Anda di halaman 1dari 15

METODE-METODE PEMBELAJARAN IPA

PROBLEM SLOVING DAN PROJECT

Dosen pengampuh :
Irman Kudus, S.Pd., M.Sc

Disusun Oleh
Rachel Maryam (032301112)
Annisa (032301168)
Bela Man'nuri Gaiful (032301043
Nur Hasrina Zuhur ( 032301101)
Meisya (032301016)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
2024
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Taufik dan Hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Makalah ini .

Tak lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Besar Muhammad SAW yang di utus Allah SWT kepada umat manusia dan
mebawanya dari alam kegelapan ke iman yang terang benderang.

Makalah yang disusun penyusun dengan judul “Metode Pembelajaran


IPA” adalah salah satu tugas Mata Kuliah. Dalam penulisan Makalah ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan mengingat kemampuan penyusun masih
sangat terbatas, baik pengetahuan maupun kemampuan material. Namun
berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, terutama dorongan
internal dari pribadi penyusun akhirnya Makalah ini dapat diselesaikan.

Akhir kata, penyusun mengucapkan semoga Makalah ini bermanfaat


bagi kita semua, Amin.

Baubau, 10 Januari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar.....................................................4


B. Metode Pembelajaran Problem Sloving ...............................................5
C. Metode Pembelajaran Proyek................................................................7
D. Penerapan Metode Pebelajaran Problem Sloving Dan Proyek Pada
Pembelajaran Ipa Di Sekolah Dasar......................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................12
B. Saran.........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses kegiatan belajar mengajar di sekolah akan berjalan dengan efisien


dan efektif apabila siswa memiiki motivasi yang tinggi. Minat belajar siswa
merupakan bagian dari motivasi. Salah satu motivasi yang ditunjukkan ketika
minat belajar siswa di dalam kelas untuk mengikuti pelajaran. Siswa yang
memiliki minat akan terlihat lebih aktif misalnya memperhatikan pelajaran,
melaksanakan instruksi guru, aktif melakukan kegiatan yang diberikan guru, aktif
bertanya kepada guru, dan tertib dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Siswa sebagai makhluk individu, sosial dan sebagai warga negara perlu
mengembangkan diri untuk dapat hidup ditengah-tengah masyarakat, apalagi
diikuti reformasi yang menuntut perubahan di segala bidang kehidupan manusia,
baik di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan Hankam. Salah satu cara yang
ditempuh adalah dengan meningkatkan kemampuan wawasan, keterampilan
berpikir kritis (critical thinking skill) dan pemahaman serta mampu mensikapi
terhadap segala sesuatu yang dialami dan dihadapi dalam kehidupannya.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan setiap


pihak untuk dapat memperoleh informasi secara melimpah, cepat dan mudah dari
berbagai sumber dan tempat di dunia ini. Selain perkembangan yang pesat,
perubahan yang terjadi dengan pesat karena diperlukan kemampuan dan
keterampilan serta sikap dalam memperoleh, mengelola dan memanfaatkan
informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan
kompetitif. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran antara lain keterampilan
berpikir sistematis, logis, kritis dan berpikir abstrak yang dapat dikembangkan
salah satunya melalui pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam).

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah penguasaan kumpulan


pengetahuan yang berupa faktafakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

1
tetapi juga merupakan suatu proses dan produk. Dalam hubungannya dari definisi
IPA diatas diharapkan dalam kondisi kehidupan yang serba berubah dengan
sangat cepat seperti sekarang ini, kerap kali pengetahuan yang dimiliki tidak dapat
diterapkan untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul. Oleh karena itu dalam
pendidikan IPA siswa diharapkan memiliki kemampuan yang diperlukan yang
salah satunya yaitu kemampuan berpikir kritis dan kreatif, keterampilan
memecahkan masalah dan mengambil keputusan. Sehingga perlu adanya
kepekaan terhadap masalah yang muncul dalam masyarakat dan kejelian untuk
mengidentifikasi masalah serta merumuskannya secara tepat.

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan guru dapat menerapkan metode


pembelajaran yang dapat meningkatkan berpikir kritis siswa, yaitu metode yang
dapat memaksimakan partisipasi peserta didik dalam pembelajaran IPA, yaitu
metode yang lebih banyak melibatkan siswa akan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengembangkan berpikir kritisnya baik melalui pemahaman
maupun aktivitasnya di kelas. Salah satu metode yang dapat diterapkan untuk
mencapai tujuan di atas adalah metode pembelajaran dengan menggunakan
metode pembelajaran problem solving dan metode project

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pembelajaran IPA di Sekolah Dasar?


2. Bagaimana metode pebelajaran problem sloving?
3. Bagaimana metode pembelajaran proyek?
4. Bagaimana penerapan metode pebelajaran problem sloving dan proyek pada
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pembelajaran IPA di Sekolah Dasar?


2. Untuk mengetahui metode pebelajaran problem sloving?
3. Untuk mengetahui metode pembelajaran proyek?

2
4. Untuk mengetahui penerapan metode pebelajaran problem sloving dan
proyek pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Pembelajaran merupakan salah satu tindakan edukatif yang dilakukan di


dalam kelas. Tindakan dapat dikatakan bersifat edukatif bila berorientasi pada
pengembangan pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Guru dituntut untuk
mengembangkan semua aspek tersebut. Dengan demikian guru harus
berkompeten dalam mengembangkan suatu pembelajaran. Metode pembelajaran
yang tepat akan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Metode belajar yang
cocok dan efisien adalah yang mencakup kesesuaian antara situasi belajar anak
dengan situasi kehidupan nyata dimasyarakat. Selanjutnya menemukan ciri
esesnsial dari situasi kehidupan yang berbeda akan meningkatkan kemampuan
menalar, aktif dan kreatif.

Metode belajar yang cocok terhadap pembelajaran IPA untuk anak SD


adalah pembelajaran secara langsung (learning by doing). Metode pembelajaran
ini memperkuat daya ingat dan biaya yang murah karena menggunakan media
belajar yang ada di lingkungan anak sendiri.

Menurut Peaget (Usman Samantowa, 2006:12), pengalaman langsung


memegang peranan penting sebagai pendorong penting lajunya perkembangan
kognitf anak. Pengalaman langsung anak terjadi secara spontan sejak lahir sampai
anak berusia 12 tahun. Efisiensi pengalaman langsung tergantung pada konsistensi
antara hubungan metode dan objek dengan tingkat perkembangan kognitif anak.
Anak akan siap untuk mengembangkan konsep tertentu hanya bila anak telah
memiliki struktur kognitif (skemata) yang menjadi prasyaratnya yakni
perkembangan kognitif yang bersifat hirarkis dan integratif. Jika metode dan
objeknya tepat akan meningkatkan minat belajar anak.

4
B. Metode Pembelajaran Problem Sloving

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana


yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal (Sanjaya, 2007 : 145). Metode pembelajaran merupakan cara atau
teknik yang digunakan pendidik dalam melakukan interaksi dengan peserta didik
pada saat proses pembelajaran berlangsung secara bervariasi dalam proses
pembelajarannya. Langkah-langkah pembelajaran dalam urutan kegiatan
pembelajaran, disarankan menggunakan satu atau dua kombinasi dari beberapa
metode pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mencapai pembelajaran yang
ditetapkan.

