Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk Tuhan yang dikaruniai pikiran. Inilah salah
Inilah salah satu keistimewaan manusia dibandingkan dengan makhluk lain
ciptaan-Nya. Dengan karunia itu manusia memiliki kemampuan untuk dapat
mengembangkan dirinya, bekerja mengolah dan mengelola alam, yang
semuanya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, berkembang pula ilmu pengetahuan
manusia. Dengan segala kemampuan daya akalnya, manusia berusaha
mencari, menemukan, dan menciptakan teknologi untuk menunjang
kehidupannya dimuka bumi ini. Salah satunya adalah menemukan dan
menciptakan alat untuk meringankan dan memudahkan pekerjaan manusia
yang disebut dengan pesawat.
Penggunaan pesawat atau alat bantu sangat diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari, terutama untuk mempermudah pekerjaan kita. Pekerjaan rumah
tangga, aktivitas kita di sekolah atau tempat kerja, maupun aktivitas di luar
ruangan umumnya tidak terlepas dari bantuan sebuah pesawat. Tentunya yang
sering kita gunakan adalah pesawat yang rumit. Misalnya, penggunaan mesin
cuci, vacuum cleaner, lemari es, dan sebagainya di rumah tangga. Kita juga
bepergian dengan menggunakan kendaraan, baik kendaraan roda dua maupun
kendaraan roda empat. Di tempat kerja, kita juga melakukan aktivitas dengan
bantuan komputer. Semua itu merupakan contoh-contoh pesawat yang rumit.
Penggunaan pesawat yang lebih sederhana juga banyak kita jumpai dalam
kehidupan manusi sehari-hari. Misalnya, ketika memotong kita menggunakan
pisau atau gunting, tukang kayu mencabut paku dengan palu pencabut paku,
orang menaikkan drum minyak ke atas truk dengan papan atau bidang miring,
orang membuat tangga pada rumahnya yang berlantai dua, orang
menggunakan katrol ketika mengambil air dari dalam sumur, dan sebagainya.
Pesawat yang digunakan manusia untuk mempermudah dan meringankan
pekerjaannya ada dua macam, yaitu pesawat sederhana dan pesawat rumit.
Adapun dalam makalah ini akan membahas tentang berbagai jenis pesawat

1
sederhana beserta penerapannya dalam kegiatan sehari-hari, serta keuntungan
mekanis yang akan diperoleh dari penggunaan sebuah pesawat sederhana.

B. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang yang telah disampaikan, ditemukan beberapa
permasalahan diantaranya:
1. Apakah yang dimaksud dengan pesawat sederhana?
2. Apa saja jenis-jenis pesawat sederhana?
3. Apa saja contoh aplikasi pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari?
4. Apakah yang dimaksud dengan keuntungan mekanik?
5. Bagaimanakah rumus dari keuntungan mekanik?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian dari pesawat sederhana.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis pesawat sederhana.
3. Untuk mengetahui contoh aplikasi pesawat sederhana dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Untuk mengetahui pengertian dari keuntungan mekanik.
5. Untuk mengetahui rumus dari keuntungan mekanik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pesawat Sederhana


Muslim, dkk., (2013: 5.1) mengemukakan bahwa pesawat sederhana
merupakan alat bantu untuk memudahkan pekerjaan manusia yang melakukan
usaha dengan hanya menerapkan satu prinsip kerja.
Pesawat sederhana adalah alat bantu yang digunakan manusia untuk
membantu aktivitas sehari-hari dan terdiri dari susunan alat-alat yang
sederhana. Adapun tujuan menggunakan pesawat sederhana adalah untuk:
1. Melipatgandakan gaya atau kemampuan manusia.
2. Mengubah arah gaya yang dilakukan manusia.
3. Memperbesar kecepatan untuk menempuh jarak yang lebih jauh
(Haryanto, 2007: 97).
Jadi, pesawat sederhana diperlukan bukan untuk menciptakan gaya atau
menyimpan gaya, melainkan mengubah sebuah gaya yang kecil bergerak
dengan menempuh perpindahan yang besar, menjadi sebuah gaya yang besar
bergerak dan menempuh perpindahan yang kecil, atau sebaliknya.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
pesawat sederhana merupakan alat bantu sederhana yang digunakan untuk
memudahkan pekerjaan manusia.

