OLEH
SOBIHIN
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SISDIKNAS
INSTITUT AGAMA ISLAM
DAAR AL ULUUM
KISARAN
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
kesehatan dan kesempatan dalam rangka menyelesaikan kewajiban kami sebagai
mahasiswa, yakni dalam bentuk tugas yang diberikan oleh bapak dosen dalam rangka
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kami.
Yang kedua shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi besar
Muhammad SAW, sahabat beserta keluarganya karena dengan perjuangan beliau kita
bisa berkumpul di tempat yang mulia ini.
Dengan membuat tugas kami ini, diharapkan mampu untuk lebih menguasai
materi yang kami sajikan berdasarkan informasi dari berbagai sumber. Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari penyusunan,
bahasan, maupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan dalam
bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
SOBIHIN
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Di era globalisasi saat ini, Indonesia harus mampu meningkatkan mutu pendidikan,
sehingga tidak kalah bersaing dengan negara lain. Negara kita harus mencetak orang-orang
yang berjiwa mandiri dan mampu berkompetisi di tingkat dunia. Saat ini, Indonesia
membutuhkan orang-orang yang dapat berfikir secara efektif, efisien dan juga produktif.
Hal tersebut dapat diwujudkan jika kita mempunyai tenaga pendidik yang handal dan
Sebagaimana telah dimaklumi bahwa dalam lingkup pendidikan yang terkecil yaitu
sekolah, guru memegang peranan yang amat penting dan strategis. Kelancaran proses
seluruh kegiatan pendidikan terutama sekolah, sepenuhnya berada dalam tanggung jawab
para guru. Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
merupakan tuntutan dari pentingnya keberadaan guru dan dosen sebagai pendidik yang
harus dihargai kerja dan pengabdiannya untuk mencerdaskan bangsa. Di samping itu,
mensyaratkan bahwa untuk menjamin perluasan dan pemerataan akses, peningkatan mutu
dan relevansi, serta tata pemerintahan yang baik dan akuntabilitas pendidikan yang mampu
menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan
global perlu dilakukan pemberdayaan dan peningkatan mutu guru secara terencana, terarah
dan berkesinambungan.
Guru adalah seseorang pemimpin yang harus mengatur, mengawasi dan mengelola
seluruh kegiatan proses pembelajaran di sekolah yang menjadi lingkup tanggung jawabnya,
serta merupakan orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Sudah
selayaknya seorang guru itu diberikan kesejahteraan berupa sertifikasi. Dapat dipahami
bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
satu indikator penting dari sekolah berkualitas. Guru yang professional akan sangat
membantu proses pencapaian visi misi sekolah. Mengingat strategisnya peran yang dimiliki
PEMBAHASAN
Sebelum melangkah lebih jauh dalam mengkaji peran guru dalam peningkatan mutu
pendidikan, ada baiknya melihat problematika mutu pendidikan saat ini. Hal ini sebagai. Hal
182 pemahaman diman dan seperti apa sebenanrnya kompetensi dan profesionalitas guru
secara ideal, seperti halnya juga yang dicantumkan dalam pengaturan Udang-undang guru
dan dosen saat ini. Pendidikan merupakan salah satu subsistem yang sentral, sehingga
proses-output). Karena itu, mutu pendidikan perlu menjadi perhatian berbagai pihak untuk
kemudian mampu bersama memajukannya. Perlu diingat kita bahha mutu pendidikan
Indonesia belum beranjak dari prestasinya yang cukup rendah bahkan ditingkatan ASIA.
Memang ada paradigma yang terbangun di dalam sistem pendidikan kita bahwa ganti menteri
ganti kurikulum dan kebijakan pendidikan. Hal ini tentu dapat berpengaruh pada upaya
pendidikan nasional ternyata memerlukan adanya perbaikan pula dalam aspek sistemik
(regulasi-regulasi) serta meningkatnya kontrol sosial dari masyarakat, selain itu pendidikan
sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial politik, termasuk persoalan stabilitas dan keamanan,
sebab pelaksanaan pendidikan membutuhkan rasa aman (Malik Fadjar, 2001). Hasil survey
Political and Economic Risk Consultancy (PERC) yang menyebutkan bahwa sistem
pendidikan di Indonesia terburuk di kawasan Asia, yaitu dari 12 negara yang disurvei oleh
lembaga yang berkantor pusat di Hongkong itu, Korea Selatan dinilai memiliki sistem
pendidikan terbaik, disusul Singapura, Jepang dan Taiwan, India, Cina,serta Malaysia.
