Anda di halaman 1dari 14

COVER

KONSEP ILMU DAN FILSAFAT

Makalah Filsafat Ilmu

Oleh

Anasro (22.6.6.1892)
Ilusia Insyirah (22.6.8.1883)
Abdul Latif Khan (22.6.8.1901)

Dosen Pengampu

Dr. Muhammad Yusron Maulana El-Yunusi, M. Pd

UNIVERSITAS SUNAN GIRI SURABAYA


PROGRAM PASCASARJANA
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya
kepada kita semua sehingga kita semua dalam keadaan sehat walafiyat, sehingga kita mampu
menyelesaikan makalah Studi Pemikiran Pendidikan Islam tepat pada batas ketentuan waktu.
Shalawat serta salam kami haturkan ke hadirat beliau nabi Muhammad SAW yang menjadi
suru tauladan baik dalam segala hal.
Dalam pembuatan makalah ini, penyusun mengucapkan trimakasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen pengampu Dr. Muhammad Yusron Maulana El-Yunusi, M. Pd yang
membimbing dalam penulisan makalah ini. Pepatah mengatakan “Tiada yang sempurna
kecuali Dzatnya Allah SWT” oleh karena itu sudah tentu makalah ini jauh dari
kesempurnaan, sehingga penyusun makalah selalu mengharap bimbingan dari dosen
pengampu serta membuka kritik dan saran sehingga menjadikan makalah ini menjadi selesai
dengan hasil yang terbaik.
Semoga makalah ini bermanfaat dan barakah serta diridhoi oleh Allah SWT amin.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan Masalah............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Konsep Filsafat dan Ilmu.............................................................................................3
1. Makna Filsafat dan Ilmu..............................................................................................3
2. Pengertian Filsafat Sebagai Ilmu.................................................................................4
3. Hubungan Antara Ilmu dan Filsafat............................................................................4
4. Dasar-Dasar Filsafat Sebagai Ilmu..............................................................................4
B. Karakteristik Berfikir Secara Filsafat........................................................................5
C. Ciri-Ciri Berfikir Filsafat.............................................................................................5
D. Metode Berfikir Filsafat...............................................................................................6
E. Cabang-Cabang Berfikir Filsafat................................................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................................10
A. Kesimpulan..................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

iii
BAB I PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat yang merupakan kumpulan dari sekelompok manusia yang antara
satu dengan yang lainnya selalu membutuhkan pembinaan yang seimbang antara nilai
dan sikap sebagai kodrat kemanusiaan sebagai makhluk sosial, disamping itu juga butuh
sebuah pengetahuan, kecerdasan, ketrampilan, kemampuan berkomunikasi serta
kesadaran ekologi lingkungan sehingga menjadikan manusia tersebut mempunyai
keitelektualan yang tinggi dan juga terlengkapi dengan akhlak atau budi pekerti yang
mulia.1
Rangkaian kehidupan kemasyarakatan inilah yang menjadikan orang harus
mengolah pikir secara detail, melakuakan analisis, melakukan berbagai eksperimen serta
merumuskannya dengan mengambil sebuah kesimpulan yang dinilai benar sehingga
tanpa disadari kegiatan yang dilakukan adalah sebuah kegiatan berfilsafat. sehingga bisa
ditarik posisi bahwa ilmu itu berinduk dari filsafat atau lahirnya ilmu dari filsafat.
Antara ilmu dan filsafat mempunyai segi kesamaan dan juga perbedaan, dan bla
dilihat dari sudut pandang etimologis terminologisnya, filsafat merupakan pandangan
hidup dan juga sebagai ilmu, akan tetapi filsafat mempunyai nilai yang mendalam lagi
yaitu mengkaji serta menganalisis sesuatu yang ingin diungkapkan nilai-nilai
kebenarannya melalui beberapa metode filsafat.
Dari uraian diatas maka penyusun akan menyajikan konsep ilmu dan filsafat
serta karakteristik, ciri-ciri, metode dan cabang dari filsafat itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang diatas maka poin rumusan masalah yang akan di
bahas dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana konsep ilmu dan filsafat?
2. Bagaimana karakteristik berfikir secara filsafat?
3. Bagaimana ciri-ciri berfikir filsafat?
4. Bagaimana metode berfikir filsafat?
5. Apa saja cabang-cabang filsafat?

