Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PENDEKATAN EKSPOSITORI DALAM PROSES


PEMBELAJARAN IPA

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Pendidikan IPA SD 1

Dosen pengampu: Astri Sutisnawati, M. Pd

Oleh:
Tanti Nurlitasari 1731621008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI

JL. R.SYAMSUDIN NO.50, KOTA SUKABUMI, JAWA BARAT 43113


2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena
berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Pendekatan Ekspositori dalam Proses Pembelajaran IPA” sebagai salah satu syarat
dalam memenuhi tugas individu mata kuliah Pendidikan IPA SD 1.
Penulis ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
bersangkutan, khususnya kepada Dosen mata kuliah Pendidikan IPA SD 1, suami
dan orang tua. Berkat bantuan, dorongan dan bimbingannyalah penulis dapat
menyelesaikan tugas ini.
Penulis menyadari dan merasakan sepenuhnya bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati para pembaca untuk memberi kritik dan saran
yang bersifat membangun demi perbaikan kedepannya. Mudah-mudahan makalah
ini bermanfaat bagi pembaca, bisa menambah pengetahuan pembaca dan
meningkatkan motivasi belajar untuk semuanya. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Sukabumi, 27 Oktober 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2

C. Tujuan Penulisan................................................................................ 2

D. Manfaat Penulisan.............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran ................................................ 3

B. Pengertian Pembelajaran Ekspositori ................................................ 5

C. Karakteristik Pendekatan Ekspositori ................................................ 6

D. Prinsip Pendekatan Ekspositori ......................................................... 8

E. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Ekspositori ........................ 10

F. Prosedur Pelaksanaan Pendekatan Ekspositori dalam Pembelajaran

IPA SD ............................................................................................... 12

BAB III PENUTUP

A. Simpulan ............................................................................................ 20

B. Saran ................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dari namanya IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), sebenarnya kita sudah
dapat mengetahui materi mata pelajaran IPA. Materi yang dipelajarai dalam
mata pelajaran IPA antara lain semua benda di alam, fenomena atau
kejadian alam yang meliputi sebab dan akibat dari kejadian tersebut, proses
terjadinya, sampai penerapan atau pemanfaatannya bagi manusia. Jika
ditinjau dari materi yang dipelajari, maka dalam pembelajaran IPA
hendaknya siswa melakukan pengamatan terhadap benda atau kejadian
alam.
Dalam hal ini mata pelajaran IPA sebagai proses pembelajaran yang
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah.
Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian
pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Dengan
menggunakan pendekatan yang sesuai dalam Pembelajaran IPA di SD,
tujuan pembelajaran yang diinginkan akan tercapai sesuai dengan tujuan
pendidikan pada umumnya.
Agar siswa dapat lebih aktif, guru diharapkan menciptakan strategi
yang tepat untuk memotivasi siswa. Guru juga harus memfasilitasi siswa
agar siswa mendapat informasi yang bermakna, sehingga memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menerapkan ide yang mereka miliki. Ada
beberapa pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru namun
dalam makalah ini pendekatan pembelajaran yang akan dibahas yaitu
Pendekatan Ekspositori dalam Pembelajaran IPA di SD.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Pendekatan Pembelajaran?
2. Apakah yang dimaksud dengan Pendekatan Ekspositori?
3. Apa Karakteristik Pendekatan Ekspositori?
4. Apa saja Prinsip Pendekatan Ekspositori?
5. Apa Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Ekspositori?
6. Bagaimana Prosedur Pelaksanaan Pendekatan Ekspositori dalam
Pembelajaran IPA SD?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami Pendekatan Pembelajaran
2. Untuk memahami Pendekatan Ekspositori
3. Untuk mengetahui Karakteristik Pendekatan Ekspositori
4. Untuk mengetahui Prinsip Pendekatan Ekspositori
5. Untuk mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Ekspositori
6. Untuk mengetahui Prosedur Pelaksanaan Pendekatan Ekspositori dalam
pembelajaran IPA SD

D. Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa dapat memahami Pendekatan Pembelajaran
2. Mahasiswa dapat memahami Pendekatan Ekspositori
3. Mahasiswa dapat mengetahui Karakteristik Pendekatan Ekspositori.
4. Mahasiswa dapat mengetahui Prinsip Pendekatan Ekspositori
5. Mahasiswa dapat mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan
Ekspositori
6. Mahasiswa dapat mengetahui Prosedur Pelaksanaan Pendekatan
Ekspositori dalam pembelajaran IPA SD

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN


Mengajar bukan lagi usaha untuk menyampaikan ilmu
pengetahuan, melainkan juga usaha menciptakan sistem lingkungan yang
membelajarkan subjek didik agar tujuan pengajaran dapat tercapai secara
optimal. Mengajar dalam pemahaman ini memerlukan suatu strategi belajar
mengajar yang sesuai. Mutu pengajaran tergantung pada pemilihan strategi
yang tepat dalam upaya mengembangkan kreativitas dan sikap inovatif
subjek didik. Untuk itu perlu dibina dan dikembangkan kemampuan
profesional guru untuk mengelola program pengajaran dengan “strategi
pembelajaran” yang kaya dengan variasi (Chusna, 2011).
Chusna (2011) menyatakan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas
dua kata, yaitu strategi dan pembelajaran. Istilah strategi (strategy) berasal
dari kata benda dan kata kerja dalam Bahasa Yunani. Sebagai kata benda,
strategos, merupakan gabungan kata “stratos” (militer) dan “ago”
(memimpin), sebagai kata kerja, strategos, berarti merencanakan (to plan).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi berarti rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Sedangkan secara
umum strategi mengandung pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Sedangkan
yang kita pahami kata strategi sebagai suatu cara yang dianggap mampu
untuk mencapai suatu tujuan yang telah terprogram secara sistematis.
Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan strategi adalah
pendekatan (approach). Mendefinisikan pendekatan pembelajaran perlu
dipahami arti dan masing-masing kalimat tersebut Depdikbud (1990: 180)
pendekatan dapat diartikan, sebagai proses, perbuatan, atau cara untuk
mendekati sesuatu. Sedangkan pembelajaran menurut H. J. Gino dkk.
(1998:32) bahwa, pembelajaran atau intruction merupakan usaha sadar dan
disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan tujuan
mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan belajar

3
mengajar. Selain itu, pembelajaran juga mengandung pengertian,
bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi di
samping itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya.
Berdasarkan pengertian pendekatan dan pembelajaran tersebut dapat
disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja yang
mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran
dan membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Sebenarnya pendekatan berbeda baik dengan strategi maupun
metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan
dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu. Misalnya, ada
dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada
guru (teacher-centred approaches) dan pendekatan yang berpusat pada
siswa (student-centred approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru
(teacher-centred approaches) menurunkan strategi pembelajaran langsung
(direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa
menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi
pembelajaran induktif.
Pendekatan Pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang
suatu pembelajaran. Pendekatan pembelajaran IPA merupakan landasan
filosofi yang melatar belakangi proses pembelajaran IPA. Landasan filosofi
ini berdasarkan epistemologi, ontologi, dan aksiologi pembelajaran IPA.
IPA yang dibahas disini adalah natural science, bukan social science.

4
Natural Science secara harfiah merupakan ilmu yang mempelajari
alam dari peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan alam. Tujuan yang
akan dicapai setelah seorang peserta didik belajar IPA adalah mampu
mempelajari diri sendiri dan fenomena alam. Pencapaian tujuan belajar IPA
tersebut dalam proses pembelajaran yang dimulai dari penentuan strategi
pembelajaran yang dapat diterapkan.
Menurut Raka Joni (1993), strategi adalah cara umum dalam
memandang permasalahan atau objek kajian. strategi merupakan garis besar
dari rencana pembelajaran. Peranan strategi pembelajaran adalah
menyesuaikan antara tujuan pembelajaran, siswa, latar belakang, sosial dan
budaya, sumber dan daya dukung yang tercangkup dalam unsur input,
output, produk dan outcomes. Pendidikan dengan bahan kajian yang akan
disajikan, sehingga pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan,
menumbuhkan rasa ingin tahu. Tujuan menggunakan strategi adalah
menggiring cara pandang atau persepsi dan proses pengkajian terhadap
materi pembelajaran dengan suatu terminologi sehingga akan diperoleh
suatu pemahaman dan pembentukan perilaku siswa yang diharapkan.

