Anda di halaman 1dari 17

TUGAS INDIVIDU

Pentingnya Meningkatkan Mutu Kualitas Pendidikan Dikalangan SMA

Mata Kuliah : Pengantar Pendidikan


Nama Dosen : Dr. H Syarif Hidayat M.Pd

Disusun Oleh :
Nama : Souvanni Rizka Andani
NPM : (32) 201712500463

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
Pentingnya Meningkatkan Mutu Kualitas Pendidikan.

Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Jakarta, Oktober 2017

Souvanni Rizka Andani

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................2
B. Rumusan Masalah..........................................................................2
C. Tujuan Umum Makalah.................................................................2
D. Tujuan Khusus Makalah................................................................2
E. Manfaat Penulisan..........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
A. Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran.......................................3
B. Peningkatan Mutu Belajar............................................................6
C. Kualitas Pendidikan......................................................................8
D. Peningkatan Mutu Pendidikan......................................................9
BAB III PENUTUP......................................................................................12
A. Simpulan....................................................................................12
B. Saran..........................................................................................12

DAFTAR PUSAKA.....................................................................................13
LAMPIRAN LAMPIRAN...........................................................................14
A. Biodata.........................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Mutu pendidikan sering diartikan sebagai karakteristik jasa pendidikan yang
sesuai dengan kriteria tertentu untuk memenuhi kepuasan pengguna (user) pendidikan,
yakni peserta didik, orang tua, serta pihak-pihak berkepentingan lainnya. Dalam menjaga
mutu proses tersebut, diperlukan adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses
dan segala komponen pendukungnya.

Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam proses kerjanya
selalu berhadapan dengan uncertainty and interdependence Maksudnya mekanisme kerja
(produksi) di lembaga pendidikan secara teknologis tidak dapat dipastikan karena kondisi
input dan lingkungan yang tidak pernah sama sekali sama. Selain itu proses pendidikan di
sekolah juga tidak terpisahkan dengan lingkungan keluarga maupun pergaulan peserta didik
(Depdiknas, 2009:1).

Peningkatan kualitas pendidikan merupakan faktor utama yang menentukan


keberhasilan pembangunan bangsa. Kualitas pendidikan memiliki arti bahwa lulusan
pendidikan memiliki kemampuan yang sesuai, sehingga dapat memberikan kontribusi yang
tinggi bagi pembangunan. Kualitas pendidikan, terutama ditentukan oleh proses belajar
mengajar tersebut guru memegang peran yang penting. Guru adalah kreator proses belajar
mengajar. Ia adalah orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk
mengkaji apa yang menarik dan mampu mengekspresikan ide-ide dan kretivitasnya dalam
batas-batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten.

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional,


Undang-Undang RI nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan
emerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan guru
adalah pendidik professional. Menurut Suyanto (2007:7) guru yang professional harus
selalu berubah dari praktek lama, dan bahkan juga harus bisa meninggalkanmetode lama
untuk menghadapi tantangan professional kini dan mendatang dengan caradan metode yang
sama sekali baru. Adanya Kurikulum yang baik, perpustakaan yang lengkap, laboratorium
yang canggih, ketersediaan komputer dan internet tidak akan ada artinya dalam
memperbaiki mutu pendidikan bila guru-gurunya tidak bermutu dan tidak mencintai
profesinya.

Guru bermutu adalah guru yang menguasai ilmu yang diajarkan sekaligus
menguasai ketrampilan mengajar. Guru kelas adalah guru yang bertanggung jawabterhadap
suatu kelas, baik dalam proses pembelajaran maupun administrasi kelas yang dikelolanya.
Setiap guru kelas mempunyai tugas ganda, yaitu sebagai wali kelas danguru beberapa
bidang studi. Peran guru yang demikian kompleks itu mempunyaibeban yang lebih tinggi
dibanding guru bidang studi, seperti IPA, IPS, dan sebagainya.

