Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Konsep, Tahapan dan Penerapan Pendekatan dalam


Pembelajaran IPA SD
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penidikan IPA

Dosen Pengampu: Aan Widiyono, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh: Kelompok 2

1. Afsari Amalia Risqi (211330000736)


2. Ulil Hikmah (211330000758)
3. Adina Putri Pratiwi (211330000759)
4. Yuliana (211330000775)
5. Dina Aulia Firnanda (211330000776)
6. Anggun Clarisa Yuliani ( 211330000779)
7. Nailil Muna (211330000780)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASSAR

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Dengan menyebut nama Allah Swt yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
melimpajkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan benar.

Makalah yang berjudul “Konsep, Tahapan dan Penerapan Pendekatan


dalam Pembelajaran IPA SD” ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi mahasiswa ataupun pembaca serta dapat memenuhi harapan dari
Bapak dosen yang ingin mengetahui hasil dari pemahaman mahasiswa dalam
penulisan makalah ini. Kami selaku penyusun makalah mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada Bapak Aan Widiyono S.Pd.,
M.Pd. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Pendidikan IPA yang telah
memberikan kelapangan dalam membimbing kami dalam proses pembuatan
makalah ini.

Kami merasa masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan kata,
kalimat ataupun bahasanya. Oleh sebab itu, kami mengharap kritik dan saran dari
semua pihak agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata, kami sebagai
penulis berharap semoga makalah tentang “Konsep, Tahapan dan Penerapan
Pendekatan dalam Pembelajaran IPA SD” ini dapat memberikan manfaat dan
motivasi terhadap pembaca.

Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Jepara, 1 April 2023

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Makalah............................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Pendekatan dalam Pembelajaran IPA.........................................3
B. Tahapan-tahapan Pendekatan Dalam Pembelajaran IPA..............................6
C. Penerapan Pendekatan Dalam Pembelajaran IPA.......................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................13
A. Simpulan.....................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu cabang ilmu
pengetahuan dalam dunia pendidikan yang memiliki tujuan untuk
mengembangkan daya nalar, analisis serta pemecahan masalah. Segala
sesuatu yang berkaitan dengan permasalahan alam hamper seluruhnya
berkaitan dengan IPA. Siswa sangat penting diarahkan untuk memahami
IPA, hal ini dikarenakan IPA sangat erat hubungannya dengan lingkungan
sekitar. Menurut Djojosoediro (2011, hlm 18) IPA merupakan sebuah
cabang ilmu melalui proses eksperimen dengan menggunakan metode
ilmiah.

Pembelajaran IPA dalam pelaksanaannya masih didapatkan beragam


permasalahan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang masih
tergolong rendah pada mata pelajaran IPA. Kemampuan siswa dalam
mencari tahu dan membuktikan konsep yang ada masih rendah.
Kebanyakan siswa mempelajari materi IPA dengan cara menghafal bukan
dengan cara dipahami, hal inilah yang menyebabkan ingatan siswa
mengenai materi IPA lebih mudah hilang. Pembelajaran IPA masih
menggunakan metode lama seperti metodee ceramah serta metode tanya
jawab yang menyebabkan siswa mudah jenuh dalam proses pembelajaran.
Hal tersebut dapat mempengaruhi minat belajar siswa tehadap mata
pelajaran IPA dan berakibar pada hasil belajar siswa tidak sesuai harapan.

Guru merupakan seseorang yang memiliki peran penting dalam


mengatasi permasalahan tersebut dengan menerapkan strategi mengajar
yang benar. Guru diharapkan dapat menekankan proses belajar
dibandingkan hasil, serta melibatkan siswa secara langsung dalam

1
pembelajaran (Ardiawan, 2017). Guru perlu merubah strategi belajar
mengajar dengan menggunakan pendekatan konseptual. Dengan
pendekatan konseptual, diharapkan siswa dapat mengoptimalkan potensi
yang dimiliki. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru adalah
dengan menggunakan beragam pendekatan seperti pendekatan
keterampilan proses, pendekatan konsep, pendekatan discovery ddan
pendekatan inkuiri.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan empat pendekatan dalam pembelajaran
IPA SD?
2. Apa saja tahapam keempat pendekatan dalan pembelajaran IPA SD?
3. Bagaimana penerapan keempat pendekatan dalam pembelajaran IPA
SD?

C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan makalah ini sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari berbagai pendekatan dalam
pembelajaran IPA SD
2. Untuk mengetahui tahapan dalam pendekatan pembelajaran IPA SD
3. Untuk mengetahui penerapan pendekatan dalam pembelajaran IPA SD

D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan makalah diatas, dapat diambil manfaat dari
penulisan makalah ini yaitu:
1. Bagi penulis makalah, makalah ini sebagai kajian awal untuk penulisan
selanjutnya
2. Bagi pembaca, makalah ini dapat bermanfaat sebagai sumber
pengetahuan mengenai konsep, tahapan dan penerapan pendekatan
dalam pembelajaran IPA SD.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan dalam Pembelajaran IPA


Ilmu Pengetahuan Alam, biasa disingkat IPA merupakan kegiatan
manusia berupa pengetahuan, gagasan dari konsep yang mengorganisasi
tentang alam, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses
ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan ddan menguji gagasan-
gagasan. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah yang didefinisikan. GBPP
2004) Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh
para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari
penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah
merumuskan masalah, marumuskan hipotesis, merancang eksperimen,
mengumpulkan data, menganalisis data dan akhirnya menyimpulkan. Dari
sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains ialah
kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas. Berikut ini
adlah 4 pendekatan dalam IPA sebagai berikut:

1. Pendekatan Keterampilan Proses


Proses adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada
proses belajar, aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam
memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dari pengertian tersebut,
yang meliputi keterlibatan fisik, mental dan sosial peserta didik dalam
proses pembelajaran, untuk mencapai suatu tujuan. Menurut SSemi
awan (1985; 18) pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan
belajar yang mengembangkan keterampilan memproseskan perolehan,
anak akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan
konsep, selain itu menumbuhkan dan mnegmbangkan sikap dan nilai

3
yang diharapkan. Pendekatan keterampilan proses memiliki tujuan
agar aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh
pengetahuan, keterampilan, nilai sikap, serta menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari dan ddapat mengembangkan sendiri fakta dan
konsep, selain itu menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai
yang diharapkan.
2. Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep merupakan salah satu pendekatan yang sering
digunakan oleh para guru. Melalui pendekatan konsep, guru
membimbing dan mengarahkan siswa untuk memahami suatu topik
dengan cara memahami konsep-konsep yang terkandung dalam topik
tersebut. Semua kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran
diarahkan padda penguasaan konsep dan sub konsep dalam topik
tersebut. Penggunaan pendekatan konsep berarti bahwa semua
kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran nantinya guru bisa saja
menggunakan satu atau beberapa metode pembelajaran yang sesuai,
misalnya metode ceramah, metode widyawisata dan metode diskusi.
Hal penting yang perlu diperhatikan dalamm penggunaan pendekatan
konsep adalah bahwa apapun yang dilakukan, fokusnya adalah
pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang terkandung dalam
suatu topik/tema.
Konsep dimulai dengan memperkenalkan benda konkret,
berkembang menjadi simbol sehingga menjadi abstrak yang berupa
ucapan atau tulisan yang mengandung konsep yang lebih kompleks.
Konsep yang kompleks memerlukan permunculan berulang kali dalam
satu pertemuan dalam kelas, didukung media atau sarana yang tepat.
Contoh: Kalau pengajar menjelaskan konsep “mata”, maka pembelajar
dapat memperlihatkan mata mereka secara konkret. Pengajar bertanya,
“Dimana matamu?, Apa gunanya mata?, Berapa matamu?”. Dan
pertanyaan-pertanyaan ini pembelajar dapat menghubungkan benda
konkret dengan fungsinya dan kegiatannya.

4
3. Pendekatan Discovery
Discovery learning adalah salah satu bentuk pendekatan dalam
proses pembelajaran yang menitikberatkan pada peserta didik (Buana
2017). Pada pendekatan ini diharapkan peserta didik dapat
mengumpulkan informasi yang dibutuhkan secara mandiri, agar dapat
menambah pengetahuan serta dapat tercapai. Pendekatan discovery
juga dapat diartikan sebagai model pembelajaran yang fokus terhadap
pemahaman konsep, arti dan hubungan untuk mengambil sebuah
kesimpulan dari materi pelajaran yang telah diajarkan oleh guru.
Tujuan dari pendekatan discovery adalah membantu siswa dalam
berbagai informasi ataupun mendengarkan ide dari orang lain serta
mencari materi pelajaran secara mandiri.
Model pembelajaran discovery learning ditandai dengan suasana
yang berbeda, dimana guru hanya memberikan penjelasan kepada
peserta didik lebih sedikit dibandingkan dengan model pendekatan
lain. Dalam pendekatan ini peserta didik secara andiri mencari
pengetahuan serta menguasai keterampilan dalam proses pembelajaran.
Artinya dalam hal ini guru bersifat pasif serta tidak begitu dominan
dalam kelas, peserta didik dituntut untuk lebih aktif mencari bahan
materi pembelaajaran agar dapat menguasai pelajaran.
4. Pendekatan Inkuiri
Inkuiri yang dalam bahasa inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau
pemeriksaan, penyelidikan. Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,
analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya
dengan penuh percaya diri. Inkuiri merupakan seni bertanya IPA
tentang gejala alam dan menemukan jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan tersebut. Inkuiri melibatkan observasi, melakukan
pengukuran, berhipotesis, membangun teori, merencanakan
penyelidikan, bereksperimen dan refleksi. Inkuiri ilmiah merujuk pada

5
berbagai strategi saintis untuk mempelajari gejala alam dan mencoba
menjelaskan berdasarkan bukti yang diperoleh dari observasi
sebagaimana juga dari aktivitas/kegiatan siswa.
Mudjiono & Dimyati mengemukakan bahwa pendekatan inkuiri
adalah pola belajar-mengajar yang dirancang untuk melatih siswa
melakukan proses meneliti. Penelitian itu dapat terjadi bila siswa
dihadapkan pada masalah yang mengandung tantangan intelektual
secara bebas, terarah ke dalam kegiatan meneliti untuk memperoleh
pengetahuan. Menurut Barlia, inkuiri pada hakekatnya bertujuan untuk
membimbing anak didik agar dapat “mencari sesuatu oleh dan untuk
dirinya sendiri”, sedangkan menurut Sri Anifah inkuiri merupakan
merupakan metode mengajar dimana murid dilatih mengemukakan
persoalannya sendiri terhadap sesuatu masalah yang dihadapi dan
dilatih menyelesaikan persoalan itu. Guru tidak memberi tahu kepada
murid apakah penyelesaian masalah itu benar atau salah, melainkan
bagaimana caranya guru membimbing proses penyelesaian masalah
tersebut sehingga murid dapat mengetahui sendiri kebenaran atau
kesalahan hassil penyelesaian tersebut. Dalam pendekatan
pembelajaran inkuiri, siswa dirancang untuk terlibat dalam melakukan
inkuiri, terpusat pada siswa dan siswa meenjadi aktif.

B. Tahapan-tahapan Pendekatan Dalam Pembelajaran IPA


1. Langkah-Langkah Pendekatan Keterampilan Proses
Berikut ini adalah langkah-langkah melaksanakan keterampilan proses:
a. Pendahuluan atau pemanasan
1. Pengulasan atau pengumpulan bahan yang pernah dialami
peserta didik yang ada hubungannya dengan bahan yang
akan diajarkan.
2. Kegiatan menggugah dan mengarahkan peserta didik
dengan mengajukan pertanyaan, pendapat dan saran,
menunjukkan gambar atau benda lain yang berhubungan
dengan materi yang diajarkan.

6
b. Pelaksanaan proses belajar mengajar atau bagian inti
1) Menjelaskan bahan pelajaran yang diikuti peragaan,
demonstrasi, gambar, model bagan yang sesuai dengan
keperluan.
2) Merumuskan hasil pengamatan dengan merinci,
mengelompokkan atau mengklasifikasikan materi
pembelajaran yang diserap dari kegiatan pengamatan
terhadap bahan pelajaran.
3) Menafsirkan hasil pengelompokkan itu dengan
menunjukkan sifat, hal dan peristiwa yang terkandung pada
tiap-tiap kelompok.
4) Meramalkan sebab akibat kejadian perihal atau peristiwa
lain yang mungkin terjadi di waktu lain atau mendapat
suatu perluasan yang berbeda.
5) Menerapkan pengetahuan, keterampilan, sikap yang
ditentukan atau diperoleh dari kegiatan sebelumnya pada
keadaan atau peristiwa yang baru atau berbeda.
6) Merencanakan penelitian, dengan percobaan sehubungan
masalah yang belum terselesaikan.
7) Mengkomunikasikan hasil kegiatan pada orang lain dengan
diskusi, ceramah, mengarang ddan lain-lain.
2. Tahapan dalam pendekatan konsep
Langkah-langkah mengajar dengan pendekatan konsep melalui 3 tahap
yaitu:
a. Tahap enaktif
Dimulai dari:
1. Pengenalan benda konkret
2. Menghubungkan dengan pengalaman lama atau pengalaman
baru
3. Pengamatan, penafsiran tentang benda baru.

7
b. Tahap Simbolik
Dengan memperkenalkan:
1. Simbol, lambing, kode, seperti angka, huruf, kode, seperti
(?,=,/)
2. Membandingkan antara contoh dan non contoh untuk
menangkap apakah siswa cukup mengerti adkan ciri-cirinya.
3. Membandingkan antara contoh dan non contoh untuk
menangkap apakah siswa cukup mengerti akan ciri-cirinya
4. Memberi nama, istilah, serta definisi.
c. Tahap Ikonik
Tahap ini adalah penguasaan konsep secara abstrak, seperti:
menyebut nama, istilah definisi, apakah siswa sudah mampu
mengatakannya.
3. Tahapan dalam keterampilan discovery
Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan discovery adalah sebagai berikut:
a. Simulation (simulasi atau pemberian rangsangan).
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah peserta didik
dihadapkan pada sesuatu yang dapat menumbuhkan rasa ingin
tahunya. Kemudian dilanjutkan dengan tidak menyimpulkannya
sendiri, sehingga timbul keinginan untuk melakukan penyelidikan.
b. Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah)
Setelah adanya simulation, selanjutnya seorang guru akan
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi
masalah tersebut kemudian peserta didik merumuskan masalah
tersebut menjadi sebuah hipotesis atu dugaan sementara sebelum
melakukan pembuktian.
c. Data collection (pengumpulan data)
Ketika proses identifikasi masalah berlangsung guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sebanyak-banyaknya agar dapat membuktikan

8
hipotesis dengan benar. Pada langkah ini memiliki fungsi untuk
menjawab pertanyaan yang ada serta menjawab kebenaran dari
hipotesis. Kesimpulannya pada tahapan ini peserta didik diberikan
kesempatan untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya,
membaca literature, mengamati objek, melakukan waancara dan
melakukan uji coba sendiri.
d. Data processing (pengolah data)
Langkah ini merupakan kegiatan untuk mengolah data atau
informasi yang diperoleh peserta didik baik melalui observasi,
wawancara dan lain sebagainya. Data processing juga bisa disebut
sebagai pengkodean yang berfungsi untuk generalisai. Dengan
adanya generalisai maka peserta didik mendapat pengetahuan baru
serta dapat membuktikan permasalahan dengan logis.
e. Verification atau pembuktian
Tahapan ini memiliki tujuan supaya proses pembelajaran
dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila seorang guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep,
teori, aturan serta pemahaman yang peerta didik temukan dalam
kehidupan sehari-hari.
f. Generalization (menarik kesimpulan)
Tahapan generalization adalah sebuah proses dalam
menarik kesimpulan yang dijadikan sebagai prinsip secara umum
dan berlaku untuk kejadian hama.
4. Tahapan dalam keterampilan inkuiri
Trianto dalam bukunya yang berjudul “Mendesain Pembelajaran
Kontekstual (Contextual Teaching and learning) di kelas” membagi
inkuiri menjadi beberapa siklus yang tediri dari:
a. Observasi (Observation)
b. Bertanya (Questioning)
c. Mengajukan (Hypothesis)
d. Pengumpulan data (Data gathering)

9
e. Penyimpulan (Conclussion)

C. Penerapan Pendekatan Dalam Pembelajaran IPA


1. Pendekatan Pendekatan Keterampilan Proses
Penerapan pendekatan keterampilan proses dalam mata pelajaran
IPA contohnya adalah dengan melaukan eksperimen atau percobaan,
seperti contohnya adalah ketika peserta didik melakukan eksperimen
atau percobaan. Contoh kegiatan yang dilakukan seperti pada saat
percobaan dalam pembuatan magnet. Melakui pendekatan
keterampilan proses peserta didik aktif dalam proses pembelajran,
sehingga dalam mengikuti proses pembelajaran peserta didik memiliki
ketertarikan dan semangat yang tinggi serta dapat meningkatkan daya
ingat peserta didik.
2. Penerapan Pendekatan Konsep
a. Tahap Enaktif
1. Pengajar memperlihatkan barang-barang yang sering dipakai
orang sehari-hari untuk menutup badan dan perlengkapannya.
Pembelajar diminta mengamati dan menghubungkan dengan
apa yang pernah dialaminya atau barangkali ada kreasi baru.
2. Pengajar bertanya agar mendapat respons trentang barang-
barang tersebut. Apakah kamu pernah mengenakan barang
seperti ini, jawabannya ya atau tidak. Apakah kamu pernah
mengenakan barang seperti ini, jawabannya ya atau tidak.
Apakah barang-barang ini sambil diperagakan, dipakai di
badan, disebagian badan atau di seluruh badan serta dikaki, di
tangan atau di leher, jawwbannya “ya atau tidak”. Kegiatan ini
diulang-ulang sehingga jelas dan pembelajar ada yang
merespons betul da nada juga yang salah.
b. Tahap Simbolik
1. Pengajar memperlihatkan gambar tentang barang-barang yang
ditunjukkan padda a dan b. Pembelajar menunjukkan dan
menyebut ciri-ciri khusus tiap-tiap benda tersebut, misalnya:

10
a. Terbuat dari: kain, kulit, plastic.
b. Bermacam-macam warna: putih, coklat.
c. Berbeda-beda model: berkerah.
2. Pengajar bersama pembelajar memberi sebuah nama atau
istilah. Gambar atau barang yang termasuk baju dan gambar
atau barang yang bukan baju tetapi sebagai pelengkap.
Pembelajar secara lisan dapat menyebut dengan nama dan
definisinya.
c. Tahap Ikonik
1) Pengajar menunjukkan tulisan “BAJU” pembelajar
mengucapkan “BAJU”.
2) Bila pengajar menyuruh seorang pembelajar, “Lipatlah baju
ini” maka pembelajar pun akan mengambil salah satu baju dan
dilipat. Ini pertanda bahwa pembelajar telah memiliki konsep.
3. Penerapan Pendekatan Discovery
Contoh dari penerapan pendekatan discovery learning pada
pembelajaran IPA dapat terlihat pada materi konsep listrik statis.
a. Pada tahap simulation (pemberian rangsangan) pada tahap ini guru
memusatkan perhatian peserta didik pada topic kelistrikan pada
saraf dengan cara mengajak peserta didi untuk memukulkan
sikunya pada meja.
b. Pada tahap identifikasi masalah guru memberikan kesempatan
pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
masalah yang berkaitan dengan kelistrikan pada saraf sampai
dengan muncul pertanyaan dari peserta didik lalu peserta didik
diminta untuk merumuskan hipotesis dari pertanyaan yang telah
mereka rumuskan tadi seperti
1. Mengapa kita merasakan ssakit pada saat siku dipukul ke meja?
2. Apakah saraf menanggapi rangsangan tersebu?
c. Pengumpulan data, pada tahap ini peserta didik mengumpulkan
informasi untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan.

11
Informasi tersebut diperoleh dai kegiatan membaca literature
tentang sel saraf pada manusia serta dapat juga diperoleh dari
mengamati gambar sel saraf manusia
d. Pengelolaan data, pada tahap ini peserta didik berdiskusi dengan
teman-temannya atas informasi yang telah dikumpulkan tadi
e. Pembuktian, pada tahap ini peserta didik membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis yang telah dirumuskan dengan cara disesuaikan
dengan informasi yang telah diperoleh
f. Menarik kesimpulan.
4. Penerapan Pendekatan Inkuiri
Pelaksanaan mata pelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri
dilaksanakan dalam tiga tahap kegiatan, yaitu: kegiatan awal, kegiatan
inti, kegiatan akhir. Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru adalah
mempersiapkan kondisi kelas utuk siap belajar dilanjutkan dengan
bedo’a, kemudian guru dan siswa bertanya jawab tentang benda-benda
yang terbuat dari logam-logam kemudian guru membangkitkan ingatan
peserta didik pada pembelajaran sebelumnya. Selanjutnya guru
menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti, proses
pembelajaran dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu, eksplorasi, elaborasi
dan konfirmasi. Pada kegiatan akhir, guru meminta siswa
mengemukakan hal-hal apa saja yang telah dipelajari, kemudian
membimbing siswa menyimpulkan pelajaran dan meminta siswa
mencatat hal-hal yang dirasa penting. Kemudian memberikan tindak
lanjut.

12
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
Pembelajaran IPA dalam pelaksanaanya masih didapatkan beragam
permasalahan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang tergolong
masih rendah. Banyak guru yang masih menggunakan metode mengajar
yang monoton merupakan salah satu faktor yang menyebabkan hasil
belajar peseta didik dalam pembelajaran IPA masih kurang maksimal.
Guru perlu merubah strategi belajar mengajar dengan menggunakan
pendekatan konseptual. Dengan pendekatan konseptual, diharapkan siswa
dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan oleh guru adalah dengan menggunakan beragam pendekatan
seperti pendekatan keterampilan proses, pendekatan konsep, pendekatan
discovery dan pendekatan inkuiri.

Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan belajar yang


mengembangkan proses ketika anak memperoleh sesuatu sehingga dapat
menemukan dan mengembangkan fakta dan konsep sehingga sikap dan
nilai yang diharapkan dapat muncul. Pendekatan konsep adalah
pendekatan yang mengarahkan peserta didik agar dapat menguasai konsep
dengan benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep.
Pendekatan discovery adalah pendekatan yang menekankan siswa agar
ikut serta dalam pembelajaran. Serta pendekatan inkuiri adalah pendekatan
yang menekankan siswa untuk berpikir secara logis, kritis dan analisis
dalam memecahkan massalah.

B. Saran
Pemakalah menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Maka penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan makalah ini untuk
masa yang akan dating. Saran kami sebaiknya seorang guru dapat
menggunakan metode mengajar yang lebih beragam lagi agar proses

13
pembelajaran menjadi menyenangkan. Guru juga dapat menggunakan
pendekatan dalam proses pembelajaran IPA seperti pendekatan
keterampilan proses pendekatan konsep, pendekatan discovery dan
pendekatan inkuiri. Sehingga diharapkan nantinya hal ini dapat
memperbaiki hasil belajar siswa lebih baik dari sebelumnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

15

Anda mungkin juga menyukai