B. PENGERTIAN PENDEKATAN EKSPOSITORI


Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran
yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari
seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat
mengusai materi pelajaran secara optimal. Roy killen (1998) menamakan
strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung (direct
instruction). Mengapa demikian ? karena dalam strategi ini materi pelajaran
disampaikan langsung oleh guru. Sisiwa tidak di tuntut untuk menemukan
materi itu.materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Oleh karena itu, strategi
ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga
dinamakan istilah strategi “chalk and talk”.

5
Strategi pembelajaran adalah strategi pembelajaran yang
menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang
guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai
pelajaran secara optimal.
Hakikat mengajar menurut pandangan ekspositori adalah
menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Siswa dipandang sebagai
objek yang menerima apa yang diberikan guru. Guru yang kreatif biasanya
dalam memberikan informasi dan penjelasan kepada siswa menggunakan
alat bantu seperti gambar,bahan,grafik,dan lain-lain.

C. KARAKTERISTIK PENDEKATAN EKSPOSITORI


pendekatan pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran
yang menekankan kepada proses penyampaian materi pelajaran secara
optimal. Pendekatan ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur,
maka sering juga dinamakan istilah “calk and talk” Terdapat beberapa
karakteristik pendekatan ekspositori :
1. Pendekatan ekpositori dilakukan dengan cara menyampaiakan
materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan
merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena
itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah.
2. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi
pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep
terentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk
berpikir ulang.
3. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran
itu sendiri. Artinya setelah proses pembelajaran berakhir siswa
diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara
dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.

6
pendekatan ekspositori akan efektif manakala :
a) Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta
kaitannya dengan yang akan dan harus dipelajari siswa.
b) Apabila guru menginginkan agar siswa mempunyai gaya
model intelektual tertentu,misalnya agar siswa bisa
mengingat bahan pelajaran,sehingga ia akan dapat
mengungangkapkannya kembali manakala diperlukan.
c) Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk
dipresentasikan,artinya dipandang dari sifat dan jenis
materi pelajaran memang materi itu hanya mungkin
dapat dipahami oleh siswa manakala disampaikan oleh
guru,misalnya materi pelajaran hasil penelitian berupa
data-data khusus.
d) Jika ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang
topic tertentu.
e) Guru menginginkan untuk mendemonstrasikan suatu
teknik atau prosedur,biasanya merupakan suatu teknik
atau prosedur tertentu untuk kegiatan praktik.
f) Apabila seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang
sama sehingga guru perlu menjelaskan untuk seluruh
siswa.
g) Apabila guru akan mengajar pada sekelompok siswa
yang rata-rata memiliki kemampuan rendah.
h) Jika ligkungan tidak mendukung untuk menggunakan
pendekatan yang berpusat pada siswa,misalnya tidak
adanya sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
i) Jika tidak memiliki waktu yang cukup untuk
menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.

7
D. PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN PENDEKATAN EKSPOSITORI
Tidak ada satu pendekatan pembelajaran yang dianggap lebih baik
dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran yang lain. Baik tidaknya
suatu pendekatan pembelajaran bisa dilihat dari efektif tidaknya pendekatan
tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Dengan demikian,pertimbangan pertama penggunaan pendekatan
pembelajaran adalah tujuan apa yang harus dicapai.
Dalam penggunaan pendekatan pembelajaran ekspositori terdapat
beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Setiap prinsip
tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1. Berorientasi pada tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri
utama dalam pendekatan pembelajaran ekspositori melalui
metode ceramah, namun tidak berati proses penyampaian materi
tanpa tujuan pembelajaran, justru tujuan itulah yang harus
menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan strategi ini.
Karena itu sebelum pendekatan ini diterapkan terlebih dahulu,
guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan
terukur. Seperti kriteria pada umumnya, yang dapat diukur atau
berorientasi pada kompentensi yang harus dicapai oleh siswa.
Hal ini sangat penting untuk dipahami, karena tujuan spesifik
memungkinkan kita bisa mengontrol evektivitas penggunaan
strategi pembelajaran.
2. Prinsip komunikasi
Proses pembelajaran dapat dikatan sebagai proses
komunikasi, yang menunjukkan pada proses penyampaian dari
seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok
orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam
hal ini adalah materi pelajaran yang diorganisir dan disusun
sesuai dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai.

