Anda di halaman 1dari 9

MENGAPRESIASI

SASTRA SECARA RESEPTIF (PROSA LAMA)

KELOMPOK 2
Nama Anggota Kelompok :
Ahmad Taufik (1401420295)
Ernisa Fariha (1401420255)
Kurnia Lita Cahya (1401420275)
Miqdad Dzulfiqar (1401420265)
Forever
Putri Nur Fitriana Love
(1401420315)
Wita Eka Putri Cahyani (1401420245)
Yunia Wardani (1401420285)
MENGAPRESIASI SASTRA SECARA RESEPTIF (PROSA LAMA)

PENGERTIAN

Prosa adalah suatu karya sastra yang


bentuknya tulisan bebas dan tidak
terikat dengan berbagai aturan dalam
menulis seperti rima, diksi, irama, dan
lain sebagainya. Secara umum prosa
dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis,
yaitu prosa lama dan prosa baru, dan
yang akan kita bahas kali ini adalah
prosa lama.
PENGERTIAN PROSA LAMA

Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan
barat atau prosa yang lahir dan hidup dalam masyarakat lama Indonesia, yakni masyarakat yang
masih sederhana dan terikat oleh adat-istiadat karya yang dihasilkan secara bersifat moral,
pendidikan, nasehat, ajaran agama, dan adat.
CIRI-CIRI PROSA LAMA

 1. Statis
Bentuknya selalu sama, pola-pola kalimatnya sama, justru banyak kalimat dan
ungkapan sama betul, tema ceritanya pun sama.
2. Diferensiasi sedikit
Cerita lama pada umumnya merupakan ikatan unsur-unsur yang sama karena
perhubungan beberapa unsur kuat sekali.
3. Tradisional
Prosa lama memiliki pola-pola bentuk yang dijadikan transisi. Kalimat dan
ungkapan yang sama terdapat dalam cerita yang berlainan, bahkan di dalam
satu cerita juga sering diulang-ulang.
.
CIRI-CIRI PROSA LAMA

4. Terbentuk oleh masyarakat dan hidup di tengah-tengah masyarakat


Kebanyakan hasil sastra dalam kesusastraan lama tidak diketahui siapa pengarangnya. Sebab
cerita lama itu hidup di tengah-tengah masyarakat yang diceritakan secara turun-temurun.
5. Tidak mengindahkan sejarah atau perhitungan tahun
Sejarah menurut pengertian lama adalah karangan tentang asal usul raja, kaum bangsawan dan
kejadian-kejadian yang penting, tanpa memperhatikan perurutan waktu serta kejadian-
kejadiannya (tidak kronologis). Nama-nama tempat terjadinya perisitiwa juga tidak jelas.
.
CIRI-CIRI PROSA LAMA

6. Bahasanya menunjukkan bentuk-bentuk yang tradisional


Banyak memakai kata penghubung yang menyatakan urutan peristiwa, misalnya: harta,
syahdan, maka, arkian, sebermula, dan lalu.
Banyak memakai bentuk yang tetap sehingga terdapat banyak pengulangan kata, misalnya:
Kata sahibul hikayat, ada sebuah negeri di tanah Andalas Palembang namanya, Demang Lebar
Daun nama rajanya, asalnya daripada anak cucu Raja Sulan, Muara Tatang nama sungainya.
(dari Sejarah Melayu)
Banyak memakai kalimat inversi, misalnya: Syahdan maka bertemulah rakyat Siam dengan
rakyat Keling, lalu berperang. Lalu diceritakanlah segala kelakuan tuan putri dengan nahkoda
itu.
.
Bentuk-Bentuk Sastra Prosa Lama

1. Hikayat
Hikayat adalah salah satu bentuk prosa lama
yang ceritanya berisi kehidupan para dewa
atau para raja dan sekitarnya.
Contoh hikayat:
• Hikayat Hang Tuah
• Hikayat Si Miskin
• Hikayat Indra Bangsawan

2. Cerita Berbingkai
Cerita berbingkai adalah sebuah cerita yang di
dalamnya terdapat cerita yang lain lagi. Dengan
demikian, dalam satu karya cerita berbingkai ini
terdapat dua macam cerita, yaitu cerita yang menjadi
bingkai dan cerita yang diberi bingkai.
Contoh cerita berbingkai:
• Cerita Seribu Satu Malam
• Cerita Bayan Budiman
• Cerita Kalilah dan Dimnah
3. Dongeng
Dongeng adalah cerita yang lahir dari
khayalan pengarang semata, tidak diangkat
dari kejadian yang benar-benar terjadi.

Dongeng dapat dikelompokkan dalam :


a) Dongeng jenaka, misalnya Cerita Abu
Nawas, Cerita Pak Pandir, dan
Cerita Si Kabayan.
b) Mite, misalnya Dongeng Nyai Roro Kidul
dan Dongeng Dewi Sri.
c) Legenda, misalnya Dongeng Tangkuban
Parahu dan Dongeng Terjadinya Kota
Surabaya.
d) Sage, misalnya Dongeng Lutung
Kasarung dan Ciung Wanara.
e) Fabel, misalnya Dongeng Si Kancil dan
Pelanduk Jenaka.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai