Anda di halaman 1dari 9

FILSAFAT ILMU

OLEH :
SOBIHIN

FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI FILSAFAT
INSTITUT AGAMA ISLAM
DAAR AL ULUUM
KISARAN
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


kita kesehatan dan kesempatan dalam rangka menyelesaikan kewajiban kami
sebagai mahasiswa, yakni dalam bentuk tugas yang diberikan oleh bapak dosen
dalam rangka menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kami.
Yang kedua shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi
besar Muhammad SAW, sahabat beserta keluarganya karena dengan perjuangan
beliau kita bisa berkumpul di tempat yang mulia ini.
Dengan membuat tugas kami ini, diharapkan mampu untuk lebih
mengenal tentang ciri-ciri kebudayaan yang kami sajikan berdasarkan informasi
dari berbagai sumber. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
jauh dari sempurna, baik dari penyusunan, bahasan, maupun penulisannya. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,
khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman
bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Aek Songsongan, 19 Agustus 2022


Penulis,

SOBIHIN
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. Ilmu sebagai Kajian Filsafat.........................................................................3
B. Pengertian Filsafat Ilmu................................................................................4
C. Fungsi dan Arah Filsafat...............................................................................6
D. Problema Filsafat ilmu..................................................................................7
E. Manfaat Mempelajari Filsafat Ilmu..............................................................7
F. Objek filsafat ilmu........................................................................................8
G. Tujuan filsafat ilmu.......................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Ilmu sebagai Kajian Filsafat


Pada dasarnya, setiap ilmu memiliki dua obyek, yaitu obyek material
dan obyek formal. Obyek material adalah sesuatu hal yang dijadikan sasaran
penyelidikan, sedangkan obyek formal adalah metode untuk memahami
obyek material. Adapun filsafat sebagai proses berpikir yang sistematis juga
memiliki obyek material dan obyek formal. Obyek material filsafat adalah
segala yang ada, baik yang tampak (empiris) maupun yang tidak tampak
(metafisika). Secara umum, obyek material filsafat terbagi atas tiga bagian,
yaitu yang ada dalam alam empiris, yang ada dalam pikiran, dan yang ada
dalam kemungkinan. Sedangkan obyek formal filsafat adalah sudut pandang
yang menyeluruh, radikal, dan rasional tentang segala yang ada (Endraswara,
2015).

Cakupan obyek filafat lebih luas daripada ilmu karena ilmu terbatas
kepada persoalan-persoalan yang empiris saja, sedangkan filsafat mencakup
yang empiris dan yang non-empiris. Obyek ilmu terkait pada filsafat dalam
obyek empiris. Selain itu, ilmu berasal dari kajian filsafat karena awalnya
filsafat yang melakukan pembahasan tentang segala yang ada secara
sistematis, rasional, dan logis termasuk yang empiris. Seiring berjalannya
waktu, kajian yang terkait dengan hal empiris semakin bercabang dan
berkembang, hingga menjadi suatu proses terbentuknya ilmu secara
berkesinambungan. Oleh karena itu, filsafat dapat dikatakan sebagai induk
segala ilmu (Endraswara, 2015).

Awalnya, filsafat terbagi atas filsafat teoritis dan filsafat praktis.


Filsafat teoritis mencakup metafisika, fisika, matematika, dan logika,
sedangkan filsafat praktis mencakup bidang ekonomi, politik, hukum, dan

3
etika (Endraswara, 2015). Filsafat dan ilmu pengetahuan adalah dua produk
dan nalar peradaban manusia yang saling berkaitan erat. Hubungan antara
filsafat dengan ilmu ibarat hubungan antara ibu dan anak. Filsafat adalah
mater scientiarium atau mother of science (ibu dari ilmu pengetahuan)
(Rusliana, 2017).

Filsafat merupakan induk dari segala ilmu. Filsafat telah mengantarkan


kepada suatu fenomena adanya siklus pengetahuan sehingga membentuk
suatu konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana pohon ilmu pengetahuan
telah tumbuh dan berkembang secara subur sebagai fenomena kemanusiaan
dan menjadi banyak cabang ilmu pengetahuan. Dengan demikian, hakikat
filsafat ilmu selain sebagai patokan, penentu, sekaligus petunjuk arah ke
mana ilmu pengetahuan akan diantarkan atau dikembangkan (Latif, 2015).

Ilmu sebagai obyek kajian filsafat sepatutnya mengikuti alur filsafat,


yaitu obyek material yang didekati melalui pendekatan radikal, menyeluruh,
dan rasional. Sifat pendekatan spekulatif dalam filsafat sepatutnya juga
merupakan bagian dari ilmu karena ilmu dilihat pada posisi yang tidak
mutlak, sehingga masih terdapat ruang untuk berspekulasi demi
pengembangan ilmu (Latif, 2015).