B. Jenis-jenis Pesawat Sederhana


Alat yang mempermudah pekerjaan disebut pesawat atau mesin.
Berdasarkan cara kerjanya, pesawat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
pesawat sederhana dan pesawat rumit. Mesin cuci, televisi, dan komputer
merupakan contoh pesawat rumit. Namun sebesar dan serumit apapun pesawat
atau mesin yang kita temui tetaplah terdiri atas pesawat pesawat sederhana.
Adapun menurut Muslim, dkk., (2013: 5.2) yang termasuk jenis pesawat
sederhana yaitu pengungkit atau tuas, bidang miring, katrol, dan roda
berporos.
1. Pengungkit atau Tuas

3
Pengungkit atau disebut juga tuas merupakan pesawat sederhana yang
paling sederhana. Pengungkit ini terdiri dari sebuah batang kaku (misalnya
logam, kayu, atau batang bambu) yang berotasi di sekitar titik tetap yang
dinamakan titik tumpu. Titik tumpu adalah tempat pengungkit itu
bertumpu, sehingga dapat bergerak memutar. Selain titik tumpu yang
menjadi tumpuan bagi pengungkit, ada dua titik lain pada pengungkit,
yaitu titik beban dan titik kuasa. Titik beban merupakan titik dimana kita
meletakkan atau menempatkan beban yang hendak diangkat atau
dipindahkan, sedangkan titik kuasa merupakan titik dimana gaya kuasa
diberikan untuk mengangkat atau memindahkan beban. Jarak antara titik
tumpu hingga beban disebut lengan beban, sedangkan jarak dari titik
tumpu hingga titik kuasa disebut lengan kuasa (Muslim, dkk., 2013: 5.4).
Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar 1.

Gambar 1. Pengungkit

Gambar 1.1 menunjukkan bentuk dasar dari sebuah pengungkit,


pengungkit semacam ini telah digunakan orang sejak zaman dulu.
Pengungkit bekerja dengan cara mengubah besar gaya yang diperlukan
untuk mengangkat beban.
Berdasarkan letak posisi ketiga titik (titik tumpu, titik beban, dan titik
kuasa) tersebut, pengungkit dapat dibedakan jenisnya menjadi tiga tipe
atau tiga kelas, yaitu pengungkit jenis pertama, pengungkit jenis kedua,
dan pengungkit jenis ketiga (Muslim, dkk., 2013: 5.5). Adapun penjelasan
dari ketiga jenis pengungkit tersebut adalah sebagai berikut.
1) Pengungkit Jenis Pertama

4
Pengungkit jenis pertama (disebut juga pengungkit kelas 1)
memiliki letak titik tumpu (T) yang berada diantara titik beban (B) dan
titik kuasa (K).

Gambar 2. Prinsip kerja pengungkit jenis pertama


Pengungkit jenis pertama adalah bentuk dasar atau bentuk paling
umum dari sebuah pengungkit. Contohnya adalah jungkat-jungkit,
gunting, tang, linggis, neraca, catut pencabut paku, pemotong kuku,
dan sejenisnya.

Gambar 3. Contoh pengungkit jenis pertama

2) Pengungkit Jenis Kedua


Pengungkit jenis kedua (disebut juga pengungkit kelas 2) memiliki
letak titik beban (B) yang berada diantara titik kuasa (K) dan titik
tumpu (T).

5
Gambar 4. Prinsip kerja pengungkit jenis kedua

Contoh pemanfaatan pengungkit jenis kedua diantaranya gerobak


dorong, pembuka tutup botol, pemecah kemiri, pemotong kertas, dan
sejenisnya.

Gambar 5. Contoh pengungkit jenis kedua

6
3) Pengungkit Jenis Ketiga
Pengungkit jenis ketiga (disebut juga pengungkit kelas 3) memiliki
letak titik kuasa (K) yang berada diantara titik beban (B) dan titik
tumpu (T).

Gambar 6. Prinsip kerja pengungkit jenis ketiga


Contoh pemanfaatan pengungkit jenis ketiga diantaranya sekop,
pinset, stapler, termasuk lengan kita, dan sejenisnya. Beberapa contoh
dari pengungkit jenis ketiga diperlihatkan pada Gambar 7.

