Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FILSAFAT ILMU

YUSNI PARAMITA
(210250501131)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS TOMAKAKA
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatu…


Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas kasih dan
sayangnya memberikan pengetahuan, kemampuan dan kesempatan
kepada sya sehingga mampu menyelesaikan penyusunan makalah
filsafat ilmu, ini ditulis sebagai tugas mata kuliah Filsafat Ilmu.
Saya menyadari dalam penulisan makalah ini masih ada
kemungkinan kekurangan karena keterbatasan kemampuan saya. Untuk
itu, masukan yang bersifat membangun akan sangat membantu saya
untuk semakin membenahi kekurangannya.
Ucapan terima kasih tidak lupa saya tuturkan kepada dosen
pembimbing mata kuliah Filsafat Ilmu ini, saya ucapkan terima kasih,
semoga makalah ini dapat berguna, sebagai karya dari saya dan untuk
semua.
Wassalammualaikum

Mamuju,4 Januari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................1
B. TUJUAN PENULISAN.................................................................1
C. MANFAAT PENULISAN..............................................................1
BAB II ISI...............................................................................................3
A. PENGERTIAN FILSAFAT, ILMU DAN PENGETAHUAN...........3
1. PENGERTIAN FILSAFAT.......................................................3
2. PENGERTIAN ILMU................................................................4
3. PENGERTIAN PENGETAHUAN.............................................5
B. KONSEP......................................................................................6
1. KONSEP ONTOLOGI..............................................................6
2. KONSEP EPISTIMOLOGI.......................................................7
3. KONSEP KEBENARAN .........................................................7
4. KONSEP ETIKA DAN ESTETIKA..........................................8
C. HAKIKAT ILMU............................................................................9
D. MANFAAT FILSAFAT ILMU........................................................11
1. MANFAAT FILSAFAT ILMU SECARA UMUM.......................11
2. MANFAAT FILSAFAT ILMU SECARA KHUSUS...................11
BAB III PENUTUP.................................................................................13
A. KESIMPULAN...............................................................................13
B. SARAN..........................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah filsafat merupakan potret pergumulan para ahli pikir
dalam mencari kebenara. Sedangkan filsafat sendiri memiliki
pengertian usahan manusia dengan akalanya untuk
memperoleh suatu pandangan dunia dan hidup yang
memuaskan hati ( Hadijiwijono, 2000: 8-9). Namun
sesungguhnya definisi filsafat sangat beragam sesuai dengan
karakter filsafat rasional, yang berarti logis, sistemasit, dan kritis
(Rapar, 1996:15).
Sebagai sebuah kajian, filsaafat merupakan sesuatu yang
menarik sekaligus cukup membuat orang yang mempelajarinya
frustasi. Salah satu cara mempelajari filsafat adalah membaca
sejarah pemikiran filsuf terdahulu, sebelum membaca karya
besar mereka (Kenny, 2006:xi). Kerna itu, para penikmat dan
mahasiswa filsafat memiliki tuntutan mempelajari sejarah
filsafat sebagai sebuah kebutuhan.
Pengetahuan merupakan hal penting dalam perkembangan
dunia.Adanya pengetahuan dalam Pendidikan menjadi salah
satu factor berkembangnya suatu negara. Pendidikan
memegang peran penting dalam mempersiapkan sumber daya
manusia yang berkualitas, oleh karena itu kualitas Pendidikan
harus terus ditingkatkan dan selalu diperbarui sesuai dengan
perkembangannya. Pendidikan yang berkualitas akan
menghasilkan generasi-generasi bangsa yang berkualitas pula.

B. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan mengenai kedudukan Filsafat, Ilmu dan
Pengetahuan.
2. Mengetahui pengertian fFilsafat, Ilmu dan Pengetahuan.
3. Mengetahui konsep Ontologi, Epistimologi, Kebenarandan
Etika dan Estetika.

C. Manfaat Penulisan
1. Agar kita mengerti tentang pengertian dan konsep
Filsafat,Ilmu dan Pengetahuan.

1
2. Filsafat, Ilmu dan Pengetahuan mengasah hati dan
fikiran untuk lebih kritis terhadap perkembangan dunia
sekarang.
3. Filsafat, Ilmu dan Pengetahuan dapat mengasah
kemampuang kita dalam melakukan penalaran
terhadap sesuatu.
4. Dapat membantu kita untuk berfikir dengan lebih
rasional.
5. Memiliki pandangan yang luas.

2
BAB II
ISI

A. PENGERTIAN FILSAFAT, ILMU DAN PENGETAHUAJN


1. Pengertian Filsafat
Filsafat berasal dari kata Yunani philosophia yang berarti cinta
kebijaksanaan, filsafat merupakan bidang pemikiran manusia yang paling
penting karena bercita-cita untuk mencapai makna hidup paling hakiki.
Meskipun bagi sebagian orang cara berpikir dalam ilmu filsafat dipandang
sebagai suatu hal yang berbelit-belit dan membosankan.
Cara berpikir dalam ilmu filsafat terbilang sangat membuka wawasan,
pemikiran-pemikiran dasar yang dikemukakan para filsuf dahulu juga
masih menjadi rujukan dalam melihat berbagai masalah yang muncul di
dunia modern. Tak salah jika ilmu filsafat dikatakan sebagai ilmu tentang
bagaimana pencarian makna dalam berbagai macam hal.
Pada dasarnya setiap ilmu pengetahuan mempunyai keunikan
tersendiri yang saling membedakan, selain itu juga memberi manfaat dan
memiliki kegunaan dalam kehidupan. Bisa dibilang filsafat merupakan
bidang pemikiran manusia yang paling penting karena memiliki tujuan
yang sangat krusial bagi kehidupan manusia. Adapun pengertian filsafat
menurut para ahli antara lain:
 Menurut Bertrand Russel
Filsafat bisa dikatakan sebagai suatu usaha seseorang untuk
menjawab pertanyaan tidak secara dogmatis atau dangkal seperti
ketika melakukan aktivitas sehari-hari. Namun memberi jawaban
secara kritis, yakni dengan menyelidiki permasalahan yang
ditimbulkan dari pertanyaan yang muncul, jawaban tersebut
nantinya menjadi dasar menjalani kehidupan.
 Menurut Immanuel Kant
Filsafat ilmu pengetahuan yang menjadi pangkal dan puncak
segala pengetahuan yang tercakup dalam empat persoalan, yakni
apa yang bisa diketahui (metafisika), apa yang seharusnya
dilakukan (etika), sampai mana harapan kita (agama) dan apa
hakikat manusia (antropologi).
 Menurut W.J.S Poerwadarminta
Filsafat merupakan pengetahuan dan penyelidikan
menggunakan akal budi mengenai sebab, asas hukum dan
sebagainya. Ketimbang segalanya yang ada di alam semesta
maupun mengetahui kebenaran dan arti dari adanya sesuatu.
 Menurut Mudhofir
Jika kata filsafat mengacu pada asal kata philen dan sophos,
maka berarti mencintai sifat bijaksana atau bijaksana sebagai
kata sifat. Apabila mengacu pada asal kata philos dan sophia,
berarti teman kebijaksanaan atau kebijaksanaan sebagai benda.
 Menurut Nasroen

3
Filsafat adalah hasil dari tinjauan manusia mengenai dirinya,
makna alam dan tujuan hidup dengan menggunakan pikiran serta
dibantu rasa dan keyakinan di dalam diri tersebut. Sebagai suatu
kesatuan, baik dalam memengaruhi atau membantu orang lain,
filsafat digunakan sebagai pedoman dalam memberi makna hidup.

2. Pengertian Ilmu
Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari
‘alima – ya’lamu yang berarti tahu atau mengetahui, sementara itu secara
istilah ilmu diartikan sebagai Idroku syai bi haqiqotih(mengetahui sesuatu
secara hakiki). Dalam bahasa Inggeris Ilmu biasanya  dipadankan 
dengan  kata  science, sedang    pengetahuan dengan knowledge. Dalam
bahasa Indonesia kata science(berasal dari bahasa lati dari kata Scio,
Scire yang berarti tahu) umumnya diartikan Ilmu tapi sering juga diartikan
dengan Ilmu Pengetahuan, meskipun secara konseptual mengacu pada
makna yang sama. Sementara itu The Liang Gie menyatakan dilihat dari
ruang lingkupnya pengertian ilmu adalah sebagai berikut :
 Ilmu merupakan sebuah istilah umum untuk menyebutkan segenap
pengetahuan ilmiah yang dipandang sebagai suatu kebulatan. Jadi
ilmu mengacu pada ilmu seumumnya.
 Ilmu menunjuk pada masing-masing bidang pengetahuan ilmiah
yang mempelajari pokok soal tertentu, ilmu berarti cabang ilmu
khusus .

sedangkan jika dilihat dari segi maknanya The Liang Gie


mengemukakan tiga sudut pandang berkaitan dengan pemaknaan
ilmu/ilmu pengetahuan yaitu :
 Ilmu sebagai aktivitas,  artinya suatu aktivitas mempelajari sesuatu
secara aktif, menggali, mencari, mengejar atau menyelidiki sampai
pengetahuan itu diperoleh. Jadi ilmu sebagai aktivitas ilmiah dapat
berwujud penelaahan (Study), penyelidikan (inquiry), usaha
menemukan (attempt to find), atau pencarian (Search).
 Ilmu sebagi metode, artinya ilmu pada dasarnya adalah suatu metode
untuk menangani masalah-masalah, atau suatu kegiatan penelaahan
atau proses penelitian yang mana ilmu itu mengandung prosedur,
yakni serangkaian cara dan langkah tertentu yang mewujudkan pola
tetap. Rangkaian cara dan langkah ini dalam dunia keilmuan dikenal
sebagai metode
 Ilmu sebagai pengetahuan, artinya ilmu adalah sesuatu kumpulan
yang sistematis, atau sebagai kelompok pengetahuan teratur
mengenai pokok soal atau subject matter. Dengan kata lain bahwa
pengetahuan menunjuk pada sesuatu yang merupakan isi substantif
yang terkandung dalam ilmu.
 Harsoyo mendefinisikan ilmu dengan melihat pada sudut proses
historis dan pendekatannya yaitu : a) Ilmu merupakan akumulasi
pengetahuan yang disistematiskan atau kesatuan pengetahuan
yang terorganisasikan b) Ilmu dapat pula dilihat sebagai suatu
pendekatan atau suatu metode pendekatan terhadap seluruh dunia

4
empiris, yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia
yang pada prinsipnya dapat diamati oleh pancaindra manusia.

3. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau
disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi
pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang
secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang
ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan
muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali
benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan
sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru
dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan
aroma masakan tersebut.
Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan
pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak
seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif
terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala
informasi dan data sekadar berkemampuan untuk menginformasikan atau
bahkan menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan
untuk mengarahkan Tindakan Adapun jenis-jenis pengetahuan antara lain
sebagai berikut :
a. Pengetahuan Implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam
dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor
yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif,
dan prinsip. Pengetahuan diam seseorang biasanya sulit untuk
ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lisan.
Kemampuan berbahasa, mendesain, atau mengoperasikan
mesin atau alat yang rumit membutuhkan pengetahuan yang
tidak selalu bisa tampak secara eksplisit, dan juga tidak
sebegitu mudahnya untuk mentransferkannya ke orang lain
secara eksplisit.
b. Pengetahuan Eksplisit adalah pengetahuan yang telah
didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata berupa
media atau semacamnya. Dia telah diartikulasikan ke dalam
bahasa formal dan bisa dengan relatif mudah disebarkan secara
luas. Informasi yang tersimpan di ensiklopedia (termasuk
Wikipedia) adalah contoh yang bagus dari pengetahuan
eksplisit.
c. Pengetahuan Empiris Pengetahuan yang lebih menekankan
pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai
pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori.
Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan
melakukan pengamatan yang dilakukan secara empiris dan
rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang

5
menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat
melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala
yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris
juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang
terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih
untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan
mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi.
d. Pengetahuan rasionalisme adalah pengetahuan yang diperoleh
melalui akal budi. Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan
yang bersifat apriori; tidak menekankan pada pengalaman.
Misalnya pengetahuan tentang matematika. Dalam matematika,
hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau
pengamatan empiris, melainkan melalui sebuah pemikiran logis
akal budi.

