Anda di halaman 1dari 8

TEORI KEMAGNETAN

Makalah ini disusun sebagai Tugas Pengganti pada Mata Kuliah Dasar
Kelistrikan dan Instrumentasi

Disusun Oleh:

Fitria Ramadayanti (3334170070)

TEKNIK METALURGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON - BANTEN
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan magnet.
Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu
Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu yang kini
bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki) di mana terkandung batu magnet yang
ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut.
Teori tentang magnet tidak terlepas dari penjelasan tentang listrik. Bahkan
kemagnetan adalah merupakan gejala yang dihasilkan oleh perilaku listrik. Setiap atom
terdapat elektron-elektron yang yang selalu bergerak mengelilingi inti (proton dan
neutron). Gerakan elektron inilah yang menghasilkan gaya-gaya magnet. Gaya magnet
berbentuk lingkaran tertutup di luar elektron pada saat elektron bergerak.
Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan
magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau magnet tidak tetap. Magnet
yang sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian magnet
2. Untuk mengetahui tentang teori kemagnetan
3. Untuk mengetahui tentang Fluks Magnet
4. Untuk mengetahui tentang alat yang mengimplementasikan prinsip kemagnetan
BAB II

Teori Dasar

2.1 Pengertian

Magnet ialah sejenis logam yang juga dikenali dengan nama besi berani. Magnet
mempunyai kuat medan yang dapat menarik butir-butir besi lain ke arahnya. Kata magnet
berasal dari bahasa Greek “magnítis líthos” (ìáãíÞôçò ëßèïò) yang berarti “batu magnesia”.
Disebut demikian karena magnet mula-mula dijumpai di suatu daerah Asia kecil bernama
Magnesia. Suatu keunikan yang ada pada magnet ini ialah apabila magnet itu digantung,
arah yang ditunjukkannya ialah utara-selatan. Magnetit sendiri bisa berarti batu.

2.2 Teori Kemagnetan

Untuk menjelaskan tentang magnet, Weber telah mengemukakan teorinya yang


disebut dengan hipotesis Weber yang isinya sebagai berikut :

 Bahan magnetik terdiri atas atom-atom magnetik yang disebut magnet elementer.
Setiap magnet memiliki kutub utara dan kutub selatan. Ketka magnet dipotong, maka
potongan-potongan tersebut akan menjadi magnet baru yang juga mempunyai kutub
utara dan kutub selatan. Jika pemotongan terus dilakukan hingga sekecil-kecilnya,
maka akan terbentuk atom magnet. Atom magnet tersebut pun akan memiliki kutub
utara dan kutub selatan.
 Pada bahan yang belum menjadi magnet, maka magnet elementernya belum tersusun
dengan teratur. Sehingga kutub utara sebuah magnet elementer terhubung dengan kutub
selatan pada magnet elementer yang lain. Dengan demikian, magnet-magnet elementer
pada bahan tersebut terangkai seperti lingkaran.
 Pada bahan yang sudah menjadi magnet, magnet elementer sudah tersusun dalam
barisan yang teratur dengan pola lurus. Kutub utara bertemu dengan kutub selatan
dengan berurutan.
 Magnet elementer besi mudah diarahkan sehingga besi lebih mudah dijadikan magnet.
Akan tetapi sifat kemagnetan besi mudah hilang. Sedangkan magnet elemeter baja
sangat sukar diarahkan, akan tetapi ketika sudah bisa diarahkan, sifat kemagnetannya
akan bertahan lama.

2.3 Fluks Magnet

Gambar 2.1 Fluks Magnet

Fluks Magnet adalah ukuran ataupun jumlah medan magnet B yang melewati Luas
Penampang tertentu misalnya Kumparan Kawat dan dalam hal ini sering disebut juga
dengan Kerapatan Medan Magnet. Fluks Magnetik yang melalu bidang tertentu itu
sebanding dengan nilai jumlah medan magnet yg melalui bidang tersebut dan jumlah ini
sudah termasuk kedalam pengurangan atas medan magnet yg berlawanan arah.