1
Samuji, “ Pengertian, Dasar-Dasar Dan Ciri-Ciri Filsafat” Jurnal Paradigma,Volume 13, Nomor 1, (April,
2022), 2

1
2

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan pada rumusan maslah diatas maka tujuan masalah dalam makalah
ini adalah:
1. Untuk menjelaskan konsep ilmu dan filsafat
2. Untuk menjelaskan karakteristik berfikir secara filsafat
3. Untuk menjelaskan ciri-ciri berfikir filsafat
4. Untuk menjelaskan metode berfikir filsafat
5. Untuk menjelaskan cabang-cabang berfikir filsafat
BAB II PEMBAHASAN

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Filsafat dan Ilmu


1. Makna Filsafat dan Ilmu
Secara etimologis filsafat berasal dari kata philosophia dengan arti philos
adalah cinta dan sophia adalah kebijaksana sehingga dapat diartikan bahwa filsafat
adalah mencintai kebijaksanaan.2 Melirik pada sejarah yang ada penggunaan kata
sophia sering diartikan sebagai kemahiran dan kecakapan dalam pekerjaan,
selanjutnya berkembang lagi filsafat berarti pengetahuan yang dapat mengantarkan
manusia mengetahui kebenaran yang murni da hakiki. 3 hingga bergeser makna
filsafat menjadi lebih subtantif dengan diartikan sebagai jalan hidup atau pandangan
hidup.4
Sedangkan secara terminologis filsafat mempunyai beberapa pengertian
diantaranya filsafat adalah ilmu yang digunakan untuk mencari sebab dari segala
sesuatu yang ada secara mendalam, atau filsafat adalah pandangan hidup atau nilai-
nilai yang diresapi di dalam kehidupan demi terciptanya tujuan hidup yang ideal atau
bisa dikatakan menjadi bijaksana.5 Filsafat juga dapat diartikan sikap kedewasaan
seseorang didalam pola pikirnya terhadap sesuatau secara mendalam dan detail dari
berbagai sudut pandang. 6
Adapun pengertian ilmu secara bahasa, ilmu berasal dari bahasa Arab yang
terserap dari kata a’lama yang berarti pengetahuan sedangkan menurut Quraish
Shihab bahwa ilmu berasal dari kata i’lm yang berarti kejelasan7. sehingga disini
muncul tanda tanya apakah ilmu dengan pengetahuan itu sama atau beda?. Dalam
bahasa Inggris ilmu di ungkapkan dengan kata science sedangkan pengetahuan
dengan kata knowledge sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu itu berbeda
dengan pengetahuan. Pengetahuan dapat diartikan sejumlah informasi yang
diperoleh manusia walaupun tanpa melalui pengamatan, pengalaman dan penalaran

2
Cecep Sumarna, Filsafat Ilmu: Mencari Makna Tanpa Kata dan Mentasbihkan Tuhan Dalam Nalar,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2020), 3
3
Cecep Sumarna, Filsafat Ilmu: Mencari Makna Tanpa Kata dan Mentasbihkan Tuhan Dalam Nalar, 9
4
Cecep Sumarna, Filsafat Ilmu: Mencari Makna Tanpa Kata dan Mentasbihkan Tuhan Dalam Nalar, 10
5
Samuji, “Pengertian, Dasar-Dasar Dan Ciri-Ciri Filsafat”, 7
6
Johannis Siahaya, Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Charista Press, 2013), 6
7
Cecep Sumarna, Filsafat Ilmu: Mencari Makna Tanpa Kata dan Mentasbihkan Tuhan Dalam Nalar, 43

3
4

sedangkan ilmu cara memperolehnya harus dengan pengamatan, pengalaman serta


penalaran.8
2. Pengertian Filsafat Sebagai Ilmu
Filsafat sebagai ilmu mempunyai persyaratan-persyaratan yaitu dasar
ontologi, epistimologi dan aksiologi, adapun ilmu pengetahuan adalah kumpulan
dari pengetahuan yang disusun sistematis yang memberikan jawaban atas pertanyaan
a. Ontologi yaitu “apa” yang ingin diketahui
b. Epistemologi yaitu “bagaimana” cara memperoleh pengetahuan
c. Aksiologi yaitu untuk apa “kegunaan” dari ilmu pengetahuan bagi manusia9
3. Hubungan Antara Ilmu dan Filsafat
Interaksi antara ilmu dan filsafat mengandung arti bahwa filsafat dewasa
ini tidak dapat berkembang dengan baik jika terpisah dari ilmu. Ilmu tidak dapat
tumbuh dengan baik tanpa kritik dari filsafat. Oleh karena itu, hakikat ilmu
pengetahuan dalam kajian filsafat ini penting untuk dipelajari dan dianalisis, agar
diketahui secara pondasi yang utuh hakekat kebenaran ilmu tersebut.10
4. Dasar-Dasar Filsafat Sebagai Ilmu
a. Dasar Ontologi
1) Objek Materi
Objek materi adalah sesuatu yang dijadikan sasaran, sesuatu yang
diselidiki atau sesuatu yang dipelajari oleh filsafat yang mencakup
kenyataan yang ada atau yang mungkin ada. Objek materi filsafat terbagi
menjadi tiga yaitu manusia, alam dan tuhan.
2) Objek Formal
Objek formal merupakan cara memandang, cara meninjau yang
dilakukan oleh peneliti terhadap objek materialnya beserta prinsip-prinsip
yang digunakan.
b. Dasar Epistimologi
Dasar epistimologi filsafat mencakup metode-metode yang digunakan
untuk pedoman dalam mengkaji ilmu.
c. Dasar Aksiologi
Dasar aksiologi mengungkapkan apakah kegunaan dari ilmu bagi kita.11
8
Cecep Sumarna, Filsafat Ilmu: Mencari Makna Tanpa Kata dan Mentasbihkan Tuhan Dalam Nalar, 44
9
Samuji, “Pengertian, Dasar-Dasar Dan Ciri-Ciri Filsafat”, 7
10
Moch . Khafidz Fuad Raya, “ Konsep Dasar Ilmu”, STAI Al-Falah As-Sunniyyah Kencong Jember, 233
11
Samuji, “Pengertian, Dasar-Dasar Dan Ciri-Ciri Filsafat”, 8-12
5

B. Karakteristik Berfikir Secara Filsafat


Sadar atau tidak, ketika kita bersentuhan dengan filsafat, sebenarnya kita sedang
melakukan kegiatan berpikir dan bagaimana kita berpikir, demikian pula sebaliknya.
Kegiatan dan cara berpikir yang kita lakukan, secara keseluruhan, merupakan inti dari
pengetahuan kita sendiri. Pada bagian ini kita akan membahas filsafat sebagai cara
berpikir. Untuk itu kita perlu mengetahui karakteristik berpikir dalam filsafat. Adapun
karakterisik filsafat yaitu:12
1. Filsafat adalah bagian dari pengetahuan yang berkaitan dengan hakikat, prinsip, dan
asas dari seluruh realitas/objek materi filsafat.
2. Ada objek materi filsafat, bisa ada skala (nyata), niskala (tidak nyata).
3. Pengetahuan filsafat didapat dari aktifitas akal budi dengan menggunakan pemikiran
rasional, pemahaman, penafsiran, spekulasi, penilaian kritis, logis, menyeluruh, dan
sistematis.
4. Filsafat sebagai ilmu bertujuan mencari kebijaksanaan melalui penggalian kebenaran
secara mendalam yang menyangkut sebabsebab pertama ataupun sebab-sebag
terakhir.
5. Filsafat merupakan pertanyaan bukan pernyatan yang tak pernah berahir ataupun
dapat dikatakan seni kritik atau ilmu kritis guna membangun suatu gudang teoritis
yang menjadikan manusia insan yang philosopos

C. Ciri-Ciri Berfikir Filsafat


Ciri pokok dari filsafat adalah upaya manusia untuk mendapatkan hakikat segala
sesuatu. apakah setiap upaya manusia menjawab persoalan hidup dapat dikatakan
berfilsafat? tentu tidak!
Ada tiga ciri utama hingga upaya itu dapat dikatakan filsafat:13
1. Universal (menyeluruh), yaitu pemikiran yang luas dan tidak aspek tertentu saja
2. Radikal (mendasar), yaitu pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang
fundamental dan essensial. Radikal merupakan karakter utama filsafat.14
3. Sistematis, yaitu mengikuti pola dan metode berfikir yang runtut dan logis meskipun
spekulatif.
12
Samuji, “Pengertian, Dasar-Dasar Dan Ciri-Ciri Filsafat”, 12-13
13
Nur A Fadhil Lubis, pengantar Filsafat Umum, (Medan: Perdana publishing, 2015), 8-9
14
Silvi Rewita, Salminawati, “Konsep dan Karakter Filsafat”, JORS: Jurnal Of Social Research, Volume 1,
Nomor 3, (Maret, 2022), 758
6

Beberapa dari penulis menambahkan ciri-ciri lain yakni:15


1. Deskriptif, yaitu suatu uraian yang terperinci tentang sesuatu, menjelaskan mengapa
sesuatu berbuat begitu.
2. kritis, yaitu mempertanyakan segala sesuatu(termasuk hasil filsafat) dan tidak
menerima begitu saja apa yang terlihat sepintas, yang dikatakan dan yang dilakukan
masyarakat.
3. Analisis, yaitu mengulas dan mengkaji secara rinci dan menyeluruh sesuatu, termasuk
konsep-konsep dasar yang dengannya kita memikirkan dunia dan kehidupan manusia.
4. Evaluatif, yaitu yaitu dikatakan juga normatif, maksudnya upaya sungguh sungguh
untuk menilai dan menyikapi segala persoalan yang dihadapi manusia. Penilaian itu
bisa bersifat pemastian kebenaran, kelayakan dan kebaikan
5. Spekulatif, yaitu yaitu upaya akal budi manusia yang bersifat perekaan, penjelajahan
dan pengandaian dan tidak membatasi hanya pada rekaman indera dan pengamatan
lahiriah.
D. Metode Berfikir Filsafat
Dalam mengkaji ilmu maka filsafat memiliki dasar epistimologi yang mencakup
metode yang digunakan dalam berfikir filsafat. Tujuan berfilsafat adalah untk mencari
the first causes dan the last causes, oleh karena itu filsafat mempunyai beberapa metode
filsafat yaitu:16
1. Metode Kritis Reflektif
yaitu sebuah cara yang dilakukan agar objek filsafat dapat dipahami secara
mendalam dan mendasar. dalam prosesnya untuk menemukan sebuah kebenaran
atau masalah yang di kaji maka dilakukan sebuah kegiatan secara berulang-ulang
serta berfikir secara terus menerus.
2. Metode Dialektika-Dialog/Dialektika-Kritis
Arti dari proses dialektik adalah dialog antara dua pendirian yang
bertentangan pemikiran dengan memakai pertemuan antara ide, sedang kan kritis
meupakan sikap yang tidak mau menerima sebelum dilakukan pengujian. Dengan
demikian dapat disimpulkan metode dialektika-dialog merupakan metode yang
menekankan pada dialog kritis untuk membedah masalah guna melahirkan
pengetahuan yang benar berlandaskan pada argumentasi/alasan yang kuat.
3. Metode Dialeka Hegel

