Anda di halaman 1dari 6

ASAS – ASAS PENDIDIKAN DAN PENERAPANNYA

A. Pengertian Asas Pendidikan

Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau


tumpuanberpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.
Asas pendidikan memiliki arti hukum atau kaidah yang menjadi acuan kita dalam
melaksanakan kegiatan pendidikan.
1. Asas Tut Wuri Handayani
  Asas Tut Wuri Handayani merupakan gagasan yang mula-mula dikemukakan oleh Ki
Hajar Dewantara seorang perintis kemerdekaan dan pendidikan nasional. Tut Wuri
Handayani mengandung arti pendidik dengan kewibawaan yang dimiliki mengikuti dari
belakang dan memberi pengaruh, tidak menarik-narik dari depan, membiarkan anak mencari
jalan sendiri, dan bila anak melakukan kesalahan baru pendidik membantunya (Hamzah,
1991:90). Gagasan tersebut dikembangkan Ki Hajar Dewantara pada masa penjajahan dan
masa perjuangan kemerdekaan. Dalam era kemerdekaan gagasan tersebut serta merta
diterima sebagai salah satu asas pendidikan nasional Indonesia (Jurnal Pendidikan, No.
2:24). 
 Asas Tut Wuri Handayani memberi kesempatan anak didik untuk melakukan usaha
sendiri, dan ada kemungkinan mengalami berbuat kesalahan, tanpa ada tindakan (hukuman)
pendidik (Karya Ki Hajar Dewantara, 1962:59).

Menurut asas tut wuri handayani :

(1) pendidikan dilaksanakan tidak menggunakan syarat paksaan

(2) pendidikan adalah penggulowenthah yang mengandung makna: momong, among,


ngemong (Karya Ki Hajar Dewantara, hal. 13)Among mengandung arti mengembangkan
kodrat alam anak dengan tuntutan agar anak didik dapat mengembangkan hidup batin
menjadi subur dan selamat. Momong mempunyai arti mengamat-amati anak agar dapat
tumbuh menurut kodratnya. Ngemong berarti kita harus mengikuti apa yang ingin
diusahakan anak sendiri dan memberi bantuan pada saat anak membutuhkan

(3) pendidikan menciptakan tertib dan damai (orde en vrede),

(4) pendidikan tidak ngujo (memanjakan anak)


(5) pendidikan menciptakan iklim, tidak terperintah, memerintah diri sendiri dan berdiri
di atas kaki sendiri (mandiri dalam diri anak didik. 

2. Asas Belajar Sepanjang Hayat


  Pendidikan Indonesia bertujuan meningkatkan kecerdasan, harkat, dan martabat wujudkan
manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas,
mandiri hingga mampu membangun diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, memenuhi
kebutuhan pembangunan dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa (GBHN,
1993:94)

Untuk mencapai integritas pribadi yang utuh harus ada Keseimbangan dan keterpaduan
dapat dilihat dari segi:

(1) jasmani dan rohani; jasmani meliputi: badan, indera, dan organ tubuh yang lain;
sedangkan rohani meliputi: potensi pikiran, perasaan, daya cipta, karya, dan budi nurani,

(2) material dan spiritual; material berkaitan dengan kebutuhan sandang, pangan, dan papan
yang memadai; sedangkan spiritual berkaitan dengan kebutuhan kesejahteraan dan
kebahagiaan

(3) individual dan sosial; manusia mempunyai kebutuhan untuk memenuhi keinginan pribadi
dan memenuhi tuntutan masyarakatnya,

(4) dunia dan akhirat; manusia selalu mendambakan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat
sesuai dengan keyakinan agam masing-masing,

(5) spesialisasi dan generalisasi; manusia selalu mendambakan untuk memiliki kemampuan-
kemampuan yang umumnya dimiliki orang lain, tetapi juga menginginkan kemampuan
khusus bagi dirinya sendiri.

3.  Azas Kemandirian dalam Belajar

Asas ini tidak dapat dipisahkan dari 2 asas tut wuri handayani dan belajar sepanjang hayat.
Implikasi dari asas ini adalah pendidik harus menjalankan peran komunikator, fasiltator,
organisator, dsb. Pendidik diharapkan dapat menyediakan dan mengatur berbagai sumber
belajar sedemikian rupa sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi belajar tersebut. 
 B.    Penerapan asas-asas Pendidikan (di sekolah dan di luar sekolah)

1.    Keadaan yang di temui

Dalam kaitan penerapan asas Tut Wuri Handayani, dapat dikemukakan beberapa keadaan
yang ditemui sekarang, yakni :