Gambar 7. Contoh pengungkit jenis ketiga

2. Bidang Miring
Bidang miring merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang
digunakan untuk memindahkan benda dengan lintasan yang miring
(Haryanto, 2007: 97). Dengan menggunakan bidang miring beban yang
berat dapat dipindahkan ketempat yang lebih tinggi dengan lebih mudah,
artinya gaya yang kita keluarkan menjadi lebih kecil bila dibanding tidak

7
menggunakan bidang miring. Bidang miring tidak mengurangi pekerjaan
melainkan mempermudah pekerjaan.

Gambar 8. Memindahkan benda tanpa bidang miring (kiri)


dan dengan bidang miring (kanan)

Marti (2012: 360) mengemukakan bahwa semakin landai bidang


miring, semakin kecil gaya yang harus kita keluarkan. Sebaliknya,
semakin curam bidang miring semakin besar gaya yang harus kita
keluarkan. Namun bidang miring memiliki kelemahan yakni jarak yang
harus ditempuh untuk memindahkan benda tersebut menjadi lebih panjang
(jauh).

Gambar 9. Perbedaan sudut kemiringan pada bidang miring


Prinsip kerja bidang miring diterapkan pada pembuatan jalan di daerah
pegunungan, yang sengaja dibuat landai dan berkelok-kelok untuk
mengurangi sudut kemiringannya, sehingga kendaraan dapat mencapai
puncak. Selain itu, prinsip bidang miring juga diterapkan dalam pebuatan
tangga. Kita bisa dengan lebih nyaman berpindah dari satu lantai ke lantai
berikutnya dengan menggunakan anak tangga dibandingkan dengan
menaikinya menggunakan tangga vertikal.

8
Gambar 10. Jalan daerah pegunungan dibuat berkelok-kelok

Bidang miring juga digunakan untuk membuat baji. Baji adalah salah
satu pesawat sederhana yang menggunakan prinsip bidang miring. Secara
teknis baji terdiri dari dua bidang miring, yang digunakan untuk
memisahkan dua obyek atau bagian-bagian obyek, dengan penerapan gaya
tegak lurus terhadap permukaan miring, yang dihasilkan oleh pengubahan
gaya yang diberikan pada bagian ujung yang lebar. Baji biasanya terbuat
dari batu atau logam yang dibuat tebal pada salah satu ujungnya sedangkan
ujung yang lain dibuat lebih tipis sehingga bagian ujung yang tipis
menjadi lebih tajam.
Baji digunakan untuk membelah kayu atau memotong hewan dan
memotong benda-benda lain. Sebagai contoh adalah peralatan rumah
tangga yang dibuat dalam bentuk baji misalnya:
Kapak digunakan untuk membelah atau memotong kayu.
Pahat digunakan oleh tukang ukir untuk membuat patung.
Paku digunakan untuk menyambung atau menempelkan benda
Pisau digunakan untuk memotong

9
Selain itu, sekrup juga menggunakan prinsip bidang miring. Pada
dasarnya sekrup adalah bidang miring yang melilit pada sebuah silinder
oleh karena itu apabila sekrup diputar atau diulir maka sekrup tersebut
dapat bergerak maju mundur.

Gambar 11. Contoh peralatan yang menerapkan prinsip bidang


miring

3. Katrol
Katrol merupakan pesawat sederhana yang terdiri dari sebuah roda
atau piringan beralur dan tali atau kabel yang mengelilingi alur roda atau
piringan tersebut (Marti, 2012: 359). Cara kerja katrol sama dengan
pengungkit yang berputar, karena pada katrol juga terdapat titik tumpu,
titik kuasa, dan titik beban. Gambar 12 memberikan gambaran mengenai
kemiripan katrol dengan pengungkit.

