Laporan ini disusun guna melengkapi tugas Konsep Dasar IPA yang diampu oleh
Disusun oleh :
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan
B. Dasar Teori
Makanan yang kita konsumsi merupakan sumber energi bagi tubuh kita, yang
mengandung zat makanan. Zat makanan merupakan bahan-bahan yang diperlukan oleh
tubuh supaya dapat tetap hidup. Makanan dapat membantu kita dalam mendapatkan energi,
membantu pertumbuhan badan dan otak. Memakan makanan yang bergizi akan membantu
pertumbuhan kita, baik otak maupun badan. Setiap makanan mempunyai kandungan gizi
yang berbeda. Amilum, lemak, vitamin C dan lain-lain adalah salah satu contoh gizi yang
akan kita dapatkan dari makanan.
Amilum adalah salah satu contoh polisakarida. Polisakarida itu sendiri merupakan
polimer dari beberapa monosakarida. Amilum atau pati terdapat pada biji-bijian, misalnya
padi, jagung, gandum, atau pada umbi-umbian, misalnya ketela, singkong, talas, dan
kentang. Amilum merupakan polimer dari α-D-glukosa. Amilum atau Pati merupakan
polisakarida paling melimpah kedua. Amilum atau pati dapat dipisahkan menjadi dua fraksi
uatama berdasarkan kelarutan bila dibubur (triturasi) dengan air panas : sekitar 20% pati
adalah amilosa (larut) dan 80 % sisanya adalah amilopektin (tidak larut).
Lemak merujuk pada sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas
unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-
vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A,D, E dan K), monogliserida, digliserida,
fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk didalamnya getah dan steroid) dan lain-lain.
Ascorbic acid atau Vitamin C adalah nutrisi pembentukan kolagen, yaitu zat yang
dibutuhkan untuk memperbaiki kulit, tulang, dan gigi. Vitamin C bisa diperoleh secara
alami dari buah dam sayur, seperti jeruk, yuzu, stoberi, cabai, brokoli, dan kentang. Meski
demikian, tubuh bisa kekurangan vitamin C. Kondisi ini beresiko terjadi pada orang yang
sering mengkonsumsi minuman berakohol, perokok, dan pengguna NAPZA.
Boraks adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang dipakai dalam
pembuatan beberapa makanan tradisional, seperti karak dan gendar. Dalam dunia industri,
boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan
pengontrol kecoa. Dalam bentuk tidak murni, sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak
1700 di Indonesia, dalam bentuk air bleng. Bleng biasanya dihasilkan dari ladang gandum
atau kawah lumpur. Boraks merupakan senyawa dengan nama kimia natrium tetraborat
yang berbentuk kristal lunak boraks bila dilarutkan dalam air akan terurai menjadi natrium
hidroksida dan asam borat. Penyalahgunaan boraks pada pangan antara lain sebagai
pengenyal pada pangan seperti bakso, mie, kerupuk dan empek-empek. Bahaya boraks bagi
kesehatan bisa menyebabkan gangguan susunan saraf pusat, fungsi ginjal dan hati.
BAB II
METODOLOGI
Alat: Bahan:
1. Kertas buram 1. Bahan makanan
2. Gelas berisi air mendidih a. Nasi
3. Pipet tetes b. Pisang
4. Palet c. Roti
5. Mangkok d. Putih telur
6. Sendok e. Tomat
7. Pisau f. Susu
8. Alat tulis g. Margarin
h. Jeruk nipis
i. Minuman rasa jeruk
j. Air
k. Mie
l. Sosis
m. Pentol
n. Tablet Vitamin C
2. Kunyit
3. Larutan betadine
B. Langkah kerja
Persiapan: melumatkan bahan makanan yang akan diuji apabila makanan tersebut
bertekstur padat
A. Uji Amilum
1. Mengambil bahan makanan mengenyangkan yang telah dilumatkan, memasukkan
ke dalam wadah yang akan digunakan untuk uji makanan dan masing-masing
diberi label
2. Penampilan awal di dokumentasikan
3. Kemudian masing masing bahan makanan ditetesi dengan 5 tetes larutan betadine
4. Mengamati perubahan warna yang terjadi, mencatat dan mendokumentasikan.
B. Uji Lemak
1. Mengoleskan bahan makanan ingin diuji yang ada secara terpisah di atas kertas
buram yang telah disediakan
2. Kertas buram yang sudah dioleskan kemudian didiamkan sampai kering
3. Mengamati kondisi kertas buram yang telah kering di bawah cahaya, mencatat dan
mendokumentasikan
C. Uji Vitamin C
1. Menyiapkan wadah yang akan digunakan untuk uji makanan.
2. Mengisi setiap wadah yang akan digunakan untuk uji makanan dengan larutan
betadine sebanyak 1 ml (10 tetes)
3. Menambahkan tetes demi tetes larutan vitamin C ke dalam tabung A sampai
warna larutan jernih
4. Menghitung jumlah tetesan yang diperlukan untuk menjernihkan larutan
amilum iodida/betadine/lugol tersebut
5. Mengulangi langkah 3 dan 4 untuk wadah selanjutnya
6. Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan
D. Uji Boraks
1. Melumatkan kunyit dan campurkan air dengan perbandingan 1:1
2. Kemudian, Menuangkan kunyit yang telah di ekstrak ke mangkok plastik kecil
3. Melumatkan bahan yang akan diuji dan campurkan air dengan perbandingan 1:1
4. Meletakkan setengah sendok pada wadah yang berwarna putih atau bening
agar hasilnya dapat terlihat lebih jelas
5. Setelah itu, tetesi dengan air kunyit yang telah di ekstrak sebanyak 2 ml (20 tetes)
ke dalam makanan yang telah dihaluskan
6. Lalu mengaduk rata makanan yang di uji dan melihat perubahan warna
yang terjadi, sisihkan
7. Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan!
Catatan:
No. Jenis Uji Reaksi perubahan jika +
1. Uji amilum Biru kehitaman
2. Uji lemak Transparan
3. Uji Vitamin C Jernih
4. Uji Boraks Merah kecokelatan
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan pratikum ini adalah sebagai berikut:
Hari/tanggal : Sabtu, 21 November 2020
Waktu : 20.00 WIB - selesai
Tempat : RT 03, RW 11, Teleng, Sidoharjo, Pacitan, Jawa Timur
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Interpretasi Data
C. Pembahasan
Pertanyaan:
1. Bagaimana perubahan warna bahan makanan saat diuji menggunakan masingmasing
reagen?
2. Makanan apa saja yang mengandung:
a. Amilum
b. Lemak
c. Vitamin C
d. Boraks
3. Adakah 1 makanan yang mengandung lebih dari 1 zat gizi berdasarkan uji makann yang
kamu lakukam! Jika ada, sebutkan!
4. Dari bahan yang diuji kandungan vitamin C, bahan manakan yang mengandung vitamin C
paling tinggi?
5. Apa kesimpulan anda dari kegiatan praktikum ini?
Jawaban:
1. Uji kandungan amilum : nasi yang berwarna putih berubah menjadi biru kehitaman, roti
yang berwarna coklat berubah menjadi biru kehitaman, pisang yang berwarna kuning
berubah menjadi biru kehitaman juga, sedangkan putih telur berubah warna menjadi merah
bata.
Uji kandungan lemak : kertas buram yang diolesi margarin, putih telur, dan susu berubah
menjadi transparan, sedangkan bagian kertas yang diolesi tomat tidak berubah menjadi
transparan.
Uji kandungan vitamin C : Jeruk nipis yang berwarna kuning bening berubah warna menjadi
kuning pekat, tomat yang berwarna oranye menjadi merah kecoklatan, pisang yang berwarna
kuning menjadi merah kecoklatan, minuman rasa jeruk yang berwarna oranye menjadi
merah kecoklatan, dan tablet vitamin C yang berwarna oranye menjadi merah kecoklatan.
Uji kandungan boraks : pentol, sosis rasa ayam, mie, dan susu tidak berubah warna menjadi
merah kecoklatan melainkan berwarna kuning (warna larutan kunyit).