Metode pembelajaran sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai


tujuan pembelajaran. Pendidik dalam melaksanakan pembelajaran harus fleksibel
dalam menentukan metode pembelajaran mana yang harus digunakan.Menurut
Edgar B. Wesley dan Stanley yang dikutip Abdul Azis. W menyatakan metode
mengajar adalah kata yang digunakan untuk menandai rangkaian kegiatan yang
diarahkan oleh guru yang hasilnya adalah belajar pada siswa. Dan metode
mengajar dapat diartikan sebagai proses atau prosedur yang hasilnya adalah
belajar atau dapat pila merupakan alat melalui makna belajar menjadi aktif
(Majid, 2008 : 142 )

Walaupun banyak metode pembelajaran, tidak dapat dianggap bahwa


metode pembelajaran tertentu paling baik, karena setiap metode pembelajaran
mempunyai karakterisristik tertentu. Metode pembelajaran yang dipilih harus di
dasarkan kepada kajian hasil, karena metode pembelajaran yang digunakan
berkaitan dengan tujuan pembelajaran.

Dari uraian di muka dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara yang
dilakukan dalam proses belajar dan mengajar, sehingga guru dalam menggunakan
metode yang variatif dapat saling melengkapi kekurangan dalam suatu metode
agar tujuan pembelajaran tercapai dan pembelajaran yang dilakukan tidak
membosankan.

5
Metode pemecahan masalah (problem solving) merupakan cara
memberikan pengertian dengan menstimulasi anak didik untuk memperhatikan,
menelaah dan berpikir tentang suatu masalah untuk selanjutnya menganalisis
masalah tersebut sebagai upaya untuk memecahkan masalah. Menurut (Syaiful
Bahri dan Aswan Zain, 2006 : 92 ) ; menjelaskan bahwa metode problem solving
(metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga
merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat
menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai
kepada menarik kesimpulan.

Menurut Janawi (2013:213) Model pembelajaran Problem Solving


merupakan pembelajaran dimana peserta didik dihadapkan pada kondisi
bermasalah. Ngalimun (2014:164) berpendapat bahwa Problem Solving adalah
mencari atau menemukan cara penyelesaian suatu persoalan yang belum diketahui
cara menyelesaikannya baik secara individu maupun secara kelompok.

Aris Shoimin (2014: 136) mengemukakan bahwa model pembelajaran


Problem Solving merupakan model pembelajaran yang menonjolkan suatu
keterampilan yang meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisis
situasi, dan mengidenfikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif
sehingga dapat mengambil suatu tindakan keputusan untuk mencapai sasaran

Penggunaan metode ini dengan mengikuti langkah-langkah sebagai


berikut:

a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh
dari siswa dan sesuai taraf kemampuannya.
b. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti,
bertanya, berdiskusi, dan lain-lain.
c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini
tentu saja didasarkan kepada data yang diperoleh, pada langkah kedua di
atas.

6
d. Menguji kebenaran jawaban sementara. Dalam hal ini siswa harus
berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul cocok. Apakah sesuai
dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji

Menurut Aris Shoimin (2014: 137-138) model pembelajaran Problem


Solving memiliki kelebihan antara lain sebagai berikut.
a) Dapat membuat peserta didik lebih menghayati kehidupan sehari-hari.
b) Dapat melatih dan membiasakan para peserta didik untuk menghadap dan
memecahkan masalah secara terampil.
c) Dapat mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik secara kreatif.
d) Peserta didik sudah mulai dilatih untuk memecahkan masalahnya.
e) Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
f) Berfikir dan bertindak kreatif

C. Metode Pembelajaran Berbasis Proyek

Metode pembelajaran berbasis proyek menurut Buck Institute for


Education (M. Hosnan, 2014: 320) merupakan suatu metode pembelajaran
sistematis yang melibatkan siswa dalam belajar ilmu pengetahuan dan
keterampilan melalui proses penyelidikan terhadap masalah-masalah nyata dan
pembuatan berbagai karya yang dirancang secara hati-hati. Sedangkan menurut
Ridwan Abdullah Sani (2014: 172) merupakan belajar mengajar yang melibatkan
siswa untuk mengerjakan sebuah proyek yang bermanfaat untuk menyelesaikan
permasalahan masyarakat atau lingkungan. Permasalahan yang dikaji merupakan
permasalahan yang komplek dan membutuhkan penguasaan berbagai konsep atau
materi pelajaran dalam upaya penyelesaiannya. Dari berbagai keterangan tersebut
dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran berbasis proyek merupakan
metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
pengumpulan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Metode pembelajaran berbasis
proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan

7
pelajaran dalam melakukan investigasi dan memahaminya. Metode pembelajaran
berasis proyek adalah metode pengajaran yang mengikutsertakan pelajaran ke
dalam pembelajaran pengetahuan dan keahlian yang kompleks, pertanyaan yang
autentik dan perancangan produk dan tugas.
Menurut Anita (M. Hosman,2014: 329) bahwa langkah-langkah
pembelajaran berbasis proyek dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu:
1) Tahapan perencanaan proyek
Adapun langkah-langkah perencanaan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
b. Menentukkan topik yang akan dibahas
c. Mengelompokan siswa dalam kelompok-kelompok kecil berjumlah 4
orang dengantingkat kemampuan beragam
d. Merencang dan menyusun LKS
e. Merancang kebutuhan sumber belajar
f. Menetapkan rancangan penilaian
2) Tahap pelaksanaan
Siswa dalam masing-masing kelompok melaksanakan proyek dengan
melakukan investigasi atau berpikir dengan kemampuannya berdasarkan pada
pengalaman yang dimiliki. Kemudian diadakan diskusi kelompok. Sementara
guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dengan betindak sebagai
fasilitator.
3) Tahap penilian
Pada tahap ini, guru melakukan evaluasi terhadap hasil kerja masing –
masing kelompok. Berdasarkan penilaian tersebut, guru dapat membuat
kesimpulan apakah kegiatan tersebut perlu diperbaiki atau tidak, dan bagian mana
yang perlu diperbaiki.
Pengimplementasian pembelajaran berbasis proyek tidak terlepas dari
kurikulum, pertanggungjawaban, realism, belajar aktif, umpan balik, pengetahuan
umum, pertanyaan yang memacu, investigasi konstruktif, serta otonomi.
Adapun kelebihan dari penggunaan pembelajaran berbasis proyek menurut
Muliawati (Indah Susilowati, 2013: 85) adalah sebagai berikut:

8
1. Meningkatkan motivasi. Laporan-laporan tertulis tentang proyek banyak
yang mengatakan bahwa siswa tekun sampai lewat batas waktu, berusaha
keras dalam mencapai proyek.
2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Penelitian pada
pengembangan keterampilan kognitif tingkat tinggi siswa menekankan
perlunya bagi siswa untuk terlibat di dalam tugas-tugas pemecahan
masalah dan perlunya untuk pembelajaran khusus pada bagaimana
menemukan dan memecahkan masalah. Banyak sumber yang
mendeskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek membuat siswa
menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang
kompleks.
3. Meningkatkan kolaborasi. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek
memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikan keterampilan
komunikasi. Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran
informasi adalah aspek-aspek kolaboratif dari sebuah proyek. Teori-teori
kognitif yang baru dan konstruktivistik menegaskan bahwa belajar adalah
fenomena sosial , dan bahwa siswa akan belajar lebih di dalam lingkungan
kolaboratif.
4. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber. Bagian dari menjadi siswa
yang independen adalah bertanggungjawab untuk menyelesaikan tugas
yang kompleks. Pembelajaran berbasis proyek yang diimplementasikan
secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam
mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber
lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

D. Penerapan Metode Problem Sloving dan Proyek Dalam Pembelajaran


IPA

Penerapan model pembelajaran Problem Solving cocok diterapkan pada


pelajaran IPA di SD terutama di kelas tinggi. Menurut Anjrah Setyarka (2016:2)
Model Problem Solving yang diterapkan sesuai dengan karakteristik siswa kelas

9
V yang sudah berfikir secara sistematis, gemar menyelidiki, mencoba, dan
bereksperimen berkaitan benda dan peristiwa yang konkret”. Siswa kelas tinggi
juga memiliki sifat rasa ingin tahu yang tinggi dengan menerapkan logika berfikir
yang dimilikinya. Anjrah Setyarka dalam Susanto (2016:3) “Siswa kelas V berada
dalam tahap operasional konkret, banyak aspek yang berkembang pada diri anak
seperti aspek fisik, sosial, emosional, moral, dan anak mulai berfikir logis dan
sitematis untuk mencapai pemecahan masalah”.

Pembelajaran Problem Solving pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan


Alam dalam penelitian (Dewi Lestari. 2017:48) menyimpulkan bahwa
pembelajaran IPA siswa kelas V SD 1 Petir yang diajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran Problem Solving efektif karena siswa terlibat langsung dalam
proses pembelajaran. Model pembelajaran Problem Solving juga dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

Sejalan dengan peryataan diatas, pembelajaran IPA tidak dapat diajarkan


semata dengan model ceramah. Pembelajaran IPA sebaiknya pembelajaran
dengan studentcentered, dimana siswa terlibat aktif dalam percobaan ilmiah. Hal
ini sejalan dengan model pembelajaran Project Based Learning (PJBL) dimana
model pembelajaran ini berpusat pada peserta didik, guru sebagai fasilitator dan
motivator dan dengan melibatkan kerja proyek berdasarkan permasalahan sebagai
langkah awalnya. Kemudian mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan
baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata dan merancang
Project Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang
dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan
pada pada era globalisasi saat ini.

Melalui pembelajaran dengan menggunakan model Project Based


Learning diharapkan peserta didik dapat meningkatkan kemampuannya dalam
memecahan masalah proyek, memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru
dalam pembelajaran serta lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang
kompleks dengan hasil produk nyata terutama dalam pembelajaran IPA.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Penerapan model pembelajaran Problem Solving cocok diterapkan pada


pelajaran IPA di SD terutama di kelas tinggi. Menurut Anjrah Setyarka (2016:2)
Model Problem Solving yang diterapkan sesuai dengan karakteristik siswa kelas
V yang sudah berfikir secara sistematis, gemar menyelidiki, mencoba, dan
bereksperimen berkaitan benda dan peristiwa yang konkret”. Siswa kelas tinggi
juga memiliki sifat rasa ingin tahu yang tinggi dengan menerapkan logika berfikir
yang dimilikinya.

Melalui pembelajaran dengan menggunakan model Project Based


Learning diharapkan peserta didik dapat meningkatkan kemampuannya dalam
memecahan masalah proyek, memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru
dalam pembelajaran serta lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang
kompleks dengan hasil produk nyata terutama dalam pembelajaran IPA.

B. Saran

Penggunakan model pembelajaran Problem Solving dan proyek pada


sekolah dasar terutama pada pembelajaran IPA meningkatkan minat, motivasi dan
hasil belajar siswa. Model pembelajaran Problem Solving diterapkan pada materi
yang berkaitan dengan menganalisis atau memecahkan suatu masalah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Asih Widi Wisudawati & Eka Sulistyowati 2013. Metodologi Pembelajaran IPA.
Jakarta: PT Bumi Aksari

Usman Sumatowa. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks.

Dewi Lestari. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving Terhadap


Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD 1 Petir. PGSD.

Anjrah Setyarka. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Problem solving untuk


meningkatkan kemampuan menyelenggarakan soal cerita tentang pcahan
pada siswa kelas V SDN 1 Krakal.vol 4. Hlm.2-3.

Sani, Ridwan Abdullah. (2014). Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi


Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara

Tititri Suciani, 2017 Pemahanan Model Project based Learning sebagai kesiapan
praktik pengalaman lapangan (PPL) mahasiswa progam studi pendidikan
tata boga.Universitas Pendidikan

Wahyuni, S. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning


Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Mahasiswa Mata Kuliah
Kapita Selekta Matematika Pendidikan Dasar Fkip Umsu. Jurnal EduTech,
5(1), 84–88

12

Anda mungkin juga menyukai