10
Gambar 12. Katrol

Pemanfaatan katrol dalam kehidupan


sehari-hari cukup beragam, misalnya untuk mengangkat benda-benda yang
berat, mengambil air dari sumur, mengibarkan bendera, hingga
mengangkat kotak peti kemas. Menurut Muslim, dkk., (2013: 13),
berdasarkan susunan tali dan rodanya, katrol dibedakan menjadi tiga, yaitu
katrol tetap, katrol bebas, dan katrol majemuk.
1) Katrol Tetap
Katrol tetap merupakan katrol yang posisinya tidak berubah ketika
digunakan. Biasanya posisi katrolnya terikat pada satu tempat tertentu.
Titik tumpu sebuah katrol tetap terletak pada sumbu katrolnya. Katrol
tetap tidak ikut bergerak naik atau turun.
Gaya otot yang kita gunakan ketika menaikkan ember dengan
langsung menarik tali ke atas sama besar dengan gaya otot ketika
menarik tali ke bawah melalui katrol tetap. Sehingga katrol jenis ini
tidak melipatgandakan gaya, tetapi mengubah arah gaya. Katrol tetap
berfungsi mengubah arah gaya tarik dari menarik ke atas menjadi
menarik ke bawah. Ketika kamu menimba air tanpa melalui katrol,
kamu harus menarik tali ke atas. Arah gaya beratmu adalah vertikal ke
bawah. Karena arah gaya tarikmu "berlawanan" dengan arah gaya
beratmu, gaya ototmu ketika menarik tali ke atas tidak dibantu oleh
gaya beratmu. Karena itu, pekerjaan menaikkan ember terasa berat.

Contoh pemanfaatan katrol tetap adalah pada alat kerekan sumur


dan katrol pada tiang bendera.

11
Gambar 13. Katrol tetap: pada sumur timba (kiri) dan tiang
bendera (kanan)

2) Katrol Bebas
Katrol bebas merupakan katrol yang posisi atau kedudukannya
berubah ketika digunakan. Artinya, katrol bebas tidak ditempatkan di
tempat tertentu, melainkan ditempatkan pada tali yang kedudukannya
dapat berubah. Sehingga katrol bebas ikut bergerak searah dengan
benda yang diangkat atau ditarik. Katrol bebas tidak mengubah arah
gaya, tetapi melipatgandakan gaya. Ini berarti gaya kuasa 1 N akan
mengangkat beban 2 N. Contoh pemanfaatan katrol bebas adalah pada
alat pengangkat peti kemas.

Gambar 14. Katrol bebas

3) Katrol Majemuk
Katrol majemuk merupakan perpaduan antara katrol tetap dan
katrol bebas. Kedua katrol ini dihubungkan dengan tali. Pada katrol

12
majemuk, beban dikaitkan pada katrol bebas dan salah satu ujung tali
dikaitkan pada penampang katrol tetap. Bila ujung tali yang lain
ditarik, maka beban akan terangkat. Contoh pemanfaatan sistem katrol
diantaranya alat pengangkat pada mobil derek, chain hoist (alat untuk
mengangkat mesin mobil dari bodi mobil), hingga crane.

Gambar 15. Katrol majemuk

4. Roda Berporos
Roda berporos merupakan pesawat sederhana yang memakai roda dan
mempunyai poros tempat roda berputar. Roda berporos bekerja dengan
cara mengubah besar dan arah gaya yang digunakan untuk memindahkan
sebuah benda. Prinsip kerja roda berporos adalah semakin besar roda, gaya
yang diperlukan akan semakin kecil dan semakin kecil roda maka gaya
yang diperlukan semakin besar (Haryanto, 2007: 99).

Gambar 16. Roda berporos


Contoh penerapan roda
berporos dalam kehidupan
diantaranya pemutar keran air,
pegangan pintu yang bulat, roda pada kendaraan, setir mobil, kursi roda,
sepatu roda, bianglala, dan sejenisnya.

13
Gambar 17. Beberapa contoh roda berporos

C. Keuntungan Mekanis Pesawat Sederhana


Penggunaan pesawat sederhana dimaksudkan agar memudahkan pekerjaan
kita. Besar keuntungan yang diperoleh dari penggunaan pesawat sederhana
dinamakan keuntungan mekanis.
Muslim, dkk., (2013: 9) menjelaskan bahwa secara definisi keuntungan
mekanis merupakan suatu bilangan yang menyatakan pelipatgandaan hasil
dari suatu pesawat sederhana terhadap gaya atau jarak perpindahannya.
Artinya, suatu pesawat sederhana memiliki nilai keuntungan mekanis sama
dengan 2 (dua) apabila gaya yang diperlukan untuk memindahkan sebuah
beban adalah setengah dari beban tersebut.
Contohnya, untuk memindahkan sebuah batu seberat 200 newton dengan
menggunakan sebuah pengungkit diperlukan gaya sebesar 100 newton, maka
keuntungan mekanis yang diberikan oleh pengungkit itu adalah 2 (dua).
Keuntungan mekanis yang akan dihasilkan dari masing-masing pesawat
sederhana ini berbeda-beda, bergantung jenis pesawat sederhana yang
digunakan.
1. Keuntungan Mekanis Pengungkit
Pada pengungkit besar keuntungan mekanis yang dihasilkan sangat
bergantung dari posisi titik tumpu, titik kuasa, dan titik bebannya. Untuk
memahami lebih lanjut, perhatikan komponen-komponen sebuah
pengungkit, pada Gambar 18.