1)      Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan dan keterampilan yang
diminatinya di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan yang disediakan oleh pemerintah
sesuai peran dan profesinya dalam masyarakat. Peserta didik bertanggung jawab atas
pendidikannya sendiri

2)      Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan yang
diminatinya agar dapat mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja bidang tertentu
yang diinginkannya

3)      Peserta didik memiliki kecerdasan yang luar biasa diberikan kesempatan untuk
memasuki program pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan gaya dan irama belajarnya

4)      Peserta didik yang memiliki kelainan atau cacat fisik atau mental memperoleh
kesempatan untuk memilih pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan cacat yang disandang
agar dapat bertumbuh menjadi manusia yang mandiri

5)      Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan
dan ketrampilan agar dapat berkembang menjadi manusia yang memiliki kemampuan dasar
yang memadai sebagai manusia yang mandiri, yang beragam dari potensi dibawah normal
sampai jauh diatas normal (Jurnal Pendidikan,1989)

Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang
ditemui sekarang, yaitu :

1)      Usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalami peningkatan.


Terbukti dengan semakin banyaknya peserta didik dari tahun ke tahun yang dapat ditampung
baik dalam lembaga pendidikan formal, non formal, dan informal; berbagai jenis pendidikan;
dan berbagai jenjang pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi

2)      Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada
semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka dapat melaksanakan tugsnya secara proporsional.
Dan pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan di seluruh tanah air.
Pembinaan guru dan tenaga guru dilaksanakan baik didalam negeri maupun diluar negeri

3)      Usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi pendidikan agar
mampu memenuhi tantangan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas
melalui pendidikan

4)      Usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin meningkat:
ruang belajar, perpustakaan, media pengajaran, bengkel kerja, sarana pelatihan dan
ketrampilan, sarana pendidikan jasmani

5)      Pengadaan buku ajar yang diperuntukan bagi berbagai program pendidikan masyarakat
yang bertujuan untuk:

a)   Meningkatkan sumber penghasilan keluarga secara layak dan hidup bermasyarakat
secara berbudaya melalui berbagai cara belajar

b)   Menunjang tercapainya tujuan pendidikan manusia seutuhnya

6)  Usaha pengadaan berbagai program pembinaan generasi muda: kepemimpinan dan


ketrampilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi, sikap patriotisme dan idealisme, kesadaran
berbangsa dan bernegara, kepribadian dan budi luhur

7)      Usaha pengadaan berbagai program pembinaan keolahragaan dengan memberikan


kesempatan yang seluas-luasnya kepada anggota masyarakat untuk melakukan berbagai
macam kegiatanolahraga untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran serta prestasi di
bidang olahraga

8)      Usaha pengadaan berbagai program peningkatan peran wanita dengan memberikan
kesempatan seluas-luasnya dalam upaya mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia;
peningkatan ilmu pngetahuan dan teknologi, ketrampilan serta ketahanan mental.

Sesuai dengan uraian di atas, maka secara singkat pemerintah secara lintas sektoral telah
mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab tantangan asas pendidikan sepanjang hayat
dengan cara pengadaan sarana dan prasarana, kesempatan serta sumber daya manusia yang
menunjang.

 
2. Permasalahan yang dihadapi

    a.Masalah Peningkatan Mutu Pendidikan

Kebijakan peningkatan mutu pendidikan tidak harus dipertimbangkan dengan


kebijaksanaan pemerataan pendidikan. Karena peningkatan kualitas pendidikan harus
diimbangi dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pendidikan bertujuan membangun
sumber daya manusia yang mutunya sejajar dengan mutu sumber daya manusia negara lain.

Pemerintah mengusahakan berbagai cara dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, antara
lain:

(1) Pembinaan guru dan tenaga pendidikan di semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan
yang menyelenggarakan pendidikan

(2) Pengembangan sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi

(3) Pengembangan kurikulum dan isi pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi serta pengembangan nilai-nilai budaya bangsa

(4) Pengembangan buku ajar sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta perkembangan budaya bangsa.
DAFTAR PUSTAKA

Abu Hanifah. 1950. Rintisan Filsafat, Filsafat Barat Ditilik dengan Jiwa Timur, Jilid
I.Jakarta: Balai Pustaaka.

Conny Seniawan, et. al. 1951. Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan


Siswa dalam Belajar.  Jakarta: Gramedia.

http://qym7882.blogspot.co.id/2009/03/asas-asas-pendidikan-dan-penerapannya.htm l

Prof. Dr. Umar Tirtarahardja, dkk. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Asdi


Mahasatya.

Anda mungkin juga menyukai