8
Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebangai sumber
pesan dan siswa berfungsi penerima pesan. Dalam proses
komunikasi, bagaimana sederhananya, selalu terjadi urutan
pemindahan pesan (informasi) dari sumber pesan ke penerima
pesan. Sistem komunikasi dikatakan efektif manakala pesan itu
dapat mudah ditangkap oleh penerima pesan secara utuh. Dan
sebaiknya sistem komunikasi dikatakan tidak efektif, manakala
penerima pesan tidak dapatmenangkap setiap pesan yang
diampaikan. Kesulitan menangkap pesan itu itu dapat terjadi
oleh berbagai gangguan.
3. Prinsip kesiapan
Dalam teori belajar koneksionisme, “kesiapan” merupakan
salah satu hukum belajar. Inti dari hukum belajar ini adalah
bahwa setiapindividu akan merespon dengan cepat dari setiap
stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan.
Sebaliknya, tidak mungkin setiap individu akan merespon setiap
stimulus yang muncul manakala dalam dirinya belum memiliki
kesiapan.
Yang dapat kita tarik dari hukum belajar ini adalah, agar
siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita
berikan, terlebih dahulu kita harus memosisikan mereka dalam
keadaan siapa baik secara fisik maupun psikis untuk menerima
pelajaran. Jangan mulai kaita sajikan materipelajaran, manakala
siswa belum siap untuk menerimanya.seperti halnya kerja
komputer, setiap data yang dimasukkan kan dapat disimpan
dalam memori manakala sudah tersedia file untuk menyimpan
data.
4. Prinsip berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong
siswa untuk mempelajari materi pembelajaran lebih lanjut.
Pembelajaran bukan hanya berlangsung paa saat itu, akan tetapi
juga pada waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah

9
manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa
pada situasi keseimbangan (disequilibrium),
sehinggamendorong mereka untukmencari dan menemukan atau
menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.

E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENDEKATAN


EKSPOSITORI
1. Kelebihan
Pendekatan pembelajaran ekspositori merupakan pembelajaran
yang banyak dan sering digunakan.Hal ini disebabkan strategi ini
memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:
a) Dengan pendekatan pembelajaran ekspositori guru bisa
mengontrol urutan dan keluasan materi
pembelajaran,dengan demikian ia dapat mengetahui sampai
sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang
disampaikan.
b) Pendekatan pembelajaran ekspositori dianggap sangat
efektif apabila materi pembelajaran yang harus dikuasai
siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk
belajar terbatas.
c) Melalui pendekatan pembelajaran ekspositori selain siswa
dapat mendengar melalui penuturun (kuliyah) tentang suatu
materi pelajaran,juga sekaligus siswa bisa melihat atau
mengobservasi (melalui pelaksaan demonstrasi).
d) Keuntungan lain adalah pendekatan pembelajaran ini bisa
digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.

10
2. Kekurangan
Disamping memiliki keunggulan, pendekatan ekspositori juga
memiliki kelemahan, diantaranya:
a) pendekatan pembelajaran ini hanya mungkin dapat
dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan
mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang
tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan
strategi lain.
b) pendekatan ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan
setiap individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan
pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
c) Karena pendekatan lebih banyak diberikan melalui
ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan
siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan
interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
d) Keberhasilan pendekatan pembelajaran ekspositori sangat
tergantung kepada apa yang dimiliki guru, seperti persiapan,
pengetahuan,rasa percaya diri,semangat,antusiasme,
motivasi, dan berbagai kemampuan seperti kemampuan
bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan mengelola kelas.
e) Oleh karena gaya komunikasi pendekatan pembelajaran
lebih banyak terjadi satu arah (one-way communication),
maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan
materi pembelajaran akan sangat terbatas pula.