Gambar 18. Komponen Pengungkit

14
Gambar 18 menunjukkan sebuah batang (pengungkit) yang
dipergunakan untuk memindahkan sebuah batu. Komponen-komponen
yang terdapat dalam sebuah pengungkit diantaranya:
a. Titik kuasa (K) yaitu bagian ujung pengungkit yang diberi gaya kuasa
untuk mengangkat beban.
b. Titik beban (B), yaitu bagian ujung pengungkit yang digunakan untuk
mengangkat atau memindahkan benda yang hendak diangkat atau
dipindahkan.
c. Titik tumpu (T), yaitu bagian pengungkit yang menjadi posisi tumpuan
atau penyangga. Letak titik tumpu ini beragam, ada yang ditengah-
tengah bagian pengungkit, ada pula yang di bagian ujungnya,
bergantung jenis pengungkit.
d. Lengan kuasa (Lk), yaitu jarak antara titik kuasa dengan titik tumpu.
e. Lengan beban (Lb), yaitu jarak antara titik beban dengan titik tumpu.
f. Gaya berat beban (Fb),yaitu gaya berat yang ditimbulkan beban pada
pengungkit.
g. Gaya kuasa (Fk), yaitu gaya yang diperlukan untuk mengangkat atau
memindahkan beban.
Semakin jauh jarak kuasa dari titik tumpu, maka semakin kecil gaya
kuasa yang diperlukan untuk memindahkan/mengangkat sebuah beban.
Demikian pula semakin dekat beban dari titik tumpu, maka semakin kecil
gaya kuasa yang diperlukan. Secara matematis, hubungan gaya kuasa,
gaya berat beban, lengan kuasa, dan lengan beban dinyatakan oleh
persamaan:

Fb.Lb = Fk.Lk
dengan:
Fb = gaya berat beban yang akan diangkat (satuannya newton)
Fk = gaya kuasa yang diberikan (satuannya newton)
Lk = panjang lengan kuasa/jarak antara titik kuasa dan titik tumpu
(satuannya meter)
Lb = panjang lengan beban/jarak antara titik beban dan titik tumpu
(satuannya meter)

Besar keuntungan mekanis (KM) pada pengungkit merupakan


perbandingan antara berat beban (B) dan gaya kuasa (F) atau perbandingan
antara lengan kuasa (Lk) dan lengan beban (Lb) (Muslim, dkk., 2013: 10).

15
Contoh Soal:
Sebuah benda akan diangkat dengan menggunakan pengungkit seperti
tampak pada gambar berikut.

Benda tersebut memiliki berat sebesar 1200 newton. Bila pengungkit


tersebut panjangnya adalah 3 meter, dan jarak antara beban ke titik
tumpu adalah 1 meter, berapakah gaya yang diperlukan untuk
mengangkat beban tersebut? Berapa keuntungan mekanis yang
diberikan oleh pengungkit?

Penyelesaian:
Diketahui:
Fb = 1200 N
Lb = 1 m
Lk = L Lb = 3 m 1 m = 2 m
Ditanya:
Fk =............ ?
KM=............?

Jawab:
Fb.Lb = Fk.Lk

Jadi, gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban seberat 1200 N


tersebut adalah sebesar 600 N. Keuntungan mekanis yang diberikan
atau dihasilkan oleh pengungkit adalah 2.