B. Pengertian Filsafat Ilmu


1. Pengertian Filsafat

Kata filsafat berasal dari kosakata berbahasa Yunani, yaitu


‘philosophia’, yang memliki akar kata ‘sophos’ (bijaksana) dan ‘philien’
(mencintai). Istilah ‘philosophia’ memiliki makna cinta kebijaksanaan atau
mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana. Dalam bahasa Inggris, kata filsafat
disebut dengan istilah ‘philosophy’, sedangkan dalam bahasa Arab disebut
dengan istilah ‘falsafah’ yang diterjemahkan dengan ‘cinta kearifan’. Orang
yang berusaha mencari kebijaksanaan disebut sebagai filsuf atau filosof
(Susanto, 2016).

4
Selain pengertian secara bahasa, filsafat juga memiliki pengertian
secara istilah yang disampaikan oleh beberapa filsuf. Pada zaman Yunani,
pengertian filsafat dikemukakan oleh tiga tokoh sentral peradaban Yunani,
yaitu Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates memahami bahwa filsafat
adalah suatu peninjauan diri yang bersifat reflektif atau perenungan terhadap
asas-asas kehidupan yang adil dan bahagia. Plato berpendapat bahwa filsafat
adalah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli. Aristoteles
mengartikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang
terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika,
ekonomi, politik, dan estetika (Susanto, 2016).

Menurut Mukhtar Latif (2015), filasafat adalah hasil akal seorang


manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-
dalamnya (radic). Dengan kata lain, filsafat adalah ilmu yang mempelajari
dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.

Sondang P. Siagian (2016) mendefinisikan filsafat sebagai usaha


mengetahui segala sesuatu dengan sedalam-dalamnya, baik mengenai
hakikatnya, fungsinya, ciri-cirinya, kegunaannya, masalah-masalahnya, serta
pemecahan-pemecahan terhadap masalah-masalah itu.

2. Pengertian Ilmu

Ilmu berasal dari kosakata bahasa Arab, yaitu ‘alim yang berati ‘tahu’
atau ‘mengetahui’. Dalam bahasa Inggris, ilmu disebut dengan ‘science’.
Menurut Badudu (dalam Susanto, 2016), ilmu diartikan ke dalam dua
definisi. Pertama, ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun
secara sistematis. Kedua, ilmu diartikan sebagai kepandaian atau kesaktian.

3. Filsafat Ilmu

Jika filsafat berarti cinta terhadap kebijaksanaan, sedangkan ilmu


berarti seperangkat pengetahuan yang tersusun secara sistematis, maka
filsafat ilmu juga memiliki pengertian atau definisi tersendiri. Berbagai
pengertian filsafat ilmu disampaikan oleh beberapa ahli.

5
The Liang Gie (dalam Susanto, 2016), mengatakan bahwa filsafat ilmu
adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan segala hal
yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi
kehidupan manusia. Bagi Gie, filsafat ilmu bukan hanya dipahami sebagai
ilmu untuk mengetahui metode dan analisis terhadap iomu-ilmu lain, tetapi
juga sebagai usaha seseorang dalam mengkaji persoalan yang muncul melalui
perenungan yang mendalam agar persoalannya dapat diketahui secara
mendasar.

Jujun S. Suriasumantri (2010) mengartikan filsafat ilmu adalah suatu


pengetahuan atau epistemologi yang mencoba menjelaskan rahasia alam agar
gejala alamiah tersebut tak lagi merupakan misteri. Mukhtar Latif (2015)
mengatakan bahwa filsafat ilmu adalah telaah kefilsafatan yang ingin
menjawab pertnyaan mengenai hakikat ilmu, baik ditinjau dari sudut
ontologis, epistemologis, maupun aksiologis yang dilakukan melalui proses
dialektika secara mendalam (radic) yang sistematis dan bersifat spekulatif.
Sedangkan Iu Rusliana (2017) memberi pengertian filsafat ilmu sebagai
pendekatan filosofis mengenai syarat, landasan keabsahan, serta obyek dan
metode ilmu pengetahuan.

Berdasarkan pemaparan tentang pengertian filsafat ilmu dari sembilan


ahli di atas, maka penulis berpendapat bahwa filsafat ilmu adalah suatu kajian
filsafat yang membahas hakikat, perkembangan, dasar-dasar, dan hubungan
antarsesama ilmu, termasuk telaah kritis terhadap persoalan pemikiran ilmiah
dan non-ilmiah.

