu ilmu sosial yang langsung mengarah ke perilaku sosial manusia.
Seperti toleransi, gotong royong, sebuah konflik, dan lain sebagainya. Dalam
al-Qur’an salah satunya juga disebut dalam surah al Hujurat ayat 13 yang
berbunyi :
ً‫س اًطنُإساَ اًبخلبيقبنْاَهكيم اًطمين اًذببكر اًبوأهنُينثبىَ اًبوبجبعيلبنْاَهكيم اًهشهعوبلاَ اًبوقَبنبباَئطبل اًلطتِبنبعاَبرفهواَ اًإطسن اًأبيكبربمهكيم اًطعينْبد اًاَللسطه اًأبتَينبقاَهكيم اًإطسن اًاَللسهب اًبعلطيَلم ا‬
‫يِباَ اًأبيِننبهاَ اًاَلسنْاَ ه‬
‫بخبطيل‬

Artinya ً‫ ا‬:“Hai ً‫ ا‬manusia, ً‫ ا‬Sesungguhnya ً‫ ا‬Kami ً‫ ا‬menciptakan ً‫ ا‬kamu ً‫ ا‬dari


seorangً‫ ا‬laki-lakiً‫ ا‬danً‫ ا‬seorangً‫ ا‬perempuanً‫ ا‬danً‫ ا‬menjadikanً‫ ا‬kamuً‫ ا‬berbangsaً‫ ا‬-
bangsaً‫ ا‬danً‫ ا‬bersuku-sukuً‫ ا‬supayaً‫ ا‬kamuً‫ ا‬salingً‫ ا‬kenal-mengenal.ً‫ ا‬Sesungguhnya
orang ً‫ ا‬yang ً‫ ا‬paling ً‫ ا‬mulia ً‫ ا‬diantara ً‫ ا‬kamu ً‫ ا‬disisi ً‫ ا‬Allah ً‫ ا‬ialah ً‫ ا‬orang ً‫ ا‬yang ً‫ ا‬paling
taqwa ً‫ ا‬diantara ً‫ ا‬kamu. ً‫ ا‬Sesungguhnya ً‫ ا‬Allah ً‫ ا‬Maha ً‫ ا‬mengetahui ً‫ ا‬lagi ً‫ ا‬Maha
Mengenal.”(QS.ً‫ ا‬Al-Hujurat:ً‫ ا‬13)12

Tafsir dari ayat diatas adalah, Ayat ini menunjukkan bahwa dinul Islam
satu-satunya din samawi yang shahih. Agama ini tidak memandang warna
kulit, ras maupun asal-muasal seseorang. Satu-satunya yang diperhitungkan
hanyalah ketakwaan dan ketaatan kepada Allâh Azza wa Jalla . Insan yang
paling utama adalah orang yang paling bertakwa kepada Allâh Azza wa Jalla.
Berbeda dengan agama lain yang melakukan tindakan diskriminasi terhadap
para penganutnya. Walillâhil hamdi ‘alâ minnatil Islâm (Segala puji bagi
Allah atas karunia Islam). Semoga Allâh mewafatkan kita dalam keadaan
Muslim.
12
Syekh Usamah ar_rifa’I, al-Qur’an Tafsirul Wajiz, (Jakarta: Gema Insani, 2008), hlm.
518

10
Inilah keadilan, karena bisa dicapai oleh siapa saja yang mendapatkan
taufik dari Allâh Azza wa Jalla. Tidak ada kemuliaan dan keutamaan bagi
selain orang bertakwa, meski berdarah biru dan berstatus sosial tinggi. Tidak
ada kasta rendah dan kasta tinggi. 13

c. Ilmu Terapan
Ilmu terapan adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan dari satu atau
beberapa bidang-bidang seperti matematika, fsika atau ilmu alam, ilmu kimia
atau ilmu biologi untuk permasalahan praktis yang secara langsung
berpengaruh ke kehidupan sehari-hari. Cabang-cabang dari ilmu terapan
antara lain arsitektur, bisnis dan industri, hokum,informatika, komunikasi,
otomotif, pendidikan, pertanian, dan teknik.

13
Ustadz Abu Minhal, LC, Untuk Mengenal Kerabat, Bukan Sombong Dengan
Martabat, dalam https://almanhaj.or.id/3675-untuk-mengenal-kerabat-bukan-sombong-dengan-
martabat.html, diunggah pada 20 Juli 2013

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa ialah perbedaan antara pengetahuan, ilmu
dan filsafat adalah bahwa pengetahuan itu berada pada tahap pertama yaitu
sekedar mengetahui secara umum dan tidak sampai mengakar, sedangkan
ilmu sudah sampai pada tahapan yang ke dua yaitu pengenalan secara rasio,
artinya keberadaan manusia (manusia sebagai objek) dengan segala sifat-
sifatnya sudah dianalisa secara akal, sehingga tidak bertanya-tanya dan ragu-
ragu. Dan perbedaan ilmu dan filsafat adalah filsafat objeknya universal atau
berifat umum sementara ilmu bersifat khusus.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, D. H. (2011). Ilmu alamiah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.


ar-Rifa'i, S. U. (2008). al-Qur'an Tafsirul Wajiz. Jakarta: Gema Insani.
Bungsu, N. H. (2015, Juni 2). Islam Sebagai Pengetahuan Ilmiah. Retrieved from
nurhasanah250496: https://nurhasanah250496.blogspot.com
Dr. Aripin Banasuru, M. (2013). Filsafat Ilmu: Dari Hakikat Ke Tanggung Jawab.
Bandung: Alfabeta.
Dr. H. Mudzakkir Ali, M. (2014). Pengantar Studi Islam Edisi Revisi. Semarang:
Wahid Hasyim University Press.
Fauzan, D. S. (2013, Februari 26). Renungkanlah Ayat-Ayat Allah Azza wa Jalla !
Retrieved from almanhaj: https://almanhaj.or.id/3533-renungkanlah-ayat-ayat-
allah-azza-wa-jalla.html
Latif, D. M. (2014). Filsafat Ilmu. Jakarta: Prenada Media.
Protasius Hardono Hadi, K. T. (1994). Epistimologi : filsafat pengetahuan.
Yogyakarta: Kanisius.
Suhartono, S. (2005). Filsafat Ilmu Pengetahuan Persoalan Eksistensi Dan Hakikat
Ilmu Pengetahuan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Ustadz Abu Minhal, L. (2013, Juli 20). Untuk Mengenal Kerabat, Bukan Sombong
Dengan Martabat. Retrieved from almanhaj: https://almanhaj.or.id/3675-
untuk-mengenal-kerabat-bukan-sombong-dengan-martabat.html

13

Anda mungkin juga menyukai