1
Kekompleksan tugas guru tersebut menuntut konsekuensi logis bagi guru untuk
menguasai beberapa mata pelajaran dan metode pengajarannya sehingga keadaan ini dapat

menghambat gerak kreativitas guru yang pada akhirnya akan mempengaruhi


kinerja guru itu sendiri dalam melaksanakan pembelajaran (Wayan, 2004:1). Sardiman
(2005:125) mengemukakan guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses
mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang
potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di
kependidikan harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai
tenaga profesional,sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa saja kompetensi guru dalam pembelajaran?
2. Apa tujuan dari pembelajaran?
3. Bagaimana cara meningkatkan mutu pembelajaran?
4. Bagaimana kualitas pendidikan saat ini?

C. Tujuan Umum Makalah


Sebagai acuan untuk memajukan kualitas pendidikan, menjadigan motivasi guru agar
dapat menjalankan tugasnya dengan semestinya, membangun kesadaran kepada para siswa,
mendisiplinkan siswa, memcerdaskan siswa, memberikan ulasan yang membangun.

D. Tujuan Khusus Makalah


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan dan pengetahuan
kepada mahasiswa mengenai Pentingnya Meningkatkan Mutu Kualitas Pendidikan di
Kalangan SMA dan juga sebagai tugas pengantar pendidikan

E. Manfaat Penulisan

1. Bagi Pemerintah, Bisa dijadikan sebagai sumbangsih dalam meningkatkan


kualitas pendidikan di Indonesia.
2. Bagi Guru, Bisa dijadikan sebagai acuan dalam mengajar agar para peserta
didiknya dapat berprestasi lebih baik dimasa yang akan datang.
3. Bagi Mahasiswa, Bisa dijadikan sebagai bahan kajian belajar dalam rangka
meningkatkan prestasi diri pada khususnya dan meningkatkan kualitas
pendidikan pada umumnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran


Jenis kompetensi guru :
1. Kepribadian yang mantap dan stabil
2. Kepribadian yang dewasa
3. Kepribadian yang aktif
4. Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan
Kualitas profesi sangat berbeda antara satu orang dengan orang lainnya dan dari satu
organisasi dengan organisasi lainnya, hal ini sangat bergantung pada lima hal, yaitu:
1. Teori pokok (subtantive theory) bidang keahlian yang jelas dengan
berbagai teknik aplikasinya dalam mengamalkan profesionalisme
dilapangan
2. Praktik baku yang tervalidasi (validated practice) yakni sebuah
prosedur operasional yang dimonopoli oleh kelompok profesi.
3. Otonomi profesi yang berbasis penelitian yang objektif demi tegaknya
kebenaran akademik.
4. Organisasi profesi yang memberi wadah kepada anggota untuk
memperjuangkan hak hak profesi mereka.
5. Prestise dan penghargaan atas profesi sebagai aktualisasi keempat
unsur diatas yang sangat beragam di masyarakat.
Jabatan guru sebagai profesi menuntut adanya keahlian dan
keterampilan khusus dibidang pendidikan dan pengajaran. Guru
profesional adalah guru yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang langsung menyetuh masalah inti pendidikan.
Intinya adalah pengetahuan dan keterampilan mengenai cara dan
strategi mengarahkan proses sedang mengikuti dan terlibat dalam proses pendidikan dan
pembelajaran.
Menurut Rosenshine dan Hoy pembelajaran yang efektif diperlukan kemampuat
seperti :
1. Kemampuan meninjau kembali dan mengecek kembali pembelajaran
yang telah lalu dan jika perlu dilakukan pembahasan ulang.
2. Kemampuan mengajar materi baru, mengajar dengan bertahap dan
menggunakan berbagai contoh.
3. Kemampuan menyiapkan bimbingan praktis, mengulang kembali
pembelajaran atas pertanyaan siswa, pemberian masalah masalah
praktis, dan mendengarkan miskonsepsi yang terjadi, dan terus

3
mengulang-ulang sehingga 80 % siswa memahaminya.
4. Kemampuan memberikan kebaikan dan koreksi atas pertanyaan
pertanyaan siswa.
5. Kemampuan menyiapkan praktik mandiri bagi siswa baik dalam
bentuk kerjakelompok maupun penugasan.
6. Kemampuan meninjau kembali pembelajaran yang lalu secara
mingguan dan bulanan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada
pasal 10 ayat (1) menyatakan bahwa Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi

A. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Sub
kompetensi dalam kompetensi Pedagogik adalah :
1. Memahami peserta didik secara mendalam
2. Merancang pembelajaran,teermasuk memahami landasan pendidikan untuk
kepentingan pembelajaran
3. Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar ( setting) pembelajaran
dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
4. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang meliputi merancang
dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan denga berbagai metode,menganalisis hasil evaluasi proses
dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level),
dan memamfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas
program pembelajaran secara umum.
5. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya
meliputi memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi
akademik, dan memfasilitasipeserta didik untuk mengembangkan berbagai
potensi nonakadem

B. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan personal yang


mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Sub

4
kompetensi dalam kompetensi kepribadian meliputi :
1. Kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak sesuai
dengan norma sosial, bangga menjadi guru, dan memiliki konsistensi
dalam bertindak sesuai dengan norma.
2. Kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian dalam
bertindak sebagai pendidik dan memiliki etod kerja sebagai guru.
3. Kepribadian yang arif adalah menampilkan tindakan yang didasarkan
pada kemamfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat dan menunjukkan
keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
4. Kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki perilaku yang
berpengaruh positif terhadappeserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
5. Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan meliputibertindak sesuai
dengan norma religius (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong) dan
memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

C. Kompetensi Profesional

Kompetensi Profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan


mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan
substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan
metodologi keilmuannya.
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung pelajaran yang dimampu.
2. Mengusai standar kompentensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang dimampu.
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang dimampu secara kreatif.
4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif.
5. Memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan mengembangakan diri.

D. Kompetensi Sosial

Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar.
1. Bersikap inkulif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena
pertimbanganjenis kelamin, agara, raskondisifisik, latar belakang keluarga, dan status
sosial keluarga.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua dan masyarakat.

5
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang memiliki
keragaman socialbudaya.
4. Berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan

B. Peningkatan Mutu Belajar

A. Pentingnya Pendidikan
Peranan pendidikan sangat besar dalam mempersiapkan dan mengembangkan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal yang mampu bersaing secara sehat tetapi
juga memiliki rasa kebersamaan dengan sesama manusia meningkat. Ilmu
pendidikan termasuk salah satu cabang ilmu pengetahuan yang sifatnya praktis karena
ilmu tersebut ditujukan kepada paraktek dan perbuatan-perbuatan yang
mempengaruhi anak didik. Mendidik bukanlah Perbuatan sembarangan karena
menyangkut kehidupan dan nasib anak manusia untuk kehidupan selanjutnya, yaitu
manusia sebagai makhluk yang bermartabat dengan hak-hak asasinya. Itulah
sebabnya melaksanakan pendidikan merupakan tugas moral yang tidak ringan.
Pendidikan adalah pengembangan Sumber Daya Manusia, definis-definisi dari
yang klasik samapi pada definisi yang kontemporer mengenai pendidikan pada
dasarnya mengimplikasikan usaha untuk mengembangkan manusia itu. Bahwa
manusia itu perlu pendidikan dengan kata lain manusia tanpa pendidiukan maka
manusia ijtu tidak akan menjadi sempurna. Harold G. Shane yang menyatakan bahwa
pendidikan adalah :
1). Suatau cara yang mapan untuk memperkenalkan peserta didik pada pengembalian
keputusan terhadap berbagai persoalan
2). Pendidikan dapat dipakai untuk menanggulangi masalah sosial tertentu
3). Pendidikan dapat memperlihatkan kemampuan yang meningkat untuk menerima
dan mengimplementasikan alternatif-alternatif baru
4). Pendidikan diyakini sebagai alternatif terbaik yang dapat ditempuh masyarakat
untuk membimbing perkembangan manusia.
Sedemikkiian pentingnya pendidikan dalam upaya mencerdaskan kehidupan
bangsa, meningaktakan kesejahteraan masyarakat, dan membangun dan membangun
martabat bangsa, maka pemerintah berusaha memberikan perhatian yang sungguh-
sungguh untuk mengatasi berbagai masalah di bidang peningkatan pendidikan mulai
dari tingkat dasar, menengah, sampai tingkat tinggi. Perhatian tersebut antara lain
ditujukan dengan cara menyediakan alokasi anggran yang berarti. Serta ,membuat
kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan usaha meningkatkan mutu pendidikan.
Bahkan yang lebih penting lagi adalah terus melakukan berbagai macam ikhtiar
guna memperluas kesempatan bagi masyarakat dalam memperoleh penmdidikan pada
semua jenjang yang ada.

6
Dalam aspek kinerja, sistem pendidikan belum sesuai dengan harapan
nasional. Akan tetapi cenderung menurun dan jauh dari standar internasional.
Pengamatan menunjukan bahwa tekanan dalam proses pembelajaran terlalu
diberikan pada aspek akademik/intelektual. Semua mata pelajaran membebankan
pada aspek pengetahuan tanpa membedakan hakikat pembelajaran itu sendiri.
Proses belajar dari dalam diri peserta didik murid SMA itu sendiri sangat
dibutuhkan untuk terus menggali dan suka belajar. Oleh karena hal itulah,
pembelajaran yang berfokus pada peserta didik yang menekankan pada prestasi
belajar, kebutuhan dan kemampuan individu peserta didik, menjanjikan model
belajar, yang baik dan kompeten untuk dapat mengembangkan kualitas sumber
daya manusia yang dibutuhkan masyarakat, seperti kreativitas, kepemimpinan,
rasa percaya diri, kemandirian, kedisiplinan, kekritisan dalam berpikir
kemampuan berkomunikasi, dan bekerja dalam tim serta wawasan global untuk
dapat selalu beradaptasi terhadap perubahandan perkembangan zaman.
Sekolah Menengah Atas harus mengembankan pembelajaran bagi para guru
dengan cara menyegarkan kembali prinsip pembelajaran agar proses pembelajaran
menjadi lebih kreatif, inovatif dan menyenangkan bagi kedua belah pihak guru
dan peserta didik. Korelasi antara guru dan peserta didik yang dimaksud, agar
siswa dan siswi aktif dan mau berpartisipasi dalam proses pembelajaran untuk mencapai
prestasinya, dalam arti murid bukan aktif hanya sekedar mengerjakan tugas semata tetapi
turut serta berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
Fakta-fakta tersebut menyatakan bahwa sudah saatnya proses belajar mengajar beralih
pada penekankan pada keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu peserta didik.
Dalam kaitannya dengan prestasi belajar peserta didik, keinginan belajar merupakan hal
yang penting dalam proses belajar, karena belajar dengan keinginan akan mendorong
siswa dan siswi untuk belajar lebih baik daripada belajar tanpa keinginan.
Tujuan pendidikan berhubungan erat dengan tujuan dan pandangan hidup pendidik
sendiri. Nyatalah, bahwa untuk mendidik itu diperluakn suatu syarat yang mutlak.
Pendidik sendiri harus telah memiliki (mempersatukan diri dengan) norma-norma tertentu
sehingga ia dapat disebut orang yang berkpribadian.
a). Tujuan Umum
Tujuan umum ialah tujuan di dalam pendidikan yang seharusnya menjadi tujuan
orang tua atau pendidik lain, yang telah ditetapkan oleh pendidik dan selalu
dihubungkan dengan kenyataan-kenyataan, yang terdapat pada anak didik itu
sendiri dan dihubungkan dengan syarat-syarat dan alat-alat untuk mencapai tujuan
umum itu.
b). Tujuan-tujuan tak sempurna
Tujuan tak sempurna atau tak lengkap ini ialah tujuan-tujuan mengenai segi-segi
kepribadian manusia yang tertentu yang hendak dicapai dengan pendidikan itu,
seperti keindahan, kesusilaan, keagamaan, kemasyarakatan, dan seksual.
7
c). Tujuan-tujuan sementara
tujuan-tujuan sementara ini merupakan tingkatan-tingkatan untuk menuju kepada
tujuan umum, untuk mencapai tujuan-tujuan sementara itu di dalam praktek harus
mengingat dan memperhatikan jalannya perkembangan pada anak. Tujuan
pendidikan menurut Dewey ialah membentuk manusia untuk menjadi warga negara
yang baik.