2. Bahan makanan yang mengandung
a. Amilum = nasi, roti, dan pisang
b. Lemak = margarin, putih telur, dan susu
c. Vitamin C = Jeruk nipis, tomat, pisang, minuman rasa jeruk, dan tablet vitamin C
d. Boraks = tidak ada
3. Ada yaitu pisang, pisang mengandung lebih dari satu zat gizi yaitu karbohidrat dan
vitamin C.
4. Yang paling banyak mengandung vitamin C adalah jeruk nipis.
5. Kesimpulan saya dari kegiatan kali ini adalah saya dapat mengetahui mana makanan
yang baik dan buruk bagi kesehatan. Selain itu, saya bisa banyak belajar apa saja bahan
makanan yang kaya akan karbohidrat, lemak yang ada pada makanan, vitamin C yang baik
untuk dikonsumsi, dan boraks yang tidak baik untuk dikonsumsi.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kandungan bahan makanan yang saya temukan berdasarkan uji bahan makanan dalam
praktikum saya antara lain amilum, lemak, dan vitamin C.
2. Melalui praktikum yang saya lakukan, dapat saya simpulkan bahwa bahan makanan
yang mengandung amilum antara lain nasi, roti, dan pisang. Bahan makanan yang
mengandung lemak antara lain margarin, putih telur, dan susu. Bahan makanan yang
mengandung vitamin C antara lain jeruk nipis, tomat, pisang, minuman rasa jeruk, dan
tablet vitamin C. Sedangkan bahan makanan yang mengandung boraks tidak ada.
B. Saran
Perlu dilakukan lebih banyak percobaan lagi untuk menguji kandungan zat selain amilum,
lemak, vitamin C, dan boraks pada bahan makanan.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S., 2001, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta, Gramedia Pustaka.
Asaid, M. N. (2018, Agustus 2). Laporan Hasil Praktikum Uji Zat Makanan. Dipetik
November 22, 2020, dari slideshare:
https://www.slideshare.net/muhnooradnassaid/laporan-hasil-praktikum-uji-zat-
makanan
Destranda, C. (2011, Januari 27). Laporan Praktikum Biologi Uji Makanan. Dipetik
November 22, 2020, dari Sugeng Rawuh:
http://woyojoz.blogspot.com/2011/01/laporan-praktikum-biologi-uji-
makanan_27.html
Berat badan : 35 kg
2. Membagi berat badan dengan hasil kuadrat tinggi badan : 35/2,04 = 17,2
23-29,9 = obesitas
Hal yang menyebabkan saya kekurangan berat badan adalah makan tidak teratur
(terbiasa melewatkan waktu makan), setiap malam begadang, sering stress. Kondisi
ini akan sangat mempengaruhi kecukupan gizi pada tubuh saya. Gaya hidup yang
tidak sehat seperti makan tidak teratur dan begadang bisa jadi alasan utama mengapa
saya sulit sekali menaikkan berat badan. Selain itu, kondisi mental seperti stress
berpengaruh pada sulitnya berat badan saya mengalami kenaikan. Ketika saya tengah
mengalami stress, tubuh saya secara otomatis akan merespon dan menyebabkan
perubahan fungsi hormon, seperti nafsu makan dan penurunan metabolisme.
Akibatnya, tubuh saya tidak mampu menyerap asupan gizi dengan baik.
Saya sangat perlu memperbaiki pola hidup saya seperti makan teratur, tidak begadang
atau tidur tepat waktu, mengurangi stress dengan kegiatan yang menyenangkan.
Karena saat tubuh kita menerima rangsangan bau makanan yang terlihat enak dan
lezat, otak seperti salah mengira bahwa kita akan segera memakan makanan itu. Oleh
sebab itu otak langsung bereaksi dengan cara mempersiapkan sistem pencernaan kita
untuk menerima makanan yang kita lihat. Setelah diperintah otak, lambung akan
mempersiapkan diri dan menyesuaikan jumlah asam lambung. Tidak hanya itu, otak
juga memberi perintah kepada kelenjar saliva yang ada di dalam mulut untuk
memproduksi air liur serta mengumpulkannya di dalam mulut.