Indonesia menduduki urutan ke 12, setingkat di bawah Vietnam. Sedangkan laporan dari
United Nations Development Program (UNDP) tahun 2010 dan 2011, menyatakan bahwa
indeks pembangunan manusia di Indonesia ternyata tetap buruk. Tahun 2010 Indonesia
menempati urutan ke 111 dari 175 negara ditambah . Lebih sempit lagi pada kawasan
anggota ASEAN masih tertinggal cukup jauh, Singapura pada urutan 25, Brunei pada urutan
33, Malaysia pada urutan 58, sementara Indonesia berda pada urutan 111. Kondisi ini
kualitas pembangunan sumber daya manusia indonesia yang dihasilkan selama ini, meskipun
183 Pendidikan marupakan salah satu kajian yangdikembangkan dalam berkaitannya dengan
dunia pendidikan. Untuk diyakini bahwa dalam bidang pendidikan, yang dimaksud dengan
mutu memiliki pengertian sesuai dengan makna yang terkandung dalam siklus pembelajaran.
Secara ringkas dapat diartikan beberapa kata kunci mengeni pengertian mutu, yaitu sesuai
dan sesuai kebutuhan lingkungan global Ibrahim (2000:6). Sehingga untuk melihat hasil dari
mutu pendidikan yang tak biasa lepas dari hal tersebut adalah ketersediaan professional guru
dan aturan yang mengatur kerja guru, yang saling bersinergi dalam mewujudkan mutu
bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang professional. Istilah professional
aslinya adalah kata sifat dari kata “profession” (pekerjaan)yang berarti sangat mampu
melakukan pekerjaan. Sebagai kata benda, professional lebih berarti orang yang melaksanakan
sebuah profesi dengan menggunakan profesi sebagai mata pencarian (Mc. Leod,1989). Dalam
kamus bahasa Indonesia edisi kedua (1991), guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya
(mata pencariannya) mengajar. Dalam bahasa arab disebut “Mu’alim” dalam bahasa inggris
“teacher” memiliki arti sederhana yakni “A person whose occupation is teaching others” (Mc.
Di dalam UU sistem pendidikan nasional tahun 2003 pada pasal 39 ayat 2 menjelaskan:
Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian
dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan
seseorang yang menjadi mata pencaharian. Adapun guru yang professional itu sendiri adalah
guru yang berkualitas, berkompeten dan guru yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi
belajar serta mampu mempengaruhi proses belajar siswa yang nantinya akan menghasilkan
Secara sederhana pekerjaan yang bersifat professional adalah pekerjaan yang hanya
dapat dilakukan oleh mereka yang secara kusus disiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang
dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat atau tidak memperoleh pekerjaan yang lainnya.
Profesionalisme yang berdasarkan keterbukaan dan kebijakan terhadap ide-ide pembaharuan
merupakan sebuah tantangan yang harus mampu dipecahkan secara mendesak. Adanya
perkembangan teknologi informasi yang demikian akan mengubah pola hubungan guru-
murid, teknologi instruksional dan sistem pendidikan secara keseluruhan. Kemampuan guru
dituntut untuk menyesuaikan hal demikian itu. Adanya revolusi informasi harus dapat
dimanfaatkan oleh bidang pendidikan sebagai alat mencapai tujuannya dan bukan sebaliknya
justru menjadi penghambat. Untuk itu, perlu didukung oleh suatu kehendak dan etika yang
dilandasi oleh ilmu pendidikan dengan dukungan berbagai pengalaman para praktisi
menyebabkan peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan akan mulai bergeser. Sekolah
tidak lagi akan menjadi satu-satunya pusat pembelajaran karena aktivitas belajar tidak lagi
terbatasi oleh ruang dan waktu. Peran guru juga tidak akan menjadi satu-satunya sumber
belajar karena banyak sumber belajar dan sumber informasi yang mampu memfasilitasi
seseorang untuk belajar. Teknologi mempunyai gagasan mereformasi sistem pendidikan masa
depan. Apabila anak diajarkan untuk mampu belajar sendiri, mencipta, dan menjalani
kehidupannya dengan berani dan percaya diri atas fasilitasi lingkungannya (keluarga dan
masyarakat) serta peran sekolah tidak hanya menekankan untuk mendapatkan nilai-nilai ujian
yang baik saja, maka akan jauh lebih baik dapat menghasilkan generasi masa depan.
Orientasi pendidikan yang terlupakan adalah bagaimana agar lulusan suatu sekolah dapat
cukup pengetahuannya dan kompeten dalam bidangnya, tapi juga matang dan sehat
kepribadiannya. Bahkan konsep tentang sekolah di masa yang akan datang, menurutnya akan
berubah secara drastis. Ada sisi-sisi tertentu dari fungsi dan peranan sekolah yang tidak dapat
tergantikan, misalnya hubungan guru-murid dalam fungsi mengembangkan kepribadian atau
membina hubungan sosial, rasa kebersamaan, kohesi sosial, dan lain-lain. Teknologi
informasi hanya mungkin menjadi pengganti fungsi penyebaran informasi dan sumber belajar
atau sumber bahan ajar. Bahan ajar yang semula disampaikan di sekolah secara klasikal, lalu
dapat diubah menjadi pembelajaran yang diindividualisasikan melalui jaringan internet yang
dapat diakses oleh siapapun dari manapun secara individu. Inilah tantangan profesi guru.
186 digantikan oleh teknologi informasi, atau guru yang memanfaatkan teknologi informasi
untuk menunjang peran profesinya. Melalui penerapan dan pemilihan teknologi informasi
yang tepat (sebagai bagian dari teknologi pendidikan), maka perbaikan mutu yang
konsisten/konstan akan mendorong orientasi pada perubahan untuk memperbaiki secara terus
menerus dunia pendidikan. Adanya revolusi informasi dapat menjadi tantangan bagi lembaga
pendidikan karena mungkin kita belum siap menyesuaikan. Sebaliknya, hal ini akan menjadi
peluang yang baik bila lembaga pendidikan mampu menyikapi dengan penuh keterbukaan
dan berusaha memilih jenis teknologi informasi yang tepat, sebagai penunjang pencapaian
mutu pendidikan. Pemilihan jenis media sebagai bentuk aplikasi teknologi dalam pendidikan
harus dipilih secara tepat, cermat dan sesuai kebutuhan, serta bermakna bagi peningkatan
Guru yang professional dituntut harus mampu berperan selaku manajer yang baik
yang didalamnya harus mampu melangsungkan seluruh tahap-tahap aktivitas dan proses
pembelajaran dengan manajerial yang baik sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan
dan harus mampu menguasai situasi belajar mengajar didalam kelas maupun
diluar kelas
Secara garis besarnya faktor-faktor yang mempengaruhi guru professional antara lain
sebagai berikut:
a) Status Akademik
pekerjaan yang bersifat profesi adalah pekerjaan yang hanya dilakukan oleh mereka
yang secara khusus dsisiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan lainnya.
Untuk menciptakan tenaga-tenaga professional tersebut pada dasarnya
praktek adalah cara melakukan apa yang tersebut dalam teori (W.J.S.
Porwadarminta 1999:99)
b) Pengalaman Belajar
mereka, dan hal tersebut banyak menjadi keluhan, serta banyak pula dijumpai
guru yang mengeluh karena sulit untuk menciptakan suasana kegiatan belajar
yang berlangsung.
Rasa cinta tumbuh dari naluri kemanusiaan dan rasa cinta akan
cinta biasanya orang yang keadaanya dalam paksaan orang lain, maka dalam
d) Berkepribadian
umat manusia.
dapat melaksanakan tugasnya dengan efektif dan efisien, maka guru perlu
1. Kompetensi Pribadi
yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi
kepribadian melliputi :
a) Kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak sesuai dengan
disegani.