C. Kualitas Pendidikan
Pendidikan di Indonesia mengalami relevansi . rendahnya tingkat relevansi
pendidikan dengan kehidupan dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur.
Data BAPPENAS (1996) yang dikumpulkan sejak tahun 1990 menunjukan angka
pengangguran terbuka yang dihadapi oleh lulusan SMA sebesar 25,47%. Sebaliknya,
berbeda sekali dengan kesempatan kerja pada periode 1997-2003yang cenderung
memperhatinkan. Menurut data balitbang-diknas 1999, setiap tahunnya sekitar 3 juta
anak yang putus sekolah dan melanjutkan keperguruan tinggi, dan tidak mempunyai
keterampilan hidup sehingga menimbulkan masalah ketenaga kerjaan.
Adanya ketidak serasian antara hasil pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja
ini antara lain disebabkan oleh kurikulum yang masih sarat dengan materi yang kurang
fungsional, terhadap tuntutan masa depan peserta didik mengenai keterampilan dalam
dunia kerja. Hal ini terjadi karena belum terjalin kerjasama yang serasi antra dunia usaha
sebagai pengguna hasil pendidikan dengan lembaga pendidikan, serta kurangnya
penekanan pada aspek kreativitas dalam proses pembelajaran.

A. Kualitas Sekolah
Pada hakikatnya kualitas merupakan sasaran yang ingin dicapai oleh setiap
sekolah, baik dari sisi masukan instruksional, proses, maupun dari sisi keluaran yang
terukur secara objektif (tangible), dan yang berdasarkan penilaian subjektif
(intangible). 3Kualitas memiliki banyak arti dan kriteriayang berubah secara terus
menerus dan berkembang secara dinamis. Banyak pakar mencoba mendefinisikan
kualitas berdasarkan sudut pandangnya masing-masing. Sallis [1993:18] berpendapat
bahwa perbedaan makna dan penafsiran mengenai kualitas atau mutu pendidikan
disebabkan oleh hakikat mutu itu sendiri yang dinamis dan bernuansa emosional
serta moral. Mutu sebagai suatu konsep dapat digunakan sebagai sesuatu yang relatif
atau sesuatu yang absolut.
Dalam kehidupan sehari-hari orang memahami kualitas dalam konsep yang
absolut. Orang menerapkannya jika ingin menjelaskan tentang sesuatu yang mahal
dan mewah. Sebagai konsep yang absolut, kualitas disamaartikan dengan kebaikan,
keindahan, kecantikan, atau sesuatu yang ideal tanpa bandingan. Sesuatu yang
jarang ditemukan dan mahal harganya dipandang sebagai barang yang bermutu.

8
Sedang konsep relatif memandang mutu bukan sebagai sesuatu atribut atau
keterangan tentang sesuatu produk baik berupa barang atau jasa (goods and services)
tetapi sebagai sesuatu yang berasal dari produk itu sendiri. Dalam konsep relatif
tentang mutu, sesuatu barang atau jasa dikatakan berkualitas bukan hanya karena
memenuhi spesifikasi yang ditentukan (fitness for purpose or use), tetapi juga harus
sesuai dengan keinginan pelanggan (customers requirements).
Dalam hubungan ini Sallis [1993:24] merumuskan mutu sebagai sesuatu yang
paling memuaskan pelanggan dan memenuhi kebutuhan serta keinginan mereka.
Sejalan dengan ini, Creech [1996:154-156] berpendapat bahwa produk organisasi
merupakan titik fokus dari suatu organisasi. Produk tersebut diidentifikasi dan
didefinisikan dalam arti pelanggan, baik internal maupun eksternal. Semua elemen
dalam organisasi yang memengaruhi fokus produk memerlukan perhatian yang
seksama dari setiap orang di dalam organisasi itu secara sinergis, mereka tidak akan
muncul dan berdiri sendiri, baik tujuan bersama (purpose), kemajuan (progress),
kebanggaan (pride), dan profesionalisme.
Dalam konteks pendidikan, konsep mutu mengharuskan penyelenggara
pendidikan memahami dan menyadari bahwa produk lembaga pendidikan bukanlah
barang, melainkan jasa atau layanan pendidikan. Peserta didik bukanlah produk
sekolah melainkan layanan yang mereka terima dan menjadikan mereka lulusan
berkualitas. Hal ini berarti bahwa produksi barang sangat berbeda dengan produksi
jasa atau layanan. Industri layanan di dalam pendidikan meliputi segala bentuk uang
sekolah, upaya pengembangan, bimbingan terhadap peserta didik, orang tua atau wali,
dan para donatur atau sponsor. Pelanggan atau mereka yang berkepentingan di dalam
industri pelayanan itu sangat bervariasi. Keinginan dan kebutuhan mereka itu harus
dipenuhi secara berimbang. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa tujuan utama
sebuah sekolah adalah memenuhi keinginan dan kebutuhan peserta didik sebagai
stakeholderutama. Hal ini tidak berarti kepentingan stakeholderyang lain diabaikan.
Namun demikian, peserta didik tetap menjadi alasan mengapa suatu institusi
pendidikan didirikan dan mempertahankan reputasinya.

D. Peningkatan Mutu Pendidikan


Untuk meningkatkan mutu pendidikan kita perlu melihat dari banyak sisi. Telah
banyak pakar pendidikan mengemukakan pendapatnya tentang faktor penyebab dan
solusi mengatasi kemerosotan mutu pendidikan di lndonesia. Dengan masukan ilmiah
ahli itu, pemerintah tak berdiam diri sehingga tujuan pendidikan nasional tercapai.

Dalam persfektif makro banyak faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan,


diantaranya faktor kurikulum, kebijakan pendidikan, fasilitas pendidikan, aplikasi
teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam kegiatan

9
proses belajar mengajar, aplikasi metode, strategi dan pendekatan pendidikan yang
mutakhir dan modern, metode evaluasi pendidikan yang tepat, biaya pendidikan yang
memadai, manajement pendidikan yang dilaksanakan secara profesional, sumberdaya
manusia para pelaku pendidikan yang terlatih, berpengetahuan, berpengalaman dan
profesional (Hadis dan Nurhayati, 2010:3)
Berikut ini adalah elemen dasar bagaimana kita dapat meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia (Bull, 2010):

1. Insan Pendidikan Patut Mendapatkan Penghargaan Karena itu Berikanlah


Penghargaan

Manajemen Sumber Daya Manusia mengatakan, penghargaan diberikan untuk


menarik dan mempertahankan SDM karena diperlukan untuk mencapai saran-saran
organisasi. Staf (guru) akan termotivasi jika diberikan penghargaan ekstrinsik (gaji,
tunjangan, bonus dan komisi) maupun penghargaan instrinsik (pujian, tantangan,
pengakuan, tanggung jawab, kesempatan dan pengembangan karir). Manusia
mempunyai sejumlah kebutuhan yang memiliki lima tingkatan (hierarchy of needs)
yakni, mulai dari kebutuhan fisiologis (pangan, sandang dan papan), kebutuhan rasa
aman ( terhindar dari rasa takut akan gangguan keamanan), kebutuhan sosial
(bermasyarakat), kebutuhan yang mencerminkan harga diri, dan kebutuhan
mengaktualisasikan diri di tengah masyarakat.
Pendidik dan pengajar sebagai manusia yang diharapkan sebagai ujung tombak
meningkatkan mutu berhasrat mengangkat harkat dan martabatnya. Jasanya yang
besar dalam dunia pendidikan pantas untuk mendapatkan penghargaan intrinsik dan
ekstrinsik agar tidak termarjinalkan dalam kehidupan masyarakat.