15
Nur A Fadhil Lubis, pengantar Filsafat Umum, 9
16
Samuji, “Pengertian, Dasar-Dasar Dan Ciri-Ciri Filsafat”, 9-11
7

yaitu memecahkan sebuah masalah dengan prosedur tiga langkah yaitu tesa,
antitesa dan sintesa, atau bisa dikatakan bahwa prinsip dasar metode dialektika ala
Hegel adalah mengembangkan suatu proses berpikir yang dinamis dalam
memecahkan suatu masalah, lewat argumen yang kontradiktif atau berhadapan guna
mewujudkan suatu kesepakatan yang logis
4. Metode Intuitif
Intuisi adalah apa yang oleh sebagian orang disebut perasaan hati, hati
nurani, firasat, supra kesadaran, dorongan yang mengatakan kepada Anda untuk
menempuh suatu arah atau arah lain, dan yang bila digabung dengan latihan akan
memberi anda alat dalam membuat keputusan yang mantap.
5. Metode Skeptis
inti dari metode ini adalah meragu-ragukan segalanya demi mendapatkan
pengetahuan yang benar. Dalam rangka mencapai kebenaran yang pasti, rasio harus
berperan semaksimal mungkin. Descrates memberikan pedoman dalam rangka
mendapatkan pengetahuan yang benar yaitu Pertama, metode keragu-raguan harus
digunakan sebagai strategi dalam melihat sesuatu, segala sesuatu harus dilihat
sebagai tipuan, dan jangan tergesa-gesa menerimanya sebagai sesuatu yang benar,
jika tidak diketahui bahwa hal itu benar. Kedua, pemecahan masalah yang kompleks,
harus dipilah ke dalam bagian-bagian yang lebih sederhana agar mudah
memahaminya, Ketiga, pikiran harus diatur sedemikian rupa, dengan bertitik tolak
dari objek dan pengertian yang sederhana dan mutlak, sampai pada objek dan
pengertian yang kompleks dan nisbi. Keempat, setiap masalah ditinjau secara
menyeluruh, sehingga tidak ada yang ketinggalan.
6. Metode Fenomenologi
Metode ini berarti ilmu tentang fenomena yang pada dasarnya adalah
hakikat atau edios tentang suatu penampakan diri atau tampil sebagaimana adanya
dalam kesadaran manusia.
7. Metode Eksistensialisme
Filsafat ini memandang gejala berpangkal pada eksistensi atau cara manusia
berada didunia. Prinsip dasar adalah lebih menghargai subjektifitas daripada
objektifitas, dalam prinsip ini nilai lebih diposisikan lebih penting dari pada fakta.
8. Metode Analitik
8

Filsafat ini adalah suatu metode yang khas dalam filsafat untuk
menjelaskan, menguraikan, dan mengji kebenaran-kebenaran ungkapan dari
filosofis.
E. Cabang-Cabang Berfikir Filsafat
Harry Hamersma membagi cabang-cabang filsafat menjadi empat yaitu:17
1. Filsafat tentang pengetahuan
a. Epistemologi (teori pengetahuan)
b. Logika (teori tentang penyimpulan)
c. Kritik ilmu
2. Filsafat tentang kenyataan menyeluruh (metafisika)
a. Metafisika Umum (ontologi)
b. Metafisika Khusus
1) Teologi metafisika
2) Anthropologi
3) kosmologi
3. Filsafat tentang tindakakan
a. Etika (fisafat tentang pertimbangan moral)
b. Estetika (filsafat tentang keindahan)
4. Sejarah Filsafat

secara ringkasnya bahwa cabang-cabang berfikir filsafat berjumlah ada sepuluh


yang akan kami terangkan secara singkat yaitu:18
1. Epistimologi
Pertanyaan-pertanyaan tentang kemungkinan-kemungkinan pengetahuan
dan batas-batasnya serta tentang asal dan jenis-jenis pengetahuan.
2. Logika
Logika merupakan cabang filsafat yang menyelidiki kesehatan cara
berpikir, aturan-aturan mana yang harus dihormati supaya pernyataan-pernyataan
kita sah.
3. Kritik ilmu

17
Nur A Fadhil Lubis, pengantar Filsafat Umum, (Medan: Perdana publishing, 2015), 14
18
Ernita, Filsafat Ilmu, (Medan: Wal Ashri Publishing, 2019), 30-39
9