2. Kompetensi Profesional
psikologis
kepadanya
yang lain
3. Kompetensi Sosial
4. Kompetensi Pedagogik
akademik
2.6 Upaya-Upaya untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru
guru. Jalan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Profesionalisme guru antara
lain:
yang cukup (gaji yang memadai). Perlu ditata ulang sistem penggajian guru agar
gaji yang diterimanya setiap bulan dapat mencukupi kebutuhan hidup dirinya dan
tidak perlu guru bersusah payah untuk mencari nafkah tambahan di luar jam
tampil prima di depan kelas. Jika mungkin, seorang guri dapat meningkatkan
profesinya dengan menulis buku materi pelajaran yang dapat digunakan diri
sendiri untuk mengajar dan membantu guru-guru lain yang belum mencapai
tingkatnya. Hal ini dapar lebih menyejahterakan kehidupan guru dan akan lebih
meningkatkan status sosial guru. Guru akan lebih dihormati dan dikagumi oleh
anak didiknya. Jika anak didik mengagumi gurunya maka motivasi belajar siswa
2. Kurangi beban guru dari tugas-tugas administrasi yang sangat menyita waktu.
guru, dibuat oleh suatu tim di Diknas atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) yang disesuaikan dengan kondisi daerah dan bersifat fleksibel (bukan
harga mati) lalu disosialisasikan kepada guru melalui sekolah-sekolah. Hal ini
dapat dijadikan sebagai pegangan guru mengajar dalam mengajar dan membantu
pelatihan tanpa beban biaya atau melengkapi sarana dan kesempatan agar guru
dapat banyak membaca buku-buku materi pelajaran yang dibutuhkan guru untuk
memoerdalam pengetahuannya.
4. Pembinaan perilaku kerja. Studi-studi sosiologi sejak zaman Max Weber di awal
abad ke-20 dan penelitian manajemen dua puluh tahun belakangan bermuara pada
5. Penciptaan waktu luang. Waktu luang sudah lama menjadi sebuah bagian proses
6. Memahami tuntutan standar profesi yang ada. Upaya memahami tuntutan standar
profesi yang ada (di Indonesia dan yang berlaku di dunia) harus ditempatkan
Hal ini didasarkan kepada beberapa alasan sebagai berikut: Pertama, persaingan
profesi secara global, dan tuntutan masyarakat yang menghendaki pelayanan yang
lebih baik. Cara satu-satunya untuk memenuhi standar profesi ini adalah dengan
membuka diri yakni mau mendengar dan melihat perkembangan baru di
bidangnya.
memadai maka guru memiliki posisi tawar yang kuat dan memenuhi syarat yang
dibutuhkan.
8. Membangun hubungan kerjawatan yang baik dan luas temasuk lewat organisasi
profesi. Upaya membangun hubungan kerjawatan yang baik dan luas dapat
dilakukan dengan membina jaringan kerja atau networking. Guru harus berusaha
untuk mengetahui aoa yang telah dilakukan oleh sejawatnya yang sukses.
bermutu tinggi. Selanjutnya upaya menmbangun etos kerja atau budaya kerja yang
didanai, diandakan, dikontrol oleh dan untuk kepentingan publik. Oleh karena itu
dan ide-ide baru bidan teknologi pendidikan seperti media presentasi, computer
akhirnya memerlukan adanya dukungan dari semua puhak yang terkait agar benar-
2.7 Dunia Pendidikan Indonesia Menghadapi MEA Pada tahun 2015 kesepakatan
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau Pasar Ekonomi ASEAN mulai berlaku.
Kesepakatan ini tak hanya berdampak pada sektor ekonomi, tapi juga sektor-sektor
manusia yang kompetitif. Era perdagangan bebas ASEAN, harus disambut oleh dunia
pendidikan dengan cepat, agar sumber daya manusia Indonesia siap menghadapi
persaingan yang semakin ketat dengan negara-negara lain.. Mengacu pada faktor
188 kekayaan sumberdaya alam hanya (10%), maka pendidikan di Indonesia harus
berbagai ketrampilan yang ada. Ketrampilan ini bisa diupayakan dengan cepat karena
siswa akan diajarkan bagaimana cara bekerja yang kreatif dan inovatif. Sedangkan
mengelola sumber daya manusia seperti, kepemimpinan, kerja sama serta komunikasi.
Disamping itu peningkatan peran pemerintah dalam menyelesaikan masalah
representatif agar dapat menggali potensi siswa ( tidak sekedar hardskill, namun juga
kesejahteraan guru di Indonesia, karena guru merupakan salah satu tonggak untuk
siswa yang cerdas, terampil, bermoral dan berpengetahuan luas. Sehingga sepantasnya
berkualitas, serta dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Dengan
akan memiliki rasa percaya diri serta motivasi yang tinggi untuk mengembangkan diri
secara optimal, sehingga dapat diyakini bahwa Indonesia mampu bersaing secara
jawab semata dari guru tersebut, akan tetapi semua elemen yang mendukung dalam
kondusi tersebut apabila tidak ada kesiapan secara baik akan berdampak terhadap
sudah berkembang dengan pesat. Perbaikan sumber daya dalam hal ini adalah guru
merupakan prioritas,perbaikan dalam hal jangka panjang untuk menyiapkan
Penguasaan teknologi informasi saat ini merupakan hal yang sangat penting, melihat
perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat pada saat ini. Perkembangan
sebagai salah satu komponen pendidikan harus mampu beradaptasi juga, langkah awal
yang harus dilakukan adalah menumbuhkan minat guru terhadap teknologi informasi
teknologi informasi. Sebagai contoh sekolah memberikan instruksi kepada guru agar
terbiasa guru akan mudah menguasai teknologi informasi, tentunya juga harus
didukung sarana yang memadai dari sekolah. Pengembangan kemampuan guru dalam
Apabila hal tersebut mampu dikuasai oleh guru, maka akan mudah guru untuk
menghadapai MEA dan siap bersaing dengan SDM dari negara anggota MEA serta
PENUTUP
3.1 Simpulan
Problematika pendidikan Indonesia saat ini terletak pada sistem dan sumber daya
manusia nya yang masih belum bisa bersinergi, sehingga aturan yang dibuat kadang kala
terkadang enggan untuk menuruti aturan yang berlaku. Masalah tersebut mempunyai
190 dampak yang sangat besar terhadap pendidikan, karena hubungan nya langsung dengan
untuk bisa bekerja dalam koridor profesionalisme.Guru adalah pekerja profesi oleh karena itu
keras secara terlatih tanpa adalanya persyaratan tertentu. Tantangan yang menghadang di
depan dalam mewujudkan profesionalisme guru adalah bagaimana guru mampu menguasai
teknologi dan informasi, desentralisasi dan sentralisasi dalam pendidikan sehingga terkadnag
membatasi gerak guru untuk menggeluarkan kemempuannya. Dan tantangan yang paling
besar adalah adanya MEA yang mengharuskan SDM di Indonesia mampu bersaing dengn
pendidikan. Bahkan pada pendidikan anak usia dini matematika sudah mulai
kehidupan sehari-hari
dan kemajuan zaman dengan sendirinya pemanfaatan dan penguasaan IPTEK mutlak
diperlukan untuk mencapai kesejahteraan bangsa, serta visi dan misi IPTEK
dirumuskan sebagai panduan untuk mengoptimalkan setiap sumber daya IPTEK yang
Pentingnya matematika tidak lepas dari perannya dalam segala jenis dimensi
menghitung dan mengukur. Dengan demiian, ilmu matematika memiliki peran yang
3.2 Saran
baik dari jajaran pembuat keputusan sampai pelaksana keputusan. Sinergi semua lini harus
dilakukan agar perbaikan mutu guru dalam berbagai kemampuan dapat terwujud. Melihat
tantangan yang ada di depan yang snagat terjal, solusinya memang harus saling bahumembahu
matematika serta kuantitas-kualitas penelitian matematika di Indonesia. Selain itu, juga harus
melakukan evaluasi agar ditemukan berbagai solusi dalam menghadapi ancaman dan tantangan
globalisasi, khususnya dibidang IPTEK dengan pelajaran matematika. Bila hal tersebut
dilakukan dengan perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang intensif, niscaya IPTEK di
Indonesia tidak akan tertinggal karena aspek pembelajaran matematika telah berkembang
DAFTAR RUJUKAN
- Drs. H. Sugito,M.Si, Pendidikan Sejarah Perjuangan dan Jati Diri PGRI (Jakarta :
Gegerkalong hilir
- http://file.upi.edu/Direktori/Fpmipa/PROD._ILMU_KOMPUTER/19660101199103I-
WAWAN_SETIAWAN/22._profesionalisme_guru.pdf
KEDEPAN
supervisi pengajaran.
Karya Nusa.