Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

DEFINISI ILMU PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIKNYA


Dosen Pengampu : Ustadzah Aghistna Rahmatika M.Pd.

Disusun Oleh :
Maharani Kusuma Wardani
432022128150
Epistemologi Islam

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH
UNVERSITAS DARUSSALAM GONTOR
INDONESIA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan nikmat
berupa kesehatan dan kesempatan, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Ustadzah Aghistna Rahmatika.,M.Pd. selaku dosen
pengampu yang telah membimbing kami dalam proses pembelajaran mata kuliah Epistemologi Islam.

Penulisan makalah ini merupakan tugas dari dosen mata kuliah Epistemologi Islam.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan pengetahuan pada mata
kuliah yang sedang dipelajari, agar kami semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi
agama, bangsa dan negara. Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak
terdapat kekurangan dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap
perbaikan, kritik dan saran yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan. Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi saya sendiri
umumnya para pembaca makalah ini.

Terima kasih.

Nganjuk, 18 Mei 2022

Maharani Kusuma Wardani

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
Latar Belakang Permasalahan................................................................................................4
Rumusan Masalah..................................................................................................................4
Tujuan.....................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
Definisi Ilmu Pengetahuan.....................................................................................................5
Perbedaan Ilmu dan Ma’rifah.................................................................................................6
Karakteristik Ilmu Pengetahuan.............................................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................................9
Kesimpulan.............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Permasalahan


“Akal bagaikan mata, sementara wahyu bagaikan matahari. Berakal tanpa wahyu
bagaikan melihat dalam kegelapan, sedangkan wahyu tanpa akal bagaikan memejamkan mata
di bawah terik matahari. Keduanya tidak akan pernah melihat sesuatu.” 1 Untuk bisa
menghargai ilmu kita harus mengerti apa hakekat ilmu itu sebenarnya. Karena pada
hakekatnya manusia tidak mungkin hidup tanpa ilmu. Ilmu yang mengantarkannya dari jalan
kegelapan menuju jalan yang terang benderang dan sesungguhnya manusia didunia harus
mempunyai Iman, Ilmu dan Amal. Ketika ia beriman pastilah harus menambah keimananya
dengan keilmuan kemudian kemudian amalan sebagai bukti daripada keimannya.
Bisa juga dikatakan bahwa kemunduran peradaban islam disebabkan oleh krisisnya
ilmu dalam islam, dan lebih berbahaya lagi jikalau umat muslimin mengalami rusaknya hati
dan rapuhnya iman akibat kesesatan ilmu pengetahuan. Dalam upaya menegakkan dan
mengembalikan peradaban islam, maka ilmu harus ditegakkan terlebih dahulu. Karena ilmu
bisa dijadikan alat yang halus dan tajam bagi menyebarluaskan cara dan pandangan hidup
sesuatu kebudayaan.2 Sebabnya, ilmu bukan bebas nilai. Dimana upaya untuk
mendapatkannya pola pikir manusia harus sejalan dengan prinsip prinsip dalam islam.
Dalam hal ini akan dibahas tentang definisi ilmu atau konsep ilmu dalam islam.
Konsep ilmu dalam islam berbeda dengan konsep pada peradaban lain yang mempunyai ciri
khas tersendiri. Dalam dunia filsafat, konsep ini disebut dengan epistemologi. 3 Ia merupakan
salah satu cabang filsafat yang menjadi dasar dari pencarian cabang lainnya, yaitu ontologi
4
dan aksiologi.5

Rumusan Masalah
1. Apa devinisi Ilmu Pengetahuan dan Ma’rifah ?
2. Apakah berbeda antara Ilmu dan Ma’rifah ?
3. Apa saja karakteristik Ilmu ?

Tujuan
1. Untuk mengetahui arti dan makna Ilmu
2. Untuk mengetahui perbedaan dari Ilmu dan Ma’rifah
3. Untuk mengetahui karakteristik Ilmu

1
Ali bin Abi Thalib
2
Syed Muhammad Naquib al-Attas, Risalah Untuk Kaum Muslimin, (Kuala Lumpur: ISTAC, 2001), 49.
3
Achmad Reza Hutama al-Faruqi* Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor, Indonesia, Kalimah: Jurnal Studi
Agama dan Pemikiran Islam
4
Ontologi adalah studi filosofis tentang hakikat ilmu, eksistensi, atau kenyataan seperti itu, serta menjadi
kategori dasar dan hubungan mereka.
5
Aksiologi adalah satu cabang filsafat yang menyelidiki hakikat nilai.