2. Meningkatkan Profesionalisme Guru dan Pendidik

Kurikulum dan panduan manajemen sekolah sebaik apapun tidak akan berarti
jika tidak ditangani oleh guru profesional. Karena itu tuntutan terhadap
profesinalisme guru yang sering dilontarkan masyarakat dunia usaha/industri,
legislatif, dan pemerintah adalah hal yang wajar untuk disikapi secara arif dan
bijaksana.
Konsep tentang guru profesionalini selalu dikaitkan dengan pengetahuan
tentang wawasan dan kebijakan pendidikan, teori belajar dan pembelajaran,
penelitian pendidikan (tindakan kelas), evaluasi pembelajaran, kepemimpinan
pendidikan, manajemen pengelolaan kelas/sekolah, serta tekhnologi informasi dan
komunikasi.
Fenomena menunjukkan bahwa kualitas profesionalisme guru kita masih
rendah. Faktor-faktor internal seperti penghasilan guru yang belum mampu
memenuhi kebutuhan fisiologis dan profesi masih dianggap sebagai faktor
determinan. Akibatnya, upaya untuk menambah pengetahuan dan wawasan menjadi
terhambat karena ketidakmampuan guru secara financial dalam pengembangan
SDM melalui peningkatan jenjang pendidikan.
Hal itu juga telah disadari pemerintah sehingga program pelatihan mutlak
diperlukan karena terbatasnya anggaran untuk meningkatkan pendidikan guru.
Program pelatihan ini dimaksudkan untuk menghasilkan guru sebagai tenaga yang
terampil (skill labour) atau dengan istilah lain guru yang memiliki kompetensi.

10
3. Kurangi dan Berantas Korupsi

Menurut laporan BPK tahun 2003 lalu, Depdiknas merupakan lembaga


pemerintah terkorup kedua setelah Departemen Agama. Kemudian Laporan ICW
menyebutkan bahwa korupsi dalam dunia pendidikan dilakukan secara bersama-
sama (Amin Rais menyebutnya korupsi berjamaah) dalam berbagai jenjang mulai
tingkat sekolah, dinas, sampai departemen. Pelakunya mulai dari guru, kepala
sekolah, kepala dinas, dan seterusnya masuk dalam jaringan korupsi. Sekolah yang
diharapkan menjadi benteng pertahanan yang menjunjung nilai-nilai kejujuran justru
mempertotonkan praktik korupsi kepada peserta didik.
Korupsi itu berhubungan dengan dana yang berasal dari pemerintah dan dana
yang langsung ditarik dari masyarakat. Jika selama ini anggaran pendidikan yang
sangat minim dikeluhkan, ternyata dana yang kecil itupun tak luput dari korupsi. Hal
ini tidak terlepas dar kekaburan sistem anggaran sekolah. Kekaburan dalam sistem
anggaran (RAPBS) itu memungkinkan kepala sekolah mempraktikkan Pembiayaan
Sistem Ganda (PSG). Misalnya dana operasional pembelian barang yang telah
dianggarkan dari dana pemerintah dibebankan lagi kepada masyarakat.
Semakin terpuruknya peringkat SDM Indonesia pada tahun 2004, tak perlu
hanya kita sesali, melainkan menjadikannya sebagai motivasi untuk bangkit dari
keterpurukan. Jika kondisi itu mau diubah mulailah dari menerapkan konsep yang
berpijak pada akar masalah.

4. Berikan Sarana dan Prasarana yang Layak

Dengan diberlakukannya kurikulum 2004 (KBK), kini guru lebih dituntut untuk
mengkontekstualkan pembelajarannya dengan dunia nyata, atau minimal siswa
mendapat gambaran miniatur tentang dunia nyata. Harapan itu tidak mungkin
tercapai tanpa bantuan alat-alat pembelajaran (sarana dan prasarana pendidikan).

11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Guru merupakan salah satu kunci keberhasilan proses pendidikan. Ditangan Guru-lah
cita-cita pembangunan pendidikan nasional, kurikulum nasional,visi-misi lembaga
penyelenggara pendidikan hingga dan visi-misi sekolah dapat terwujud. Guru yang baik
akan mampu mengoptimalkan seluruh potensi sumber dan media belajar yang ada di
lingkungannya untuk pembelajaran yang optimal.
Menyadari bahwa pembelajaran bermakna akan berlangsung jika siswa terlibat secara
aktif dalam menemukan konsep melalui pengalaman langsung dengan media dan
sumber belajar. Untuk itulah maka, semua stakeholder harus berkomitmen secara penuh
dan bertahap memenuhi kebutuhan sumber dan media belajar.
Proses pembelajaran sebenarnya dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja.
Konsep seperti ini dikenal dengan BEBAS yaitu singkatan dari Belajar Berbasis Aneka
Sumber. Untuk itu maka pembangunan dan penyediaan sumber dan media belajar yang
open acces menjadi kebutuhan. Selain open access sumber dan media belajar juga harus
bersifat multi indrawi atau lebih dikenal dengan istilah multi media. Kebutuhan akan
tersedianya sumber dan media belajar yang multi indrawi didasarkan pada kerucut
pengalaman belajar yang disusun oleh Edgar Dale. Dalam teorinya E Dale menyatakan
semakin melibatkan indera dalam pembelajaran maka akan semakin memberikan
pengalaman belajar yang bermakna.
Salah satu prinsip dari teori behaviourisme ialah lingkungan berpengaruh dalam
perilaku. Paling sederhana dapat dilihat bahwa siswa tidak akan memiliki
motivasi belajar yang tinggi jika lingkungan belajar tidak tertata dengan baik. Untuk
itulah maka harus secara bertahap dilakukan pembenahan lingkungan belajar baik di
dalam maupun diluar kelas agar terbentuk lingkungan yang ASRI (aman, sehat, resik
dan indah).
Ujung dari proses pembelajaran ialah terbentuknya pengetahun, sikap dan perilaku
positif dalam diri siswa. Oleh karena itu faktor siswa dalam penataan dan peningkatan
mutu pembelajaran tidak dapat diabaikan. Penanaman sikap disiplin belajar, tertib
dalam pelaksanaan, tuntas dalam pekerjaan dan beramal baik dalam keseharian
merupakan hal-halpositif dalam pembelajaran di kelas.

B. Saran
Saya menyadari dalam pembuatan makalah mata kuliah pengantar tugas individu
yang berjudul Pentingnya Meningkatkan Mutu Kualitas Pendidikan di Kalangan
SMA ini mempunyai banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kriktik dan saran yang bersifat membangun sangat diperlukan untuk
kedepannya agar lebih baik lagi.
12
DAFTAR PUSAKA

Sulastri,Sri.,MPd.dkk.2016.Pengantar pendidikan.Jakarta:Unindra.

Hidayat,Syarif.,H.Dr.,M.Pd.2012.Pofesi Kependidikan; Teori dan Praktik di Era


Otonomi.Tangerang:Pustaka Mandiri.

Nanang, F.2000.Manajemen Berbasis Sekolah; Pemberdayaan sekolah dalam rangka


Peningkatan Mutu dan Kemandirian Sekolah.Bandung:CV Andira

Danim,Sudarwan.2002.Inovasi pendidikan dalam upaya peningkatan Profesionalisme


Tenaga kependidikan.Bandung:CV Pustaka Setia.

Karsidi,Ravik.2005.Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Penerapan Teknologi


BelajarJarak Jauh:Solo

Fauziddin,Moh.2012.Buku Ajar Pengantar Pendidikan:Kediri

Wibawa,Basuki.2017.Menejemen Pendidikan Teknologi Kejujuran dan


Vokasi.Jakarta:Bumi Aksara

13
LAMPIRAN LAMPIRAN

BIODATA MAHASISWA

Biodata Pribadi

Nama : Souvanni Rizka Andani


NPM : 201712500463
Tempat tanggal lahir : Bogor, 5 Maret 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
No. Hp : 089
Alamat : Jl. Letkol ATS Caringin 1 RT04/01 No. 14
Riwayat Pendidikan : TK NURUL ULUM BOGOR
SDN SEMPLAK 1 BOGOR
SMPN 6 BOGOR
MAN 1 KOTA BOGOR

14

Anda mungkin juga menyukai