B. KONSEP
1. Konsep Ontologi
Istilah ontologi berasal dari bahasa Inggris ‘ontology’, meskipun akar
kata ini berasal dari Yunani on-ontos (ada keberadaan) dan logos (studi /
ilmu). ontologi adalah ilmu pengetahuan yang paling kompleks dan paling
menyeluruh. Berbicara ontolog dalam ilmu filsafat merupkan hal yang
membicarakan tentang yang ada. Dalam kaitannya dengan ilmu, landasan
ontologi mempertanyakan tentang objek apa yang diteliti, wujud hakiki objek
tersebut, hubungan antara objek dengan daya tangkap manusia (berfikir,
merasa dan mengindra), dan mendapatkan hasil. (Jujun S. Suriasumantri,
1985 : 34).
Secara ontologis ilmu membatasi ruang lingkup keilmuannya hanya
daerah-daerah yang berada dalam jangkauan pengalaman manusia. Dalam
kaitannya dengan kaidah moral bahwa dalam menetapkan objek penelaahan,
kegiatan keilmuan tidak boleh melakukan upaya yang bersifat mengubah
kodrat manusia. Menurut Sidi Galjaba, ontologi mempersoalkan sifat dan
keadaan terakhir dari kenyataan. Karena itu, disebut ilmu hakikat yang
bergantung pada pengetahuan. Sedangkan menurut Amsal Bakhtiar, ontologi
merupakan tidak selalu berdasar pada alam nyata, tetapi berdasar pada
logika semata. Dalam ilmu ontologi terdapat juga pengetahuan-pengetahuan
yang kita jadikan landasan dengan cara ilmu membuat beberapa asumsi
mengenai objek-objek empiris. Sebuah pengetahuan baru dianggap benar
selama kita bisa menerima asumsi yang dikemukakannya. Secara lebih
terperinci ilmu mempunyai tiga asumsi dasar. Asumsi pertama, menganggap
bahwa objek-objek tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain, seperti
dalam hal bentuk, struktur, sifat dan sebagainya. Asumsi kedua, ilmu
menganggap bahwa suatu benda tidak mengalami perubahan dalam jangka
waktu tertentu, karena kegiatan keilmuan bertujuan untuk mempelajari
tingkah laku suatu onjek dalam suatu keadaan tertentu. Asumsi ketiga, ilmu

6
menganggap bahwa setiap gejala bukan merupakan suatu kejadian yang
bersifat kebetulan. Setiap gejala mempunyai suatu hubungan pola-pola
tertentu yang bersifat tetap dengan urutan kejadian yang sama.
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1984/1985 : 88),
mengatakan bahwa Secara ontologis ilmu membatasi lingkup penelaahan
keilmuannya hanya pada daerah-daerah yang berada dalam jangkauan
pengalaman manusia. Objek penelaahan yang berada dalam batas pra-
pengalaman dan pasca-pengalaman diserahkan ilmu kepada pengetahuan
lain. Ilmu hanya merupakan salah satu pengetahuan dari sekian banyak
pengetahuan yang mencoba menelaah kehidupan dalam batas ontologis
tertentu. Penetapan lingkup batas penelaahan keilmuan yang bersifat empiris
ini adalah konsisten dengan asas epistemologi keilmuan yang masyarakatkan
adanya verifikasi secara empiris dalam proses penemuan dan penyusunan
pernyataan yang bersifat benar secara ilmiah. 

2. Konsep Epistimologi
Pembahasan tentang konsep epistemologi biasanya dikaitkan dengan
masalah filsafat di mana ia menjadi aspek penting dalam pembahasan ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu, konsep epistemologi menurut perspektif Islam
memainkan peran penting dalam masyarakat yang mana epistemologi
merupakan pandangan hidup (worldview) yang mencakup kehidupan di dunia
dan akhirat.