4
BAB II

PEMBAHASAN

Definisi Ilmu Pengetahuan

Ilmu atau dalam bahasa Arab disebut dengan ‘ilm yang bermakna pengetahuan
merupakan derivasi dari kata kerja ‘alima yang bermakna mengetahui. 6 Secara etimologi,
ilmu berasal dari akar kata ‘ain-lam-mim yang diambil dari perkataan ‘alamah, yaitu ma’rifah
(pengenalan), syu’ur (kesadaran), tadzakkur (pengingat), fahm dan fiqh (pengertian dan
pemahaman), ‘aql (intelektual), dirayah dan riwayah (perkenalan, pengetahuan, narasi),
hikmah (kearifan), ‘alamah (lambang), tanda atau indikasi yang dengan sesuatu atau
seseorang dikenal.
Sedangkan Ibnu Khaldun memilah ilmu atas dua macam, yaitu ilmu naqliyah (ilmu
yang berdasarkan pada otoritas atau ada yang menyebutnya ilmu-ilmu tradisional) dan ilmu
‘aqliyah (ilmu yang berdasarkan akal atau dalil rasional). Termasuk yang pertama adalah
ilmu-ilmu al-Qur’an, hadits, tafsir, ilmu kalam, tasawuf, dan ta’bir al-ru’yah. Sedangkan yang
kedua adalah filsafat (metafisika), matematika, dan fisika, dengan macam-macam
pembagiannya.7
Ilmu bukan sekadar pengetahuan tetapi juga merangkum berbagai pengetahuan
bedasarkan berbagai teori yang telah disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan
seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu mengenai pengetahuan yang
dimilikinya.8 Ilmu pengetahuan merupakan seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam
alam manusia.9
Pandangan terkait tabiat ilmu pengetahuan dalam pandangan filsuf Barat dengan
paraulama Islam. Umumnya para filsuf Barat memandang pengetahuan secara independen
dan lepas dari Tuhan. Ilmu menjadi obyek pengetahuan dan bertujuan sekadar untuk ilmu.
Sementara Islam  memandang bahwa ilmu pengetahuan manusia merupakan anugerah dan
pemberian dari Allah saw.
Jadi, bedasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa islam memiliki
pandangan yang amat berbeda dengan pandangan filusuf Barat dalam memaknai arti ilmu
pengetahuan. Dengan pernyataan bahwa Ilmu dalam islam mempunyai cakupan yang cukup
luas, sedangkan pandangan Barat menyatakan ilmu pengetahuan itu independent dan lepas
dari tuhan, sedangkan dalam Islam, ilmu pengetahuan memiliki landasan yang kokoh melalui
al-Qur'ān dan Sunnah; bersumber dari alam fisik dan alam metafisik; diperoleh melalui indra,

6
Majma’ al-Lughah al-’Arabiyyah, al-Mu’jam al-Wasiit}, (Istanbul: Daraal-Da’wah, 1990), 624.
7
Mulyadhi Kartanegara, Integrasi Ilmu, Sebuah Rekonstruksi Holistik, (Bandung: Mizan, 2005), 46.
8
ILMU DAN HAKEKAT ILMU PENGETAHUAN DALAM NILAI AGAMA Ivan Eldes Dafrita
9
MUJIB, Abdul. Hakekat Ilmu Pengetahuan dalam Persfektif Islam. Riayah: Jurnal Sosial dan Keagamaan,
2019, 4.01: 44-59.

5
akal, dan hati/intuitif. Cakupan ilmunya sangat luas, tidak hanya menyangkut persoalan-
persoalan duniawi, namun juga terkait dengan permasalahan ukhrāwi.
Ilmu pengetahuan juga bisa diartikan sebagai pengetahuan yang disusun dalam satu
system yang berasal dari pengalaman,studi dan percobaan yang telah dilakukan dipakai untuk
menentukan hakikat prinsip tentang hak yang sedang dipelajari. Jadi Ilmu pengetahuan
adalah hasil kegiatan berfikir masnusia untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan jalan
menerapkan ilmu yang telah diperoleh, karena itulah ilmu pengetahuan akan melahirkan
peningkatan baru dalam berbagai penyelidikan. Hal ini menunjukan studi tentang kelimuan
tidak akan berhenti untuk dikaji dan dikembangkan sesuai dengan ilmu pengettahuan dan
teknologi, bertujuan untuk mencari penjelasan dari gejala gejala yang ditemukan, yang
memungkinkan untuk mengetahui sepenuhnya akan hakikat objek yang dihadapi.
Pengetahuan itu memungkinkan manusia untuk mengerti dan alat untuk menguasai suatu
masalah.

Perbedaan Ilmu dan Ma’rifah

Bedasarkan pengertian ilmu dan pengetahuan memiliki perbedaan, pada umumnya


pengetahuan adalah hasil tau seseorang setelah melakukan pengidraan pada suatu obyek
tertentu, pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, perasa dan peraba.10 Sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang
telah disusun secara sistematis dijelaskan secara rinci dan detail serta kebenarannya diakui
secara universal. Sedangkan perbedaan dari segi karakteristikya Ma’rifah (Pengetahuan)
adalah suatu hal yang diketahui oleh seseorang tanpa melakukan riset terlebih dahulu
sehingga sifatnya tidak universal karena belum diuji kebenarannya sehingga objek suatu.11
Pengetahuan
Jadi dalam kehidupan ini di dalam aktivitas kita kita selalu menerima kesan kesan dari apa
yang kita lihat apa yang kita dengarkan dan apa yang kita alami semuanya masuk dalam
pikiran kita dan menjadi satu penetahuan didalam diri kita mengenai apa yang kita alami atau
apa yang diterima oleh panca indra kita. Oleh karena itu pengetahuan yang kita miliki akan
terus berkembang dan bertambah seriring berjalannya umur pengalaman hidup kita semakin
pengelaman banyak pula pengetahuan kita. Karena pengalaman itu merupakan satu peristiwa
yang melibatkan panca indra kita dan panca indra itulah merupakan pintu pintu masuknya
pengetahuan kedalam pikiran kita.
Pengetahuan ini bisa kita kategorikan ada pengetahuan biasa yang dimiliki oleh masyarakat
pada umumnya, dan ada juga pengetahuan ilmiyah yang dimiliki ole para ilmuan yang
diperoleh melalui prosedur dengan cara 2 tertentu Pengetahuan ilmiyah ini biasa disebut ilmu
pengetahuan.

Jika ilmu dan pengetahuan digabung, maka secara sederhana dapat disimpulkan
sebagai ilmu yang menyelidiki, meningkatkan, menemukan demi tujuan memberikan
pengertian kepada para pembacanya. Dimana manusia itu sendiri memiliki rasa penasaran
sebagai bentuk kebutuhan.Maka, lahirlah ilmu pengetahuan dari berbagai pandangan yang
10
DARSINI, Darsini; FAHRURROZI, Fahrurrozi; CAHYONO, Eko Agus. Pengetahuan; Artikel
Review. Jurnal Keperawatan, 2019, 12.1: 13-13.
11
Yusuf, Umar, and M. Si. Psikologi Dalam Epistemologi Islam. Prenada Media, 2023.

6
sifatnya memberikan informasi, memberi pengetahuan dan memberi pengalaman bagi yang
mau menerima ilmu itu sendiriIlmu pengetahuan secara global, dapat diartikan sebagai
kumpulan ilmu pengetahuan yang disusun secara metodologi dan sistem. Tujuannya untuk
mencapai ilmu secara universal dan dari segi kebenarannya dapat diverifikasi. Ilmu
pengetahuan itu sendiri sebenarnya bersifat terbuka, dapat dijadikan sebagai problem solving
terhadap masalah dan bersifat plural.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sistematis adalah teratur menurut
sistemnya yang diatur baik-baik. Biasanya, proses sistematis ini dilakukan untuk membuat
laporan penelitian atau suatu karya ilmiah lainnya.
Selain itu, sistematis juga menjadi salah satu syarat penting dalam melakukan penelitian.
Sementara hal-hal yang bersifat objektif contohnya adalah karya ilmiah, penemuan, bencana,
kecelakaan. Hal yang berkaitan dengan suatu hal yang pasti serta mengandung fakta.

Sondang Parulian Siagian adalah pribadi yang saat ini sebagai salah satu mahasiswa Jurusan
Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Jakarta. Ia memulai pendidikkannya di
perguruan tinggi pada tahun 2007. Ia ingin melihat bangsa Indonesia dikenal dan disegani
oleh bangsa lain, oleh karena itu Ia memilih untuk mulai dari dirinya sendiri, belajar tuk
menjadi pendidik yang baik bagi bangsa ini

Pandangan John Locke tentang ilmu pengetahuan dalam bukunya yang berjudul An
Essay Concerning Human Understanding, bahwa semua pengetahuan dating dari
pengelaman.
Ilmu Pengetahuan Menurut B. J. Habibie membagi pengetahun kepada tiga kategori :
makro, supermakro, dan mikro. Ilmu pengetahuan adalah “ suatu proses pemikiran dan
analisis yang rasional, sistematik, logis, dan konsisten. Hasil dari ilmu pengetahuan dapat
dibuktikan dengan percobaan yang objektif.12 Menurut Harsono dan KBBI ,T. S. G. Mulia
dan K. A. H. Hidding dalam Ensiklopedia Indonesia Ilmu pengetahuan merupakan suatu
system dari berbagai pengetahuan yang masing masing mengenai suatu lapangan pengalaman
tertentu yang disusun sedemikian rupa menurut asas asas tertentu.13

Karakteristik Ilmu Pengetahuan

Berdasarkan penjelasan di atas ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi


merupakan rangkuman dari sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati,
berlaku umum dan diperoleh melalui serangkaian prosedur sistematik, diuji dengan
seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dan dalam Islam, ilmu
pengetahuan memiliki landasan yang kokoh melalui al-Qur'ān dan Sunnah; bersumber dari
alam fisik dan alam metafisik; diperoleh melalui indra, akal, dan hati/intuitif. Cakupan
ilmunya sangat luas, tidak hanya menyangkut persoalan-persoalan duniawi, namun juga
terkait dengan permasalahan ukhrāwi. Ada beberapa karakteristik umum ilmu yang juga
perlu diketaui :

12
Hadi, Sofian, and Ari Ashari. "Mendudukkan kembali makna ilmu dan sains dalam Islam." Jurnal Pemikiran
Islam, Tasfiyah. Unida Gontor 4.1 (2020).
13
Mulia, Todung Sutan Gunung, and Klaas Aldert Hendrik Hidding, eds. Ensiklopedia Indonesia. Vol. 1. W.
van Hoeve, 1954.

7
1. Ilmu bersifat rasional, artinya proses pemikiran yang berlangsung dalam ilmu
harus dan hanya tunduk pada hukum-hukum logika.

2. Ilmu itu bersifat objektif, artinya ilmu pengetahuan didukung oleh bukti-bukti
(evidences) yang dapat diverifikasi untuk menjamin keabsahannya.

3. Ilmu bersifat matematikal, yakni cara kerjanya runtut berdasarkan patokan


tertentu yang secara rasional dapat dipertanggungjawabkan, dan hasilnya berupa
fakta2 yang relevan dalam bidang yang ditelaahnya.

4. Ilmu bersifat umum (universal) dan terbuka, artinya harus dapat dipelajari oleh
tiap orang, bukan untuk sekelompok orang tertentu.

5. Ilmu bersifat akumulatif dan progresif, yakni kebenaran yang diperoleh selalu
dapat dijadikan dasar untuk memperoleh kebenaran yang baru, sehingga ilmu
pengetahuan maju dan berkembang.

6. Ilmu bersifat communicable artinya dapat dikomunikasikan atau dibahas bersama


dengan orang lain.14fundamental sebagai bersifat dasar (pokok) atau mendasar.

7. Ilmu bersifat kausal artinya yaitu Kausalitas merupakan istilah hubungannya


dengan prinsip sebab-akibat yang ilmunya dan pengetahuan yang secara otomatis
bisa diketahui tanpa membutuhkan pengetahuan dan perantaraan ilmu yang lain;
bahwa setiap Tindakan akan memperoleh kepastian dan keharusan serta
kekhususan-kekhususan eksistensinya.

Menurut The Liang Gie dalam Suryajiyo


Ilmu pengetahuan mempunyai lima ciri pokok, yaitu :
• Empiris pengetahuan itu diperoleh bedasarkan pengematan dan percobaan
• Sistematis berbagai keterangan data yang tersusun
• Analitis pengetahuan ilmiah berusaha membeda bedakan pokok soalnya kedalam
bagian yang terperinci
• Verifikatif Dapat diperiksa kebenarannya oleh siapapun

14
https://www.kompasiana.com/wulidatulrohma/5dbcd3fe097f367fa4686102/defini-ilmu-
pengetahuan-ciri-ciri-ilmu-pengetahuan

8
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Karakteristik ilmu pengetahuan dalam islam, ilmu pengetahuan memiliki landasan


yang kokoh melalui al-Qur'ān dan Sunnah; bersumber dari alam fisik dan alam metafisik;
diperoleh melalui indra, akal, dan hati/intuitif. Cakupan ilmunya sangat luas, tidak hanya
menyangkut persoalan-persoalan duniawi, namun juga terkait dengan permasalahan ukhrāwi.

Ilmu pengetahuan (Science) adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis,


sebagai hasil pembelajaran, penyelidikan, atau penelitian. Dari penelitian itulah menghasilkan
cabang cabang pengetahuan yang bersifat khusus (spesifik) misalnya ilmu alam, matematika,
sosiologi, Psikologi dan komunikasi.
Karakteristik ilmu pengetahuan memiliki landasan yang kokoh melalui al-Qur'ān dan
Sunnah; bersumber dari alam fisik dan alam metafisik; diperoleh melalui indra, akal, dan
hati/intuitif. Tidak hanya menyangkut persoalan-persoalan duniawi, namun juga terkait
dengan permasalahan ukhrāwi. Yang empiris, sistematis, analitis, verifikatif, objektif,
universal, logis, dan communicable.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Syed Muhammad Naquib al-Attas, Risalah Untuk Kaum Muslimin, (Kuala Lumpur:
ISTAC, 2001),
2. Achmad Reza Hutama al-Faruqi* Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor,
Indonesia, Kalimah: Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam
3. Majma’ al-Lughah al-’Arabiyyah, al-Mu’jam al-Wasiit}, (Istanbul: Daraal-Da’wah,
1990).
4. Mulyadhi Kartanegara, Integrasi Ilmu, Sebuah Rekonstruksi Holistik, (Bandung:
Mizan, 2005).
5. ILMU DAN HAKEKAT ILMU PENGETAHUAN DALAM NILAI AGAMA Ivan
Eldes Dafrita
6. MUJIB, Abdul. Hakekat Ilmu Pengetahuan dalam Persfektif Islam. Riayah: Jurnal
Sosial dan Keagamaan, 2019.
7. Hadi, Sofian, and Ari Ashari. "Mendudukkan kembali makna ilmu dan sains dalam
Islam." Jurnal Pemikiran Islam, Tasfiyah. Unida Gontor 4.1 (2020).
8. Mulia, Todung Sutan Gunung, and Klaas Aldert Hendrik Hidding, eds. Ensiklopedia
Indonesia. Vol. 1. W. van Hoeve, 1954.
9. https://www.kompasiana.com/wulidatulrohma/5dbcd3fe097f367fa4686102/defini-
ilmu-pengetahuan-ciri-ciri-ilmu-pengetahuan
10. Epistemologi Islam, Prinsip Prinsip Dasar Ilmu Pengetahuan dalam Islam, M. Kholid
Muslih et al, 2021.
11. DARSINI, Darsini; FAHRURROZI, Fahrurrozi; CAHYONO, Eko Agus.
Pengetahuan; Artikel Review. Jurnal Keperawatan, 2019, 12.1: 13-13.
12. Yusuf, Umar, and M. Si. Psikologi Dalam Epistemologi Islam. Prenada Media, 2023.

10

Anda mungkin juga menyukai