Setiap disiplin ilmu pengetahuan membutuhkan filsafat sehingga pada


hakikatnya jumlah filsafat tentang berbagai disiplin ilmu itusebanyak jumlah disiplin
ilmu yang ada.
4. Metafisika umum
Berbicara tentang segala sesuatu sekaligus berbicara tentang kenyataan pada
umumnya, berarti ekstensi begitu besar, sehingga komprehensi hampir tidak berarti
lagi.
5. Teologi metafisika
Teologi metafisika berhubungan erat dengan ontologi. Dalam teologi metafisikdi
selidiki apa yang dapat dikatakan tentang adanya Allahlepas dari agama, lepas dari
wahyu
6. Anthropologi
Anthropologi adalah bagian metafisiska khusus yang mempersoalkan
apakah manusia itu? apakah hakikat manusia? bagaimana hubungannya dengan alam
dn sesamanya? manusia hidup dalam banyak dimensi sekaligus.
7. Kosmologi
Kosmologi atau filsafat alam berbicara tentang dunia sebagai keseluruhan
yang teratur.
8. Etika
Etika atau filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang
praktis manusiawi yaitu tentang tindakan
9. Estetika
Estetika adalah (Filsafat seni) cabang filsafat yang berbicara tentang
keindahan. pengalaman akan keindahan merupakan obyek dari estetika.
10. Sejarah filsafat
Dalam sejarah filsafat kita bertemu dengan hasil penyelidikan semua
cabang filsafat. sejarah filsafat mengajakan jawaban-jawaban yang diberikan oleh
pemikir-pemikir besar, tema-tema yang dianggap paling penting dalam periode-
periode tertentudan aliran-aliran besar yang menguasai pemikiran suatu jaman atau
disuatu bagian dunia. secara singkat sejarah filsafat mengajarkan apa jawaban
pemikir-pemikir sepanjang zaman.19

19
Ade Hidayat, Persolan Filsafat Ilmu (Cirebon: IAIN syekh nur jati, 2020), 14
BAB III PENUTUP

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Hubungan antara ilmu dan filsafat bisa diartikan bahwa filsafat tidak dapat berkembang
dengan baik jika terpisah dari ilmu dan juga ilmu tidak dapat tumbuh dengan baik tanpa kritik
dari filsafat. sehingga definisi dari filsafat adalah sikap kedewasaan seseorang didalam pola
pikirnya terhadap sesuatau secara mendalam dan detail dari berbagai sudut pandang
sedangkan ilmu adalah sejumlah informasi yang diperoleh manusia melalui pengamatan,
pengalaman dan penalaran.
karakteristik berpikir dalam filsafat mencakup bagian dari pengetahuan yang
berkaitan dengan hakikat, prinsip, dan asas dari seluruh realitas/objek materi filsafat. Ada
objek materi filsafat, bisa ada skala (nyata), niskala (tidak nyata). Filsafat merupakan
pertanyaan bukan pernyatan
ciri berfikir filsafat meliputi universal, radikal dan sistematis sedangkan berdasarkan
epistimologi filsafat mencakup beberapa metode yang digunakan dalam berfikir filsafat
karena tujuan filsafat adalah untk mencari the first causes dan the last cause. Cabang-
cabang berfikir filsafat berjumlah ada sepuluh yaitu epistemologi (teori pengetahuan),
Logika (teori tentang penyimpulan), kritik ilmu, metafisika umum, teologi metafisika,
anthropologi, kosmologi, etika, estetika dan sejarah filsafat.

10
DAFTAR PUSTAKA

A Fadhil Lubis, Nur. pengantar Filsafat Umum. Medan: Perdana publishing, 2015
Ernita. Filsafat Ilmu. Medan: Wal Ashri Publishing, 2019
Hidayat, Ade. Persoalan Filsafat Ilmu. Cirebon: IAIN syekh nur jati, 2020.
Khafidz Fuad Raya, Moch. “ Konsep Dasar Ilmu”. STAI Al-Falah As-Sunniyyah Kencong
Jember. 228-245
Rewita, Silvi. Salminawati. “Konsep dan Karakter Filsafat”. JORS: Jurnal Of Social
Research. Volume 1. Nomor 3. Maret, 2022: 755-761.
Samuji. “ Pengertian, Dasar-Dasar Dan Ciri-Ciri Filsafat”. Jurnal Paradigma.Volume 13.
Nomor 1. April, 2022: 1-16.
Siahaya, Johannis. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Charista Press, 2013.
Sumarna, Cecep. Filsafat Ilmu: Mencari Makna Tanpa Kata dan Mentasbihkan Tuhan
Dalam Nalar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2020.

Anda mungkin juga menyukai