3. Konsep Kebenaran
Manusi a sebagai mahluk pencari kebenaran dalam perenungannya
akan menemukan tiga bentuk eksistensi yaitu agama, ilmu pengetahuan dan
filsafat. Agama mengantarkan pada kebenaran sejati sedangkan ilmu
pengetahuan dan filsafat membuka jalan untuk mencari kebenaran sejati
tersebut. Sebagai mahluk yang dinamis manusia selalu berusaha
menemukan kebenaran. Beberapa cara ditempuh untuk memperoleh
kebenaran, antara lain dengan menggunakan rasio seperti para rasionalis
dan melalui pengalaman atau empiris. Pengalaman-pengalaman yang
diperoleh manusia membuahkan prinsip-prinsip yang lewat penalaran
rasional, kejadian-kejadian yang berlaku di alam itu dapat dimengerti.
Ilmu pengetahuan dipahami sebagai suatu kemampuan berpikir
dengan menggunakan rasio dalam objek yang menjadi sasaran kebenaran itu
sendiri yang belum pasti melekat dalam objek. Terkadang hanya dapat
dibenarkan oleh persepsi-persepsi (dzon) belaka. Dari fakta tersebut
kebenaran itu berarti dapat didefinisikan berdasarkan dengan paradigma
yang dipakai. Kebenaran dapat berarti kebenaran diri, kebenaran bersama,
dan kebenaran yang sejati. Kebenaran diri merupakan kebenaran yang
bersifat relatif menurut persepsi, sudut pandang, serta intensitas pandang tiap
manusia yang sangat mungkin berbeda-beda. Kebenaran bersama adalah

7
kebenaran yang disepakati secara bersama-sama dengan tujuan untuk
memperoleh kebaikan dan kemaslahatan bersama. Kebenaran sejati/hakiki
adalah kebenaran yang berasal langsung dari Tuhan, contohnya Al Qur’an,
kebenaran ini pun ketika diterjemahkan tiap manusia (ditafsirkan) dapat
berbeda-beda tergantung tingkat pengetahuan dan pemahamannya. Contoh
lain, sebagai warga negara Indonesia, kita sepakati (kebenaran bersama)
bahwa Pancasila adalah sebuah kebenaran, meskipun begitu pemahaman
setiap orang atau kelompok tentang konsep Pancasila sangatlah mungkin
berbeda-beda. Oleh karena itu kebenaran terhadap suatu hal yang diyakini
oleh seseorang atau kelompok masyarakat tidak boleh menjadikannya
sebagai kebenaran mutlak apalagi menyalahkan orang lain yang tidak
sepaham, sehingga dibutuhkan kedewasaan untuk saling menghargai pada
kebenaran menurut persepsi masing-masing, sejauh dalam memahami
kebenaran tersebut output yang dihasilkan adalah sebuah KEBAIKAN dan
KEDAMAIAN bagi bersama, masyarakat, dan lingkungan yang lebih luas
(bangsa dan dunia).
Dalam mencari setiap kebenaran yang sejati/hakiki maka terdapat 4
hal yang menghalangi manusia dari memahami kebenaran sejati tersebut,
yaitu:
 Kehormatan/kedudukan, pencarian kebenaran apabila dibalik
pencarian tersebut memiliki tendensi pada naiknya martabat,
kehormatan, dan kedudukan di masyarakat maka akan
menghalangi diperolehnya kebenaran yang sejati.
 Materi, baik harta maupun pengetahuan, ketika menjadi niat dalam
mencari kebenaran, maka kebenaran yang didapatkan adalah
kebenaran yang semu, atau malah kebohongan.
 Ikut-ikutan, atau taklid pada orang-orang tertentu, yaitu ketika
dalam mencari kebenaran sejati melalui persepsi dan kebenaran
tokoh/orang tertentu, maka kebenaran yang diperoleh akan
tercemari dan tertutupi pada pengkultusan dan pembenaran
terhadap persepsi tokoh tersebut.
 Berbuat maksiat, pencarian kebenaran membutuhkan kemurnian
dan kebersihan hati dan fikiran, sehingga dengan berbuat maksiat
maka telah tertutuplah jalan dalam mencari kebenaran sejati.

4. Konsep Etika dan Estetika


Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata
'etika' yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos
mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput,
kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir.
Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan. Arti dari bentuk jamak inilah
yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles
dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul
kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau
ilmu tentang adat kebiasaan (Bertens, 2000).

8
Sedangkan estetika berasal dari kata Yunani aesthesis yang berarti
perasaan, selera perasaan atau taste. Dalam prosesnyan Munro mengatakan
bahwa estetika adalah cara merespon terhadap stimuli, terutama lewat
persepsi indera, tetapi juga dikaitkan dengan proses kejiwaan, seperti
asosiasi, pemahaman, imajinasi, dan emosi. Ilmu estetika adalah suatu ilmu
yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan,
mempelajari semua aspek dari apa yang kita sebut keindahan.
Estetika adalah hal yang mempelajari kualitas keindahan dari obyek,
maupun daya impuls dan pengalaman estetik pencipta dan pengamatannya.
Estetika dalam kontek penciptaan menurut John Hosper merupakan bagian
dari filsafat yang berkaitan dengan proses penciptaan karya yang indah.
Terkait dengan dipermasalahan di dunia perbankan dimana layanan menjadi
kunci dalam pelaksanaan oprasionalnya, dan sumber daya manusia
merupakan aset utama dimana manusialah yang menjadi mind factor
pelaksanaan layanan, maka etika dan estetika sangat erat dalam peningkatan
kualitas layanan di dunia perbankan. Pemberikan pelayanan dengan baik
yang menjadi sebuah budaya dalam pelaksanaan bisnis perbankan serta
keindahan dalam penyampaian layanan baik menyangkut intangiable dan
tangiable menjadi tantangan tersendiri dalam pelaksanaan layanan di dunia
perbankan.

C. HAKIKAT ILMU
Ilmu adalah adalah hal sistematis yang membangun dan mengatur pengetahuan dalam
bentuk penjelasan serta prediksi yang dapat diuji melalui metode ilmiah tentang alam semesta
(Mirriam Webster dictionary, 2018). Ilmu terdiri dari dua hal, yaitu bagian utama dari
pengetahuan, dan proses di mana pengetahuan itu dihasilkan. Proses pengetahuan memberikan
individu cara berpikir dan mengetahui dunia. Proses ilmiah adalah cara membangun pengetahuan
dan membuat prediksi tentang dunia dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat diuji, misal
pertanyaan “Apakah Bumi datar atau bulat?” bisa diuji dan dipelajari melalui penelitian, terdapat
bukti untuk dievaluasi dan menentukan apakah itu mendukung bumi bulat atau datar. Tujuan
ilmiah yang berbeda biasanya menggunakan metode dan pendekatan yang berbeda untuk
menyelidiki dunia, tetapi proses pengujian adalah inti dari proses ilmiah untuk semua ilmuwan
(Carpi & Egger, 2011).
Pada proses menganalisis dan menginterpretasikan data, ilmuwan menghasilkan
hipotesis, teori, atau hukum yang membantu menjelaskan hasil temuan dan menempatkannya
dalam konteks pengetahuan ilmiah yang lebih luas. Berbagai macam penjelasan ini diuji oleh
para ilmuwan melalui eksperimen tambahan, observasi, pemodelan, dan studi teoritis. Dengan
demikian, pengetahuan ilmiah dibangun di atas ide-ide sebelumnya dan terus berkembang. Hal
ini sengaja dibagi dengan orang lain melalui proses peer review dan kemudian melalui publikasi
dalam literatur ilmiah, di mana disana didapatkan evaluasi dan integrasi oleh komunitas yang
lebih besar. Salah satu keunggulan dari pengetahuan ilmiah adalah bahwa hal itu dapat berubah,
karena data baru dikumpulkan dan interpretasi ulang dari data yang sudah ada. Teori-teori utama,
yang didukung oleh banyak bukti, jarang sekali diubah sepenuhnya, tetapi data baru dan
penjelasan teruji menambah nuansa dan detail (Carpi & Egger, 2011).
Sembilan ciri utama science menurut Mondal (2018) adalah sebagai berikut:

9
1. Objektivitas
Pengetahuan ilmiah bersifat objektif. Objektivitas berarti kemampuan untuk melihat dan
menerima fakta apa adanya. Untuk menjadi objektif, seseorang harus waspada terhadap bias,
keyakinan, harapan, nilai, dan preferensi sendiri. Objektivitas menuntut bahwa seseorang
harus menyisihkan segala macam pertimbangan subyektif dan prasangka.
2. Verifiability
Sains bersandar pada data indra, yaitu data yang dikumpulkan melalui indera kita, yaitu mata,
telinga, hidung, lidah, dan sentuhan. Pengetahuan ilmiah didasarkan pada bukti yang dapat
diverifikasi, melalui pengamatan faktual konkret sehingga pengamat lain dapat mengamati,
menimbang atau mengukur fenomena yang sama dan memeriksa observasi untuk akurasi.
3. Netralitas Etis
Sains bersifat etis netral. Ilmu hanya mencari pengetahuan. Bagaimana pengetahuan ini akan
digunakan akan ditentukan oleh nilai-nilai kemasyarakatan. Pengetahuan dapat digunakan
berbeda. Etika netralitas tidak berarti bahwa ilmuwan tidak memiliki nilai. Di sini hanya
berarti bahwa ia tidak boleh membiarkan nilai-nilainya mengubah desain dan perilaku
penelitiannya. Dengan demikian, pengetahuan ilmiah adalah netral terhadap nilai-nilai atau
bebas-nilai.
4. Eksplorasi sistematis
Sebuah penelitian ilmiah mengadopsi prosedur sekuensial tertentu, rencana yang terorganisir
atau desain penelitian untuk mengumpulkan dan menganalisis fakta tentang masalah yang
diteliti. Umumnya, rencana ini mencakup beberapa langkah ilmiah, seperti perumusan
hipotesis, pengumpulan fakta, analisis fakta, dan interpretasi hasil.
5. Keandalan atau Reliabilitas
Pengetahuan ilmiah harus terjadi di bawah keadaan yang ditentukan tidak sekali tetapi
berulang kali dan dapat direproduksi dalam keadaan yang dinyatakan di mana saja dan kapan
saja. Kesimpulan berdasarkan hanya ingatan tanpa bukti ilmiah sangat tidak dapat
diandalkan.
6. Presisi
Pengetahuan ilmiah harus tepat, tidak samar-samar seperti beberapa tulisan sastra. Presisi
membutuhkan pemberian angka, data atau ukuran yang tepat.
7. Akurasi
Pengetahuan ilmiah itu akurat. Akurasi secara sederhana berarti kebenaran atau kebenaran
suatu pernyataan, menggambarkan hal-hal dengan kata-kata yang tepat sebagaimana adanya
tanpa melompat ke kesimpulan yang tidak beralasan, harus ada data dan bukti yang jelas.
8. Abstrak
Sains berlanjut pada bidang abstraksi. Prinsip ilmiah umum sangat abstrak. Tidak tertarik
untuk memberikan gambaran yang realistis.
9. Prediktabilitas
Para ilmuwan tidak hanya menggambarkan fenomena yang sedang dipelajari, tetapi juga
berusaha untuk menjelaskan dan memprediksi juga.

Dalam bukunya yang berjudul Methods in Psychological Research, Evans dan Rooney
(2008) berpendapat dengan orientasi psikologi yang mempelajari individu sebagai subject
matter-nya, bahwa ilmu memiliki empat fungsi, antara lain:
a. To Describe (mendeskripsikan)
b. To Explain (menjelaskan)
c. To Predict (memprediksikan)
d. To Control (mengontrol atau mengendalikan)
D. MANFAAT FILSAFAT ILMU
1. Manfaat umum filsafat ilmu

10
Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak seperti apa adanya.
Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita, karena filsafat
mengajarkan bagaimana kita bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar.
Filsafat membuat kita lebih kritis. Filsafat mengajarkan pada kita bahwa apa yang mungkin kita
terima begitu saja ternyata salah atau menyesatkan—atau hanya merupakan sebagian dari
kebenaran.
Filsafat mengembangkan kemampuan kita dalam:
a. menalar secara jelas
b. membedakan argumen yang baik dan yang buruk
c. menyampaikan pendapat (lesan dan tertulis) secara jelas
d. melihat sesuatu melalui kacamata yang lebih luas
e. melihat dan mempertimbangkan pendapat dan pandangan yang berbeda.

Dengan mempelajari karya-karya para pemikir besar, para filsuf dalam sejarah dan
tradisi filsafat, kita akan melihat betapa besar sesungguhnya pengaruh filsafat terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, agama, pemerintahan, pendidikan dan karya seni.
Kadang ini memang bisa mendorong kita menolak pendapat-pendapat yang telah ditanamkan
pada kita, tetapi filsafat juga Filsafat memberi bekal dan kemampulan pada kita untuk
memperhatikan pandangan kita sendiri dan pandangan orang lain dengan kritis Kemampuan
berfikir secara jernih, menalar secara logis, dan mengajukan dan menilai argumen, menolak
asumsi yang diterima begitu saja, dan pencarian akan prinsip-prinsip pemikiran dan tindakan
yang koheren—semuanya ini merupakan ciri dari hasil latihan dalam ilmu filsafat.

2. Manfaat filsafat umum secara khusus:


Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena itu, fungsi filsafat
ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari fungsi filsafat secara keseluruhan, yakni :
Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan filsafat
lainnya.
Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.
Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan
Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu
sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan sebagainya. Menurut Agraha Suhandi (1989)
Filsafat ilmu bermanfaat untuk menjelaskan keberadaan manusia di dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan alat untuk membuat hidup menjadi lebih baik
Filsafat ilmu bermanfaat untuk membangun diri kita sendiri dengan berpikir secara radikal
(berpikir sampai ke akar-akarnya), kita mengalami dan menyadari keberadaan kita.
Filsafat ilmu memberikan kebiasaan dan kebijaksanaan untuk memandang dan memecahkan
persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang hidup secara dangkal saja,
tidak mudah melihat persoalan-persoalan, apalagi melihat pemecahannya.
Filsafat ilmu memberikan pandangan yang luas, sehingga dapat membendung egoisme dan
ego-sentrisme (dalam segala hal hanya melihat dan mementingkan kepentingan dan
kesenangan diri sendiri).
Filsafat ilmu mengajak untuk berpikir secara radikal, holistik dan sistematis, hingga kita
tidak hanya ikut-ikutan saja, mengikuti pada pandangan umum, percaya akan setiap semboyan
dalam surat-surat kabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan orang,
mempunyai pendapat sendiri, dengan cita-cita mencari kebenaran.
Filsafat ilmu memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam
etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya, seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu
mendidik, dan sebagainya.

11
Filsafat ilmu bermanfaat sebagai pembebas. Filsafat bukan hanya sekedar mendobrak pintu
penjara tradisi dan kebiasaan yang penuh dengan berbagai mitos dan mite, melainkan juga
merenggut manusia keluar dari penjara itu. Filsafat ilmu membebaskan manusia dari belenggu
cara berpikir yang mistis dan dogma.
Filsafat ilmu membantu agar seseorang mampu membedakan persoalan yang ilmiah dengan
yang tidak ilmiah.
Filsafat ilmu memberikan landasan historis-filosofis bagi setiap kajian disiplin ilmu yang
ditekuni.
Filsafat ilmu memberikan nilai dan orientasi yang jelas bagi setiap disiplin ilmu.
Filsafat ilmu memberikan petunjuk dengan metode pemikiran reflektif dan penelitian penalaran
supaya manusia dapat menyerasikan antara logika, rasio, pengalaman, dan agama dalam
usaha mereka dalam pemenuhan kebutuhannya untuk mencapai hidup yang sejahtera.
Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metode ilmiah
yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat
dipahami dan dipergunakan secara umum.

BAB III
PENUTUP
12
A. KESIMPULAN
Dari uraian makalah di atas dapat di ambil kesimpulan yaitu:
Filsafat berasal dari kata Yunani philosophia yang berarti cinta
kebijaksanaan, filsafat merupakan bidang pemikiran manusia yang paling penting
karena bercita-cita untuk mencapai makna hidup paling hakiki. Meskipun bagi
sebagian orang cara berpikir dalam ilmu filsafat dipandang sebagai suatu hal
yang berbelit-belit dan membosankan.
Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari ‘alima –
ya’lamu yang berarti tahu atau mengetahui, sementara itu secara istilah ilmu
diartikan sebagai Idroku syai bi haqiqotih(mengetahui sesuatu secara hakiki).
Dalam bahasa Inggeris Ilmu biasanya  dipadankan  dengan  kata  science,
sedang    pengetahuan dengan knowledge.
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari
oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi
pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang
secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.

B. SARAN
Demikianlah makalah yang dapat saya susun. Sebagai mahasiswa kita
harus mengembangkan ilmu yang kita peroleh dan mencari kebenaran ilmu
itu semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, akhir kata saya menyadari
bahwa makalah ini bukanlah proses akhir, tetapi merupakan langkah awal
yang masih banyak memerlukan perbaikan. Karena itu saya sangat
mengharapkan tanggapan, saran dan kritik yang membangun demi
sempurnanya makalah saya yang selanjutnya. atas perhatiannya kami
sampaikan terimakasih.

13

Anda mungkin juga menyukai