Sehingga jika medan Magnet yg seragam tersebut dapat melalui bidang dengan
tegak lurus maka Nilai Fluks Magnetik tersebut dapat dipaeroleh dari perkalian antar
Medan Magnet dan Luas Bidang yg dilalui-nya. Perlu kalian ketahui sebagai Pelajar bahwa
Satuan Fluks Magnetik dalam Satuan Internasional menggunakan Satuan weber (Wb)
yakni sebuah Satuan Turunan dari Volt Detik dan Satuan Fluks Magnetik Dalam Sistem
CGS menggunakan Satuan Maxwell.
2.4 Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Gambar 2.2 Magnetic Resonance Imaging

MRI adalah singkatan dari Magnetic Resonance Imaging. MRI adalah cara yang
dilakukan oleh dokter untuk membantu dalam mendiagnosis kondisi atau penyakit apa
yang menyerang organ-organ tubuh yang diperiksa. Alat ini sangat membantu dan
mempermudah dokter dalam mendiagnosis suatu kondisi karena hasil pemindainnya
berupa gambar dengan resolusi tinggi. Hasil dari pemindaian alat ini berupa foto-foto
digital yang tersimpan di dalam komputer.

MRI memanfaatkan sifat inti hydrogen (proton) yang terdapat didalam tubuh.
Atom hydrogen sangat banyak terdapat dalam tubuh karena tubuh kita sebagian besarnya
adalah air. Inti-inti hidrogen berputar kearah yang bermacam-macam. Saat berada dalam
medan magnet yang dihasilkan oleh MRI, arah putaran inti-inti hidrogen menjadi selaras.
Sebagian inti hidrogen akan searah dengan arah medan magnet, dan sebagian nya lagi
berlawanan arah dengan arah medan magnet. Jumlah keduanya hamper sama.

Proses yang terjadi selanjutnya adalah MRI mengarahkan gelombang radio tertentu
ke bagian tubuh yang diperiksa. Energi dari gelombang radio akan diserap oleh inti-inti
hidrogen yang ‘tidak berpasangan’ sehingga arah putar nya berubah. Bagian inilah yang
disebut sebagai “Resonansi” MRI. Ketika gelombang dimatikan, proton-proton hidrogen
perlahan kembali ke keadaan awalnya sambil melepas energi yang diserap dari gelombang
radio. MRI memiliki semacam kumparan penerima yang menerima gelombang energi
yang yang dikeluarkan oleh proton tersebut. Selanjutnya sinyal-sinyal yang diterima di
terjemahkan oleh komputer menjadi sebuah gambar.

Gambar 2.3 Gambar Hasil MRI


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Magnet mempunyai kuat medan yang dapat menarik butir-butir besi lain ke arahnya.

2. Fluks Magnet adalah ukuran ataupun jumlah medan magnet yang melewati Luas
Penampang tertentu.

3. Alat-alat yang mengimplementasikan prinsip kemagnetan diantara nya Magnetic


Resonance Imaging, Kereta Magnetically Levitated (Maglev), dan Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.elangsakti.com/2013/04/magnet-teori-tentang-gejala-kemagnetan.html (diakses
pada Jumat, 19 April 2019, pukul 21.24 WIB)

https://rumusrumus.com/fluks-magnetik/# (diakses pada Jumat, 19 April 2019, pukul 21.57


WIB)

https://materikimia.com/kemagnetan-dan-pemanfaatannya-dalam-produk-teknologi-kelas-9/
(diakses pada Jumat, 19 April 2019, pukul 22.31 WIB)

https://sehatafiat.com/mri/ (diakses pada Sabtu, 20 April 2019, pukul 13.42 WIB)

https://www.myrightspot.com/2018/08/Bagaimana-Prinsip-kerja-Mesin-MRI.html (diakses
pada Sabtu, 20 April 2019, pukul 14.19 WIB)

Anda mungkin juga menyukai