C. Fungsi dan Arah Filsafat


Fungsi filsafat secara keseluruhan yaitu sebagai alat untuk mencari
suatu kebenaran dari segala sesuatu yang ada. Dan arah filsafat yaitu sangat
erat hubungannya atau kaitannya dengan konsep tentang manusia. Arah
filsafat mendorong berkembangnya pemikiran tentang manusia.

6
D. Problema Filsafat ilmu
Problema dalam filsafat ilmu yaitu :

1. Epistemology
2. Metafisika
3. Problem metodelogis
4. Problem logika
5. Problem etika, dan
6. Estetika.

E. Manfaat Mempelajari Filsafat Ilmu


Menurut Achmadi (dalam Susanto, 2016), mempelajari filsafat ilmu
sangat penting karena dengan ilmu tersebut, manusia akan dibekali suatu
kebijaksanaan yang di dalamnya memuat nilai-nilai kehidupan yang sangat
diperlukan oleh manusia. Dengan belajar filsafat, diharapkan akan dapat
menambah ilmu pengetahuan yang memicu perkembangan cakrawala
pemikiran. Hal ini mengadung implikasi bahwa dengan memahami filsafat
ilmu dapat membantu menyelesaian masalah kelimuan yang dihadapi dengan
dengan cara yang lebih bijaksana.

Muhammad Erwin (dalam Latif, 2015) memaparkan empat manfaat


dalam mempelajari filsafat ilmu, yaitu:

1) Menghindari timbulnya pandangan bahwa pengertian sudah menjamin


perbuatan, namun pengertian serba sedikit menjadi tantangan ilmu
filsafat dapat dugunakan sebagai pedoman kenyataan dalam kehidupan
sehari-hari, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat.
2) Sebagai pandangan hidup yang mantap yang akan menentukan kriteria
baik buruknya tingkah laku kita yang telah kita pilih dan atas dasar
keputusan batin kita sendiri, manusia telah memiliki kebebasan dan
kepribadian sendiri.
3) Mengurangi dan menghindari gejala negatif dalam hidup (negative
thinking) agar hidup lebih terarah dan tepat.

7
4) Memiliki tingkah laku hidup bertujuan, yang didasarkan dan ditentukan
oleh filsafat hidupnya agar tingkah lakunya lebih bernilai.

F. Objek filsafat ilmu


Objek material filsafat meliputi segala sesuatu yang ada, sedangkan Objek
formal (sudut pandang pendekatan) filsafat adalah kebenaran yang
sesungguhnya atau yang sejati, yang esensial, bukan yang bersifat kebetulan.

a. Antropologi (Menganalisi kebudayaan)


b. Sosiologi (dikaji dari sudut interaksi atau hubungannya dalam hidup
bermasyarakat)
c. Psikologi  (ditinjau dari sisi Kejiwaan)
G. Tujuan filsafat ilmu
           Tujuan filsafat ilmu yaitu memperoleh pengertian/makna dan
menjelaskan peristiwa-peristiwa alam dan sosial. Jadi, berfilsafat itu berfikir
obyektif atas hal-hal yang obyektif bukan menghayal. Orang yang berfilsafat
harus mampu menjelaskan hubungan antara sebab-akibat, bentuk-isi, dan
gejala-hakikat serta mampu mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana
obyek tersebut dapat dikatakan benar. Ilmu pengetahuan lahir dari filsafat,
oleh karena itu orang yang mempelajari ilmu harus mengerti filsafat agar
mengerti betul ilmu pengetahuan yang dipelajarinya.

            Filsafat digunakan sebagai kaidah dalam berpikir, bersikap dan


bertindak secara sadar agar lebih bijak dalam menghadapi persoalan dan
peristiwa di alam maupun masyarakat sehingga tidak mudah terbawa arus dan
menyebabkan keraguan pada permasalah yang di hadapi.

            Filsafat berarti pengetahuan yang terkait dengan kebijakan,


menjadikan manusia untuk bersikap dan bertindak atas dasar pertimbangan
kemanusiaan yang tinggi. Dalam arti informal yaitu sikap dan kepercayaan
terhadap alam secara begitu saja, sedangkan arti formal yaitu kritik/pemikiran
terhadap kepercayaan dan sikap

Pendekatan sistematika filsafat yaitu :

1. Reflektif
2. Kritis
3. Mendasar
4. Menyeluruh

Yang akan menghasilkan filsafat ilmu terapan dan filsafat ilmu murni berupa
gagasan baru tentang pengembangan pengetahuan dan metodologis.

Anda mungkin juga menyukai