Memerhatikan beberapa kelemahan diatas, maka sebaiknya dalam


melaksanakan pendekatan ini guru perlu persiapan yang matang baik mengenai
materi pelajaran yang akan disampaikan maupun mengenai hal-hal yang dapat
mempengaruhi kelancaran proses presentasi.

11
F. PROSEDUR PELAKSANAAN PENDEKATAN EKSPOSITORI
1. Rumuskan tujuan yang ingin dicapai
Merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang harus
dipersiapkan oleh guru. Tujuan yang ingin dicapai sebaiknya
dirumuskan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang spesifik
yang berorientasi kepada hasil belajar. Tujuan yang spesifik,
seperti yang dijelaskan diatas, dapat memperjelas kepada arah
yang ingin dicapai.
Sering terjadi, proses pembelajaran dengan cara bertutur,
guru terlena dengan pembahasan yang dilakukannya sehingga
materi pembelajaran menjadi melebar, tidak fokus pada
permasalahan yang sedang dibahas. Dengan rumusan tujuan
yang jelas, hal ini tidak akan terjadi. Sebab, tujuan yang harus
dicapai akan menjadi faktor pengingat bagi guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran.
2. Kuasai materi pelajaran dengan baik
Penguasaan materi pelajaran dengan baik merupakan mutlak
penggunaan pendekatan ekspositori. Penguasaan materi yang
sempurna, akan membuat kepercayaan guru meningkat, sehinga
guru akan mudah mengelolah kelas. Ia akan mudah bergerak,
berani menatap siswa, tidak takut pada perilaku siswa yang dapat
mengganggu jalannya proses pembelajaran, dan lain-lain.
Sebaliknya, manakala guru kurang menguasai materi pelajaran
yang akan disampaikan,ia akan kurang percaya diri sehingga ia
akan sulit bergerak, takut melakukan kontak mata dengan siswa,
menjelaskan materi pelajaran serba tanggung dengan suara yang
pelan dan miskin ilustrasi dan lain sebagainya. Akibatnya ? ia
akan sulit mengatur irama dan iklik pembelajaran. Guru akaan
sulit mengontrol dan mengendalikan perilaku-perilaku siswa
yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran.

12
Agar guru dapat menguasai materi pelajaran ada beberapa
hal yang harus dilakukan. Pertama, pelajari sumber-sumber
belajar yang mutakhir. Kedua, persiapkan masalah-masalah
yang mungkin muncul dengan cara menganalisis materi belajar
sampai detailnya. Ketiga, buatlah garis besar materi pelajaran
yang akan disampaikan.
3. Kenali medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi
proses pembelajaran
Mengenali lapangan atau medan merupakan hal penting
dalam langkah persiapan. Pengenalan medan yang baik
memungkinkan guru dapat mengantisipasi berbagai
kemungkinan yang dapat mengganggu proses penyajian materi
pembelajaran. Beberapa hal yang berhubungan dengan medan
yang harus dikenali diantaranya :
a) latar belakang audiens atau siswa yang akan
menerima materi, misalnya kemampuan dasar atau
pengalaman belajar sesuai dengan materi yang akan
disampaikan, minat dan gaya belajar siswa, dsb.
b) kondisi ruangan, baik menyangkkut luas dan
besarnya ruangan, pencahayaan, posisi tempat
duduk, maupun kelemkapan reuangan itu sendiri.
Keberhasilan penggunaan pendekatan ekspositori sangat tergantung pada
kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan materi pelajaran. Ada
beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu:
1. Persiapan (preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk
menerima pelajaran dalam pendekatan ekspositori, langkah persiapan
merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ekspositori sangat
tergantung pada langkah persiapan. Tujuan yang ingin dicapai dalam
melakukan persiapan adalah:

13
a) Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif.
b) Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar.
c) Merangsan dan menggugah rasa ingin tahu siswa.
d) Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan
diantaranya adalah :
(a) Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negative
(b) Memberikan sugesti yang positif akan dapat membangkitkan
kekuatan pada siswa untuk menembus rintangan dalam belajar.
Sebaliknya, sugesti yang negatif dapat menghentikan semangat
belajar. Perhatikan cintoh sugesti yang negatif yang diberikan
oleh guru sebelum ia menyajikan materi pelajaran. “anak-anak
hari ini kita akan mempelajari materi pelajaran tersulit yang
pernah kalian pelajari. Banyak, bahkan hampir semua anak-
anak kelas kalian yang gagal menguasai materi pelajaran ini.
Oleh seba itu, kalian harus bersungguh-sungguh untuk
belajar agar tidak mendapat nasib seperti yang dialami oleh
kanak-kanak kelas kalian”.
Apa yang anda rasakan seandainya guru andaakan berkata
demikian sebelum ia memulai pelajaran? Ya, pasti dalam
bayangan anda, anda akan merasa berat untuk mempelajari
materi pelajaran yang akan disampaikan. Seakan-akan anda
akan menghadapi pekerjaan yang sangat “wah”. Sehingga
selum belajar dimulai energi anda sudah terkuras habis,
selanjutnya andapun akan tidak akan bergairah untuk belajar.
Manakla perasaan itu muncul, jangan harap proses
pembelajaran akan menghasilkan sesuatu yang akan
diharapkan. Coba anda bandingkan dengan pernytaan guru
dibawah ini “anak-anak hari ini kita akan mempelajari materi
pelajaran yang penuh dengan tantangan dan sangat
mengasyikkan. Memang dulu, ada kakak kelas kalian yang
kurang menguasai materi ini.saya kira, hal ini diebabkan

14
karena mereka kurang bersungguh-sungguh dalam
mempelajarinya. Oleh sebab itu, saya harapkan kalian untuk
meningkatkan sedikit motivasu bekajar agar materi pelajaran
yang sangat penting ini dapat kalian kuasai dengan optimal”.
Pernyataan diatas berbeda dengan pernyataan sebelumnya,
bukan? Ya, pernyataan diatas merupakan pernyataan yang bisa
mendorong siswa belajar lebih giat. Siswa tidak akan merasa
dibebani, justru mereka akan merasa tertantang untuk
mempelajari materipeajaran yang akan disampaikan.
(c) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai
Mengemukakan sangat penting artinya dalam setiap proses
pembelajaran. Dengan mengemukakan tujuan siswa akan
pahamapa yang harus mereka kuasai serta mau dibawa kemana
mereka. Dengan demikian, tujuan mereka ‘pengikut’ baik bagi
guru maupun bagi siswa. Langkah penting ini sering dilupakan
oleh guru.dalam pembelajaran, guru menjelaskan materi
pelajaran. Dengan demikian bagi siswaakan mengalami
kesulitan, sebab mereka memerlukan waktu untuk beradaptasi
terhadap materi pelajaran yang dibahas. Bahkan, sering terjadi
untuk siswa tertentu proses adaptasi memerlukan waktu yang
cukup lama. Artinya, walaupaun sudah lama guru bicara tapi
mereka belum mengerti apa yang hendak dicapai oleh
pembicara guru.
(d) bukalah file dalam otak siswa
coba anda bayangkan, seandainya seorang guru
menyampaikan pelajaran yang sama sekali asing bagi anda
kenal. Anda akan sulit menagkap materi ya ng disampaikan,
bukan? Apalagi jika dalam menyampaikan materi itu guru
menggunakan istilah-istilah yang sama sekali asing bagi kita.
Bagaikan kerja sebuah komputer, data akan dismpan
manakala filenya sudah tersedia.demikian juga otak siswa,
materi pelajaran akan bisa ditangkap dan disimpan dalam

15
memori manakala sudah tersedia file atau kapling yang sesuai.
Artinya, sebelum kita akan menyampaikan materi pelajaran
maka terlebih dahulu kita harus membuka file dalam otak siswa
agar materi itu bisa ditangkap.
2. Penyajian (presentation)
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran
sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipersiapkan
oleh guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran
dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Oleh sebab itu,
ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah
ini, antara lain:
a) Penggunaan bahasa
Penggunaan bahasa merupakan aspek yang sangat berpengaruh
untuk keberhasilan presentasi. Ada beberapa yang harus
diperhatikan dalam penggunaan bahasa.
(1) bahasa yang digunakan sebaikanya bahasa yang bersifat
komunikatif dan mudah dipahami. Bahasa yang komunikatif
hanya mungkin muncul manakala guru memiliki
kemampuan bertutur yang baik. Oleh karenanya, guru
dituntut untuk tidak menyajikan materi pelajaran dengan
cara membaca buku atau teks tertulis, tetapi sebaliknya guru
menyajikan materi pelajaran secara langsung dengan bahasa
sendiri.
(2) dalam penggunaan bahasa guru harus memperhatikan
tingkat perkembangan audiens atau siswa. Misalnya,
penggunaan bahasa untuk annak SD berbeda dengan
mahasiswa.
b) Intonasi suara
Intonasi suara adalah pengaturan sesuai dengan pesan yang
ingin disampaikan. Guru yang baik akan memahami kapan ia
harus meninggikan nada suaranya, dan kapan ia harus
melemahkan suaranya. Pengaturan anda suara akan membauat

16
perhatian siswa akan terkontrol, sehingga tidak akan mudah
bosan.
c) Menjaga kontak mata dengan siswa
Dalam proses penyajian materipelajaran, kontak mata
merupakan hal yang sangat penting untuk membuat siswa untuk
tetap memperhatikan pelajarn. Melalui ontak mata yang
selamanya terjaga, siswa bukan hanya merasa dihargai oleh
guru, akan tetapi mereka juga seakan-akan diajak terlibat dalam
proses penyajian. Oleh sebab itu, guru sebaiknya secara terus-
menerus menjaga dan memeliharanya. Pandanglah siswa secara
bergiliran, jangan biarkan pandangan mereka tertuju pada hal-
hal diluar materi pelajaran.
d) Menggunakan joke-joke yang menyegarkan
Menggunakan joke adalah kemampuan guru untuk menjaga
agar kelas tetap hidup dan segar melalui penggunaan kalimat
atau bahasa yang lucu. Beberapa hal yang harus diperhatinkan
dalam menggunakan joke diantaranya:
(1) joke yang digunakan harus relevan dengan isi materi
yang sedang dibahas.
(2) sebaikanya joke muncul tidak terlalu sering. Guru yang
terlalu sering memunculkan joke hanya akan membuat
kelas seperti dalam suasana pertunjukan. Oleh sebab itu,
guru mesti paham kapan ia sebaiknya ia memunculkan
joke-joke tertentu. Guru dapat memunculkan joke
apabila dirasakan siswa sudah kehingan konsentrasinya
yang bisa dilihat dari cara mereka duduk yang tidak
tenang, cara mereka memandang atau dengan gejala-
gejala perilaku tertentu, misalnya dengan memain-
mainkan alat tulis, mengetuk-ngetuk meja dan
sebagainya.

17
3. Korelasi (corelation)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran
dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan
siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan
yang telah dimilikinya. Langkah korelasi dilakukan tiada lain untuk
memberikan makna terhadap materi pelajara, baik makan untuk
memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimilikinya maupun
makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berfikir dan
kemampuan motorik siswa.
Sering terjadi, dalam suatu pembelajaran setelah siswa menerima
mata pelajaran dari guru, ia tidak dapat menagkap makna untuk apa
materi pelajar itu dikuasai dan dipahami, apa manfaat materi pelajaran
yang telah disampaikan, bagaimana kaitan materi yang baru
disampaikan dengan pengetahuan yang telah sejak lama dimilikinya,
dsb. Melalui langkah korelasi, semua pertanyaan tersebut tidak perlu
ada, sebab dengan mengaitkan materi pelajaran dengan berbagai hal,
siswa akan langsung memahaminya.
4. Menyimpulkan (generalization)
Menyimpulkan adalah tahap memahami inti (core) dari materi
pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan mereka langkah
yang sangat penting dalam strategi ekspositori, sebab melalui langkah
menyimpulkan siswa akan dapat mengambil inti sari dari proses
penyajian.
Menyimpulkan berarti pula memberikan keyakinan kepada siswa
tentang kebenaran suatu paparan dengan demikian, siswa tidak mersa
ragu lagi akan penjelasan guru. Kalau diibaratkan dengan memasukan
data pada suatu proses penggunaan komputer, menyimpulkan adalah
proses men-safe data tersebut, sehingga data yang baru saja yang
dimasukannya akan tersimpan dimemori, dan akan muncul kembali
manakala dipanggil untuk digunakan. Menyimpulkan bisa dilakukan
dengan cara, diantaranya:

18
a) mengulang kembali inti-inti materi yang menjadi pokok
persoalan. Dengan demikia, diharapkan siswa dapat menangkap
inti materi yang telah disajikan.
b) memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi
yang telah disajikan.dengan cara demikian, diharapkan siswa
dapat mengingat kembali keseluruhan materi pelajaran yang
telah dibahas.ketiga, dengan maping melalui
pemetaanketerkaitan antar materi pokok materi.
5. Mengaplikasikan (aplication)
Langkah aplikasi adalah langkah untuk kemampuan siswa setelah
mereka menyimak penjelasan guru. Ini merupakan langkah yang sangat
penting dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah
ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan
pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Tekhnik yang bisa dilakukan
pada langkah ini diantaranya:
a) telah disajikan.
b) memberikan teks yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah
disajikan

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran ekspositori adalah pendekatan
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi
secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan
maksud agar siswa dapat mengusai materi pelajaran secara optimal. Roy
killen (1998) menamakan pendekatan ekspositori ini dengan istilah
strategi pembelajaran langsung (direct instruction).
Karakteristik pendekatan pembelajaran ekspositori dilakukan
dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, biasanya
materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah
jadi dan tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi itu
sendiri.
Kelebihan dari pendekatan ekspositori yaitu guru bisa mengontrol
urutan dan keluasan materi pembelajaran, dianggap sangat efektif
apabila materi pembelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas dan
melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar
melalui penuturun (kuliyah) tentang suatu materi pelajaran. Adapun
kekurangannya hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang
memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik dan tidak
mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan
kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan
gaya belajar.
Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan
sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan
sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
Adapun langkah-langkah penerapa pedekatan ekspositori meliputi
Persiapan (preparation), Penyajian (presentation),
Menghubungkan(corelation), Menyimpulkan (generalization), dan
Penerapan (aplication).

20
B. SARAN
Sebagai calon seorang guru yang nantinya akan mengajar dalam
kelas, kita harus memiliki wawasan yang luas, tentang bagaimana cara
mengajar yang menarik bagi siswa dan tidak membosankan. Setelah
membaca makalah ini, disarankan kita dapat menggunakan strategi atau
pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan keadaan kelas,
sehingga proses belajar-mengajar dapat berjalan dengan optimal dan
tujuan pembelajaran dapat tercapai.

21
DAFTAR PUSTAKA

Amalia Sapriati, dkk. Pembelajaran IPA di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka,


2011), hlm.2.3-2.4.

Chusna, L. Stategi Pembelajaran di Sekolah Dasar, 2011.

Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,


Rawamangun-Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2008.

sabri ahmad,strategi belajar mengajar dan micro teaching,Ciputat: PT. CIPUTAT


PRESS, 2007.

Sunardi Nur, Strategi dalam Pembelajaran ; menjadi Pendidik Profesional,


Bandung : Remaja Rosdakarya, 1990.

Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran ; berorientasi Standar Proses Pendidikan,


Jakarta : Kencana Prenada 2011.

La hadisi,strategi pembelajaran,Kendari,cv shadra,2009,hal:69-81.

Anda mungkin juga menyukai