16
Dari contoh di atas dapat kita simpulkan bahwa jika lengan kuasa lebih
panjang daripada lengan beban, maka keuntungan mekanis yang diperoleh
akan lebih besar dari satu. Sebelumnya telah diketahui bahwa pengungkit
terdiri dari 3 jenis bila ditinjau dari posisi titik tumpu, titik beban, dan titik
kuasanya, sehingga keuntungan mekanis masing-masing jenis pengungkit
juga akan berbeda-beda, karena panjang lengan kuasa dan lengan
bebannya beragam (Muslim, dkk., 2013: 11).

a. Keuntungan mekanis pengungkit jenis pertama


Pengungkit jenis pertama memiliki posisi titik tumpu yang berada
diantara titik beban dan titik kuasa (Gambar 19). Panjang lengan beban
dan panjang lengan kuasanya bergantung pada posisi titik tumpunya,
sehingga keuntungan mekanis yang dihasilkan bisa lebih besar atau
lebih kecil dari satu.

Gambar 19. Keuntungan mekanis pengungkit jenis pertama

b. Keuntungan mekanis pengungkit jenis kedua


Pengungkit jenis kedua memiliki posisi titik beban yang berada
diantara titik tumpu dan titik kuasa (Gambar 20). Panjang lengan kuasa
selalu lebih panjang daripada panjang lengan beban, sehingga
keuntungan mekanis yang dihasilkan selalu lebih besar dari satu.

17
Gambar 20. Keuntungan mekanis pengungkit jenis kedua

c. Keuntungan mekanis pengungkit jenis ketiga


Pengungkit jenis ketiga memiliki posisi titik kuasa yang berada
diantara titik beban dan titik kuasa (Gambar 21). Panjang lengan kuasa
selalu lebih pendek daripada panjang lengan beban, sehingga
keuntungan mekanis yang dihasilkan selalu lebih kecil dari satu.

Gambar 21. Keuntungan mekanis pengungkit jenis ketiga

2. Keuntungan Mekanis Bidang Miring


Pada bidang miring besarnya gaya yang diperlukan untuk mengangkat
atau memindahkan beban ke ketinggian tertentu dipengaruhi oleh
kemiringan dari bidang miring yang digunakan, yang secara tidak
langsung bergantung pada panjang bidang sebuah bidang miring. Semakin
landai sebuah bidang miring (semakin kecil sudut kemiringannya) yang
berarti semakin panjang permukaan bidang miringnya, maka semakin
kecil gaya kuasa yang diperlukan untuk memindahkan sebuah beban, atau
semakin besar keuntungan mekanisnya (Marti, 2012: 360). Agar lebih
jelas pemahaman kita mengenai penggunaan bidang miring, marilah kita
cermati contoh kasus berikut ini dan kenali bagian-bagian pada bidang
miring, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 22.

18
Gambar 22. Bagian-bagian bidang miring

Sebuah kotak dengan berat B akan dipindahkan ke atas sebuah rak


setinggi t dengan menggunakan sebuah bidang miring yang panjangnya p
dan dengan gaya F. Bila kita mendorong kotak tersebut dengan gaya F
sepanjang bidang miring yang panjangnya p, maka kita telah melakukan
kerja atau usaha yang besarnya adalah F x p. Sedangkan apabila peti
seberat B tersebut diangkat langsung secara tegak, tanpa bantuan bidang
miring ke atas sebuah rak setinggi t, maka kerja atau usaha yang harus
dilakukan adalah B x t.
Karena ketinggian yang hendak dicapai, yakni tinggi rak adalah tetap
(sama), sehingga besar kerja atau usaha atau kerja yang kita lakukan, baik
dengan menggunakan bidang miring maupun tanpa menggunakan bidang
miring adalah sama, atau secara matematis dapat dituliskan:
atau

Dengan:
F = gaya kuasa yang diperlukan untuk
memindahkan beban
B = gaya berat beban
T = ketinggian kemana beban dipindahkan atau perbedaan ketinggian
ujung-ujung bidang miring
P = panjang bidang miring
Sumber: Muslim, dkk., (2013: 30).
Keuntungan mekanis yang kita peroleh dengan menggunakan bantuan
bidang miring adalah:

19
Contoh soal!
Sebuah peti yang beratnya 200 N akan dipindahkan ke sebuah rak yang
tingginya 2 m melalui suatu bidang miring yang panjangnya 4 m.
Berapakah gaya yang diperlukan untuk memindahkan peti tersebut?
(asumsikan bidang miring cukup licin sehingga tidak ada gaya gesekan
antara peti dan bidang miring) Berapa keuntungan mekanis yang diberikan
oleh bidang miring tersebut?

Penyelesaian:
Diketahui:
B = 200 N
t=2m
p=4m
Ditanya:
F = .......... ?
KM = .........?
Jawab:

Jadi, gaya yang diperlukan untuk memindahkan beban seberat 200 N ke


atas rak setinggi 2 m dengan bantuan sebuah bidang miring sepanjang 4
m adalah 100 N. Keuntungan mekanis yang diberikan oleh bidang miring
adalah 2.
3. Keuntungan Mekanis Katrol
Katrol yang memiliki jumlah roda katrol lebih banyak akan
memberikan keuntungan mekanis yang lebih besar, meskipun sebenarnya
keuntungan mekanis pada katrol ditentukan seberapa banyak penggal tali
yang menyangga bebannya. Untuk mengangkat beban seberat Fb maka kita
menarik tali dengan gaya Fk. Gaya berat Fb besarnya sama dengan jumlah
gaya-gaya yang bekerja pada penggal tali atau sejumlah penggal tali yang
menahan beban (Muslim, dkk., 2013: 17).
a. Keuntungan mekanis pada katrol tetap

20
Pada katrol tetap (Gambar 23) hanya terdapat satu penggal tali
yang menahan beban, sehingga besar gaya kuasa (F k) untuk menarik
beban sama dengan gaya berat beban (Fb), atau Fb = Fk
sehingga keuntungan mekanis untuk katrol tetap adalah

Gambar 23. Keuntungan mekanis pada


katrol tetap

Keuntungan mekanis yang diberikan oleh katrol tetap adalah 1


(satu), artinya bahwa pada katrol tetap gaya yang diperlukan untuk
mengangkat beban sama dengan gaya berat beban itu sendiri.
Penggunaan satu katrol tetap hanya mengubah arah gaya kuasa,
sehingga keuntungan yang diperoleh adalah memudahkan
pengangkatan beban saja.

b. Keuntungan mekanis pada katrol bebas


Pada katrol bebas (Gambar 24) beban yang akan diangkat
digantungkan pada poros katrol dan beban serta katrolnya ditopang
oleh dua penggal tali pada masing-masing sisi katrol, sehingga gaya
berat beban (Fb) ditopang oleh gaya kuasa (Fk) pada dua penggal tali,
atau Fb = 2 Fk
Sehingga keuntungan mekanis untuk katrol bebas adalah

Gambar 24. Keuntungan


mekanis pada katrol bebas
Keuntungan mekanis yang diberikan oleh katrol bebas adalah 2
(dua), artinya bahwa untuk mengangkat beban menggunakan katrol

21
bebas hanya diperlukan gaya yang diperlukan untuk mengangkat
beban tersebut bila tanpa menggunakan katrol. Penggunaan katrol
bebas berfungsi untuk melipatgandakan gaya. Sesuai dengan hokum
kekekalan energi, jarak kuasanya harus dua kali lebih besar dari jarak
beban.

c. Keuntungan mekanis pada katrol majemuk


Katrol majemuk merupakan gabungan dari katrol tetap dan katrol
bergerak. Katrol majemuk sering disebut juga sistem katrol. Pada
sistem katrol, keuntungan mekanis ditentukan oleh berapa banyak
penggal tali penyangganya. Misalnya, sistem katrol yang terdiri dari
satu katrol tetap dan satu katrol bebas (Gambar 25). Beban pada sistem
katrol ini ditopang oleh dua penggal tali (hampir sama dengan katrol
bebas), atau Fb = 2 Fk, sehingga keuntungan mekanis yang dihasilkan
adalah 2 (dua), atau

Gambar 25. Keuntungan mekanis pada sistem katrol

Meskipun penggunaan katrol seperti ini memberikan keuntungan


mekanis yang sama dengan penggunaan katrol bebas yang hanya
terdiri dari satu katrol, tetapi terdapat keuntungan lain dari penggunaan
katrol jenis ini, yaitu gaya kuasa yang diberikan mengarah ke bawah,
sehingga memudahkan pengangkatan beban atau memudahkan pekerjaan.
Sering kali berat beban yang harus diangkat atau dipindahkan
sangat besar (berat), sehingga digunakan sistem katrol yang terdiri dari
susunan beberapa katrol, yang terdiri dari beberapa katrol tetap dan
katrol bebas (Gambar 26).

22
Gambar 26. Keuntungan mekanis pada katrol majemuk

Tampak pada Gambar 26 bahwa untuk mengangkat beban seberat


Fb diperlukan gaya sebesar Fk. Gaya berat Fb ditopang oleh 4 penggal
tali penyangga, dan karena gaya berat ini sama dengan gaya yang
bekerja pada masing-masing penggal tali, maka Fb = 4 Fk sehingga
keuntungan mekanis dari penggunaan katrol majemuk adalah

Keuntungan mekanis yang diberikan oleh katrol majemuk seperti


ini adalah 4 (empat), artinya bahwa pada katrol majemuk tersebut gaya
yang diperlukan untuk mengangkat beban adalah dari gaya berat
bebannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin
banyak penggal tali yang menyangga beban, maka semakin kecil gaya
kuasa yang diperlukan untuk mengangkat atau memindahkan beban
tersebut, atau dengan kata lain semakin besar keuntungan mekanisnya.

4. Keuntungan Mekanis Roda Berporos


Roda berporos merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang
terdiri dari dua buah silinder dengan jari-jari yang berbeda dan bergabung
di pusatnya. Silinder berjari-jari besar dinamakan roda dan silinder berjari-
jari kecil dinamakan poros.

23
Gambar 27. Keuntungan mekanis roda berporos

Jika gaya berat Fb akan diangkat menggunakan roda berporos, dimana


jari-jari roda adalah R dan jari-jari porosnya r, dengan cara menarik tali
dengan gaya kuasa sebesar Fk, maka berlaku persamaan:

Sehingga keuntungan mekanis penggunaan


roda dan poros adalah:

Oleh karena R biasanya lebih besar dari r (R > r), maka gaya kuasa
yang diperlukan untuk mengangkat beban lebih kecil daripada gaya berat
beban. Dengan demikian, roda berporos memiliki fungsi melipatgandakan
gaya kuasa, dimana besarnya bergantung pada perbandingan jari-jari roda
dan porosnya.

Contoh soal:
Seseorang bermaksud untuk melubangi kayu dengan menggunakan sebuah
bor tangan. Bila jari-jari mata bor adalah 1 cm dan radius putar gagang bor
tersebut adalah 10 cm, berapa keuntungan mekanis yang ia peroleh ketika
melubangi kayu tersebut?

Penyelesaian:
Diketahui:
Jari-jari mata bor (r) = 1 cm
Radius putar gagang bor (R) = 10 cm
Ditanya:
Keuntungan mekanis (KM) = ?

Jawab:

24
Jadi, keuntungan mekanis dari penggunaan bor tangan ketika
digunakan melubangi kayu adalah 10 kali lebih besar dibandingkan tanpa
menggunakan bor tangan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pesawat sederhana merupakan alat bantu sederhana yang digunakan untuk
memudahkan pekerjaan manusia. Alat yang mempermudah pekerjaan disebut
pesawat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pesawat sederhana dan pesawat
rumit. Mesin cuci, televisi, dan komputer merupakan contoh pesawat rumit.
Namun sebesar dan serumit apapun pesawat atau mesin yang kita temui
tetaplah terdiri atas pesawat pesawat sederhana, yang termasuk jenis pesawat
sederhana yaitu pengungkit atau tuas, bidang miring, katrol, dan roda
berporos.
keuntungan mekanis merupakan suatu bilangan yang menyatakan
pelipatgandaan hasil dari suatu pesawat sederhana terhadap gaya atau jarak
perpindahannya. Artinya, suatu pesawat sederhana memiliki nilai keuntungan
mekanis sama dengan 2 (dua) apabila gaya yang diperlukan untuk
memindahkan sebuah beban adalah setengah dari beban tersebut.

25
DAFTAR PUSTAKA

Haryanto. (2007). Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Erlangga. Jakarta.

Marti, Ni Wayan. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran Pesawat


Sederhana untuk Siswa Sekolah Dasar Berbasis Multimedia. Jurnal
APTEKINDO. Diakses pada http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php
/APTEKINDO/article/view/73

Muslim, dkk. (2013). Konsep Dasar Fisika. UPI PRESS. Bandung.

26

Anda mungkin juga menyukai