Anda di halaman 1dari 5

Filsafat Progresivisme,

Konstruktivisme, Humanisme
A. Progresivisme
progresivisme berasal dari kata progress yang memiliki arti kemajuan. Progresivisme merupakan
suatu aliran yang menekankan bahwa pendidikan bukan hanya sekedar pemberian sekumpulan
pengetahuan kepada peserta didik, tetapi hendaklah berisi aktivitas-aktivitas yang mengarah
pada pelatihan kemampuan berpikir mereka sedemikian rupa sehingga mereka dapat berpikir
secara sistematis melalui cara-cara ilmiah seperti memberikan analisis. Progresivisme
merupakan teori yang dianggap baru di dunia barat. Dalam sejarahnya, bahwa progresivis
dibidang pendidikan merupakan bagian dari gerakan reformasi sosio-politik yang lebih luas di
Amerika Serikat pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 sebagai akibat industrialisasi besar-
besaran di Amerika Serikat (AS). Dalam bidang politik, dipelopori oleh R.L Follete dan W.Wilson
yang mencoba mengembangkan demokrasi politik, sementara dalam bidang sosial dipelopori
oleh James Adams yang mengadakan gerakan peningkatan kesejahteraan masyarakat (improvent
of Sosial Walfare). Munculnya aliran Progresivisme dalam bidang pendidikan sebagai reaksi
untuk menentang sistem pendidikan konvensional yang dianggap tradisional konservatif
(esensialisme dan perenialisme) yang menekankan metode pembelajaran ekstruksional
(pengajaran yang formal), menekankan pada mental learning, dan menekankan pada
kemampuan baca tulis peserta didik. Dalam konsep progresivisme, bahwa pendidikan bukanlah
sekedar mentransfe pengetahuan kepada peserta didik, melainkan melatih kemampuan dan
keterampilan dengan memberikan rangsangan yang tepat kepada mereka. Progresivisme
merupakan suatu gerakan dalam bidang pendidikan yang dipelopori oleh John Dewey. Sejak
kelahirannya, aliran ini berusaha menanggapi secara positif tentang pengaruh yang bersumber
dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun tokoh-tokoh aliran progresivisme yaitu:
1. William James (11 Januari 1842 – 26 Agustus 1910)
James meyakini bahwa otak atau pikiran, aspek dari eksistensi organik harus
mempunyai fungsibiologis dan nilai kelanjutan hidup. Dia menegaskan agar fungsi
otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu
pengetahuan alam. James menolong untuk membebaskan ilmu jiwa dari
prakonsepsi teologis, dan menempatkan di atas daasar ilmu perilaku.
2. Jhon Dewey (1859 – 1952)
Jhon Dewey mengungkapkan teori filsafat pragmatisme yang diukur dengan standar
rasional. Teori Dewey tentang sekolah adalah “progresivisme” lebih menekankan
pada anak didik dan minatnya dari mata pelajarannya sendiri. Maka muncullah
“Child Centered Curriculum”, dan “Child Centered School”. Progresivisme
mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum jelas.
3. Hans Vaihinger (1852 – 1933)
Menurut Hans Vaihinger, kata tau hanya mempunyai arti praktis. Persesuaian
dengan objeknya tidak mungkin dibuktikan; satu-satunya ukuran bagai berpikir
ialah gunanya (dalam bahasa Yunani pragma) untuk mempengaruhi kejadian-
kejadian di dunia.
B. Konstruktivisme

Aliran konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan yang
menciptakan Sesutu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme juga dapat diartikan sebagai suatu
filsafat pengetahuan yang memiliki anggapan bahwa pengetahuan adalah hasil dari konstruksi
(bentukan) manusia itu sendiri. Manusia membentuk pengetahuan mereka melalui interaksi mereka
dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungan mereka. Tokoh-tokoh konstruktivisme yaitu:
1. Jean Piget
Pieget dikenal sebagai kontruktivis pertama (Dahar, 1989 : 159) menegaskan bahwa proses untuk
menemukan teori dan pengetahuan yang dibangun dari realitas lapangan. Peran guru dalam proses
pembelajaran adalah sebagai fasilitator dan moderator. Ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran
seorang anak, kegiatan asimilasi dan akomodasi sesuai dengan schemata yang dimilikinya.
2. Lev Semenovich Vygotsky
Vygotsky menyatakan bahwa siswa dalam suatu konsep perlu memperhatikan lingkungan sosial.
Konstruktivisme ini oleh Vygotsky disebut Konstruktivisme sosial. Vygotsky menempatkan lebih banyak
pada lingkungan sosial sebagai fasilitator perkembangan dan pembelajaran. Seluruh fungsi mental yang
lebih tinggi berasal dari lingkungan sosial. Prinsip teori belajar Menurut aliran Konstruktivisme adalah:
1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri
2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan keaktifan murid
sendiri untuk menalar.
3. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses konstruksi berjalan lancar.
4. Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.
5. Mencari dan menilai pendapat siswa.
C. Humanisme
Aliran humanisme merupakan proses belajar yang memanusiakan manusia. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap individu dapat
menggali kemampuannya sendiri untuk diterapkan dalam lingkungan. Pembelajaran pada aliran humanisme ini memusatkan
perhatian kepada siswa sehingga menitik beratkan pada penilaian kognitif dan afektif. Pendekatan humanistic dalam
pendidikan menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan
menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan
interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan
hidup dan juga masyarakat. Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika siswa memahami lingkungannya dan
dirinya sendiri. Siswa dalam beproses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan
sebaikbaiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pengamatnya. Ada salah satu ide
penting dalam teori belajar humanisme yaitu siswa harus mampu untuk mengarahkan dirinya sendiri dalam kegiatan belajar
mengajar, sehingga siswa mengetahui apa yang dipelajarinya serta tahu seberapa besar siswa tersebut dapat memahaminya.
Tokohtokoh humanisme yaitu:
 1. Arthur Combs (1912-1999)
Arthur Combs bersama dengan Donald Syng menyatakan bahwa belajar terjadi apabila mempunyai arti bagi individu tersebut.
Artunya bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru tidak boleh memaksakan materi yang tidak disukai oleh siswa. Sehingga
siswa belajar sesuai dengan kemauannya tanpa ada paksaan sedikit pun. Sebenarnya hal tersebut terjadi tak lain hanyalah dari
ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan bagi dirinya sendiri.
 2. Maslow
Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hiarkis. Pada diri
masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk
mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya. Tetapi disisi lain orang juga punya
dorongan untuk lebih menuju kea rah keutuhan, keunikan diri, kearah berfungsinya semua kemampuan, kearah kepercayaan
diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri.
 3. Carl Roger
Seorang psikolog humanisme
yang menekankan perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka dalam membantu individu mengatasi
masalahmasalah kehidupannya. Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru
memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai